Oleh :
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022
I. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia yang menghubungkan segalanya, akibat kemajuan
teknologi informasi yang berkembang begitu cepat sehingga seseorang dapat dengan
mudahnya menyebarkan informasi-informasi tentang pengalaman mereka terkait
suatu produk. Sehingga para pelanggan dengan mudahnya dipengaruhi oleh channel-
channel yang mereka anggap terpercaya, sebut saja teman atau kerabat mereka. Itu
artinya ada pergeseran kekuatan ke pelanggan terhubung (power shift to the
connected customer) di mana kekuatan horizontal, inklusif, dan sosial mengalahkan
kekuatan vertikal, eksklusif, dan individu, komunitas pelanggan menjadi semakin kuat
1. Dari Eksklusif ke Inklusif
Perubahan dari Eksklusif ke Inklusif ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut :
- Berubahnya struktur kekuatan dunia dari Hegemoni menjadi struktur kekuatan Mu
ltilateral. Negara adidaya yaitu Uni Eropa dan Amerika Serikat, menyadari bahwa
beberapa kekuatan ekonomi bergeser ke seluruh dunia, terutama ke Asia, yang
telah mengalami pertumbuhan yang stabil dalam beberapa tahun terakhir. Negara
adidaya akan tetap kuat; hanya saja negara lain mendapatkan lebih banyak
kekuasaan dari waktu ke waktu. Kekuatan ekonomi tidak lagi terkonsentrasi tetapi
lebih merata
- Kekuatan ekonomi tidak lagi terkonsentrasi, tetapi tersebar lebih merata, lebih mu
da, lebih produktif, dan meningkatnya pendapatan yang menciptakan permintaan
yang kuat akan produk dan jasa sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi itu
sendiri.
- Saat ini juga telah mengalami pergeseran dalam kehidupan manusia dari yang
sebelumnya eksklusif saat ini menjadi inklusif, manusia juga dituntut untuk hidup
secara harmonis walaupun terjadi perbedaan hal tersebut ditandai dengan
munculnya media social, media social melewati berbagai batas dan rintangan baik
rintangan dalam bentuk geografis maupun demografis. Media Sosial semakin
maju dengan penciptaan kolaboratif dalam hal inovasi Researchgate, Wikipedia,
Quora, Medium yang merupakan wujud inklusivitas di media social.
- Contoh perusahaan misalnya The Body Shop yang bergerak Inklusif dengan
membangun nilai – nilai seperti mendukung perdagangan komunitas local dengan
tujuan mendapat suatu manfaat ekonomis
2. Dari Vertikal ke Horizontal
Perubahan dari Vertikal ke Horizontal dapat dilihat dengan beberapa hal sebagai
berikut :
- Terciptanya lapangan bisnis yang sepadan bagi perusahaan-perusahaan.
Globalisasi menciptakan level playing field. Daya saing perusahaan tidak akan
lagi ditentukan oleh ukuran, negara asal, atau keuntungan masa lalu mereka.
Perusahaan yang lebih kecil, lebih muda, dan berbasis lokal akan memiliki
kesempatan untuk bersaing dengan perusahaan yang lebih besar, lebih tua, dan
global. Akhirnya, tidak akan ada perusahaan yang terlalu mendominasi yang lain.
Sebaliknya, perusahaan dapat lebih kompetitif jika dapat terhubung dengan
komunitas pelanggan dan mitra untuk co-creation dan dengan pesaing untuk co-
opetition.
3. Dari Individual ke Sosial
III. KESIMPULAN
- Pergeseran kekuatan ke konsumen terhubung yaitu bisnis dengan kondisi yang
lebih horizontal, inklusif dan sosial harus diterima oleh perusahaan. Pasar yang
terjadi menjadi lebih inklusif dengan media social yang menghapus Batasan
geografis dan demografis yang memungkinkan masyarakat melakukan
komunikasi dan perusahaan berinovasi melalui kolaborasi.
- Pelanggan semakin berorientasi secara horizontal dan maskin waspada
komunikasi pemasaran merek dan lebih mengandalkan faktor – f ( teman,
keluarga, penggemar dan pengikut). Pelanggan menjadi semakin social daripada
sebelumnya dalam melakukan proses pembelian. Pelanggan lebih memperhatikan
longkaran social saat membuat keputusan pembelian dengan meminta nasihat dan
ulasan, baik seacara online maupun offline.
Dalam kondisi ini, para audiens Anda sudah mengenal akan produk dan brand yang Anda
jual. Mereka sudah sadar akan adanya sebuah brand atau produk yang Anda jual lewat iklan
berbagai media tradisonal seperti brosur, iklan, atau spanduk.
Appeal
Pada tahapan ini, para audiens sudah mulai merasa tertarik dengan produk yang Anda jual.
Mereka mulai mempertimbangkan apakah mereka benar-benar butuh akan produk tersebut?
Mereka juga akan memikirkan apa mereka harus membeli produk itu?
Ask
Para audiens kemungkinan akan bertanya pada temannya yang sudah pernah beli, mencari
informasi ulasan di internet, atau mencari tahu berbagai komposisi barang dan harganya.
Act
Setelah ketiga tahapan diatas sudah terlewati, audiens Anda akhirnya akan mulai berani
untuk bertindak. Akhirnya, mereka membeli produk yang memang mereka suka.
Advocate
Jika pelanggan Anda merasa puas akan produk yang sudah dibelinya, maka mereka akan
menjadi advocate atas produk Anda. Artinya, mereka akan mulai merekomendasikan produk
yang sudah mereka beli. Caranya bisa bermacam-macam, seperti memberikan feedback,
rekemondasi, atau berbagai ulasan online atau offline.
Akan lebih baik lagi jika dalam proses mempertahankan konsistensi ini,
citra brand.
Quick Links
Beranda
Tentang Kami
Blog
Kontak
Layanan
Branding Strategy
360° Digital Marketing
Website Development
Ikuti Kami
DREAMBOX
Dreambox Digital Marketing and Branding Consultant Terpercaya Bagi Bisnis Anda
Bisnis Anda harus beradaptasi di era teknologi dengan digital marketing untuk mempertahankan serta mengembangkan potensi yang
ada. Digital marketing dapat membantu bisnis Anda dalam meraih pasar yang lebih luas hingga ke sektor platform offline sekalipun.
Dreambox Digital Marketing Agency, Branding Agency Jakarta, Website menyediakan layanan digital marketing seperti Social Media
Management, Social Media Advertising, Influencer Management, Key Opinion Leader (KOL) Management, Search Engine Optimization
(SEO) Management, Search Engine Marketing (SEM) Management, Google Display Network (GDN) Management, dan berbagai digital
marketing tools lainnya. Layanan ini membantu bisnis Anda berkembang secara online, dan pastinya berdampak juga dalam sektor
offline.
Sembari menjalankan digital marketing, bisnis Anda juga membutuhkan branding yang kuat sebagai bentuk pembeda dengan
kompetitor yang ada. Branding yang kuat pastinya memiliki Brand Essence yang baik, seperti Brand Identity (logo brand dan nama
brand), Brand Guideline, Brand Architecture, dan Brand Value. Empat unsur tersebut merupakan bagian dari Brand Essence yang
harus dimiliki oleh sebuah bisnis untuk memiliki branding yang kuat. Dreambox Digital Marketing Agency Jakarta siap membantu Anda
Setelah memiliki branding yang kuat, bisnis Anda juga perlu memiliki website dengan traffic yang baik dan mudah untuk digunakan oleh
pengunjung. Dreambox Digital Marketing Jakarta dapat membantu Anda dalam mengembangkan website bisnis Anda secara optimal
dengan layanan Website Development. Website Development kami dilengkapi dengan Digital Marketing Tools seperti Search Engine
Optimization (SEO) yang akan membantu Anda mendapatkan traffic atau kunjungan website yang maksimal dalam jangka waktu lama.
Dengan demikian, brand bisnis Anda akan semakin mudah untuk ditemukan oleh audiens lama maupun baru.
© Copyright 2022 DREAMBOX Group. All Rights Reserved.
Tentang Kami
Layanan
Portfolio
Blog
Kontak
3. Memberi Solusi
Saat ini, masyarakat sudah lelah dengan seluruh strategi pemasaran dalam bentuk iklan yang
bisa mereka jumpai dimana-mana. Marketing 4.0 hadir dengan memberikan solusi pemasaran
yang mampu menjadi jalan tengah antara kebutuhan pelanggan dan bisnis. Oleh karena itu,
pesan yang disampaikan tidak boleh terlalu fokus pada penjualan, namun juga memberikan
solusi atas apa yang memang benar-benar konsumen butuhkan.
Dalam buku marketing 4.0, telah dijelaskan bahwa para penjual harus mengalisa titik frustasi
pelanggannya. Khususnya, ketika mereka menggunakan suatu produk atau jasa layanan. Dari
sana, Anda harus memikirkan tentang bagaimana fungsi produk yang Anda tawarkan mampu
membantu masalah pelanggan Anda.
Pada poin ini, Anda akan lebih fokus pada pengertian 4.0 yang digabungkan dengan sentuhan
konsumen secara manusiawi dengan kecanggihan teknologi yang saat ini terus berkembang.
Dalam aspek antropologi digital, teknologi yang ada saat ini akan berinteraksi secara aktif
atau antarmuka digital.
Proses ini juga akan memperlihatkan bagaimana konsumen akan berprilaku dalam konteks
teknologi, serta bagaimana teknologi yang digunakan oleh manusia mampu secara efektif
berinteraksi antar satu dengan yang lainnya.
Salah satu praktiknya adalah social listening, yang merupakan suatu proses proaktif dalam
memantau percakapan tentang suatu media di internet, khususnya media sosial dan dalam
komunitas online.