Anda di halaman 1dari 58

BIODATA PESERTA

Nama Peserta :

Tempat, Tanggal Lahir :

Alamat :

No.Hp :

Email :

Stambuk :

Komisariat :

Cabang :

Tahun Maper :

Hobby :

Cita - cita :

Motto Hidup :

Motivasi Ikut LDK :

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 1


KATA SAMBUTAN

KETUA KOMISARIAT GMKI KOMS. FH USU MASA BAKTI 2022-2023

Shalom, Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala
Gerakan. Karna atas Berkat dan Rahmat-Nya kita masih dapat melanjutkan arak-arakan ini..
Selamat kepada para peserta yang telah dinyatakan lulus di LDK GMKI Komisariat
Fakultas Hukum USU. Sebagai organisasi pergerakan GMKI tidak terlepas dari yang
namanya “kaderisasi” Dalam kurikulum GMKI yang dirumuskan dalam Pola Dasar Sistem
Pendidikan Kader (PDSPK) 2006, LDK merupakan kaderisasi tingkat dasar yang tujuannya
untuk mempersiapkan kader yang siap memimpin di tiga medan layan GMKI. Kader GMKI
diharapkan dapat menjadi pemimpin yang membawa pengaruh bagi lingkungannya,
sederhananya dimulai dari lingkungan keluarga dan tidak hanya itu teman-teman juga akan
ditempah untuk menemukan versi terbaik dalam diri teman-teman dan menjadi pemimpin
yang dapat berpengaruh serta bermanfaat untuk orang lain..
Dan juga kami mengucapkan banyak terimakasih kepada tiap pihak yang ambil
bagian dalam menyukseskan kegiatan ini baik dari Pengurus Komisariat dan Panitia LDK
GMKI Koms. FH USU 2023 yang bersedia melayani dalam mempersiapkan dan
melaksanakan LDK ini dengan baik. Terimakasih juga kami ucapkan kepada para senior dan
seluruh civitas GMKI Koms. FH USU yang turut mendukung dan mendoakan kegiatan LDK
ini dari persiapan hingga pelaksanaannya.
Kami ucapkan banyak terimakasih kepada tiap pihak yang ambil bagian dalam
menyukseskan kegiatan ini baik dari Pengurus Komisariat dan Panitia LDK GMKI Koms.
FH USU 2023 yang bersedia melayani dalam mempersiapkan dan melaksanakan LDK ini
dengan baik. Terimakasih juga kami ucapkan kepada para senior dan seluruh civitas GMKI
Koms. FH USU yang turut mendukung dan mendoakan kegiatan LDK ini dari persiapan
hingga pelaksanaannya.
Demikian hal yang dapat saya sampaikan

Akhir kata,

Tinggi Iman..
Tinggi Ilmu..
Tinggi Pengabdian..
Ut Omnes Unum Sint, Shalom!

YUDHA CRISTOVANY MARBUN

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 2


KATA SAMBUTAN
KETUA LDK GMKI KOMISARIAT FH-USU 2023

Shalom...
Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!
Panjang umur perjuangan!

Terpujilah Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan karena kebaikan dan kemurahanNya
kita masih diberikan kesehatan dan kekuatan untuk bisa tetap berproses dan bergerak bersama
di organisasi kita ini, GMKI.

GMKI sebagai salah satu organisasi mahasiswa tertua, terbesar, dan juga memiliki pengaruh
di Indonesia, memiliki keinginan untuk para kadernya, salah satunya adalah menciptakan
kader yang berkualitas di medan layan GMKI. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
menciptakan para kader yang berkualitas adalah melalui program yang Latihan Dasar
Kepemimpinan (LDK). Dalam program ini, para kader diharapkan dapat menggali potensi
kepemimpinan yang ada di dirinya masing-masing. Namun, harapan dari saya pribadi untuk
para kader yang mengikuti LDK kali ini adalah para kader bukan hanya sebagai pemimpin
yang biasa saja, namun menjadi pemimpin yang di panggil dan di tetapkan oleh Tuhan Kita
Yesus Kristus Sang Kepala Gerakan. Pemimpin yang tidak Lelah untuk terus bekerja dan
berkarya sebagai perpanjangan tangan Tuhan ke masyarakat.

Menjadi pemimpin bukan hanya soal memangku jabatan yang strategis, menguasai
kompetensi yang mumpuni, atau memiliki kekayaan berlimpah, tetapi seseorang pemimpin
juga harus bisa menjadi pribadi yang dapat merangkul banyak orang dari berbagai kalangan
untuk dapat maju bersama sama. Pemimpin merupakan seorang yang dapat dijadikan
panutan, maka seagala ucapan dan tindak tanduknya akan mempengaruhi orang-orang yang
mengikutinya. Baik buruk para pengikutnya bergantung pada pimpinannya. Oleh karena itu
seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh kebaikan yang nyata.

Mari kita bersama-sama berjuang mengahadapi berbagai polemik zaman yang semakin hari
semakin kompleks. Untuk itu, kita sebagai seorang pemimpin muda haruslah bisa bersifat
inovatif, adaptif, dan transformative demi terwujudnya perubahan dan manfaat bagi banyak
orang.

Saya juga ingin menyampaikan terima kasih banyak kepada setiap pihak yang telah
membantu kami demi berjalannya program ini dengan baik dan lancar. Semoga setiap dari
kita yang mengikuti program LDK GMKI FH USU ini menemukan jawaban akan
pencariannya selama ini.

Akhir kata, Tinggi Iman. Tinggi ilmu. Tinggi pengabdian.

Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia! Panjang umur perjuangan!


Ut Omnes Unum Sint, Shalom!

IRFAN PARMONANGAN SIRAIT

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 3


Kontrak Belajar

Shalom!!!

Selamat datang dalam kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) GMKI


Komisariat FH-USU 2022 yang berlangsung mulai tanggal 30 April - 8 Mei 2022. Dalam
kegiatan ini seluruh peserta akan mengikuti kegiatan LDK yang terdiri dari beberapa sesi
Materi dengan tata tertib Wajib dipatuhi. Adapun yang menjadi tata tertib peserta LDK
selama kegiatan berlangsung adalah:

1. Peserta wajib hadir 15 Menit sebelum materi dimulai.


2. Selama mengikuti Materi, peserta wajib menggunakan pakaian rapi (tidak boleh
menggunakan kaos, celana pendek, dan sandal).
3. Peserta wajib mengenakan ATRIBUT yang telah ditentukan oleh panitia secara
lengkap dari awal hingga akhir kegiatan LDK.
4. Peserta wajib MENGIKUTI setiap kegiatan yang telah dijadwalkan oleh panitia LDK.
5. Peserta dilarang Merokok selama kegiatan LDK berlangsung.
6. Peserta wajib menjaga KEBERSIHAN, KEAMANAN dan KETERTIBAN selama
berlangsungnya acara LDK.
7. Peserta wajib mengumpulkan BARANG-BARANG ELEKTRONIK seperti HP, Tab,
ipad, iPod, dan Gadget lainnya kepada Panitia selama Materi berlangsung dan akan
langsung dikembalikan setelah Materi selesai.
8. Peserta wajib menerapkan protokol kesehatan selama di area Pelaksanaan LDK dan
membawa peralatan penunjang kesehatan pribadi seperti masker, hand sanitizer, dan
obat-obatan pribadi.
9. Peserta diharapkan menjaga kesehatan selama pelaksanaan LDK dari awal sampai
akhir.
10. Peserta yang melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang
ditetapkan panitia LDK.
11. Hal-hal yang belum tercantum dalam kontrak LDK ini akan diatur kemudian.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 4


ATRIBUT PESERTA

1. Tote Bag LDK


2. Buku Panduan
3. Alkitab
4. Pulpen LDK
5. Nametag
6. Notes
7. Papan ujian
8. Masker + Hand sanitizer

Catatan :
Smartphone/ gawai harap dibawa selalu dan dalam keadaan terisi baterai.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 5


RUNDOWN LDK 2022

Selasa, 18 April 2023


14.00 – 16.00 Technical Meeting
16.00 – 17.00 Upacara Pembukaan LDK
17.00 – Selesai Sharing Motivation

Rabu, 19 April 2023


14.00 – 19.30 Materi I: Falsafah Dasar Iman Kristen
19.30 - Pulang

Kamis, 20 April 2023


09.15 – 13.00 Materi II: Berfikir Metodologis
13.00 - 14.00 Istirahat Makan Siang
14.00 - 17.40 Materi III: Nilai-Nilai Dasar dan Konstitusi GMKI
17.40 - Pulang

Jumat, 21 April 2023


09.15 – 13.00 Materi IV: Manajemen Organisasi
13.00 - 14.00 Istirahat Makan Siang
14.00 - 17.40 Materi V: Kepemimpinan Kristen
17.40 - Pulang

Sabtu, 22 April 2023


09.15 – 13.00 Materi VI: Analisis Sosial
13.00 - 14.00 Istirahat Makan Siang
14.00 - 17.40 Materi VII: Pendidikan Politik
17.40 - Pulang

Minggu, 23 April 2023


06.00 – 12.30 Berangkat ke Wisma Methodist Parapat
13.00 - 16.00 Diskusi RTL
16.00 - 18.00 Kegiatan Outdoor
18.00 - Malam Keakraban

Senin, 24 April 2023


08.00 – 10.30 Pemaparan RTL
10.30 - 12.00 Ibadah Penutupan dan Upacara Penutupan
12.30 - Pulang

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 6


KIDUNG PUJIAN

1. “Ku Hidup Bagimu” 3. ”Ku di Bri Kuasa”


Yesus Kau kebenaran Ku di b‟ri kuasa dari Raja Mulia
Yang menyelamatkanku Menaklukkan musuh
Kau membrikan ku hidup Di bawah kakiku
Dan pengharapan Kupakai kuasa dari Raja Mulia
Ku ikut kehendakMu Bila Allah ada bersamaku
Ku perlu anugrahMu Siapa jadi lawanku
Kunyatakan janjiku kepadaMu Sungguh besar Kau Tuhanku
Engkau perisai hidupku
Kalau ku hidup Kau yang membri dengan iman
Ku hidup bagiMu Iman dalam Yesus Tuhan
Hatiku tetap Kau yang membri kemenangan
Tetap menyembahMu Ku bersorak merayakan
Dunia tak bisa menjauhkanku Terpujilah Engkau Raja s‟gala raja
Dari kasihMu
4. “Jangan Lelah”
S'lama ku hidup Jangan lelah
Ku hidup bagiMu Bekerja di ladangNya Tuhan
Mataku tetap Roh Kudus yang b‟ri kekuatan
Tetap memandangMu Yang mengajar dan menopang
Dunia tak bisa menjauhkanku Tiada lelah
Dari kasihMu Bekerja bersamaMu Tuhan
Yang selalu mencukupkan
2. ”Tetap Setia” Akan segalanya
Selidiki aku lihat hatiku Ratakan tanah bergelombang
Apakah ku sungguh mengasihiMu Yesus Timbunlah tanah yang berlubang
Kau yang Maha Tau dan Menjadi siap dibangun
Menilai hidupku Di atas dasar iman
Tak ada yang tersembunyi bagiMu

Tlah kulihat kebaikanMu


Yang tak pernah habis di hidupku
Kuberjuang sampai akhirnya 5. ”Saya Mau Iring Yesus”
Kudapati aku tetap setia Saya mau iringi Yesus
Saya mau iringi Yesus
Sampai slama lamanya
Meskipun saya susah
Menderita dalam dunia
Saya mau iring Yesus
Sampai slama lamanya

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 7


Aku ingin ikut Dikau dan mengabdi
6. “Jadikan Kami Satu” padaMu:
Kami rendahkan diri, dihadapanMu, Dalam Dikau, Jurus'lamat, 'ku bahagia
membawa hancur hati saat berseru, penuh!
agar kami saling melengkapi tubuhMu,
seperti Kau dan Yesus adalah satu VERSE 2
Jadikan kami satu, seperti kerinduanMu, Ikut Dikau di sengsara, kar'na janjiMu
agar dunia tahu, bukti nyata dari kasihMu, teguh:
sebelum kami pergi memberitakan atas kuasa kegelapan 'ku menang
kasihMu, bersamaMu.
mulailah dari kami lebih dulu,jadikan kami
satu VERSE 3
Ikut dan menyangkal diri, aku buang yang
7. “Mengikut Yesus Keputusanku” fana,
hanya turut kehendakMu dan padaMu
VERSE 1
berserah.
Mengikut Yesus, keputusanku
Mengikut Yesus, keputusanku
VERSE 4
Mengikut Yesus, keputusanku
Ikut dalam kesucian, lahir, batin yang
Ku tak ingkar, ku tak ingkar
bersih;
aku rindu mengikuti suri yang Engkau
VERSE 2
beri.
Walau sendiri, ku ikut Yesus
Walau sendiri, ku ikut Yesus
REFF
Walau sendiri, ku ikut Yesus
Aku ingin ikut Dikau dan mengabdi
Ku tak ingkar, ku tak ingkar
padaMu:
Dalam Dikau, Jurus'lamat, 'ku bahagia
VERSE 3
penuh!
Ku ikut sampai, ku lihat Yesus
Ku ikut sampai, ku lihat Yesus
9. ” Melayani”
Ku ikut sampai, ku lihat Yesus
Melayani, melayani lebih sungguh
Ku tak ingkar, ku tak ingkar
Melayani, melayani lebih sungguh
Tuhan lebih dulu melayani kepadaku
Melayani, melayani lebih sungguh
8. “Ikut Dikau Saja Tuhan”
(KJ.376)

10. ”Mengenal-Mu”
VERSE 1
Bila kubuka mataku
Ikut Dikau saja, Tuhan, jalan damai
Dan lihat wajahMu
bagiku;
Ku terkagum
Aku s'lamat dan sentosa hanya oleh
Bila kulihat hidupku
darahMu
Dan karya tanganMu
Ku tersanjung
REFF
Kar'na semua yang baik

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 8


Dalam hidupku Tak kan pernah berubah
Itulah karyaMu Hatiku percaya
Kau b'ri kesempatan yang baru Walau bumi bergoncang
Dan ku ingin mengenalMu, Tuhan Gunung-gunung beranjak
Lebih dalam dari s'mua yang kukenal Namun kasih setiaMu
Tiada kasih yang melebihiMu Tak pergi dariku
Ku ada untuk menjadi penyembahMu
13. Sungguh Besar Kau Allahku
11. ”Terpujilah NamaMu Tuhan” (How Great Thou Art)

Terpujilah nama Mu Tuhan Bila kulihat bintang gemerlapan,


Kuat dan penuh kemuliaan dan bunyi guruh riuh kudengar;
Satu suara kami nyatakan Ya Tuhanku, tak putus aku heran,
Kebesaran mu tetap selamanya melihat ciptaan-Mu yang besar.
Maka jiwaku pun memuji-Mu:
Terpujilah nama mu Tuhan “Sungguh besar, Kau Allahku!”
Ajaib dan penuh keagungan Maka jiwaku pun memuji-Mu:
Satu hati kami nyatakan “Sungguh besar, Kau Allahku!”
Kerajaan Mu kekal selamanya O Lord my God, When I in awesome
Oh--Oh..... wonder,
Consider all the worlds Thy Hands have
Reff: made;
Engkaulah raja atas dunia I see the stars, I hear the rolling thunder,
Yang menghancurkan kutuk dan Thy power throughout the universe
membebaskan jiwa displayed.
Kami bersorak bertepuk tangan Then sings my soul, My Saviour God, to
Engkau Tuhan berjaya dan memerinta Thee,
untuk slamanya How great Thou art, How great Thou art.
Then sings my soul, My Saviour God, to
Engkaulah raja atas dunia
Thee,
Yang menghancurkan kutuk dan
How great Thou art, How great Thou art!
membebaskan jiwa
Kami bersorak bertepuk tangan
14. Betapa Hatiku Berterimakasih
Engkau Tuhan berjaya dan memerinta
Betapa hatiku, berterimakasih Yesus
untuk slamanya
Kau mengasihiku, Kau memilikiku
Hanya ini Tuhan persembahanku
12. Hatiku Percaya
Segenap hidupku, jiwa dan ragaku
Tuhanlah kekuatan dan mazmurku
s'bab tak kumiliki harta kekayayaan
Dia gunung batu dan kes'lamatanku
yang cukup berarti tuk ku persembahkan
Hanya pada-Mu hatiku percaya
Hanya ini Tuhan permohonanku
Kaulah menara dan kota perlindungan
Terimalah Tuhan persembahanku
Ku mau s'lalu bersyukur
Pakailah hidupku sebagai alatMu
S'bab cinta-Mu padaku
seumur hidupku

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 9


15. “Kau Temanku Ku Temanmmu” Cemerlang bagai emas murni
Kau temanku, ku temanmu Tuhan, kuserahkan hatiku
Kita selalu bersama Semua kuberikan pada-Mu
Seperti mentega dengan roti Kuduskan hingga tulus selalu
Kau temanku, ku temanmu Agar aku menyenangkan-Mu
Kita selalu bersama Menyenangkan-Mu, senangkan-Mu
Seperti celana dengan baju Hanya itu kerinduanku
Ku akan selalu mendukungmu Menyenangkan-Mu, senangkan hati-Mu
Mendorongmu terus maju Hanya itu kerinduanku
Dan bila kau sedih
Ku akan selalu mendoakanmu 19. ”Tuhan Memanggil Namamu”
Dalam Tuhan Tuhan memanggil namamu
Tuhan memanggil namamu
16. “Bukan Sembarang Pekerja” Ohh …. Apa jawabmu
Telah lama kucari – cari langkah hidup Tuhan memanggil namamu
yang lebih pasti Ku jawab yayaya
Hidup penuh kemenangan setiap hari Ku jawab yayaya
Suatu saat Yesus panggilku menjadi Ku jawab ya tuhan
pekerja Ku jawab ya tuhan
Melayani jadi saksi bagi Dia Ku jawab yayaya
Bukan sembarang pekerja la la la
Yesusku luar biasa la la la 20. “Dengar Di Panggil Nama Saya”
Dia Raja sgala raja la la la Dengar Dia panggil nama saya
Memanggilku menuai ladangNya Dengar Dia panggil namamu
Hanya anugrah semata la la la Dengar Dia panggil nama saya
Aku dipakai olehNya la la la Juga Dia panggil namamu
Sungguh amat istimewa
Menjadi pekerja Kristus yang mulia O giranglah, o giranglah
Tuhan Yesus amat cinta pada saya
17. “Aku Mengasihi Yesus” O giranglah
Aku mengasihi Engkau Yesus
Dengan segenap hatiku 21. Yesus Pokok
Aku mengasihi Engkau Yesus Yesus Pokok dan kita carangnya,
Dengan segenap jiwaku tinggallah di dalam Dia
Yesus Pokok dan kita carangnya,
Ku renungkan FirmanMu siang dan malam tinggallah di dalam Dia
Ku pegang p'rintahMu, dan ku lakukan Yesus Pokok dan kita carangnya,
Engkau tahu ya Tuhan, tujuan hidupku tinggallah di dalam Dia
Hanyalah untuk menyenangkan hatiMu Pastilah kau akan berbuah

Yesus cintaku, ku cinta kau, kau cinta Dia


18. “MenyenangkanMu”
Yesus cintaku, ku cinta kau, kau cinta Dia
Tuhan, ku mau menyenangkan-Mu
Yesus Pokok dan kita carangNya,
Tuhan, bentuklah hati ini
tinggallah di dalam Dia
Jadi bejana untuk hormat-Mu

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 10


Yesus Pokok dan kita carangNya, Selain yang terbaik
tinggallah di dalam Dia Yang harum dan sejati
Yesus Pokok dan kita carangNya, Di hadapan tahta-Mu
tinggallah di dalam Dia
Pastilah kau akan berbuah! Yesusku terimalah
Korban syukur ku ini
22. ”Yesus Pada-Mu Ku Berseru” Yang mengalir dihatiku
Kau Tuhan penolong dalam hidupku Sebagai persembahaku
Ku percaya hanya kepada-Mu Untuk memuliakan-Mu.
Kau pegang tanganku dan tuntun
langkahku 24. “Bila Topan K’ras” (KJ.439)
Yesus Kau perlindunganku
Bila topan k'ras melanda hidupmu,
Kau Tuhan kekuatan dalam hidupku bila putus asa dan letih lesu,
Penolongku dalam kesesakan
berkat Tuhan satu-satu hitunglah,
Kau gunung batuku dan pertahananku
Yesus Kau kemenanganku kau niscaya kagum oleh kasihNya.
Reff:
Yesus pada-Mu ku berseru Berkat Tuhan, mari hitunglah,
Kaulah penyelamatku kau 'kan kagum oleh kasihNya.
Terpujilah Kau Tuhanku Berkat Tuhan mari hitunglah,
Mulutku memuji nama-Mu kau niscaya kagum oleh kasihNya.
S‟panjang umur hidupku
Terpujilah Kau Tuhanku 25. “Sgala Puji Syukur”
Di atas s‟galanya Segala puji syukur hanya bagi-Mu Tuhan
Sebab Kau yang layak dipuja
Kami mau bersorak tinggikan Nama-Mu
Kaulah sumber kuatku
Haleluya
Kaulah kehidupanku
Soraklah Haleluya
Kaulah pertahananku
Soraklah Haleluya
Ku percaya pada-Mu
Haleluya

Mulutku memuji nama-Mu 26. “Mampirlah Dengar Doaku” (KJ


S‟panjang umur hidupku 26)
Terpujilah Kau Tuhanku Mampirlah, dengar doaku, Yesus Penebus
Di atas s‟galanya
Orang lain Kauhampiri, jangan jalan t'rus
23. Persembahanku Reff:
Kubawa kepada-Mu, oh Tuhan
Yesus, Tuhan, dengar doaku;
Persembahanku ini
Ku ingin Engkau menerima Orang lain Kauhampiri,
Korban Syukurku melalui pujian
jangan jalan t'rus.
Takkan pernah kubawa

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 11


27. “Permata Hatiku” Reff:
Dengan Seg‟nap Hati Dan Jiwaku Tuhanlah yang membimbingku; tanganku
Ku Datang Pada-mu Dalam Kerinduan dipegang teguh.
Kasih-mu Yang Sanggup Mengubahku Hatiku berserah penuh; tanganku dipegang
Dan Menguatkanku Dalam Pengharapan teguh.

Reff : Di malam yang gelap benar, di taman


Yesus Engkaulah Permata Hatiku indah dan segar,
Dunia Tak Dapat Menggantikan-mu di taufan dan di laut tenang tetap tanganku
Kemuliaan-mu Tercurah Bagiku dipegang.
Menjadikanku Indah Dan Semakin Indah Reff:
Bagi-mu Tuhanlah yang membimbingku; tanganku
dipegang teguh.
28. “Tuhan Kau Gembala Kami” Hatiku berserah penuh; tanganku dipegang
teguh.
(KJ 407)
Tuhan, Kau Gembala kami, tuntun kami Tak kusesalkan hidupku, betapa juga
dombaMu; nasibku,
B'rilah kami menikmati hikmat sebab Engkau dekat, tanganMu kupegang
pengorbananMu. erat.
Tuhan Yesus, Jurus'lamat, kami ini Reff:
milikMu (2x) Tuhanlah yang membimbingku; tanganku
dipegang teguh.
Kau Pengawal yang setia, Kawan hidup Hatiku berserah penuh; tanganku dipegang
terdekat. teguh.
Jauhkan kami dari dosa, panggil pulang
yang sesat. 'Pabila tamat tugasku, kaub'rikan
Tuhan Yesus, Jurus'lamat, kami mohon kemenanganMu;
b'ri berkat (2x) tak kutakuti maut eram, sebab tanganku
Kaugenggam.
JanjiMu, Kaut'rima kami, walau hina Reff:
bercela; Tuhanlah yang membimbingku; tanganku
yang berdosa Kausucikan, Kaubebaskan dipegang teguh.
yang lemah. Hatiku berserah penuh; tanganku dipegang
Tuhan Yesus, Jurus'lamat, kini kami teguh.
berserah. (2x)
30. “Hari Ini Kurasa Bahagia”
29. “Tenanglah Kini Hatiku” (KJ Hari ini
410) kurasa bahagia
Tenanglah kini hatiku: Tuhan memimpin berkumpul Bersama saudara seiman
langkahku. Tuhan Yesus t'lah satukan kita
Di tiap saat dan kerja tetap kurasa tanpa memandang di antara kita
tanganNya.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 12


Bergandengan tangan dalam kasih Dekapan kasihMu
dalam satu hati berjalan dalam
terang kasih Tuhan 33. “Rumah DoaMu”
Kau sahabatku
kau saudaraku Kubawa hidupku skarang
tiada yang dapat Ke tempat kudusMu Tuhan
memisahkan kita Di mezbahMu kuserahkan
(2X) Seluruh hidupku

31. “Tuhan Yesus Baik” Penuhi hati ku skarang


Dengan urapan yang baru
Tiada berkesudahan kasih setia-Mu
Agar aku lebih lagi
Tuhan
Mendengar suaraMu
Slalu baru rahmat-Mu bagiku
Hari berganti hari tetap ku lihat kasih-Mu
Jadikan aku Tuhan
Tak pernah berakhir di hidupku
Rumah doaMu
Tuhan Yesus baik, sungguh amat baik
Agar semua suku bangsa
Untuk selama-lamanya Tuhan Yesus baik
Datang menyembahMu
Tuhan Yesus baik, sungguh amat baik
Jadikan aku Tuhan
Untuk selama-lamanya Tuhan Yesus baik
Rumah doaMu
Agar semua suku bangsa
32. “S’perti Rusa yang Haus” Datang menyembahMu
Seperti rusa yang haus
Rindu aliran sungaiMu
34. Terimakasih Tuhan
Hatiku tak tahan menungguMu
Bagai padang gersang Terima kasih Tuhan Untuk kasih setiaMu
Menanti datangnya hujan Yang ku alami dalam hidupku
Begitu pun jiwaku, Tuhan Terima kasih Yesus Untuk kebaikanMu
Hanya Engkau Sepanjang hidupku
Pribadi yang mengenal hatiku Terima kasih Yesusku
Tiada yang tersembunyi bagiMu Buat anugerah yang Kau beri
Seluruh isi hatiku Kau tahu Sebab hari ini Tuhan adakan
Dan bawa 'ku Syukur bagiMu.
'Tuk lebih dekat lagi padaMu
Tinggal dalam indahnya

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 13


ARTIKEL

PELAYAN YANG MEMIMPIN ATAU PEMIMPIN YANG MELAYANI?


True greatness, true leadership, is achieved not by reducing men to one's service but in
giving oneself in selfless service to them.
(Oswald Sanders)

Banyak orang menganggap dirinya sebagai seorang pemimpin Kristen, baik di kantor,
organisasi, kampus, rumah, atau gereja, meskipun konsep dan aksi kepemimpinan mereka
sangat berbeda dengan konsep dan aksi kepemimpinan yang pernah diajarkan dan
didemonstrasikan oleh Yesus Kristus. Aneh memang, tapi nyata.

Konsep kepemimpinan umum biasanya dikaitkan dengan konsep kuasa (power). Karena
pemimpin diidentikkan dengan kuasa, muncul opini umum yang mengatakan bahwa seorang
pemimpin adalah seorang yang memiliki kuasa. Kuasa itu sendiri sering kali didefinisikan
sebagai kapasitas untuk mempengaruhi orang lain. Beberapa sumber kuasa yang populer
termasuk posisi, uang, fisik, senjata, kepakaran, dan informasi.

Konsep Yesus tentang kuasa jelas berbeda. Namun yang penting diingat terlebih dulu adalah
bahwa Yesus tidak meniadakan kuasa. Ia sendiri mengatakan bahwa Ia memiliki kuasa. Yang
Yesus lakukan adalah membongkar dan memperbaiki pengertian kuasa dan aplikasinya oleh
pemimpin. Ajaran Yesus sama sekali tidak berfokus pada kuasa seorang pemimpin, namun
kerendahan hati seorang pelayan. Kristus memandang kerajaan-Nya sebagai suatu komunitas
individu yang melayani satu sama lain (Galatia 5:13).

Pemimpin adalah Hamba

Dalam Alkitab versi King James, kata "pemimpin" muncul hanya enam kali, yaitu tiga kali
dalam bentuk tunggal dan tiga kali dalam bentuk plural. Namun tidak berarti konsep
kepemimpinan atau figur pemimpin tidak penting dalam Alkitab. Yang sangat menarik,
konsep pemimpin dalam Alkitab muncul dengan terminologi yang berbeda-beda. Yang
paling sering dipakai adalah "pelayan" atau "hamba". Allah tidak menyebut, "Musa,
pemimpin-Ku" tetapi "Musa, hamba-Ku".

Alkitab memakai kata Yunani 'doulos' dan 'diakonos' yang diterjemahkan sebagai hamba.
Meskipun kedua kata tersebut sulit dibedakan dalam penggunaannya, David Bennett dalam
bukunya "Leadership Images from the New Testament" menulis bahwa 'doulos' mengacu
kepada seseorang yang berada di bawah otoritas orang lain, sedangkan 'diakonos' lebih
menekankan kerendahan hati untuk melayani orang lain.

Kata Yunani ketiga yang sering dipakai Alkitab untuk hamba adalah 'huperetes', yang
menunjuk secara literal kepada orang-orang yang mendayung di level bagian bawah dari
kapal perang Yunani kuno yang memiliki tiga tingkat. Thayer's Hebrew Dictionary
mengartikannya sebagai 'bawahan' (underlings, sub-ordinate).

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 14


Setelah mempelajari tiga terminologi di atas, kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa
konsep pemimpin di dalam Alkitab adalah hamba. Lebih konkret lagi, hamba yang dengan
rela hati mengambil tempat yang terendah, dan bertahan dalam berbagai kesulitan dan
penderitaan karena pelayanannya terhadap orang lain.

Betapa kontras dengan konsep kepemimpinan sekuler!

Mencermati Pemimpin-Pelayan

Jadi pemimpin Kristen adalah seorang pemimpin-pelayan. Namun pemimpin-pelayan sering


kali dianggap sebagai sebuah kontradiksi dalam terminologi (oxymoron). Bagaimana
mungkin kita dapat menjadi pemimpin dan pelayan pada saat bersamaan?

Untuk mengerti kedalaman dan menghargai keindahan konsep pemimpin- pelayan, kita perlu
melihat minimal dua acuan firman Tuhan berikut ini.

Pertama, "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir
dari semuanya dan pelayan dari semuanya" (Markus 9:30-37).

Dalam konteks Markus 9 di atas, murid-murid Yesus meributkan tentang siapa yang terhebat
di antara mereka. Dan mereka meributkan itu persis setelah Yesus memberitahukan untuk
kedua kalinya bahwa Ia hendak menuju ke jalan salib. Sungguh ironis! Namun betapa persis!
Persis menggambarkan kita manusia yang berambisi terhadap kuasa, dan berani menyebut
diri pemimpin Kristen. Ketika Yesus mengkonfrontasi mereka, saya bayangkan betapa malu
mereka.

Yesus lalu mengajarkan kepemimpinan yang sejati. Bagi yang ingin di depan haruslah
menjadi yang paling belakang. Yang ingin menjadi pemimpin, harus menjadi hamba. Untuk
menjelaskan ini, Ia lalu merangkul seorang anak kecil sebagai model. Seorang anak kecil
tidak memiliki pengaruh sama sekali, tidak memiliki kuasa. Namun Yesus berkata, siapa
yang menyambut sesamanya yang tidak berarti, ia menyambut Tuhan.

Kebesaran seorang pemimpin Kristen tidak terletak pada berapa orang yang menjadi
pengikutnya, tetapi berapa banyak orang yang dilayaninya. Kebesaran seorang pemimpin
Kristen terletak justru pada komitmennya kepada mereka yang tersisih, kecil, marjinal, dan
sering terlupakan.

Yesus membalikkan seratus delapan puluh derajat konsep kepemimpinan yang dimiliki
kebanyakan orang, termasuk para murid-Nya. Alkitab menulis bahwa tak seorang pun yang
kuasanya melebihi Dia (Yohanes 13:3). Keempat Injil mencatat segala perbuatan ajaib yang
pernah dilakukan-Nya. Namun Yesus tidak pernah sekalipun menggunakan kuasa- Nya untuk
kepentingan pribadi. Ia menganggap kuasa-Nya sebagai sesuatu yang dipakai untuk melayani
orang lain.

Kedua, "Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
dan barang siapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba
untuk semuanya" (Markus 10:43,44).

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 15


Belum lama kejadian di Markus pasal 9 berlalu, murid-murid Yesus kembali menanyakan
kemungkinan mereka memperoleh posisi saat suksesi kepemimpinan terjadi. Dan ini terjadi
setelah Yesus memberitahukan tentang penderitaan jalan salib yang akan Ia lalui untuk ketiga
kalinya! Tragis bukan?

Kita pasti pernah mendengar kutipan terkenal dari Lord Acton yang berkata bahwa "Power
tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely." Yang mungkin jarang kita dengar
adalah kebalikan dari kutipan di atas. Powerlessness juga punya tendensi untuk korup,
sebagaimana pernyataan Edgar Friedenberg: "All weakness tends to corrupt and impotence
corrupts absolutely."

Niccolo Machiavelli dalam karyanya yang terkenal "The Prince", menulis bahwa manusia
senantiasa memiliki ambisi terhadap kuasa, dan setelah memiliki kuasa cenderung
menyalahgunakan kuasa tersebut. Keinginan tersebut mengkorupsi diri manusia.

Untuk kesekian kalinya, Yesus menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah pelayanan. Kata
"ingin" dan "hendaklah" dalam ayat 43 dan 44 di atas berasal dari kata "want" dan "must"
dalam bahasa Inggris. Jadi yang lebih tepat adalah "ingin" dan "harus". Yesus mengajukan
syarat yang konkret. Ingin menjadi besar, harus menjadi pelayan. Ingin menjadi terkemuka,
harus menjadi hamba.

Kita cenderung berat sebelah, condong kepada sisi "ingin" dan melupakan sisi "harus". Kita
cenderung ingin jadi besar namun tidak mau menjadi pelayan bagi sesama. Kita memilih
untuk menjadi yang terkemuka, namun tidak pernah rela menjadi hamba bagi orang lain.

Yesus lalu berkata tentang diri-Nya: "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
banyak orang" (10:45). Inilah yang disebut Oswald Sanders sebagai "The Master's Master
Principle". Prinsip ini tidak dimengerti oleh Yohanes dan Yakobus yang menginginkan
mahkota namun menghindari salib, yang mengejar kemuliaan tapi menjauhkan penderitaan,
yang berambisi menjadi tuan dan menolak disebut hamba.

Seorang dosen seminari teologi pernah mengingatkan saya bahwa Yesus tidak mengajarkan
konsep pemimpin-pelayan. Terminologi tersebut tidak pernah muncul di Alkitab. Yang ia
ajarkan adalah konsep pelayan, dan setiap orang Kristen seharusnya menjadi pelayan. Namun
tidak semua orang dipanggil menjadi pemimpin.

Ini masukan yang sangat berharga dan saya setuju dengan sepenuh hati. Tetapi kepadanya
saya mengungkapkan bahwa memang benar tidak semua orang dipanggil menjadi pemimpin,
namun mereka yang terpanggil menjadi pemimpin haruslah menjadi pemimpin-pelayan.
Dosen ini mengangguk setuju.

Namun yang penting untuk digaris bawahi adalah bahwa dalam konsep pemimpin-pelayan,
yang menjadi tekanan bukanlah aspek "pemimpin", namun aspek "pelayan". Pemimpin-
pelayan bukan pemimpin yang melayani, namun pelayan yang memimpin. Ia bukan seorang
pemimpin yang lalu merelakan diri untuk melayani orang lain. Namun ia pertama-tama
adalah seorang pelayan, seorang hamba Allah yang lalu terpanggil untuk memimpin.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 16


Setelah cukup lama merenungkan ajaran Yesus di atas, ada beberapa kristalisasi pemikiran
yang mengemuka:

Memimpin adalah melayani,


namun melayani belum tentu memimpin.
Yang tidak mau melayani,
tidak boleh dan tidak berhak memimpin.
Pemimpin adalah pelayan,
namun pelayan belum tentu pemimpin.
Yang tidak rela menjadi pelayan,
tidak layak menjadi pemimpin.

Kepemimpinan ala Yesus Kristus sangat sulit dan sangat tidak natural. Namun konsep
tersebut senantiasa menantang saya yang terus- menerus diserbu oleh dahsyatnya godaan
kuasa. Entah bagaimana dengan Anda, namun saya melihat diri saya persis seperti Yohanes
dan Yakobus serta para murid lainnya yang selalu ingin menjadi yang terutama, yang
terkemuka, yang terdepan, yang terhebat, dan berbagai predikat superlatif lainnya.

Kiranya Allah menolong Anda dan saya untuk melepaskan diri dari jerat kuasa, dan dalam
anugerah-Nya dimampukan untuk menjadi pemimpin sejati dengan melayani sesama.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 17


SEPULUH TELADAN YESUS SEBAGAI PEMIMPIN

Mental seorang pemimpin diperlukan oleh siapa pun yang ingin mulai meniti tangga
kesuksesan. Untuk itu, orang biasanya mencari teladan atau idola, yaitu para pemimpin yang
dapat ditiru kiat-kiatnya dan dipelajari mentalitasnya. Bagi orang Kristen, kepemimpinan
dimulai dari meneladani karakter dan mental pemimpin dari tokoh terpenting dari
kekristenan, yaitu Kristus.

Kristus adalah seorang pemimpin yang hebat, kalau tidak bisa disebut yang paling
menakjubkan. Selama masa hidup-Nya di bumi, Kristus telah memulai tiga tahun pelayanan-
Nya menjadi sesuatu yang saat ini telah menjadi sebuah gerakan mendunia yang mengubah
sejarah. Saat ini, lebih banyak orang yang mengikuti Dia daripada pemimpin-pemimpin
lainnya yang pernah dan masih hidup di dunia.

Sebagai teladan, Yesus telah memberikan berbagai prinsip yang penting dalam membentuk
seorang pemimpin, dan lewat hidup-Nya, terkuaklah contoh-contoh nyata yang dapat kita tiru
dan terapkan dalam hidup kita.

1. Bagi Yesus, pemimpin = pelayan.

Di acara-Nya yang terakhir bersama seluruh murid, yaitu Perjamuan Terakhir, Yesus
membasuh kaki para murid, termasuk Yudas yang nantinya akan berkhianat. Yesus
mengetahui posisi-Nya sebagai pemimpin, tetapi tidak melupakan panggilan-Nya untuk
melayani. Ia patuh dan setia pada tujuan pelayanan-Nya. Ia mengetahui masa depan dan Ia
bersedia menerimanya. (Referensi: Markus 8:35; Matius 20:25; Matius 23:11)

2. Tujuan-Nya harus menjadi prioritas utama hidup.

Dalam banyak hal, seluruh hidup dan pelayanan Yesus adalah tentang memprioritaskan hidup
dan menjalani setiap prioritas itu. Ketika Ia bicara, "Biarkan yang mati menguburkan yang
mati," Yesus bicara tentang perlunya berkonsentrasi pada tujuan kita yang paling penting dan
tidak mengalihkan perhatian kita pada situasi darurat sekalipun (Matius 8:22).
Ketika Lazarus meninggal, Yesus tetap fokus pada apa yang sedang Ia kerjakan, dan tidak
pergi mengunjungi Lazarus sampai dua hari kemudian. Yesus berjalan dalam misi-Nya. Ini
artinya, kepemimpinan kita harus digerakkan bukan oleh keinginan orang-orang di sekitar,
melainkan oleh tujuan hidup kita. (Referensi: Lukas 19:10; Matius 6:33)

3. Pimpinlah diri sendiri sebelum memimpin orang lain.

Ajaran Yesus adalah: jadilah dahulu sesuatu sebelum melakukannya kepada orang lain.
Tanpa banyak bicara, Yesus menyembuhkan orang buta, orang kusta, orang pincang, orang
tuli; Ia membiarkan setiap karya-Nya berbicara untuk diri-Nya. Ia tahu bahwa orang-orang
akan meniru apa yang mereka telah lihat, tetapi belum tentu apa yang mereka dengar.
(Referensi: Lukas 7:22; Yohanes 14:11)

4. Perubahan datang dari hubungan, bukan dari posisi.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 18


Yesus mengerti benar pentingnya membangun hubungan. Ia tidak mendirikan takhta di
tengah kota dan berkata, "Inilah istana-Ku. Inilah satu-satunya tempat di mana kalian bisa
melihat Aku." Sebaliknya, Ia malah pergi ke pasar, ke pelabuhan, ke berbagai sinagoge dan
memulai pelayanan-Nya dari sana. Ia bahkan mengunjungi rumah orang-orang biasa. Jadi Ia
pergi ke berbagai tempat dan membangun hubungan yang baik dengan setiap orang yang Ia
kunjungi, tanpa memedulikan posisinya. (Referensi: Yohanes 4:5-30; 8:1-11)

5. Pemimpin harus mampu mengisi dirinya sendiri.

Hidup itu keras dan berat. Semakin kita sukses dan semakin banyak orang yang kita pimpin,
semakin banyak hal yang mereka inginkan dari kita. Kita harus mampu memperlengkapi diri
dengan berbagai hal yang mereka minta. Beberapa kali, Yesus pergi menyendiri dan mencari
tempat untuk melakukan introspeksi dan berdiam diri. Dengan cara itu, Ia berbicara dengan
Bapa-Nya dan mendapatkan lagi asupan "bahan bakar" untuk memperlengkapi diri-Nya
menghadapi berbagai tantangan ke depan. (Referensi: Markus 3:7-10; Lukas 4:42-43)

6. Pemimpin harus membuat pengikutnya berani mengambil komitmen.

Yesus memiliki produk yang paling dahsyat yang pernah ada, yaitu: KESELAMATAN. Ia
menawarkan kesempatan pada manusia untuk memiliki hubungan baik dengan Tuhan. Ia
berbicara tentang surga dan malaikat, kegembiraan dan kedamaian, dan istana yang megah.
Namun, Ia tak pernah sekalipun memberikan gambaran yang terdistorsi. Ia memberi
peringatan kepada pengikut-Nya bahwa nanti akan terjadi penyiksaan dan kesulitan hidup
pada diri mereka. Namun, Yesus tidak pernah lupa mempersiapkan para pengikut-Nya untuk
saat-saat berat seperti itu. (Referensi: Yohanes 6:53; Matius 16:24)

7. Pemimpin memberi rasa aman dan kekuatan saat menangani persoalan yang
berat.

Yesus memberikan contoh nyata pada para pengikut-Nya, bagaimana menangani persoalan-
persoalan yang berat: Ia bangun pagi-pagi sekali dan berdoa meminta panduan dari Bapa-
Nya. Ia tetap tenang dan terkendali selama mengalami saat-saat yang sulit. Yesus tidak
mencari masalah dengan para musuh-Nya, tetapi Ia tidak pernah menunda untuk memberi
teguran atas setiap kesalahan, juga memberikan contoh bagaimana seharusnya bertindak.
Dan, yang terpenting, Yesus berhasil, dengan segala kekuatan-Nya, menyelesaikan pelayanan
yang telah Ia mulai. (Referensi: Lukas 20:20-26; Matius 22:23-46)

8. Pemimpin yang hebat memimpin di tingkatan yang lebih tinggi.

Yesus memimpin di tingkatan yang lebih tinggi daripada yang lainnya, dan ia meminta para
pengikut-Nya membuat komitmen yang tingkatannya juga lebih tinggi dari biasanya. Yesus
telah menunjukkan pola kepemimpinan yang tidak cukup dengan segala hal yang biasa-
biasa saja. Pemimpin tidak boleh lewat begitu saja, atau mengolah apa yang sudah ada. Yesus
tahu bahwa kredibilitas seorang pemimpin muncul dari kemampuannya menyelesaikan
masalah. Ia memimpin orang-orang menuju suatu hidup baru yang tidak mungkin pernah
dicapai lewat usaha manusia saja. (Referensi: Yohanes 16:33; Matius 16:24)

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 19


9. Pemimpin memilih dan mengembangkan anak buahnya yang inti.

Setiap pemimpin yang efektif tahu satu hal: sukses diperoleh lewat orang-orang terdekatnya.
Pemimpin yang efektif tidak menyerahkan masalah yang satu ini kepada keberuntungan saja.
Menjadi seorang pemimpin berarti memilih siapa saja yang akan menjadi bagian dari timnya,
sekaligus memberikan perhatian yang intens kepada mereka yang akan memainkan peran-
peran penting dalam tim itu. Yesus tidak pernah mengambil keputusan dengan cara voting; Ia
selalu memikirkan setiap pilihan yang akan diambil-Nya dengan matang terlebih dahulu. Ia
bahkan berdoa sepanjang malam sebelum Ia memilih kedua belas rasul. Secara konsisten,
Yesus menantang orang-orang untuk mengambil langkah-langkah komitmen yang lebih
dalam untuk memberitakan Kerajaan-Nya. Yesus memiliki prinsip dalam membentuk tim.
Prinsip ini melibatkan seleksi yang serius, komunikasi yang intens, pemberian tanggung
jawab, pengawasan yang ketat, dan keteladanan yang harus ditiru dan dilaksanakan oleh
setiap anggota tim-Nya. (Referensi: Lukas 10:1; Matius 10:1)

10. Tidak ada sukses jika tidak ada penerus.

Bahkan, pada masa awal pelayanan-Nya, Yesus memberitahukan para pengikut-Nya bahwa
Ia hanya akan berada bersama-sama mereka untuk waktu yang sangat singkat. Dari waktu ke
waktu, mereka sering mempermasalahkan masa pelayanan-Nya yang terbatas itu. Ia
menjelaskan, tetapi juga tetap meyakinkan mereka bahwa kepergian-Nya nanti bukan sesuatu
yang salah. Dari sejak awal, Yesus telah mempersiapkan mereka untuk tetap hidup meskipun
Ia telah pergi ke surga. Ia memberi teladan untuk selalu mengandalkan Roh Kudus dan terus
memengaruhi sesama. Tongkat estafet harus diteruskan kepada pelari berikutnya, bukan
dibawa pulang. (Referensi: Matius 28:18-20; Yohanes 20:21-22)

Tidak sulit bukan, menjadi seorang pemimpin itu? Yang paling berat biasanya adalah saat
memulainya. Namun, setelah itu, dengan disiplin dan niat yang kuat, jejak-jejak
kepemimpinan Kristus bisa segera Anda terapkan. Mulailah dari sekarang!

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 20


TANTANGAN KEPEMIMPINAN KRISTEN ZAMAN SEKARANG

Defenisi dan kepemimpinan Yesus

Kepemimpinan (leadership) merupakan sebuah cara atau teknik yang dilakukan oleh seorang
pemimpin atau manajer untuk mendorong/memotivasai orang lain agar melekukan sesuai
dengan apa yang aka dikerjakan. Oktavianus, (1998,p. 227) menuliskan bahwa,” meneladani
kepemimpinan Yesus Kristus berarti memanifestasikan kehadiran-Nya di bumi, untuk
memperbarui hidup dan membereikan hidup yang kekal kepada manusia.

Ciri-ciri Kepemimpinan Yesus

Ciri kepemimpinana Yesus adalah menerapkan visi misi sehingga dapat memberikan
pengaruh terhadap pengikutNya. Dia memiliki sikap kerendahan hati, memiliki integrites
yang tinggi, dan kepemimpinan Yesus juga sifatnya tidak otoriter. Sebagai seorang pemimpin
pada masa kini diharapkan juga memiliki sifat yang di lakukan oleh Yesus Kristus dalam
kepemimpinan-Nya. Harus memiliki sikap yang rendah hati, tulus, berintegritas dalam
melaksanakan tanggungjawabnya sebagai pemimpin masa kini.

Karakter Yesus dalam memimpin Dalam pelayanan Yesus, lebih menerapkan kasih
sebagai seorang pemimpin. Matius 22:37-39 “ Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hokum yamng
terutama dan yang pertama. Dan hokum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Tantangan Arus Besar di Zaman ini

Adanya kehidupan yang materialisme yang tentunya tidak terpisahkan dari sekularisme dan
hedonism. Gaya hidup seperti ini yang tidak memperhitungkan kebutuhan dan penderoitaan
rakyat, bisa dikatatakan bahwa gaya hidup seperti ini sudah mendarah daging dalam
kehidupan manusia.

Tantangan Dari Anggota Sebagai Anak Zaman Sekarang

Dalam kehidupan yang kita jalani sehari-hari, ada begitu banyak hal-hal yang instan dapat
kita jumpai baik dari segi makanan, minuman bahkan sebagai pemimpimpin. Ini adalah
bagian dari tantangan yang perlu kita waspadai dan perlu juga ditanggapi oleh para pemimpin
Kristen.

Tantangan yang Berkaitan dengan Prmimpin Religius Masa Kini

1.Pemimpin religius pembawa otoritas. Kristen Pemimpin sebagai pembawa otorotas Kristen
pada zaman sekarang ini harus lebih teliti dalam menjalankan kepemimpinannya sebagai
suatu pelayanan bukan hanya sekedar sebagai jabatan. Demikian pila salah satu tangtangan
pemimpin Kristen sekarang adalah bagaiman untuk mewujudkan otoritas Kristus sebagai
pelayan dalam sebuah komunitas.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 21


2.Unsur keteladan pemimpin. Adapun tantangan yang lain yang dirasakan cukup besar dalam
kepemimpinan sekarang ini adalah mengenai keteladan hidup. Tantangan seperti ini dapat
membuat kepemimpinan menjadi lebih sulit untuk dilakukan ketika orang-orang yang
dipimpinnya sediri yang mangatakan bahwa pemimpinnya tidak menghayati kepemimpinan
yang dilaksanakannya. Maka dari itu keteladanan pemimpin sangat diperlukan dalam
kehidupan religious pada masa kini.

Dasar Kepemimpinan Berkarakter

Kredibilitas

Kredibilitas adalah faktor yang penting dalam karakter seseorang. Sebagai pemimpin tentu
memerlukan waktu untuk mebangun kredibilitasnya dan tetaap waspada dalam menjaganya
kerena hal seperti dapat hilang begitu cepat. “James M. Kouser dan Barry Z. Posner dalam
bukunya Leadership challenge dan Credibility melakukan penelitian tentang pemimpin yang
dianggap memiliki kemampuan yang lebih dari pemimpin biasa.”

Integritas Diri

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “ integritas” diartikan sebagai keterpaduan,


kebulatan, keutuhan, jujur dan dapat dipercaya. Yakobus mendefenisikan integritas sebagai
“senpurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun” (Yakobus 1:4). Iman dan perbuatan
adalh satu. Integritas tidaklah sama dengan citra diri “image”. Image adalah persepsi orang
mengenai diri kita, sedangkan integritas adalah siapa dan sesungguhnya diri kita. Jhon Stott
pernah menuliskan demikian, “integritas adalah ciri orang-orang yang terintegrasi secara
selaras, yang didalam dirinya tidak ada dikotomi antar kehidupan pribadi dan kehidupan di
muka umum, antara yang disaksikan dan yang diterapkan, antara yang diucapkan dan yang
dilakukan”.

Komitmen

Dapat dipercaya bahwa seseorang dengan prinsip atau gagasan yang memiliki komitmen
teguh merupakan sebuah kualitas tunggal yang menghasilkan seorang pemimpin. Komitmen
memiliki arti yang berbeda-beda bagi tiap-tiap orang. Untuk seorang tentara, komitmen bisa
berarti melewati sebuah bukit yang tanpa diketahui apa debalik bukit tersebut. Seorang
petinju komitmen bisa berarti pantang menyerah. Hal tersebut dapat meyakinkan bahwa
karakter yang perlu dimiliki seorang pemimpin adalah komitmen, dimana komitmen tetap
berjuang untuk kepentingan bersama

Kerendahan Hati

Menurut Yesus pemimpin adalah yang paling renda, karena pemimpinlah yang sangat
tergantung kepada orang lain, pemimpin yang tak memiliki kekuatan. Yesus juga
mengatakan, “ kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa
memerintah rakyatnya dengan tanga besi, dan pembesar pembesarnya ,menjalankan kuasanya
dengan keras atas mereka. Tidaklah diantara kamu. Barangsaipa yang ingin menjadi besar di
antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin yang terkemuka di

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 22


antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena anak Manusia datang
juga bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi orang,” (Mar. 10:42-45). Yang terpenting adalh seorang pemimpin harus
memilki sikap yang rendah hati, tidak sombong atau tidak angkuh. Pada hakekatnya rendah
hati itu bermakna kesadaran akan keterbatasan kemampuan diri, jauh dari yang namaya
kesempurnaan dan terhindar dari setiap keangkuhan.

Kesimpulan

Dalam kehidupan yang kita hadapi sekarang ini, hendaknya kita menjadi pemimpin yang
dapat menjadi teladan bagi orang lain dan memiliki sikap seperti Kristus yang datang dengan
segala keserderhanaan dan memimpin dengan baik, memiliki integritas, komitmen, dan
kerendahan hati.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 23


LDK GMKI FH USU
MATERI I: FALSAFAH DASAR IMAN KRISTEN

I. TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan dari pemberian materi “Falsafah Dasar Iman Kristen” dalam
Latihan Dasar Kepemimpinan ini adalah:
Memberikan pemahaman yang utuh tentang konsep Iman, Pengharapan dan Kasih, dan
mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam tataran actual di kehidupan sehari-hari.

II. SASARAN
Setelah mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan ini peserta diharapkan: Para kader GMKI
menjadi pelaku Iman, Pengharapan dan Kasih dalam lingkup dunia mahasiswa secara umum
dan internal GMKI secara khusus. Sikap kepedulian, saling mendukung, saling menghormati
dan tabah menghadapi saatsaat sulit adalah karakter GMKI yang sesungguhnya.

III. MATERI
A. Tritunggal
Istilah Tritunggal yang bisa dipahami sebagai Allah yang memiliki tiga pribadi dalam
satu kodrat atau tiga pribadi tersebut dikenal sebagai Bapa, Putra dan Roh Kudus
didalam satu kodrat yakni Kodrat Keilahian. Kata tritunggal sebenarnya tidak pernah
ada dalam Alkitab tetapi merupakan sebuah konsep atau doktrin dari kekristenan
untuk menjelaskan Allah yang berkepribadian tiga tetapi satu kodrat. Kita jangan
sampai keliru tentang hal ini, memang penjelasan mengenai Tritunggal ini cukup
rumit dan tidak mudah dipahami sebab Allah kita sanga trumit dipahami oleh akal
manusia yang memiliki keterbatasan tetapi bukan berarti kita tidak bisa sama sekali
untuk dimengerti, sebab jika kita meneliti dan membaca Alkitab kita dengan sangat
cermat dan teliti ada banyak petunjuk-petunjuk yang menyatakan kebenaran dari
tritunggal ini. Tritunggal bukan hanya sebuah konsep yang dibuat oleh manusia yang
bertujuan untuk mempermudah manusia mengenal Allah tetapi juga dalam artian
sangat luas Tritunggal sendiri menunjukan lingkup kasih Keallahan yang sejak semula
ada sebelum dunia diciptakan dan setelah dunia diciptakan menyalurkan kedalam
dunia ini kasih tersebut sehingga kita dapat dipahami konsep tritunggal sebagai:
1. Allah adalah esa.
2. Ada kejamakan dalam pribadi ke-Allahan, baik dalam PL maupun PB.
3. Yesus adalah Allah.
4. Yesus dalam banyak hal dibedakan dari Bapa, bahkan tampak lebih rendah
daripada Bapa.

Yang perlu kita renungkan adalah definisi tentang Allah. Apakah/siapakah


Allah itu?

Kita tidak akan mampu memberi penjelasan yang komprehensif tentang hal ini,
namun beberapa poin berikut cukup untuk memberi gambaran tentang sifat-sifat Allah
yang unik dan tidak dimiliki pribadi atau sesuatu yang lain di luar Allah:
“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 24
 Kekal, dalam arti ada dengan sendirinya

 Bebas, tidak bergantung pada hal lain di luar diri-Nya.

 Memiliki semua sifat ke-Maha-an: maha kuasa, maha suci, dsb. Jika kita
memahami bahwa ke-Allahan Yesus berbeda dengan Keallahan Bapa, kita
perlu menyelidiki perbedaan tersebut. Apakah perbedaan itu mencakup
tiga sifat Allah di atas? Jika iya, maka Yesus tidak dapat dikatakan sebagai
Allah (dalam arti apapun!). Jika tidak, maka perbedaan itu tidak
berhubungan dengan hakekat keilahian, tetapi kepribadian.

B. Keselamatan

Keselamatan melalui anugerah tidak dapat disandingkan dengan keselamatan melalui


perbuatan baik. Dua hal ini bersifat eksklusif: yang satu meniadakan yang lain (3:27-
28; 4:2, 4-5). Dengan tegas Paulus berkata: “tanpa Hukum Taurat kebenaran Allah
telah dinyatakan”. Perbuatan baik adalah bukti dan tujuan keselamatan, bukan syarat
keselamatan. Kita berbuat baik bukan supaya di selamatkan. Kita berbuat baik karena
sudah diselamatkan. Merencanakan adalah satu hal. Mengerjakan rencana itu adalah
hal yang lain. Bagaimanapun, bagi Allah, dua hal itu sama saja. Apa yang Dia rencana
kan, Dia juga kerjakan. Dia mengerjakannya melalui Yesus Kristus. Di dalam Kristus,
Allah menyatakan kebenaranNya. Kebenaran ilahi ini mencakup dua hal: yang
berkaitan dengan kita (kebenaran yang diberikan oleh Allah kepada kita, ayat 22-24)
dan yang berkaitan dengan Allah (Allah menyatakan diri sebagai Allah yang benar,
ayat 25-26). Dua-duanya diperoleh melalui penebusan Yesus Kristus.

C. Iman, Pengharapan dan Kasih


Dasar pengajaran Tuhan Yesus ada tiga hal, yaitu Iman, Pengharapan, dan Kasih. Jadi
bagi semua orang yang mau mengikutiNya maka mereka harus hidup dengan
memperhatikan tiga dasar itu. Karena dengan memperhatikan tiga dasar itu, ia baru
dapat hidup menurut kehendakNya.
1. Iman
Iman yang mula-mula adalah percaya pada pemberitaan Injil bahwa Yesus adalah
Tuhan yang turun ke dunia untuk menebus dosa manusia, hidup, mati, bangkit,
naik ke sorga dan akan datang kembali untuk menjemput orang-orang pilihanNya.
Jadi „percaya‟ adalah awal (starting point) dari iman. Setiap orang yang percaya
pada pemberitaan Injil maka ia harus bertobat dan hidup baru, yaitu hidup
menurut iman selama hayat dikandung badan sampai ia dipanggil Tuhan ke sorga.
2. Pengharapan
Orang yang percaya pada pemberitaan Injil dan mau hidup menurut iman, karena
ia mempunyai pengharapan akan keselamatan dan hidup kekal yang dijanjikan
Tuhan Yesus dalam Kerajaan Nya. Tetapi ia harus hidup menurut tuntunan roh,
yaitu mau menyalibkan dagingnya, untuk menyucikan diri.
3. Kasih

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 25


Orang percaya yang mau hidup menurut roh akan memperhatikan semua yang
dibuat selama hidupnya, yaitu berusaha berbuat kasih terhadap sesamanya, seperti
yang ditulis oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus.Dari tiga
definisi iman, pengharapan, dan kasih, kita dapat menyimpulkan bahwa kasih
adalah yang terbesar, karena beberapa alasan:
a. Kasih mengarahkan kita kepada Tuhan, sedangkan iman dan pengharapan
mengarahkan kepada kesempurnaan diri kita. Iman memberikan kita
kesempunaan akal budi (iman adalah kegiatan akal budi) dan pengharapan
menyempurnakan keinginan kita (harapan adalah kegiatan keinginan) akan
kehidupan kekal di surga.
b. Kasih mengarahkan iman dan pengharapan. Iman tanpa kasih kepada Tuhan
akan berakhir dengan iman yang mati (1 Kor 13:3), karena kasihlah yang
menyebabkan seseorang dengan penuh sukacita untuk mau belajar tentang
Tuhan dengan lebih lagi setiap hari. Kasih juga yang membuat kita dengan
penuh kesediaan dan sukacita melayani sesame kita. Harapan tanpa kasih
kepada Tuhan adalah sia-sia (1 Kor 13:3). Kasih kita kepada Tuhanlah yang
menyebabkan kita terus berharap akan persatuan dengan Tuhan di
tengahtengah setiap penderitaan dan kesulitan yang kita alami.
c. Kasih adalah abadi, namun iman dan pengharapan akan lenyap. Kasih akan
terus ada sampai selama-lamanya, yang memuncak di dalam persatuan abadi
dengan Allah di surga, dimana kita dapat mengasihi Tuhan sebagaimana
adanya Dia dan berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan Tritunggal Maha
Kudus. Iman, yang merupakan dasar dari harapan yang tidak kita lihat, akan
lenyap di surga, karena di surga, kita melihat Tuhan muka dengan muka

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 26


LDK GMKI FH USU
MATERI II : BERPIKIR METODOLOGIS

I. TUJUAN

Adapun yang menjadi tujuan dari pemberian materi “Berpikir Metodologis” dalam Latihan
Dasar Kepemimpinan ini adalah:
1. Memberikan pemahaman kepada kader GMKI mengenai pengantar konsep-konsep
berpikir (logis, filosofis, dan spiritual).
2. Memberikan pemahaman berpikir metodologis dengan pendekatan non ilmiah
(nonscientific approaches) dan pendekatan ilmiah (scientific approaches) yang
menyeluruh (holistic). Bagaimana menggunakannya, bagaimana prinsip-prinsip
penggunaannya dan bagaimana menentukan metode yang tepat dengan menggunakan
studi kasus.
3. Mampu meningkatkan rasa keingintahuan para kader GMKI untuk menyelidiki
permasalahan dan tantangan yang dihadapi dengan menggunakan
pendekatanpendekatan non ilmiah (non-scientific approaches) dan pendekatan ilmiah
(scientific approaches). Sehingga proses pengambilan keputusan dan solusi yang
dihasilkan selalu mempertimbangkan akar-akar penyebab terjadinya suatu masalah.
4. Menjadikan kader GMKI sebagai pemikir dan peneliti sosial yang mandiri di dalam
medan pelayanannya, dan mampu memadukannya dengan teori-teori ilmu
pengetahuan dan teknologi yang diperolehnya di dalam perkuliahan formal. Sehingga
riset-riset yang dihasilkan oleh kader GMKI selalu berasal dari realitas di dalam
medan pelayanannya, dan akan menghasilkan solusi yang tidak mengawang-awang
karena mengangkat realitas permasalahan yang sebenarnya.

II. SASARAN
Setelah mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan ini peserta diharapkan:
1. Para kader GMKI memahami pengantar konsep-konsep berfikir sehingga mampu
berfikir metodologis.
2. Para kader GMKI mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi untuk menyelidiki
permasalahan dan tantangan yang dihadapi secara menyeluruh (holistic) dari berbagai
sudut pandang (non ilmiah dan ilmiah).
3. Para kader GMKI menjadi pemikir dan peneliti yang mandiri, yang mampu
memadukan pengetahuan mengenai teori-teori ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dimilikinya untuk menjawab berbagai tantangan di dalam medan pelayanannya.
4. Para kader GMKI mampu memahami realitas masalah, mampu menganalisa
permasalahan sampai kepada akar-akar permasalahannya dan mampu mencari solusi
yang tepat dengan tetap mempertimbangkan realitas dan keilmuan dan menjadi
pengambil keputusan yang solutif dan inovatif.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 27


A. Konsep – Konsep Berfikir
Berpikir adalah memberikan gambaran adanya sesuatu yang ada pada diri
seseorang. Sesuatu yang merupakan tenaga yang di bangun oleh unsur-unsur dalam
diri seseorang untuk melakukan aktivitas. Berpikir merupakan proses yang
mempengaruhi penafsiran terhadap rangsangan-rangsangan yang melibatkan proses
sensasi, persepsi, dan memori. Pada saat seseorang menghadapi proses persoalan,
pertama-tama ia melibatkan proses sensasi, yaitu menangkap tulisan, menangkap
gambar, ataupun juga menangkap suara. Selanjutnya ia juga mengalami proses
persepsi, yaitu membaca, mendengar, dan memahami apa yang di minta dalam
persoalan tersebut. Pada saat itupun, sebenarnya ia telah melibatkan proses
memorinya untuk memahami istilah-istilah baru yang ada pada persoalan tersebut,
ataupun melakukan recall dan recognition ketika yang dihadapinya adalah persoalan
yang sama pada waktu lalu.
Berpikir merupakan aktivitas manusia untuk menemukan suatu pengetahuan
yang benar, sedangkan kebenaran sendiri tidak mempunyai ukuran yang sama dari
setiap individu. Di dalam aktivitas berpikir itulah ditunjukkan dalam logika wawasan
berpikir yang tetap atau ketetapan pemikiran atau kebenaran berpikir yang sesuai
dengan penggarisan logika yang disebut berpikir logis. Logika yang merupakan
cabang dari filsafat yang berfungsi memberikan penerangan bagaimana orang
seharusnya berpikir. Sehingga pengetahuan sebagai hasil pemikiran manusia dapat
sesuai dengan semestinya atau dengan seharusnya. Berpikir filosofis yaitu berpikir
untuk memahami hakikat dari kenyataan dalam rangka menemukan kebenaran sejati.
Kalau berpikir ilmiah adalah berpikir yang menggunakan hasil penelitian ilmiah
sebagai acuan, maka pada berpikir filosofis sang pemikir tidak lagi tergantung pada
hasil penelitian ilmiah. Hasil penelitian ilmiah berupa teori masih tetap digunakan
dalam berpikri filosofis, namun kesimpulannya tidak lagi ilmiah dan dapat dibuktikan
secara empiris, melainkan bersifat holistic, radikal, dan spekulatif. kegiatan berpikir
filsafat tidak sama dengan kegiatan berpikir sehari-hari yang biasa dilakukan oleh
kebanyakan orang pada umumnya.
Berfikir filsafat memiliki karakteristik tersendiri dan ada kaidah-kaidah
didalamnya yang harus diikuti sehingga proses berpikir yang diakukan oleh seseorang
itu masuk dalam kategori berfikir filsafat. Karakteristik berpikir filsafat disimpulkan
bahwa karakteristik berpikir filsafat meliputi harus sistematis, bersifat universal,
radikal (mendasar), rasional, menyeluruh, koheren, konseptual, bebas dan
bertanggungjawab. Berdasarkan kajian etimologi dan psikologi, spiritual adalah
kekuatan, kesadaran, kemampuan tanpa batas yang mendorong seseorang untuk
bangkit dari realitas alam pikiran dan perasaan. Kondisi ini akan membawa seseorang
untuk mencapai kesucian abadi, dalam menjaga kekuatan intelektual, rasional, moral
dan keyakinan kepada Tuhan. Kemampuan untuk menempati salah satu tingkatan
spiritual juga tidak dapat dipisahkan dari moderasi dalam beragama. Oleh karena itu
untuk mendapatkan kedudukan yang tinggi dalam tingkatan spiritual, perlu dilakukan
pengembangan berpikir. Cara pengembangan moderasi berpikir untuk menempati
tingkatan spiritual tertinggi dalam beragama pada dasarnya sangat sederhana yaitu
belajarlah berpikir lebih jauh, lebih dalam dan lebih luas dalam kehidupan sehari-hari.
Berpikir inilah yang akan membawa kita menemukan makna terdalam tentang ajaran
agama yang kita yakini kebenarannya.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 28


B. Metode Berfikir Pendekatan Non Ilmiah (Non-Scientific Approaches)
Pendekatan non ilmiah adalah kegiatan manusia dalam usaha mencari ilmu
pengetahuan dan mencari kebenaran, terutama sebelum diketemukannya metode
ilmiah, dilakukan berbagai cara diantaranya ialah penemuan ilmu pengetahuan secara
kebetulan, menggunakan akal sehat (common sense), mengunakan intuisi, melalui
usaha coba-coba (trial and eror), pendapat otoritas ilmiah/jabatan dan pikiran kritis,
dan lain sebagainya.
1. Akal sehat (common sense): Merupakan konsep atau pandangan umum yang
digunakan oleh manusia secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pada satu
sisi akal sehat memang merupakan suatu kebenaran pada sisi yang lain akal
sehat dapat menyesatkan manusia dalam mengambil suatu keputusan. Contoh:
menurut orang awam bulan berbentuk bulat dan rata setelah diteliti oleh para
ilmuwan pandangan tersebut tidak benar karena konstur permukaan bulan
tidak rata dan bergelombang.
2. Intuisi: Merupakan kemampuan untuk memahami sesuatu melalui bisikan hati.
Contoh: pada saat seorang ingin melakukan suatu tindakan maka dia akan
merasa apakah tindakan itu sesuai hati nurani.
3. Penemuan kebetulan dan coba-coba (trial and error): Serangkaian percobaan
yang dilakukan secara berulang-ulang dengan menggunakan cara dan materi
yang berbeda-beda, dilaksanakan tanpa menggunakan metode yang bersifat
sistematis. Contoh: pada saat Issac Newton bersandar di bawah pohon Apel
secara tidak sengaja buah Apel itu jatuh di hadapannya, lalu ia berpikir
mengapa buah apel jatuh kebawah, hal inilah yang menginspirasi terciptanya
teori gaya gravitasi bumi.
4. Pendapat Otoritas Ilmiah/Jabatan dan Pikiran Kritis : Merupakan pendapat
ilmiah orang yang telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau pendapat
orang yang mempunyai jabatan dalam suatu bidang. Kadang-kadang ada
pendapat yang tidak benar namun karena merupakan pendapat orang yang
mempunyai wewenang, orang awan menganggap pendapat itu suatau
kebenaran.

C. Metode Berfikir Pendekatan Ilmiah (Scientific Approaches)


Pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu pengetahuan
yang funsional terhadap masalah tertentu. Pendekatan ilmiah wujudnya adalah metode
ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang
disebut ilmu. Sistematika dalam metode ilmiah sesungguhnya merupakan manifestasi
dari alur berpikir yang dipergunakan untuk menganalisis suatu permasalahan. Alur
berpikir dalam metode ilmiah memberi pedoman kepada para ilmuwan dalam
memecahkan persoalan menurut integritas berpikir deduktif dan induktif. Berfikir
deduktif adalah proses pengambilan kesimpulan berdasarkan premis-premis yang
kebenarannya telah ditentukan. Metode deduktif menurut kamus umum Bahasa
Indonesia adalah yang dimulai dari hal-hal yang bersifat umum kemudian ditarik
kesimpulan kepada yang khusus. Sedangkan berfikir induktif adalah penalaran yang
mengambil contohcontoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang
lebih umum. Metode induktif menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah metode

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 29


yang digunakan menarik kesimpulan dari hal yang khusus untuk menuju kepada
kesimpulan bersifat umum.

D. Karakteristik Metode Berfikir Ilmiah


Umumnya ada empat karakteristik penelitian ilmiah, yaitu:
1. Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan
sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai
yang kompleks.
2. Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan
fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau
kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa
prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari
berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir
untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat
umum.
3. Empirik
Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari
(fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui
hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan
penelitian empirik ada tiga yaitu:
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada
penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada
penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
4. Replikatif
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh
peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan
metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan
definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

E. Tahapan Metode Ilmiah


Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut
ilmu. Jadi ilmu didapatkan dari metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan dapat
disebut ilmu, sebab pengetahuan yang disebut ilmu apabila pengetahuan tersebut
bersifat rasional dan empiris dan telah mendapatkan uji kelayakan. Yang menjadi
tujuan ilmu pengetahuan tidak lain adalah (tercapainya) kebenaran. Untuk mencapai
sebuah kebenaran, maka harus melalui cara atau jalan tertentu. Alur berpikir yang

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 30


tercakup dalam metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang
mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah, diantaranya yaitu:
1) Pengajuan Masalah.
Masalah yang diajukan haruslah menarik, penting bermanfaat untuk
pengembangan teori atau bermanfaat secara praktis bagi manusia. Ternyata
identifikasi masalah memberikan kepada kita sejumlah pertanyaan yang
banyak sekali. Untuk itu, maka permasalahan harus dibatasi ruang lingkupnya.
Pembatasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas permasalahan
dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi faktor mana
saja yang termasuk ke dalam ruang lingkup permasalahan, dan faktor mana
yang tidak.
2) Penyusunan Kerangka Teoritis
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi
argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan
hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap
gejala yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka
pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur pikiran yang
logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan
kesimpulan berupa hipotesis. Agar pengetahuan ilmiah bersifat konsisten
dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya, maka hal ini harus tercermin dalam
struktur logika berfikir ketika menarik kesimpulan, untuk itu harus memenuhi
dua persyaratan yaitu:
i. Mempergunakan premis-premis yang benar.
ii. Mempergunakan cara penarikan kesimpulan yang sah.
3) Metodologi Penelitian.
Metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang
dipergunakan dalam penelitian. Oleh sebab itu maka kegiatan pertama dalam
penyusunan metodologi penelitian adalah menyusun secara lengkap tujuan
penelitian yang mencakup keseluruhan kesimpulan yang ditarik seperti
tempat, waktu dan sebagainya. Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka kita
akan dapat memilih metode penelitian yang tepat serta teknik pengambilan
contoh dan teknik penarikan kesimpulan yang relevan. Metode adalah
prosedur atau cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan tertentu,
sedangkan teknik adalah cara yang spesifik dalam memecahkan masalah
tertentu yang ditemui dalam melaksanakan prosedur. Jadi sebuah metode
penelitian mencakup beberapa teknik, seperti teknik pengambilan contoh,
teknik pengukuran, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data
4) Merumuskan Hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih
memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam
metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting.
Rumusan hipotesis yang jelas dapat membantu mengarahkan pada proses
selanjutnya dalam metode ilmiah. Sering kali pada saat melakukan penelitian,

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 31


seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui
rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan
data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah
dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
5) Mengumpulkan Data.
Pengumpulan data merupakan tahapan yang sedikit berbeda dari tahapan-
tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di
lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu
mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya.
Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab
berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah
hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan. Dalam teknik
pengumpulan data harus dinyatakan variable yang akan dikumpulkan, sumber
data dari mana dan keterangan mengenai variable tersebut akan didapatkan.
Misalnya untuk mendapatkan data dapat melalui interview.
6) Menguji Hipotesis.
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementara dari
suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya
merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah
menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis,
namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum
pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf
signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan
semakin tinggi pula derajat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian. Hal
ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas
kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
7) Hasil Penelitian.
Dalam membahas hasil penelitian maka harus selalu diingat bahwa tujuan kita
adalah membandingkan kesimpulan yang ditarik dari data yang telah
dikumpulkan dengan hipotesis yang diajukan. Secara sistematik dan terarah,
maka data yang telah dikumpulkan tersebut dideskripsikan, dibandingkan dan
dievaluasi yang keseluruhannya diarahkan kepada sebuah penarikan
kesimpulan, apakah data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang
diajukan. Pada hakikatnya sebuah hasil penelitian yang baik tidak berhenti
pada kesimpulan, apakah sebuah hipotesis diterima atau ditolak, melainkan
dilengkapi dengan evaluasi mengenai kesimpulan tersebut. Sebuah pernyataan
ilmiah yang baik selalu mengandung tingkat kepercayaan yang dimiliki
pernyataan tersebut. Untuk melaporkan hasil penelitian, maka secara singkat
dan kronologis dan pertama diberikan deskripsi tentang variable yang diteliti
yang diikuti dengan tehnik ananlis yang dipergunakan. Setelah itu hasil
pengukuran dilaporkan yang kemudian dilengkapi dengan kesimpulan analisis
dari data yang telah dikumpulkan. Laporan ini ditulis dalam bentuuk esei
dengan kalimat-kalimat verbal yang mencakup semua pernyataan yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif.
8) Merumuskan Kesimpulan

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 32


Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah
kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan
masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis
dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Kesimpulan
penelitian ini merupakan sintesis dari keseluruhan aspek penelitian. Sintesisi
ini membuahkan kesimpulan yang ditopang oleh suatu kajian yang bersifat
terpadu dengan meletakkan berbagai aspek penelitian dalam perspektif yang
menyeluruh. Oleh karena itu, diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-
pernyataan pokok dari aspek-aspek tersebut dalam kerangka yang mengarah
kepada kesimpulan. Dalam mengkaji kesimpulan penelitian ini, disebabkan
sifatnya yang terpadu dan menyeluruh maka seorang peneliti meninggalkan
perannya sebagai ilmuwan dan beralih menjadi seorang filsuf. Hal ini berarti
ia harus mampu menarik kesimpulan yang utuh dari data yang bersifat terpisah
dengan tidak meninggalkan sifat keilmuan. Kesimpulan penelitian ini harus
tetap dipertanggungjawabkan alam kerangka teori keilmuan yang didukung
oleh penemuan penelitian. Kesimpulan ini kemudian dibahas dengan jalan
membandingkannya terhadap penelitian lain serta pengetahuan ilmiah yang
relevan.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 33


LDK GMKI FH USU
MATERI III : NILAI DASAR DAN KONSTITUSI GMKI

Tujuan Pembelajaran
1. Membekali para Kader GMKI agar memahami dan menghayati nilai-nilai dasar dalam
GMKI.
2. Memberi pemahaman atas aturan main dan landasan hukum yang berlaku di GMKI..
3. Memberikan pengetahuan umum kepada peserta tentang GMKI.

Sasaran Pembelajaran
1. Para kader GMKI memahami nilai-nilai dasar dalam GMKI.
2. Para kader GMKI memahami dan mampu menerapkan landasan hukum serta aturan-
aturan teknis lainnya.
3. Mengerti akan pengetahuan umum tentang GMKI dan dapat menjelaskan kepada
sekitarnya.

Nilai-nilai dan Prinsip GMKI


Nilai dan Prinsip dimaksudkan bahwa dalam pelaksanaan Pendidikan kader GMKI ada
sejumlah nilai dan prinsip yang harus terintegrasi dan menjadi pemahaman mendasar bagi
kader GMKI. Nilai-nilai dan prinsip ini akan secara aktif (inherent) berperan dalam proses
pendidikan kader GMKI.
⮚ Nilai-nilai GMKI adalah apa yang menjadi pedoman/tingkah laku kader yang
senantiasa harus Nampak dalam aktivitas GMKI. Nilai-nilai tersebut meliputi
Panca Kegiatan yaitu berdoa/beribadah, belajar, bersaksi, bersosial, berkreasi, dan
Tri Panji yakni tinggi iman, tinggi ilmu, dan tinggi pengabdian.
⮚ Prinsip adalah kebenaran yang menjadi pokok dasar pemikiran dan bertindak.
Prinsip tersebut adalah gerakan Nasionalisme, gerakan Ekumenis, gerakan
pemikiran, gerakan pembaharuan, gerakan eksperimentasi, dan konsep amatir
yang menggambarkan pola dan lenggam kerja mahasiswa yang senantiasa loyal,
gotong-royong/bermapalus/bermasohi.

Visi Misi
Jhon Stott, salah satu pemikir besar Kristen, dalam salah satu bukunya menuliskan
“jika rumah menjadi gelap karena malam tiba, tidak ada gunanya menyalahkan rumah itu,
sebab itulah yang terjadi kalau matahari tenggelam. Pertanyaan yang perlu kita ajukan ialah
: Dimana lampu-lampunya? Jika daging menjadi busuk dan tak termakan lagi, maka tidak
ada gunanya menyalahkan daging itu, karena itulah yang terjadi bila kuman-kuman
dibiarkan membiak didalamnya. Pertanyaannya yang harus dikemukakan ialah dimana
garamnya?”
Visi GMKI adalah terwujudnya perdamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran,
keutuhan ciptaan, dan demokrasi di Indonesia berdasarkan kasih.
Misi GMKI adalah :

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 34


● Mengajak mahasiswa dan warga perguruan tinggi lainnya kepada pengenalan akan
Yesus Kristus selaku Tuhan dan Penebus dan memperdalam iman dalam kehidupan
dan pekerjaan sehari-hari.
● Membina kesadaran selaku warga gereja yang esa di tengah-tengah mahasiswa dan
perguruan tinggi dalam kesaksian memperbaharui masyarakat, manusia, dan gereja.
● Mempersiapkan pemimpin dan penggerak yang ahli dan bertanggung jawab dengan
menjalan panggilan di tengah-tengah masyarakat, negara, gereja, perguruan tinggi,
dan mahasiswa, dan menjadi sarana bagi terwujudnya kesejahteraan, perdamaian,
keadilan, dan cinta kasih di tengah-tengah manusia dan alam semesta.
Amsal GMKI
Ut Omnes Unum Sint adalah ungkapan dari alkitab dalam bahasa latin. Kalimat yang
sama dalam alkitab bahasa Indonesia disebut : “ Supaya mereka semua menjadi satu “.
Kalimat ini dari injil Yohanes 17 : 21. Kata “ Ut “ dalam bahasa Indonesia disebut “Agar“
atau “Supaya“, merupakan suatu pernyataan. Kata ini memberi arti bahwa “seharusnya atau
semestinya menjadi seperti begini. “Sebab seperti inilah sesungguhnya”. Kata “Omnes“
dalam alkitab bahasa Indonesia disebut “mereka semua“. Kata ini berarti, semua orang atau
semua manusia. Kata “Unum“ dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan kata “menjadi
seperti“, atau “serupa dengan“ . Kata “Sint“ dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan
kata “Semuanya menjadi satu“.
Dengan melihat kepada penjelasan diatas, maka pengertian “UT OMNES UNUM
SINT“ atau “agar semua menjadi satu“memberi arti bahwa : adalah suatu perintah atau
pernyataan yang mutlak tentang semua manusia supaya harus menjadi satu. Hal ini terutama
pada orang – orang yang telah menjadi percaya kepada Yesus Kristus. Mereka harus wajib
menjadi satu sama seperti Yesus Kristus dengan bapanya adalah satu. Kata kuncinya adalah
“satu“ . Ini lebih lanjut dimengerti sebagai persatuan, kesatuan (Unity).

Tema dan Subtema


Kongres XXXVII GMKI menghasilkan Tema dan SubTema yang disepakati untuk dua
(2) tahun kedepan yaitu:
Tema : Lihatlah, Kristus Menjadikan Semuanya Baru ( Wahyu 21 : 1 - 5 )
SubTema : Memperbaharui persaudaraan, meningkatkan kepedulian dan merengkuh mereka
yang rapuh dalam upaya menciptakan Bumi ( Indonesia ) yang baru.

Panca Kegiatan
● Berdoa/beribadah
● Belajar
● Bersaksi
● Bersosial
● Berkreasi

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 35


Konstitusi
Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD/ART GMKI)
Suatu organisasi dapat dikenal melalui AD/ART dan peraturan pengatur lainnya.
Anggaran Dasar tersebut dapat disebut sebagai aturan permainan dalam suatu organisasi
sehingga setiap komponen organisasi dapat berjalan dalam rel yang sudah ditentukan.
Konstitusi merupakan hukum yang mengikat anggotanya maupun lembaga organisasi
di segala tingkatan. Mengingat semua itu, sangat penting bagi anggota untuk mengerti dan
memahami konstitusi dan peraturan pendukung lainnya yang ada dalam organisasi GMKI.
Dengan demikian ia akan mengenal semangat GMKI, identitas GMKI dan nanti akan
menjiwainya, hal ini sangat penting. Setelah menjiwai GMKI, hal lain yang tak kalah penting
soal perlu memahami aturan permainan sehingga tahu batasan apa yang boleh dan yang tidak
boleh dilakukan oleh masing-masing anggota, pengurus dan lembaga. Dengan pemahaman
dan penghayatan yang benar tentang konstitusi kita dapat berharap organisasi Anggaran
Dasar GMKI dapat berjalan dengan baik dan potensi yang ada dapat dikembangkan dengan
optimal.

1. Arti Anggaran Dasar (AD) dalam suatu organisasi


Adalah aturan permainan yang memberikan batasan dan ruang gerak dari suatu
organisasi. Aturan permainan ini terlahir dari adanya suatu wawasan tentang bentuk,
motivasi, langgam, dan gaya dari suatu kehendak yang terjelma dalam bentuk tindakan yang
teratur. Artinya bagi GMKI adalah bahwa aturan permainan ini lahir dari wawasan yang
dipenuhi berbagai faktor yakni, kondisi sebagai mahasiswa dalam ruang lingkup dunia
perguruan tinggi dan hidup keimanan selaku warga gereja. Dua faktor tersebut berpadu dan
melahirkan kehendak untuk mencarikan sintesa guna menjawab tantangan yang ada.

2. Arti AD/ART dalam GMKI


Adalah aturan permainan atau aturan dasar dari organisasi GMKI. Anggaran dasar
adalah aturan pokoknya dan anggaran rumah tangga adalah kelengkapan dari aturan pokok
tersebut. Pada anggaran dasar terdapat “Pembukaan” yang berisikan motivasi dasar dan
sejarah lahirnya GMKI. Motivasi dasar dan sejarah berdirinya GMKI harus selalu menjadi
perhatian anggota GMKI terutama fungsionaris karena didalamnya terdapat “identitas yang
harus mewarnai kehidupan gerakan”.

3. Makna Pembukaan dari AD/ART GMKI


Pembukaan mengandung lima alinea yang terdiri dari empat alinea pertama yang
berisikan motivasi dasar dan pandangan teologis organisasi dan alinea kelima merupakan
“laporan” sejarah berdirinya GMKI.
Alinea I. Menunjukkan suatu pengakuan (credo) yang berpusat pada Yesus Kristus
atau Kristosentris. Pengakuan ini adalah pengakuan yang umum dipakai oleh Gereja Tuhan.
Melalui kehadiran Yesus Kristusitulah kita mengenal Allah yang Ia nyatakan kepada kita
selaku Bapanya (Yoh. 14 :6-10; 1:12). GMKI juga mengakui bahwa kehadiran Yesus Kristus
dalam sejarah adalah untuk mnyelamatkan dan membaharui (Yoh. 3 : 16, Gal. 5 : 21)
Alinea II. Perbuatan Allah dalam alinea I diatas adalah anugerah Allah yang
dinyatakan kepada manusia. Anugerah Allah itu yang dihayati oleh manusia kepada mereka
dipanggil untuk memberi jawab (respon) dalam bentuk pengucapan syukur dalam
penatalayanan (stewarship) alam semesta dalam wujud yang konkrit dan kontiniu (Mat. 25:2
Alinea III. Berbicara mengenai karya Roh Kudus yang menghidupkan persekutuan.
Berbicara tentang keesaan. Disinilah panggilan GMKI untuk bersaksi tentang keesaan. Tetapi
keesaan bukan merupakan tujuan, tetapi keesaan adalah untuk bersaksi (Yoh. 17:21). Alinea

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 36


I, II, III merupakan suatu kesatuan yang menunjuk kepada kepercayaan tentang trinitas.
Ketiga alinea ini merupakan rumusan pengakuan iman yang “sederhana” tetapi telah
memenuhi semua komponen yang dibutuhkan oleh pengakuan Kristen.
Alinea IV. Kata “makna” menunjukkan kesadaran akan apa yang terdapat dalam
alinea I, II, III yang selanjutnya kesadaran tersebut berwiujud (implikasi) kepada warga
gereja untuk melihat langsung tanggung jawabnya dalam sejarah bangsa negara Indonesia.
Alinea ini menunjuk kepada kemampuan daya analisa para pendiri yang membuktikan
keberadaan mereka sebagai manusia penganalisa. Ada empat hal yang harus dihadirkan
sebagai wujud kesadaran itu yakni, kesejahteraan, perdamaian, keadilan dan kebenaran di
tengah tengah manusia dan alam semesta.
Alinea V. Menggambarkan tentang aspek kesejarahan dari GMKI. GMKI berawal
saat dimulainya perguruan Tinggi di Indonesia, yang pergerakannya mengikuti irama
kehidupan masyarakat Indonesia.

Pembeda organisasi GMKI dengan organisasi lain


Dengan meletakkan Alkitab sebagai dasar dari pergerakan ini, maka tujuan GMKI
adalah dalam rangka perwujudan cinta kasih Allah. Dari alinea ke 4 pembukaan AD, telah
memberi pengertian akan tujuan dari gerakan ini dan tujuan ini diperinci lagi dalam pasal 3
AD GMKI. Dengan tujuan tersebut, memang seolah-olah sesuatu yang utopis namun harus
disadari bahwa tujuan tersebut telah menempatkan konkritisasi dari pada dasar GMKI dalam
pengertian luas. Dan tujuan ini mengarahkan karya (usaha) GMKI untuk mencerminkan
Alkitab. Tujuan organisasi mengandung tiga hal pokok sebagai elaborasi dari pengutusannya
(pembukaan alinea IV, V) yakni. Ayat 1, sifat misionernya yang dalam istilah gerejani
dikenal dengan “bersaksi” (marturia), Ayat 2, sifat oikumenisnya yaitu sebagai organisasi
yang memperjuangkan ke-Esaan Gereja (Koinonia), Ayat 3, sifat kadernya, sebagai
organisasi yang mempersiapkan pemimpin. Disini tampak keunikan dari organisasi GMKI
dibanding dengan organisasi gerejani lainnya. Bentuk diakonia gereja oleh GMKI
diterjemahkan dalam bentuk persiapan pemimpin Kristen bagi Gereja dan bangsa. Selain itu
ayat 3 ini pula GMKI adalah sarana untuk mewujudkan kesejahteraan, perdamaian, keadilan,
dan cinta kasih di tengah tengah manusia dan alam semesta.

Harapan dan Realitas Manfaat berorganisasi di GMKI


a. GMKI menjadi suatu komunitas yang tidak melihat latar belakang kesukuan,
denominasi, disiplin ilmu, dan pengalaman dari anggotanya. Secara sosiologis sangat
membantu dan saling memperkaya pergaulan, persahabatan, proses saling belajar, rasa
kebersamaan dan kekeluargaan, dan lain-lain.
b. GMKI sebagai wadah pengkaderan dimana terdapat proses pengkaderan dan proses
belajar sesama anggota dalam mengembangkan/meperlengkapi diri sehingga akan
lebih efisien dan efektif serta mampu dalam menunaikan tugas dan tanggung
jawabnya di tengah-tengah Masyarakat, Gereja, dan Bangsa
c. GMKI sebagai komunitas majemuk, merupakan potensi dan kesempatan untuk :
a. Membina dan mengembangkan semangat Oikumenisme untuk meperkokoh
persatuan
b. Membina persatuan dan kesatuan bangsa serta berpatisipasi dalam
pembangunan bangsa dan negara
c. Memperluas kebersamaan dengan semua pihak tanpa membedakan suku,
agama, ras, dan latar belakang lainnya yang diorientasikan untuk turut
membangun masyarakat dan pembangunan nasional sebagai pengamalan
Pancasila

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 37


LDK GMKI FH USU
MATERI IV: MANAJEMEN ORGANISASI

A. Tujuan
Tujuan dari pemberian materi “Manajemen Organisasi” dalam Latihan Dasar
Kepemimpinan ini adalah:
1. Peserta dapat memahami teori dan konsep dasar dari manajemen organisasi.
2. Peserta dapat mengidentifikasi dan merumuskan fungsi-fungsi dari manajemen.
3. Peserta dapat memahami bagaimana mengimplementasikan strategi dalam
organisasi.

B. Sasaran
Setelah mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan ini peserta diharapkan:
a. Peserta memahami teori organisasi dan konsep manajemen organisasi..
b. Peserta mampu mengidentifikasi dan merumuskan fungsi-fungsi dari manajemen
c. Peserta dapat mengimplementasikan strategi dalam organisasinya

C. Materi
I. Teori Organisasi
a. Teori Organisasi
Teori organisasi secara umum bisa diartikan sebagai suatu
pikiran yang merupakan sekelompok orang yang membagi tugas
dengan cara struktur untuk mendapatkan pedoman yang ingin dicapai
bersama-sama. Teori Organisasi adalah teori yang berusaha
menerangkan/meramalkan bagaimanaorganisasi dan orang didalamnya
berperilaku dalam berbagai struktur organisasi,budaya dan lingkungan
untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan Scott dalam Legard (2010), teori organisasi dibagi
menjadi tiga level analisis, yang terdiri dari level sosial-psikologis,
level struktural, dan level makro yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Level Sosial-psikologis
Teori organisasi pertama yaitu level sosial-psikologis
merupakan teori organisasi yang lebih berfokus terhadap hubungan
individu serta antar personal yang ada di dalam sebuah organisasi.
Pada kelompok teori ini, ahli organisasi melakukan upaya untuk
menjelaskan bagaimana orang yang ada di dalam sebuah organisasi
tersebut saling berhubungan dalam mencapai tujuan masing-masing.
b. Level Struktural
Teori organisasi kedua yaitu level struktural merupakan teori
organisasi yang lebih berfokus kepada sebuah organisasi secara umum
serta subdivisi dari sebuah organisasi seperti contohnya departemen,
tim, dan sebagainya.
Pada kelompok teori ini, ahli organisasi juga menjelaskan
mengenai bagaimana antar unit yang ada di dalam organisasi seperti
halnya departemen, bagian, seksi, dan sejenisnya memiliki kaitan
antara satu sama lain dalam mencapai tujuan masing-masing unit
tersebut.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 38


c. Level Makro
Teori organisasi ketiga yaitu level makro merupakan teori organisasi
yang lebih berfokus kepada peran sebuah organisasi dalam menjalin
hubungannya dengan kelompok organisasi maupun komunitas lainnya.
Pada level ini, ahli organisasi melakukan upaya dalam menjelaskan
hubungan antar organisasi dalam mencapai tujuan mereka masing-
masing.

II. Konsep Organisasi


a. Organisasi sebagai wadah / kumpulan orang (bentuk kerjasama)
Contoh:
 Organisasi adalah suatu kelompok orang-orang yang sedang
bekerja ke arah tujuan bersama dibawah kepemimpinan (Ralph
currier Davis)
 Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
pencapaian tujuan bersama
b. Organisasi sebagai Proses pembagian kerja
Contoh:
 Organisasi adalah proses membagi-bagi pekerjaan, mengatur para
pegawai untuk memikul pekerjaan dari badan usaha (Kingsbury &
Wilcox)
 Organisasi adalah pembentukan bagi macam-macam badan usaha,
suatu kerangka yang akan memberikan pembagian aktivitas-
aktivitas yang dilakukan dan untuk pengaturan aktivitas ini di
dalam suatu kerangka yang menunjukkan kepentingan tingkatan
mereka dan hubungan fungsional (Henry Hodges)
c. Organisasi sebagai sistem kerjasama, sistem hubungan atau sistem
sosial.
Contoh:
 Organisasi adalah sistem tentang aktivitas-aktivitas kerjasama dari
dua orang atau lebih , sesuatu yang tak berujud dan tak bersifat
pribadi, sebagain besar mengenai hal hubungan-hubungan
(Barnard)
 Organisasi adalah pola hubungan atau komunikasi yang kompleks
dan hubungan lain dalam suatu kelompok manusia

D. Fungsi-Fungsi Manajemen PDCA (Plan, Do, Check, Action)


Di dalam ilmu manajemen, ada konsep problem solving yang bisa diterapkan di
tempat kerja kita yaitu menggunakan pendekatan P-D-C-A sebagai proses
penyelesaian masalah. Dalam bahasa pengendalian kualitas, P-D-C-A dapat diartikan
sebagai proses penyelesaian dan pengendalian masalah dengan pola runtun dan
sistematis. Secara ringkas, Proses PDCA dapat dijelaskan sebagai berikut:
I. P (Plan = Rencanakan)
Artinya merencanakan SASARAN (GOAL=TUJUAN) dan PROSES apa yang
dibutuhkan untuk menentukan hasil yang sesuai dengan SPESIFIKASI tujuan
yang ditetapkan. PLAN ini harus diterjemahkan secara detil dan per sub-
sistem.
● Perencanaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi sasaran dan proses
dengan mencari tahu hal-hal apa saja yang tidak beres kemudian mencari
solusi atau ide-ide untuk memecahkan masalah ini. Tahapan yang perlu

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 39


diperhatikan, antara lain: mengidentifikasi pelayanan jasa, harapan, dan
kepuasan pelanggan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan
spesifikasi. Kemudian mendeskripsikan proses dari awal hingga akhir
yang akan dilakukan. Memfokuskan pada peluang peningkatan mutu
(pilih salah satu permasalahan yang akan diselesaikan terlebih dahulu).
Identifikasikanlah akar penyebab masalah. Meletakkan sasaran dan proses
yang dibutuhkan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi.
● Mengacu pada aktivitas identifikasi peluang perbaikan dan/ atau
identifikasi terhadap cara-cara mencapai peningkatan dan perbaikan.
● Terakhir mencari dan memilih penyelesaian masalah.
II. D (Do = Kerjakan)
Artinya MELAKUKAN perencanaan PROSES yang telah ditetapkan
sebelumnya. Ukuran-ukuran proses ini juga telah ditetapkan dalam tahap
PLAN. Dalam konsep DO ini kita harus benar-benar menghindari penundaan,
semakin kita menunda pekerjaan maka waktu kita semakin terbuang dan yang
pasti pekerjaan akan bertambah banyak.
● Implementasi proses. Dalam langkah ini, yaitu melaksanakan rencana
yang telah disusun sebelumnya dan memantau proses pelaksanaan
dalam skala kecil (proyek uji coba).
● Mengacu pada penerapan dan pelaksanaan aktivitas yang
direncanakan.
III. C (Check = Evaluasi)
Artinya melakukan evaluasi terhadap SASARAN dan PROSES serta
melaporkan apa saja hasilnya. Kita mengecek kembali apa yang sudah kita
kerjakan, sudahkah sesuai dengan standar yang ada atau masih ada
kekurangan.
● Memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan
spesifikasi dan melaporkan hasilnya.
● Dalam pengecekan ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu
memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan
spesifikasi.
● Teknik yang digunakan adalah observasi dan survei. Apabila masih
menemukan kelemahan-kelemahan, maka disusunlah rencana
perbaikan untuk dilaksanakan selanjutnya. Jika gagal, maka cari
pelaksanaan lain, namun jika berhasil, dilakukan rutinitas.
● Mengacu pada verifikasi apakah penerapan tersebut sesuai dengan
rencana peningkatan dan perbaikan yang diinginkan.
IV. A (Act = Menindaklanjuti)
Artinya melakukan evaluasi total terhadap hasil SASARAN dan PROSES dan
menindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan. Jika ternyata apa yang telah kita
kerjakan masih ada yang kurang atau belum sempurna, segera melakukan
action untuk memperbaikinya. Proses ACT ini sangat penting artinya sebelum
kita melangkah lebih jauh ke proses perbaikan selanjutnya.
● Menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini
berarti juga meninjau seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk
memperbaikinya sebelum implementasi berikutnya.
● Menindaklanjuti hasil berarti melakukan standarisasi perubahan,
seperti mempertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan,
merevisi proses yang sudah diperbaiki, melakukan modifikasi standar,
prosedur dan kebijakan yang ada, mengkomunikasikan kepada seluruh

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 40


staf, pelanggan dan suplier atas perubahan yang dilakukan apabila
diperlukan, mengembangkan rencana yang jelas, dan
mendokumentasikan proyek. Selain itu, juga perlu memonitor
perubahan dengan melakukan pengukuran dan pengendalian proses
secara teratur.

E. Strategi Manajemen
Secara umum pengertian strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan
atau mencapai tujuan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan
dan mengembangkan kekuatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Tentunya dalam penciptaan strategi ini harus sesuai dengan kemampuan
yang kita miliki berdasarkan sumberdaya yang ada.
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber daya sumber
daya lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 1995).
Jadi memimpin dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan
semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah
ditetapkan merupakan merupakan tugas utama manajemen.
Strategi Manajemen adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar
yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran
suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 41


LDK GMKI FH USU
MATERI V: NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN DAN PELAYANAN KRISTEN

Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari pemberian materi “Kepemimpinan Kristen” dalam Latihan
Dasar Kepemimpinan ini adalah:
1. Memberikan pengetahuan kepada peserta konsep dari kepemimpinan seperti mengerti
akan pengertian kepemimpinan, pilar-pilar kepemimpinan kristiani, fungsi pemimpin,
dan nilai-nilai dan karakter dari kepemimpinan kristen itu sendiri.
2. Peserta secara sadar memahami bahwa kepemimpinan Kristen tidak selalu soal
jabatan dan harga diri, tetapi menyadari bahwa kepemimpinan Kristen adalah soal hati
yang melayani bagi sekitarnya.
3. Memberikan pengetahuan kepada peserta mengenai prinsip-prinsip dasar
kepemimpinan
4. Peserta mampu mengerti teknik-teknik pengambilan keputusan agar dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sasaran
Setelah mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan ini peserta diharapkan:
1. Para kader GMKI memahami dengan baik bagaimana konsep dan nilai-nilai dari
kepemimpinan Kristen.
2. Para kader memahami, menghayati, serta menanamkan pada diri mereka bahwa
sesungguhnya kepemimpinan Kristen adalah soal hati yang melayani.
3. Memberikan pemahaman kepada kader mengenai prinsip-prinsip dasar kepemimpinan
terkhususnya kepemimpinan Kristen
4. Para kader dapat mengerti serta dapat mengimplementasikan teknik-teknik
pengambilan keputusan yang benar di segala kondisi.

Resume
Pada dasarnya kepemimpinan Kristen memiliki faktor-faktor dan matra-matra dasar
kepemimpinan yang sama dengan kepemimpinan umum lainnya. Pada sisi lain kenyataan
yang membedakan antara kepemimpinan Kristen dan kepemimpinan sekuler ialah hakikat,
dinamika, serta falsafah yang didasarkan pada Alkitab. Sebagai contoh, premis utama
kepemimpinan Kristen ialah bahwa Allah yang berdaulat oleh kehendak-Nya yang kekal,
telah menetapkan serta memilih setiap pemimpin Kristen kepada pelayanan memimpin.
Pengertian tentang arti dan hakekat kepemimpinan sangat penting bagi seorang
pemimpin. Sebab sadar atau tidak sadar, sengaja atau tidak sengaja, kepemimpinan yang
dipraktikkan seorang pemimpin akan diwarnai oleh pemahaman internalnya tentang arti
kepemimpinan itu sendiri.
Satu kutipan dari Henry Pratt Fairchild, menjelaskan bahwa arti pemimpin adalah
seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya di satu bidang sehingga
dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

Oleh karena itu, kita akan memahami perbedaan antara seorang pemimpin dan seorang
bos dari kualitas yang dimiliki. Perbedaan tersebut antara lain:
1. Seorang Boss akan mengandalkan kekuasaannya, tetapi seorang pemimpin
mengandalkan integritasnya;
2. Seorang Bos akan mempekerjakan bawahannya, tetapi seorang pemimpin mengilhami
bawahannya;

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 42


3. Seorang bos menimbulkan ketakutan, tetapi seorang pemimpin pasti menimbulkan
kepercayaan bagi bawahannya;
4. Dalam setiap aktivitas bersama, seorang bos mengatakan “aku”, tetapi seorang
pemimpin mengatakan “kita;”
5. Seorang pemimpin menunjukkan apa yang salah, tetapi seorang bos menunjukkan
siapa yang salah;
6. Seorang bos menuntut rasa hormat dan meminta bawahan untuk berkorban, tetapi
seorang pemimpin membangkitkan rasa hormat dan melakukan pengorbanan.

Menurut Warren Bennis dan Burt Nanus, seperti yang dikutip Henry dan Richard
Blackaby, mereka menemukan ada lebih dari 850 rumusan tentang kepemimpinan. Makna
pemimpin dalam konsepsi Alkitab, bukan berarti seseorang disebut pemimpin rohani
(Kristen) karena ia seorang Kristen atau melibatkan diri dalam pelayanan Kristen. Pemimpin
Kristen berarti pemimpin yang mengenal Allah secara pribadi dalam Kristus dan memimpin
secara kristiani.
Pemimpin Kristen adalah pribadi yang memiliki perpaduan antara sifat-sifat alamiah
dan sifat-sifat spiritualitas Kristen. Sifat-sifat alamiahnya mencapai efektivitas yang benar
dan tertinggi karena dipakai untuk melayani dan memuliakan Allah. Sedangkan, sifat-sifat
spiritualitas kristianinya menyebabkan ia sanggup mempengaruhi orang-orang yang
dipimpinnya untuk mentaati dan memuliakan Allah. Sebab daya pengaruhnya bukan dari
kepribadian dan ketrampilan dirinya sendiri, tetapi dari kepribadian yang diperbaharui Roh
Kudus dan karunia yang dianugerahkan Roh Kudus.
Jadi, Kepemimpinan Kristen bukan untuk mencari keuntungan materi maupun non-
materi, melainkan untuk pelayanan (Luk. 22:26).

PILAR-PILAR KEPEMIMPINAN KRISTIANI


1. Menjadi Garam (Matius 5:13)
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan seorang pemimpin adalah
kemampuannya dalam mempengaruhi orang lain. Demikian juga, bagi seorang remaja
Kristen. Untuk menjadi seorang pemimpin, hal pertama yang harus diperhatikan
adalah bagaimana dia dapat memberikan pengaruh positif terhadap lingkungannya.
Sebab, pengaruh positif akan menjadi suatu penahan bagi kerusakan dunia sehingga
orang 'dunia' akan terlindung dari perbuatan jahat mereka dengan melihat setiap
tindakan moral yang baik, yang telah diberikan oleh orang percaya. Seorang kristen
harus dididik untuk menjadi garam dunia sehingga dia mampu menjadi pelindung
bagi orang-orang di sekitarnya supaya tidak mudah jatuh dalam dosa.

2. Menjadi Terang (Matius 5:14-16)


Seorang kristen haruslah menjadi terang bagi sekitarnya. Hal ini diwujudkan melalui
perkataan dan perbuatan yang memancarkan cahaya kemuliaan Kristus, yaitu
perbuatan yang dipandang baik di mata Tuhan dan manusia. Dengan begitu, ketika dia
memimpin, dia dapat menunjukkan kebenaran melalui perbuatannya kepada orang
yang masih belum mengenal kebenaran, untuk menuntun orang-orang itu kepada
kebenaran dan kemuliaan Allah.

3. Tamparan (Matius 5:38-39)


Ini berbicara tentang kerelaan hati. Seorang kristen harus diajari untuk memiliki hati
yang rela berkorban demi kepentingan dan pelayanan Tuhan. Seorang pemimpin
Kristen sudah seharusnya menjadi orang yang rela rugi karena menanggung beban
yang mungkin bukan bagian dari tanggung jawabnya. Hal ini akan membuat orang-

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 43


orang yang dipimpin merasa yakin bahwa pemimpin tersebut benar-benar mencintai,
bukan hanya pekerjaannya, tetapi juga kesungguhannya dalam memimpin suatu
organisasi.

4. Ular dan Merpati (Matius 10:16)


Alkitab mengajarkan bahwa anak Tuhan harus memiliki kedua sifat ini, yaitu cerdik
dan tulus. Kedua sifat ini sangat penting dimiliki seorang kristen apabila dia hendak
menjadi seorang pemimpin. Sebab, kelak dia akan menjadi seorang yang cerdik dalam
berpikir dan tulus dalam bertindak. Sehubungan dengan kedua sifat ini, bila berdiri
sendiri-sendiri, kecerdikan ular tidaklah lebih daripada kelicikan, dan ketulusan
seekor merpati tidaklah lebih baik daripada kelemahan. Akan tetapi, jika keduanya
digabungkan, kecerdikan ular akan menyelamatkan seorang pemimpin dan orang-
orang yang dipimpinnya dari keterbukaan yang tidak perlu terhadap bahaya,
sementara ketulusan merpati akan mencegah mereka dari cara yang berdosa untuk
meloloskan diri dari bahaya tersebut.

NILAI-NILAI DAN KARAKTER PEMIMPIN


● Pemimpin yang Memiliki Keberanian
● Pemimpin yang Memiliki Integritas
● Pemimpin yang Memiliki Kesadaran Akan Perubahan
● Pemimpin yang Mengarahkan
● Pemimpin yang Memiliki Kecerdasan Emosional
● Pemimpin yang Memiliki Toleransi

PANGGILAN SEBAGAI PEMIMPIN: SIAPA PEMIMPIN?


1. Semua orang adalah pemimpin. Kepemimpinan dimulai dari diri sendiri. Sebelum
mampu memimpin diri sendiri, orang tidak akan pernah mampu memimpin orang
lain.
2. Dalam pandangan kekristenan, kepemimpinan bukan soal status, jabatan, kedudukan
atau kekuasaan. Kepemimpinan berkaitan erat dengan PANGGILAN. Manusia
diciptakan Allah menurut Gambar dan Rupa Allah (Kej 1:26) bukan untuk sekedar
hadir dan beraktivitas dalam dunia. Setiap orang menerima mandat Allah
memberitakan perbuatan – perbuatan besar dari Allah, menjadi saksi Allah dalam kata
dan perbuatan sebagai Imamat yang Rajani, Bangsa yang Kudus, umat kepunyaan
Allah sendiri (l Petrus 2:9). Setiap orang termasuk orang muda dipanggil oleh Allah.
3. Dalam kekristenan, panggilan kepada siapa yang menjadi pemimpin bukan pertama-
tama soal bakat, bukan soal penampilan, bukan soal umur, bukan soal
pendidikan/keahlian tapi KESADARAN DAN RESPON TERHADAP PANGGILAN
TUHAN. Dalam Alkitab, pola pemanggilan Tuhan terhadap seseorang:
A. Panggilan Tuhan berdasar atas anugerah dan kehendak bebas Tuhan bukan karena
sesuatu kelebihan pada diri orang yang dipanggil. Contoh: Daud, di mata Isai
ayahnya dan saudara-saudaranya, Daud tidak memiliki kelebihan untuk bisa
menjadi seorang Raja karena itu mereka tidak peduli dengan ketidakhadiran Daud
ketika Samuel datang. Tapi Tuhan mengingatkan Samuel: "Jangan pandang paras
atau perawakannya yang tinggi, bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah,
manusia melihat apa yang di depan mata tetapi Tuhan melihat hati" (I Sam
16:6,7).
B. Tiap orang dipanggil dengan cara yang berbeda tapi tiap orang hendaknya
menyadari bahwa Tuhan memanggilnya. Rasul Paulus seorang yang awalnya

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 44


mengecam kekristenan dapat dibaharui oleh kuasa Tuhan untuk menjadi
pemimpin yang luar biasa.
C. Orang - orang yang dipanggil bukanlah orang-orang yang sempurna tetapi mereka
menyadari kelemahan mereka dan Tuhan melengkapi kekurangan mereka.
Yeremia menyadari dirinya masih muda tapi Tuhan memperlengkapinya (Yer
1:6).
D. Tiap orang yang dipanggil terikat dengan panggilannya dan tidak bisa melarikan
diri jauh dari Tuhan. Contoh: Yunus

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
● Dasar pengambilan keputusan: landasan hukum, data dan informasi harus valid dan
akurat.
● Proses pengambilan keputusan: harus demokratis, tidak menekan, mendengar dan
melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) dan tidak ada dominasi.
● Pengambil keputusan etis bukan hal yang mudah. Diperlukan doa, tuntunan Firman
Tuhan, hikmat Roh Kudus dan Petunjuk orang percaya. Allah memberkati keputusan
yang Ia prakarsai dan yang selaras dengan Firman-Nya. Selebihnya, Allah
memberkati keputusan yang memuliakan diri-Nya.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 45


LDK GMKI FH USU
MATERI VI : ANALISA SOSIAL

I. Tujuan

Tujuan dari pembelajaran materi “Analisa Sosial” dalam Latihan Dasar Kepemimpinan
ini adalah:

1. Peserta dapat memahami Analisa Sosial secara teoritis, mengetahui arti penting
dan manfaat analisa sosial
2. Peserta memiliki kesadaran dan cepat tanggap akan permasalahan sosial yang ada
dalam lingkungannya
3. Peserta dapat merumuskan dengan menggunakan teknik dalam melakukan analisa
sosial serta menerapkan kedudukan analisa dalam agenda perubahan yang ada di
masyarakat yang dinamis

II. Sasaran

Setelah mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan, peserta diharapkan:

1. Memahami secara teoritis, arti penting, dan manfaat analisa sosial


2. Memiliki kesadaran dan cepat tanggap akan permasalahan sosial yang ada di
lingkungan sekitar
3. Dapat merumuskan dengan teknik yang diajarkan dan menerapkan analisa sosial
dalam dinamika perubahan dalam masyarakat

III. Materi

Analisa sosial merupakan sebuah proses atau mekanisme yang akan membahas berbagai
problematika yang terjadi pada sebuah objek analisa dan pada akhirnya akan menghasilkan
apa sebenarnya yang menjadi akar permasalahan atas berbagai problematika tersebut. Dari
sana, kita dapat menentukan apa yang dibutuhkan untuk dicarikan solusi yang tepat.

Inilah yang acapkali tidak dilalui oleh para problem solver. Mereka seringkali
menghasilkan solusi atas problematika yang hadir bukan berdasarkan hasil analisa mendalam,
namun hanya berdasarkan dugaan yang argumentasinya lemah atau bahkan hanya
berdasarkan pada kemauannya saja. Mungkin permasalahan yang nyata di lapangan akan
terselesaikan, namun karena ia tak akan menyentuh sampai pada akarnya maka akan hadir
permasalahan-permasalahan baru atau bahkan permasalahan yang nyata tersebut tidak hilang
sama sekali.

Pengertian Analisa Sosial

Analisa sosial merupakan usaha untuk menganalisa sesuatu keadaan atau masalah sosial
secara objektif. Analisa sosial diarahkan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai
situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan histories, struktural dan konsekuensi masalah.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 46


Analisa sosial akan mempelajari struktur sosial, mendalami fenomena-fenomena sosial,
kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi, budaya, dan agama. Sehingga akan diketahui sejauh
mana terjadi perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang menyebabkan masalahmasalah
sosial, dan juga dampak sosial yang muncul akibat masalah sosial.

Ruang Lingkup Analisa Sosial

Pada dasarnya semua realitas sosial dapat dianalisa, namun dalam konteks transformasi
sosial, maka paling tidak objek analisa sosial harus relevan dengan target perubahan sosial
yang direncanakan yang sesuai dengan perubahan.

Secara umum objek sosial yang dapat dianalisa antara lain:

1. Masalah-masalah sosial, seperti: kemiskinan, pelacuran, pengangguran, kriminalitas


2. Sistem sosial, seperti: tradisi, usaha kecil atau menengah, sistem pemerintahan, sistem
pertanian
3. Lembaga-lembaga sosial seperti sekolah layanan rumah sakit, lembaga pedesaan.
Kebijakan publik seperti dampak kebijakan BBM, perlakuan sebuah UU.

Pentingnya Teori Sosial

Teori dan fakta berjalan secara simultan, teori sosial merupakan refleksi dan fakta sosial,
sementara fakta sosial akan mudah dianalisa melalui teori-teori sosial. Teori sosial melibatkan
isu-isu mencakup filsafat untuk memberikan konsepsi-konsepsi hakekat aktivitas sosial dan
perilaku manusia yang ditempatkan dalam realitas empiris. Charles Lemert (1993) dalam
Social Theory: The Multicultural And Classic Readings menyatakan bahwa teori sosial
memang merupakan basis dan pijakan teknis untuk bisa survive.

Teori sosial merupakan refleksi dari sebuah pandangan dunia tertentu yang berakar pada
positivisme. Menurut Anthony Giddens secara filosofis terdapat dua macam analisa sosial.
Pertama, analisa institusional, yaitu analisa sosial yang menekankan pada keterampilan dan
kesetaraan aktor yang memperlakukan institusi sebagai sumber daya dan aturan yang
diproduksi terus-menerus. Kedua, analisa perilaku strategis, adalah analisa sosial yang
memberikan penekanan institusi sebagai sesuatu yang diproduksi secara sosial.

Tahapan-Tahapan Analisa Sosial

Analisa sosial memeiliki beberapa tahapan. Berikut tahapan-tahapan analisa sosial:

1. Tahap Persiapan
2. Tahap Kunjungan Lapangan
3. Tahap Pemilahan Data
4. Tahap Penentuan Masalah
5. Tahap Prioritas Masalah
6. Tahap Akar Masalah

Secara lebih detail, pada tahap kunjungan lapangan para pelaku analisa sosial harus
menanyakan apa yang sudah dan belum diketahui komunitas sasaran. Kemudian
mengumpulkan data tentang komunitas dengan mewawancarai anggotanya. Setelah itu data
dikelompokkan menurut bidang sosial ekonomi, sosial politik dan sosial budaya.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 47


Masingmasing bidang memiliki beberapa masalah. Perlu disusun prioritas masalah di dalam
masingmasing bidang. Diantara ketiga bidang tersebut mana yang paling mendesak? Atau
mana yang paling berpengaruh terhadap kehidupan komunitas.

Pada tahapan akar masalah para pelaku analisa sosial harus memetakan kendala, strategi dan
teknik, langkah-langkah, serta sumber daya untuk menyelesaikan permasalahan. Setelah
keempat hal tersebut berhasil dipetakan maka selanjutnya masuk ke dalam tahapan
pelaksanaan solusi yang sudah dirumuskan untuk menyelesaikan permasalahan sosial.
Setelah solusi tersebut diimplementasikan maka kemudian dievaluasi dan direfleksikan
apakah keadaan masyarakat berubah menjadi lebih baik dengan konfirmasi ke lapangan
secara langsung.

Alat-Alat Analisa Sosial

Selanjutnya, agar analisa sosial lebih berguna maka perlu menggunakan beberapa prinsip
sebagai berikut:

1. Partisipatif/pelibatan berbagai pihak untuk mencari kebenaran


2. Menggunakan konsep perubahan struktur dan relasi-relasi kekuatan yang dianggap
problematis oleh masyarakat.
3. Penelisikan sejarah. Argumentasi sejarah sangat penting untuk memberikan gambaran
masa lalu sebuah masyarakat.
4. Persoalan sosial jangan dianggap sesuatu yang given. Persoalan sosial merupakan
hasil dari proses tertentu yang dibentuk oleh kekuatan tertentu dan untuk kepentingan
tertentu.
5. Metode kerangka berfikir yang dipakai dalam analisa sosial harus sensitif dengan
instrumen kekuasaan wujudnya bisa macam-macam misalnya justifikasi ilmiah
sebagai alat rekayasa
6. Harus dilakukan secara terus menerus.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 48


LDK GMKI FH USU
MATERI VII: PENDIDIKAN POLITIK
Tujuan
Tujuan dari pemberian materi “Pendidikan Politik” dalam Latihan Dasar Kepemimpinan ini
adalah:
1. Peserta dapat memahami Konsep dasar dari Politik, dan Politik Kristen itu sendiri
2. Peserta dapat mengidentifikasi hubungan dan keterikatan antara Politik dan Iman
Kristen itu sendiri
3. Peserta dapat menjadi peneliti kebijakan-kebijakan yang ada di Indonesia, dan mampu
memadukannya tidak hanya sebagai Orang Kristen tetapi juga sebagai Warga Negara
Indonesia

Sasaran
Setelah mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan ini peserta diharapkan:
1. Menguasai teknik menyampaikan pendapat dan mengimplementasikan di waktu yang
akan datang
2. Dapat mengidentifikasi hubungan dan keterikatan antara Politik dan Iman Kristen itu
sendiri
3. Dapat menjadi peneliti kebijakan-kebijakan yang ada di Indonesia, dan mampu
memadukannya tidak hanya sebagai Orang Kristen tetapi juga sebagai Warga Negara
Indonesia

Resume
Pendidikan politik adalah usaha atau upaya berupa bimbingan atau pembinaan secara
disengaja dan sistematis dalam meningkatkan pengetahuan politik sehingga mencintai dan
memiliki keterikatan yang tinggi terhadap bangsa dan negara serta menghayati nilai-nilai
yang terkandung dalam sistem politik agar mampu berpartisipasi dan bertanggung jawab
dalam mencapai tujuan politik dan merupakan proses untuk membina individu agar mampu
memahami, menilai, dan mengambil keputusan tentang berbagai permasalahan dengan cara-
cara yang tepat dan rasional, termasuk dalam menghadapi masalah yang bias maupun isu
yang kontroversial. Pengetahuan politik akan membawa orang pada tingkat partisipasi
tertentu. Dalam politik seseorang tidak hanya dituntut mengembangkan pengetahuan juga
harus mengembangkan aspek sikap dan keterampilan. Pendidikan politik merupakan suatu
upaya sadar yang dilakukan antara pemerintah dan para anggota masyarakan secara
terencana, sistematis, dan dialogis dalam rangka untuk mempelajari dan menurunkan
berbagai konsep, simbol, nilai-nilai, dan norma norma politik dari satu generasi ke generasi
selanjutnya. Manfaat pendidikan politik dapat melatih warganegara agar meningkat
partisipasi politiknya. Lewat pendidikan politik individu diajarkan bagaimana mereka
mengumpulkan informasi dari berbagai media massa, diperkenalkan mengenai struktur
politik, lembaga-lembaga politik, lembaga-lembaga pemerintahan.
Pendidikan politik tidak akan terlaksana tanpa adanya penyelenggaraan yang
dilakukan secara nyata di lapangan atau di tengah-tengah masyarakat. Sedangkan
penyelenggaraan pendidikan politik tentunya akan berkaitan erat dengan bentuk pendidikan
politik yang akan diterapkan di tengah-tengah masyarakat tersebut. Dengan demikian, bentuk
pendidikan politik mana yang akan diterapkan dalam mendukung terlaksanannya pendidikan
politik merupakan hal yang sangat penting bagi pemerintahan suatu Negara, pada umumnya

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 49


pemerintah memegang peranan yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan di
dalam sebuah Negara.
Pendidikan politik dapat diberikan melalui berbagi jalur. Pemberian pendidikan
politik tidak hanya dibatasi oleh lembaga seperti persekolahan atau organisasi saja. Namun
dapat diberikan melalui media, misalnya media cetak dalam bentuk artikel. Semua bentuk
pendidikan politik sebenarnya tidak jadi persoalan, artinya semuanya baik asalkan mampu
memobilisasi simbol-simbol nasional sehingga pendidikan politik tersebut dapat merubah
individu yang memiliki kecintaan terhadap bangsanya atau memiliki rasa keterikatan diri
(sense of belonging) yang tinggi terhadap bangsa Negara.

“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 50


“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 51
“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 52
“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 53
“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 54
“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 55
“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 56
“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 57
“Called and Appointed by God” LDK GMKI FH USU | 58

Anda mungkin juga menyukai