Anda di halaman 1dari 16

JURNAL ILMIAH MAHASISWA UNISSULA (JIMU)

Universitas Islam Sultan Agung


Semarang, 1 Maret 2023
ISSN

Efektivitas Pembelajaran Aqidah Akhlaq Dalam Membentuk


Karakter Tanggung Jawab Bagi Siswa Kelas VI Di Mi
Islamiyah Harjosari

1
Moch. Danang Nur Wicaksono*, 2Toha Makhsun, 3H. Choeroni
1
Tarbiyah, Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Sultan Agung
2
Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung
3
Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung

*Corresponding Author:
Mochdanangnur@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat efektivitas dalam pembelajaran
aqidah akhlaq dalam membentuk karakter tanggung jawab bagi siswa kelas VI di
Mi Islamiyah Harjosari. Akibat belum terbentuknya karakter pada peserta didik
khusunya dalam hal tanggung jawab, yang mana bisa dilihat beberapa peserta
didik tidak melaksanakan dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan kepada
peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini
termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif, Adapun sumber datanya terdiri dari
dokumen tertulis seperti literatur ilmiah dan buku penunjang lainnya yang
berkaitan dengan penelitian. Data yang di peroleh dari hasil wawancara dengan
Ibu Tutur Anisah selaku Pengajar Aqidah Akhlaq Di kelas VI MI Islamiyah
Harjosari, Analisis data pada penelitian ini meliputi pengumpul data, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian
bahwasannya penerapan pembelajaran aqidah akhlaq dalam membentuk karakter
tanggung jawab belum sepenuhnya berhasil. Karena penyampaian materi yang
bersifat monoton dan tidak memenuhi indikator pembelajaran yang efektif seperti
pengelolaan kelas, proses komunikasi, respon yang diberikan murid, aktivitas
pembelajran dan hasil belajar yang belum menunjukan keefektifannya dalam
membentuk karakter tanggung jawab murid. Hal ini juga dipengaruhi oleh factor
linkungannya juga.
Kata Kunci: Efektivitas, Karakter Tanggung Jawab, Aqidah Akhlaq

1
JURNAL ILMIAH MAHASISWA UNISSULA (JIMU)
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang, 1 Maret 2023
ISSN
Abstract
This study was conducted to measure the level of effectiveness in learning aqidah
akhlaq in shaping the character of responsibility for class VI students in Mi
Islamiyah Harjosari. As a result of the lack of character formation in students,
especially in terms of responsibility, which can be seen that some students do not
carry out and do not do the tasks given to students. This research is a qualitative
research. This research is a type of descriptive qualitative research, the data
source consists of written documents such as scientific literature and other
supporting books related to research. The data obtained from the results of an
interview with Mrs. Tutur Anisah as a Teacher of Aqidah Akhlaq in class VI MI
Islamiyah Harjosari, data analysis in this study includes data collectors, data
reduction, data presentation, and drawing conclusions. From the results of the
study, the application of moral aqidah learning in shaping the character of
responsibility has not been fully successful. Because the delivery of material is
monotonous and does not meet effective learning indicators such as classroom
management, communication processes, responses given by students, learning
activities and learning outcomes that have not shown their effectiveness in shaping
the character of student responsibility. This is also influenced by the linkage factor
as well.
Keywords: Effectiveness, Character of Responsibility, Aqidah Akhlaq

2
JURNAL ILMIAH MAHASISWA UNISSULA (JIMU)
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang, 1 Maret 2023
ISSN

1. PENDAHULUAN

Fenomena pada zaman sekarang, semakin berkembang dan ada beberapa


kasus yang memberi petunjuk terhadap penurunan karakter pada masyarakat yang
dikhususkan pada kalangan peseta didik yang bisa kita lihat di media, termasuk
media sosial. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sistem yang ada dalam pendidikan
di Indonesia masih belum berhasil dalam membentuk manusia-manusia sebagai
penerus bangsa yang berkarakter baik dan berakhlaq mulia.1

Pendidikan tidak hanya berfokus pada perkembangan potensi pada manusia


secara intelektual, melainkan juga mencakup pada proses pembentukan karakter. Salah
satu karakter yang penting untuk dimiliki oleh peserta didik adalah karakter tanggung
jawab. Tanggung jawab mewakili dasar nilai secara Universal. Pendidikan secara
khusus bertujuan untuk menuntun peserta didik menjadi peserta didik yang bertanggung
jawab. Oleh karena itu, karakter tanggung jawab penting diajarkan kepada peserta
didik.2

Permasalahannya pendidikan karakter saat ini kian hari kian merosot yang
disebabkan oleh banyak hal. Permasalahan yang biasa kita jumpai ialah pengaruh
pergaulan, lingkungan, kurangnya perhatian orang tua dan lain sebagainya. Salah satu
karakter yang sangat terasa kemerosotannya ialah karakter tanggung jawab. Karakter
tanggung jawab ini meliputi tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat
dan Allah Swt. Tanggung jawab ini merupakan kesadaran diri manusia terhadap tingkah
laku yang telah dilakukannya secara sengaja maupun tidak disengaja. Banyak sekali
peserta didik yang tidak mau bertanggung jawab dengan dirinya sendiri, keluarga,
masyarakat dan agama. seperti tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah yang telah
diberikan oleh guru, menganggap remeh pembelajaran daring, mengabaikan perintah
dan larangan agama, dan lain-lain. Hal ini terlihat sepele dimata orang-orang, jika di
biarkan ini akan mengakar dan menjadi kepribadian atau karakter bagi para peserta
didik.3

Pembelajaran aqidah akhlaq yang diterapkan di MI Islamiyah Harjosari ini


dimaksudkan agar peserta didik kelas VI mendapatkan dasar-dasar akhlaq Islam yang
dapat menjadi kebiasaan serta membentuk karakter berdasarkan moral Islam khususnya
pada karakter tanggung jawab pada anak zaman sekarang yang banyak memiliki potensi
kecerdasan namun sulit untuk bersikap tanggung jawab.

Dalam penulisan jurnal ini, penulis membahas tentang bagaimana proses


pembelajaran aqidah akhlaq dalam membentuk karakter tanggung jawab dan apakah
pembelajaran aqidah akhlaq yang dilakukan oleh pendidik untuk membentuk karakter
tanggung jawab peserta didik di Mi Islamiyah harjosari sudah efektif. Sedangkan untuk
tujuannya untuk mengatahui bagaimana proses pembelajaran dan apakah pembelajaran

1
Fatchul Mu’in.2013. (Muin, 2013) (Setyawan, 2019), Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, Hlm.161-162
2
Maulana Arif Setyawan2019.“Penanaman Nilai Moral Anak Di Lingkungan Lokalisasi (Studi Kasus
Tpq Ar-Rahman Kalibanteng Kulon Kota Semarang),” Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol.16, No. 2.
2
Wibowo, I. S., & Magfirotu.2016., (Wibowo, 2016). Jurnal Gentala Pendidikan Dasar,Vol.3, No.4
3
Thomas Lickona.2012.(Characters Matters) (Lickona, 2012), Jakarta: PT Bumi Aksara, Hlm. 690

3
JURNAL ILMIAH MAHASISWA UNISSULA (JIMU)
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang, 1 Maret 2023
ISSN
aqidah akhlaq dalam membentuk karakter tanggung jawab peserta didik kelas VI di Mi
Islamiyah Harjosari sudah efektif.

Efektivitas adalah suatu yang berdampak, berubah, berakibat, atau suatu yang
menghasilkan perubahan dari sistem yang dibuat dan menghasilkan yang lebih baik.
Efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran sehingga dapat
membawa hasil yang berguna serta efek yang positif, termasuk dalam pembelajaran
Aqidah akhlaq. Pencapaian tujuan tersebut berupa meningkatkan pengetahuan dan
pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, orang tua, serta
pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.4

Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa suatu


program pendidikan dikatakan efektif apabila hasil yang diharapkan sesuai dengan apa
yang direncanakan baik dalam segi lulusnya maupun aspek lainnya. Dan apabila
hasilnya jauh dari perencanaan maka bisa dikatakan proses pendidikan/pembelajaran
dinilai tidak efektif. Jadi pada intinya efektivitas merupakan suatu hal yang memberikan
hasil atau efek terhadap sesuatu.

Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau “pengajaran”. Pengajaran


mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. Dengan demikian pengajaran
diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru).
Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan
belajar adalah kegiatan primer.Pembelajaran ialah suatu proses interaksi yang dilakukan
oleh peserta didik dengan pengajar dan sumbe belajar pada suatu lingkungan belajar.5

Jadi, metode pembelajaran ialah strategi yang digunakan pendidik untuk


menyampaikan pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan yang diinginkan
daalam kegiatan pembelajaran yang makin tepat dengan metode yang dilakukan mka
akan makin efektif dan efisien kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh
pendidik dan peserta didik akhirnya menunjang dan mengantarkan keberhasilan belajar
peserta didik dan keberhasilan mengajar yang dilakukan oleh pendidik.6

Secara pengertian etomologi Aqidah mempunyai arti “keyakinan”. Hubungan


antara kata “aqdan dan aqidah” ialah keyakinan tersebut mempunyai pondasi yang
kokoh didalam hati, mempunyai sifat mengikat dan mengandung perjanjian. 7 Pengertian
secara terminologi, aqidah akhlaq ialah beberapa jumlah kebenaran yang bisa diterima
secara umum (axioma) oleh insan yang mempunyai akal, wahyu dan fitrah. Bahwa
kebenaran dan keberadannya secara pasti dan dapat ditolak sengan segala hal yang
bertentangan dengan hal benar tersebut.8

Pembelajaran Aqidah Akhlaq adalah upaya sadar dan terencana dalam


menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani
Allah SWT dan merealisasikan dalam perilaku akhlaq mulia dalam kehidupan sehari-
4
H. Emerson, 2018.Efektifitas dan Efisiensi dalam Pembangunan, Jakarta: Alfabeta, Hlm. 16
5
Evelin Siregar & Hartini Nara, 2013.Teori Belajar dan Pembelajaran.Bogor: Ghalia Indonesia. Hlm14.
Oemar Hamalik.2014. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, Hlm 201
6
Musyrifah, 2018. “Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq, Skripsi.Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
7
Kutsiyyah,2019. Pembelajaran Aqidah Akhlaq,Pamekasan: Duta Media. Hlm 2-3
8
Yunahar ilyas,2013. kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam,Hlm 1

4
JURNAL ILMIAH MAHASISWA UNISSULA (JIMU)
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang, 1 Maret 2023
ISSN
hari melalaui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan
pembiasaan.9

Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan pembelajaran aqidah juga dianggap
pembelajaran yang sangat penting dalam membentuk karakter siswa yang sesuai dengan
nilai-nilai Islam dalam berperilaku dan berinteraksi dengan Allah Swt maupun dengan
sesame makhluk ciptaan-Nya secara vertical maupun horizontal. Dalam pembelajaran
aqidah akhlaq ini diharapkan dapat mencetak generasi yang dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan. Bahwa yang di maksud pembelajaran aqidah
akhlaq ialah pembelajaran yang terencana agar mencapai tujuan yang ditentukan agar
menciptakan sebuah interaksi yang saling berhubungan untuk membentuk tingkah laku,
budi pekerti mulia dan mempunyai nilai uluhiyyah yang tinggi.

Menurut Abu Munawar karakter tanggung jawab ialah mebedakan antara benar
dan salah, yang dibolehkan dan yang tidak dibolehkan, yang dianjurkan dan dicegah ,
yang baik dan yang buruk, dan memiliki rasa sadar terhadap untuk menjauhi segala
yang bersifat negatif dan mencoba membina dirinya sendiri untuk selalu melakukan hal-
hal yang positif. Jadi saat itu mulai dapat melakukan apa yang dimengertikan dan tidak
lagi tergoda untuk melakukan hal yang sama kepada orang lain, sekalipun orang lain itu
berjumlah banyak dan bersikeras untuk dianut, dan ditantang dengan ancaman ataupun
hukuman.10

Tanggung jawab menurut Schiller & Bryan tanggung jawab ialah perilaku yang
menentukan bagaimana reaksi kita terhadap situasi setiap hari, yang membutuhkan
beberapa jeniss keputusan yang memnpunyai sifat moral.11

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan sesungguhnya


tanggung jawab ialah kemampuan untuk memahami mengenai apa yang bersifat positif
dan negatif, mempunyai usaha untuk tidak melakukan hal yang bersifat negatif dan
melakukan hal yang bersifat positif. Tanggung jawab itu merupakan sebuah
pengambilan keputusan yang tepat dan efektif, merupakan pilihan yang terbaik dalam
batas – batas norma sosial, kesanggupan untuk menentukan suatu sikap dan memikul
resiko terhadap apa yang telah dilakukannya.

Agus Zaenal Fitri dalam bukunya juga mengemukakan beberapa indikator nilai
karakter tanggung jawab, yaitu:

1) Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik

2) Bertanggung jawab atas setiap perbuatan

3) Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan

9
Departemen Agama RI.2013. Alquran dan terjemahnya, Bekasi: Cipta Bagus Segara, Hlm. 313.
10
Thomas Lickona, Characters Matters, 2012.Persoalan Karakter, Bagaimana Membantu Anak
Mengembangkan Penilaian yang Baik, Integritas dan Kebajikan Penting lainnya, Jakarta: PT Bumi
Aksara, Hlm. 690
11
Maryono, Budiono, H., & Okha, R. (2018).” Implementasi pendidikan karakter mandiri di sekolah
dasar”. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, Vol. 3 No.2,

5
JURNAL ILMIAH MAHASISWA UNISSULA (JIMU)
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang, 1 Maret 2023
ISSN
4) Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama45

Adapun metode yang biasa digunakan untuk membentuk karakter tanggung


jawab ialah:

a. Pembiasaan

Pembiasaan ialah usaha yang mempunyai hal praktis dalam membina dan
membentuk peserta didik.

b. Paksaan

Dalam tahapan tertentu pembinaan terhadap akhlaq, khususnya akhlaq yang


lahiriah dapat pula dilakssanakan dengan cara paksaan yang lama- kelamaan tidak lagi
dipaksa. Seseorang yang mempunyai keinginan menulisa dan memberikan kata-kata
yang bagus misalnya seseorang harus memaksakan tangan dan mulutnya untuk
menuliskan dan memberikan kata kata yang bagus. Jadi bila pembinaan ini sudah
berlangsung kurun waktu yang lama, maka paksaan yang diterapkan sudah tidak lagi
sebagai paksaan.

c. Keteladanan

Akhlaq yang mempunyai predikat baik tidak dapat dibentuk hanya dengan
pelajaran, intruksi dan larangan. Sebab tabiat dari jiwa untuk menerima keutamaan yaitu
tidak cukup dengan hanya seorang guru mengatakan kerjakan ini kerjakan itu.
Menanamkan karakter tanggung jawab memerlukan pendidikan yang panjang dan harus
memiliki pendekatan. Pendidikan itu tidak akan sukses melainkan dengan disertai
pemberian teladan yang baik dan nyata.

d. Ceramah

Ceramah adalah salah satu cara penyampaian dengan menggunakan lisan oleh
pendidik dimuka kelas. Peran seorang peserta didik disini sebagai penerima pesan,
mendengarkan, memperhatikan, serta mencatat keterangan apa yang telah disampaikan
oleh pendidik.

Penelitian yang saya lakukan ini bukanlah penelitian yang baru pertama kali,
akan tetapi sudah ada peneliti-peneliti yang sebelumnya membahas tentang Kerjasama
guru pai dan peserta didik dalam Pembentukan Karakter tanggung jawab melalui
pembelajaran Aqidah Akhlaq baik di Madrasah. Namun dalam penelitian ini peneliti
tidak sama dengan pembahasan yang akan dilakukan oleh penulis. adapun kajian
terdahulu yang pernah dilakukan yang berhubungan dengan topik ini yaitu: Jurnal
Pendidikan KArakter , Tahun XI Nomor 1, April 2021 oleh Rivan Gestiardi, Suyitno
yang berjudul “Penguatan Pendidikan Karakter Tanggung Jawab Sekolah Dasar Di Era
Pandemi”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penguatan pendidikan
karakter (PPK) sekolah dasar pada era pan-demi Covid-19 sekolah dapat dilakukan
dengan caraperan sekolah memberikan himbauan penerapan protokol kesehatan
seperti mencuci tangan sesering mungkin,menggunakan masker,dan menjaga jarak
aman kepada satu sama lain.Sekolah juga berkerjasama dengan orangtua untuk me-

6
JURNAL ILMIAH MAHASISWA UNISSULA (JIMU)
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang, 1 Maret 2023
ISSN
nekankan pendidikan karakter siswa da-lam pendampingan pembelajaran selama di
rumah.SD Muhammadiyah Ngabean 1 memfokuskan PPK yakni disiplin dalam
mengumpulkan tugas dan bertanggung ja-wab dalam mengerjakan tugas masing-ma-
sing yang diberikanoleh guru. Sedangkan kendala yang dihadapi yakni faktor keju-
juran dan mandiri siswa dalam mengerja-kan tugas menjadi hambatan yang
utama. Solusi yang ditawarkan dalam penelitian ini yaituseluruhstakeholderyang
terlibat harus mampumenjalankan tugas masing-masing dengan baik dan selalu
mengingat-kan tugas dan kewajiban siswa sebagai seorang pelajar.

Kemudian, jurnal Papeda: Vol 2, No.1, Januari 2020 oleh Rifa Pramesti, Dhi
Bramasta dan Subuh Anggoro yang berjudul “Implementasi Pendidikan karakter
Tanggung Jawab dan Kerja Sama dalam Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 Di SD
Negeri 2 Berkoh”. Berdasarkan hasil penelitian Implementasi Pendidikan Karakter
tanggung jawab dan kerja sama di dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013, dapat
dilakukan melalui beberapa cara yaitu seperti kegiatan pembelajaran, bimbingan,
kegiatan spontan dan pembiasaan. Di dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan
melalui tanggung jawab terhadap tugas, mengerjakan tugas kelompok secara bersama
dan kerja kelompok dapat dilakukan melalui metode ceramah dan eksperimen supaya
peserta didik dapat bertanggung jawab dan kerja sama dengan baik melalui kegiatan
pembelajaran. Pendidikan karakter tnggung jawab dan kerja sama di dalam
pembelajaran tematik dapat digunakan sebagai sarana pengembangan nilai nilai karakter
yang ada di dalammnya seperti rasa percaya diri, sopan santun, menghormati orang lain,
jujur untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk saling berinteraksi antara
satu dengan yang lainnya. Pelaksanaan pendidikan karakter tanggung jawab dan kerja
sama mendapat kendala seperti orang tua yang kurang perhatian, kurang tanggung
jawab dan anak broken home sehingga mengakibatkan anak kurang tanggung jawab dan
kerja sama di dalam sebuah pembelajaran.
2. METODE
Penelitian pada dasarnya adalah suatu bentuk pencarian mengumpulkan data,
mengukur data, melakukan analisis, menyimpulkan, menguji keabsahan, dan
menafsirkan hal-hal yang masih bersifat teka-teki.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis pendekatan kualitatif dengan
fungsi deskriptif. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian
kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang dalam proses penelitiannya tidak
menggunakan data statistik atau kuantifikasi. Sementarat itu fungsi Deskriptif adalah
suatu metode penelitian yang tujuannya untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena dan permasalahan yang ada, baik yang sedang berlangsung maupun yang
telah lampau.
Alasan pemilihan jenis dan pendekatan penelitian ini adalah untuk memudahkan
peneliti dalam mencari data yang bersifat deskriptif yang diperoleh dari informan
(narasumber) terkait dengan pembelajaran aqidah akhlaq dalam membentuk karakter
tanggung jawab peserta didik
Penelitian ini dilakukan di MI Islamiyah Harjosari. Sementara waktu penelitian
ini berlangsung pada bulan desember 2022. Bentuk instrumen pengumpulan data yang
peneliti gunakan untuk menggali data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara,
dan dokumentasi.

7
JURNAL ILMIAH MAHASISWA UNISSULA (JIMU)
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang, 1 Maret 2023
ISSN
1. Observasi

Observasi adalah mencari data dengan mengamati dan mencatat secara


sistematik gejala-gejala pada objek penelitian. Observasi langsung terkait
dengan kondisi keagamaan di masyarakat, dan proses pola pembinaan terhadap
masyarakat oleh guru PAI,
Dalam penelitian ini teknik observasi yang digunakan adalah dengan
terjun langsung ke lapangan tempat penelitian dengan menagamati, mencatat
dan memfoto sebagai bentuk dari dokumentasi dari informasi yang dibutuhkan.
2. Wawancara

Wawancara adalah instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam


memperoleh informasi secara langsung dari sumbernya. pada penelitian ini
wawancara dilakukan secara tatap muka langsung dengan narasumber.
Narasumber dalam penelitian ini ialah masyarakat desa Depok dan guru PAI
.Pada penelitian ini peneliti menggunakan pedoman wawancara yang
terstruktur, yaitu peneliti mempersiapkan pedoman wawancara yang telah
disiapkan secara rinci dengan pertanyaan yang tersusun sistematis.
3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara


menghimpun dan menganalisis data yang berupa dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Metode ini digunakan untuk
memperoleh data tentang keadaan dan kondisi masyarakat desa Depok, fasilitas
yang digunakan, data guru PAI. Data ini diperoleh dari kentor kepala desa dan
masyarakat desa Depok.
Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan
analisis data. Analisis data adalah upaya mengelola data yang telah ada
menjadi sebuah informasi yang jelas, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data
tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab
masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.
Milles & Huberman menjelaskan bahwa dalam analisis data kualitatif,
aktivitas analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-
menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas dan data yang
diperoleh sudah merupakan data jenuh.Aktivitas dalam analisis data meliputi :
1. Reduksi data (Data reduction)

Reduksi Data adalah bentuk penyederhanaan data.Reduksi data dalam


penelitian adalah merangkum, menyederhanakan, memilih dan memfokuskan
pada hal-hal yang penting, serta membuat kategori.
Langkah-langkah reduksi menyederhanakan data) dalam penelitian ini
meliputi : merangkum semua data yang telah diperoleh menjadi sebuah catatan
data yang singkat, padat, dan jelas, mencatat data pokok penelitian, dan
mengumpulkan data sesuai dengan kategorinya.

8
JURNAL ILMIAH MAHASISWA UNISSULA (JIMU)
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang, 1 Maret 2023
ISSN
2. Panyajian data (Data display)
Langkah setelah penyederhanaan (reduksi) data adalah memaparkan data
atau menyajikan data ke dalam pola yang sederhana dalam bentuk berupa uraian
singkat, bagan, grafik, matrik, network dan chart.
Langkah-langkah Memaparkan Data dalam penelitian ini meliputi :
menyiapkan data yang telah di reduksi (disederhanakan), membuat pola
tabel/grafik yang sesuai dengan pola pembinaan guru PAI dalam kehidupan
keberagamaan masyarakat desa Depok Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal ,
memasukkan data kedalam tabel/grafik yang telah dibuat sebelumnya,
memberikan uraian singkat mengenai data yang telah disajikan dalam tabel
grafik penelitian ini.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion drawing/Verification)

Langkah terakhir dalam analisis data adalah menarik kesimpulan.Penarikan


kesimpulan merupakan hasil akhir dari penelitian yang menjawab fokus
penelitian.Langkah Penarikan Kesimpulan/Verifikasi dalam penelitian ini :
menganalisis data penelitian yang telah di reduksi dan disajikan,
menjawab/mendeskripsikan fokus penelitian tentang pola pembinaan guru PAI
kepada masyarakat dan bagaimana kehidupan keberagaan masyarakat dari hasil
data yang telah di analisis, kemudian ditariklah kesimpulan dari hasil jawaban
penelitian
Alur atau desain penelitian dilakukan berdasarkan pendekatan kualitatif,
yaitu dengan menggunakan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data
merupakan langkah terpenting dalam penelitian karena tujuan utama penelitian
adalah untuk memperoleh data.12
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Proses Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam membentuk Karakter
Tanggung Jawab Peserta Didik Kelas VI di MI Islamiyah Harjosari
Menurut penulis penelitian ini sudah direncanakan dan disusun sedemikian rupa
agar menghasilkan keinginan yang diinginkan oleh pengajar. Selain itu pengajar juga
harus bisa merencanakan proses pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan secara matang
agar saat dimulai pembelajaran dapat terjalan secara efektif terhadap penanaman
karakter tanggung jawab sesuai yang telah direncanakan.
Mata pelajaran Aqidah Akhlaq sangat berpengaruh dan sangat penting untuk
diajarkan ke peserta didik karena Aqidah Akhlaq mempunyai sangkut paut dengan
kepercayaan individu terhadap Allah SWT untuk mendapat penanaman karakter melaui
pembiasaan pembelajaran Aqidah Akhlaq.
Dari transisi masa kelas V ke kelas VI Madrasah Ibtidaiyyah tentunya ada
sedikit perbedaan yang lumayan signifikan dalam hal pembelajaran yang baru didalam
karakter pendidikan peserta didik.
12
Sugiyono,2016. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Dan R&D ,Bandung:
Alfabeta.
13 M.A Dr. Nursapia Harahap, 2020.Penelitian Kualitatif, ed. by : Dr. Hasan Sazali M.A, edn:
Medan.

9
JURNAL ILMIAH MAHASISWA UNISSULA (JIMU)
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang, 1 Maret 2023
ISSN
Adanya pembelajaran Aqidah Akhlaq sebagai salah satu usaha untuk
menanamkan karakter tanggung jawab pada peserta didik, dimana setelah meninggalkan
jenjang kelas VI Madrasah Ibtidaiyyah untuk melanjutkan jenjang selanjutnya harus ada
pembekalan terhadap perilaku terutama perilaku tanggung jawab, yang dari dasarnya
dahulu yaitu karakter tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Para pengajar pasti
mencari berbagai macam cara kegiatan pembelajaran Aqidah Akhlaq agar peserta didik
bisa mencontoh dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak sekolah, salah
satunya yaitu Ibu Tutur Annisah S.Pd.I selaku pengajar kelas VI mata pelajaran Aqidah
Akhlaq mengenai kegiatan awal yang dilakukan saat pembelajaran Aqidah Akhlaq
bahwasanya yaitu:
“Pelajaran pada Aqidah Akhlaq lebih ditekankan pada aspek berupa perialku, yang
mana penanaman karakter tanggung jawab melalui pembelajran aqidah akhlaq ada 2
point yang harus di perhatikan yaitu aqidah dan akhlaq, aqidah lebih membahas tentang
aspek keimanan seperti halnya masalah ubudiyah peserta didik masuk kemudian wudhu,
mengaji, lalu membaca asmaul husna dan melakukan jamaah solat dhuha 8 rekaat yang
diikuti dengan CIP(Cerita Inspirasi Pagi). Pada pelaksanaan pembelajaran Aqidah
Akhlaq dalam penerapan pendidikan berkarakter pada setiap lembaga pasti tidak sama,
apabila dilakukan presentase maka kurang lebihnya 30% teori sisanya 70% praktek
tentang penanaman karakter tanggung jawab dari yang dasar dasar seperti halnya
tanggung jawab terhadap dirinya sendiri yaitu melakukan jadwal piket dengan sesuai,
membawa buku sesuai yang ditentukan, agar rasa tanggung jawabnya dapat
dikembangkan di luar lingkungan sekolah.”13
Lalu hal yang sudah dijelaskan hampir sama dengan apa yang dikatakan oleh Ibu
Kepala Sekolah Ibu Cholidah S.Pd.I beliau mengatakan, bahwasanya:
“Disekolah kita adakan kegiatan dari pagi sampai siang. Untuk kegiatan yang ada dipagi
hari kita lakukan pembiasaan pagi, pembiasaan pagi ini dengan pembiasaan karakter
yang baik-baik seperti pertama yang dilakukan peserta didik saat masuk disambut oleh
pengajar yang terdapat tugas piket agar mereka dapat mencontoh perilaku yang sudah
dicontohkan dari hal yang paling dasar, kemudian peserta didik menyapa pengajar dan
mengucapkan salam dan melakukan salim tangan kepada pengajar yang sedang piket
tersebut, pembiasaan tersebut merupakan salah satu usahan memberikan contoh perilaku
tanggung jawab.”14
Jadi pendidikan karakter pada tiap sekolah itu berbeda, di MI Islamiyah
Harjosari tidak hanya berfokus pada menumbuhkan sikap karakter tanggung jawab
namun berfokus membiasakan pada karakter baik lainnya yang berguna bagi diri peserta
didik kelak untuk bekal nanti saat menginjak usia dewsa ataupun bekal untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,sehingga ada kesan tersendiri
terhadap pembentukan karakter di MI Islamiyah Harjosari.
Lalu sebagai bahan pelengkap untuk data penelitian yang dilakukan, peneliti
juga melakukan wawancara kepada peserta didik yang bernama Zidna dari kelas VI MI
Islamiyah Harjosari, menurut apa yang dikatakan zidna ialah:
13
Ibu Tutur Annisah S.Pd.I Selaku pengajar Aqidah Akhlaq di kelas VI MI Islamiyah Harjosari, 7
Desember 2022 Pukul 09.00 WIB
14
Ibu Cholidah S.Pd.I Selaku Kepala Sekolah MI Islamiyah Harjosari,7 Desember 10.00 WIB

10
JURNAL ILMIAH MAHASISWA UNISSULA (JIMU)
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang, 1 Maret 2023
ISSN
“Pembelajaran pada mata Pelajaran Aqidah Akhlaq menurut saya lebih mengetahui
terhadap tata krama dan sopan santun kepada orang yang lebih tua dan menghargai
terhadap manusia yang lebih kecil daripada kita. Kemudian dari beberapa pengajar juga
mencontohkan bagaimana tanggung jawab terhadap hal-hal yang kecil dan terhadap diri
sendiri seperti yang sudah di contohkan pengajar diawal masuk sekolah dengan guru
yang jaga sesuai piketnya maka mereka bertanggung jawab dengan tugasnya,”15
Sedangkan menurut rahma yang sama sama kelas VI, ia mengatakan:
“Pembelajaran pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq mengajarkan kepada saya tentang
menghormati orang –orang yang ada disekitar saya, mau usia mudan dan tua tetap harus
dihormati kemudian disekolah ada bapak dan ibu guru yang bergantian jaga gerbang
untuk menyambut peserta didik, hal tersebut saya jadikan sebagai pedoman agar ada
rasa tanggung jawab terhadap tugas yang sudah diberikan dan dengan kebiasaan dan
penanaman lewat perilaku tersebut saya berhasil terbiasa setelah 5 bulan saya sekolah
disini.”16
Adapun juga pernyataan dari tiara selaku peserta didik mata pelajaran Aqidah
Akhlaq di MI Islamiyah Harjosari, diapun mengatakan seperti ini:
“Banyak yang saya dapat dari pembelajaran aqidah akhlaq seperti halnya pembelajaran
tentang sopan santun dan penanaman karakter yang dicontohkan oleh pengajar secara
langsung,selain itu juga saya belajar tentang keimanan kita terhadap sesuatu, seperti
keimanan kita kepada Allah SWT.”
Namun menurut fakta yang saya temukan pada saat observasi langsung
bahwasanya:
“Pembelajaran Aqidah Akhlaq yang diajarkan oleh Ibu Tutur Annisah S.Pd.I terkadang
membuat peserta didik merasa sedikit bosan dan tidak bersemangat. Kurangya
pendekatan yang dilakukan oleh Ibu Tutur Annisah kepada peserta didik juga metode
yang digunakan seperti ceramah, tanya jawab, kemudian metode demonstrasi saja
membuat peserta didik merasakan ngantuk dan tidak mendengarkan penjelasan yang
diajarkan oleh pengajar,ada beberapa peserta didik yang bisa meniru apa yang di
contohkan oleh pengajar mereka mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari.”
Jadi dari penjelasan diatas Aqidah Akhlaq diajarkan untuk memiliki tujuan agar
bisa mempunyai karakter yang berkembang dan dapat diterapkan pada peserta didik
dengan melakukan pembiasaan pembelajaran, memberikan contoh keteladanan,
kemudian pengajar memberikan sebuah inspirasi kepada peserta didik melalui CIP
(Cerita Inspirasi Pagi) didalam lingkungan sekolah sehingga peserta didik dapat
mengambil pesan dan kesan dari inspirasi-inspirasi yang telah disampaikan oleh
pengajar.
Melalui pembelajaran Aqidah Akhlaq yang dilakukan diharapkan dapat
membimbing peserta didik untuk ber karakter dengan baik dengan tujuan utama

15
Zidna Peserta Didik Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Kelas VI di MI Islamiyah Harjosari, 7 Desember,
Pukul 13.00 WIB
16
Rahma Peserta Didik Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Kelas VI di MI Islamiyah Harjosari, 7 Desember,
Pukul 14.00 WIB

11
JURNAL ILMIAH MAHASISWA UNISSULA (JIMU)
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang, 1 Maret 2023
ISSN
pembentukan karakter tanggung jawab dan dapat ditanamkan dalam kehidupan sehari-
hari, sehingga pembelajaran Aqidah Akhlaq dapat tercapai yaitu sebagai berikut:
1. Bisa membantu peserta didik dengan akhlaq yang mulia dan taat kepada Allah
SWT hal ini ditunjukkan peserta didik dengan melakukan solat berjamaah dhuhur
di Madrasah Ibtidaiyyah Harjosari, serta melatih kedisiplinan dalam menjalankan
ibadah dan mengerjakan ibadah solat tepat waktu.
2. Bisa membentuk peserta didik yang memiliki akhlaq terhadap dirinya sendiri, hal
ini dapat di perlihatkan dengan peserta didik yang mempunyai sopan santun, jujur ,
mentaati perintah yang telah dibuat oleh Madrasah Islamiyah Harjosari.
3. Bisa membentuk peserta didik berakhlaq terhadap masyarakat. Hal ini dapat
diperlihatkan dengan sikap toleransi peserta didik, kemudian menghormati
pengajar, menghoramti teman dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri
maupun orang lain.17
Akan tetapi pada pembelajaran Aqidah Akhlaq yang telah diajarkan oleh Ibu
Tutur Annisah S.Pd.I belum sepenuhnya bisa membuat karakter tanggung jawab pada
peserta didik maka dari hal itu mungkin harus ada metode yang diperbarui dalam proses
mengajar. Namun nilai-nilai pada pendidikan karakter yang diterapkan kepada peserta
didik dapat mempengaruhi dalam membiasakan diri peserta didik dalam melakukan
kegiatan sehari-hari mereka seperti yang telah digagaskan oleh Thomas Lickona bahwa
terdapat nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran antara lain, nilai religious,
jujur, disiplin, mandiri, semangat kebangsaan, komunikatif, cinta damai, rasa ingin tau,
dan lain sebagainya.18
Analisis Efektifitas Pembelajaran Aqidah Akhlaq Kelas VI di MI Islamiyah
Harjosari dalam Membentuk Karakter Tanggung Jawab
Berdasarkan hasil kegiatan yang dilaksanakan dalam proses wawancara dan
observasi di sekolah dan didalam kelas dengan Kepala sekolah, Pengajar, kemudian
peserta didik kelas VI MI Islamiyah Harjosari, dalam wawancara yang dilakukan
dengan Ibu Tutur Annisah S.Pd.I selaku pengajar mata pelajaran aqidah akhlaq beliau
memberikan dan menjelaskan materi aqidah akhlaq secara tersusun dan sistematis
yangmana Ibu Tutur Annisah mengambil point-point pelajaran Aqidah Akhlaq yang
masih mempunyai hubungan dalam karakter tanggung jawab agar dapat di lakukan
dalam kehidupan sehari-hari saat didalam sekolah ataupun diluar sekolah. Selain itu
peran kepala sekolah dan pengajar juga sangat penting untuk memberikan contoh
perilaku tanggung jawab yang dapat dianut dan ditiru untuk dilakukan didalam sekolah
maupun diluar sekolah. Pembelajaran aqidah akhlaq bisa dikatakan efektif apabila
pembelajaran serta penanaman karakternya menjadikan peserta didik semakin baik.
Menurut penuturan dari Ibu Cholidah S.Pd.I Selaku kepala sekolah MI
Islamiyah Harjosari, beliau berkata bahwa:19

17
Zulfikri Tamin dan Afrizal Nasir,2015, Akhlaq yang mulia bimbingan akhlaq sesuai tuntutan
Rasulullah , Jakarta : Erlangga , hlm. 25-29
18
Thomas Lickona, Educating for Character, 2012,Mendidik Untuk Membentuk Karakter, Bagaimana
Sekolah Dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab, Jakarta: PT Bumi
Aksara, hlm. 62
19
Ibu Cholidah S.Pd.I Selaku Kepala Sekolah MI Islamiyah Harjosari,12 Februari 2023, 10.00 WIB

12
JURNAL ILMIAH MAHASISWA UNISSULA (JIMU)
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang, 1 Maret 2023
ISSN
“Sesuai dengan yang saya lihat pembelajaran aqidah akhlaq yang diberikan kepada
peserta didik mampu mengubah peserta didik semakin baik, contohnya peserta sudah
bisa bertanggung jawab atas perbuatannya semisal dia terlambat maka dia berani untuk
dihukum, kemudian saya pernah mewakili Ibu Tutur Annisah untuk mengambil tugas di
kelas VI pada saat pembelajaran aqidah akhlaq seluruh peserta didik mengumpulkan
semua tugasnya, kemudian mengumpulkan PR yang dikasih dari Ibu Tutur Annisah,
dan yang saya kagumi, mereka juga bisa mengerjakan tugas kelompok secara baik dan
benar, dan yang terakhir dalam melaksanakan piket saya melihat mereka juga
mengerjakan sesuai dengan apa yang sudah ditentukan.”
Jadi apa yang telah disampaikan oleh Ibu Cholidah S.Pd.I merupakan salah satu
bukti bahwa pembelajaran aqidah akhlaq dalam membertuk karakter tanggung jawab
peserta didik kelas VI MI Islamiyah Harjosari ini efektif. Karena adanya peserta didik
yang berusaha untuk menerapkan karakter tanggung jawab didalam lingkungan sekolah.
Untuk mendukung adanya keefektifan pembelajaran aqidah akhlaq ini, maka
peneliti langsung mengkonfirmasi terkait karakter tanggung jawab yang ditanamkan
melalui pembelajaran aqidah akhlaq yang dilakukan oleh Ibu Tutur Annisa S.Pd.I
selaku pengajar mata pelajaran Aqidah Akhlaq,beliau mengatakan:
“Pada pembelajaran aqidah akhlaq yang saya laksanakan tidak hanya sekedar dalam
teori saja namun saya memberikan contoh kepada peserta didik, bagaimana karakter
tanggung jawab didalam kelas, dari mulai yang kecil yaitu mengerjakan piket,
kemudian mengerjakan PR, mengerjakan tugas kelompok secara bersama- sama, dan
bertanggung jawab atas setiap perbuatan, dan Alhamdulillahnya peserta didik 80% yang
saya ampu mereka mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari saat dikelas,
peserta didik kelas VI MI Islamiyah Harjosari saat dikasih pekerjaan rumah atau kata
lain PR mereka mengerjakan dengan tepat waktu, kemudian pada saat tiba waktu piket
si A ataupun si B mereka juga mengerjakan dengan baik, saat ada tugas kelompok pun
mereka mengerjakan bersama tanpa saling merugikan satu sama lain atau dengan kata
lain salah satu dalam kelompok tersebut tidak mau mengerjakan tapi hal tersebut tidak
ditemukan didalamnya berarti mereka mampu mengaplikasikan karakter tanggung
jawab.”20
Kemudian peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa siswa agar jawab
yang didapatkan lebih valid, Ardi Firmasnyah dalam hal ini memberikan penejlasan
sebagai berikut:
“Saya mencoba sedikit demi sedikit untuk bisa menerapkan karakter tanggung jawab,
semisal jadwal saya piket saya melaksanakan pikte saya dari yang menyapu sampai
menghapus papan tulis, kemudian saya juga mengerjakan PR yang diberi oleh guru
namun terkadang saya masih suka lupa karena orang tua saya sibuk jadi tidak ada yang
mengingatkan saya, pada saat kerja kelompokpun saya juga ikut bergabung dan
mengerjakan walaupun terkadang masih suka saya tinggal berbicara dengan yang lain”21
Kemudian peserta didik yang bernama Firli selaku peserta didik kelas VI MI
Islamiyah Harjosari juga memberikan pernyataan:

20
Ibu Tutur Annisah S.Pd.I Selaku pengajar Aqidah Akhlaq di kelas VI MI Islamiyah Harjosari, 12
Februari 2023, Pukul 09.00 WIB
21
Ardi Firmansyah Selaku Peserta Didik Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Kelas VI di MI Islamiyah
Harjosari, 12 Februari 2023, Pukul 11.00 WIB

13
JURNAL ILMIAH MAHASISWA UNISSULA (JIMU)
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang, 1 Maret 2023
ISSN
“Dari pembelajaran aqidah akhlaq yang diajarkan oleh guru, saya mulai menerapkan
tanggung jawab saat didalam kelas saat dikasih PR oleh guru saya rajin mengerjakan,
kemudian jika waktu jadwal saya piket saya juga melaksankannya, dan saat ada kerja
kelompok saya juga ikut bergabung dan bertanggung jawab dengan tugas yang
diberikan, saya juga mencoba bertanggung jawab dengan apa yang saya perbuat jika
saya mencoret coret papan tulis maka saya akan bertanggung jawab untuk
menghapusnya, seperti itu.”22
Sedangkan menurut Zidna selaku peserta didik kelas IV MI Islamiyah
Harjosari mengatakan :
“Saya menyukai pelajaran aqidah akhlaq karena mengajarkan saya pada hal hal baik,
sekarang saya sudah bisa menerapkan karakter tanggung jawab dalam lingkungan
sekolah , jika dikasih PR saya mengerjakan, dan pada saat jadwal piket saya dengan
teman sekelas saya juga melaksanakan sesuai dengan yang di tugaskan, kemudian saya
suka dengan tugas kelompok karena bisa bertukar pikiran dengan teman – teman sekelas
namun jika ada teman yang membuat saya jengkel saya kurang suka dengan kerj a
kelompok, kemudian jika saya membuat ulah maka saya yang akan bertanggung
jawab atas perbuatan saya sendiri.”23
Adapun juga hal sama diungkapkan oleh Rahma peserta didik kelas IV MI
Islamiyah Harjosari:
“Saya mulai bertanggung jawab dengan apa yang saya perbuat, kemudian saya juga
mengerjakan PR sesuai dengan yang disuruh oleh guru walaupun terkadang ada juga
yang lupa, saya menerepakan semua perilaku tanggung jawab didalam maupun diluar
sekolah, kemudian saya juga melaksanakan piket sesuai dengan jadwal , kerja kelompok
yang ditugaskan oleh guru saya juga melaksankan dan bertanggung jawab terhadap
kelompok saya, dari hal hal yang sudah saya kerjakan disekolah saya terapkan juga
dirumah agar orang tua saya juga suka dengan perilaku tanggung jawab saya.”24
Kemudian dari observasi yang peneliti lakukan pada saat didalam kelas
menunjukkan bahwasanya:
“Pada saat pagi peneliti pergi kesekolah peneliti melihat beberapa peserta didik kelas VI
MI Islamiyah Harjosari melaksanakan jadwal piket pagi hari, ada yang menyapu, ada
juga yang mebersihkan kaca sesuai dengan tugas masing masing, kemudian pada saat
peneliti mengikuti proses pembelajaran aqidah akhlaq saat itu guru menyuruh semua
peserta didik untuk mengumpulkan tugas yang diberikan minggu lalu, yang peneliti
lihat peserta didik hampir semua mengumpulkan namun ada beberapa siswa bisa
dihitung yang tidak mengumpulkan dengan alasan lupa, lalu saat ada tugas kelompok
mereka juga bekerja dengan teman lainnya secara baik namun juga ada beberapa yang
cuman ikut menimbrung saja tanpa ikut mengerjakan,kemudian saya juga melihat
peserta yang tanggung jawab terhadap perbuatanya sendiri pada saat peserta didik
disuruh menulis ke papan tulis setelah mata peajaran aqidah akhlaq selesai maka mereka

22
Firli Selaku Peserta Didik Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Kelas VI di MI Islamiyah Harjosari, 12
Februari 2023, Pukul 11.00 WIB
23
Zidna Peserta Didik Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Kelas VI di MI Islamiyah Harjosari, 12 Februari
2023, Pukul 13.00 WIB
24
Rahma Peserta Didik Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Kelas VI di MI Islamiyah Harjosari, 12 Februari
2023, Pukul 14.00 WIB

14
JURNAL ILMIAH MAHASISWA UNISSULA (JIMU)
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang, 1 Maret 2023
ISSN
menghapus bekas tulisan tersebut, hal itu merupakan penerapan karakter tanggung
jawab.”
Dari pernyataan diatas bisa di katakan bahwa pembelajaran aqidah akhlaq sudah
efektif untuk membentuk sebuah karakter tanggung jawab karena yang diberikan oleh
pengajar di MI Islamiyah Harjosari bukan hanya teori saja namun ada contoh langsung
yang diajarkan oleh pengajar, dari hal tersebut peserta didik dapat mencontoh dan
menerapkan dalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah sesuai dengan indikator
tanggung jawab seperti: mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik,
bertanggung jawab atas setiap perbuatannya sendiri, melakukan piket sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan dan yang terakhir mengerjakan tugas kelompok secara
bersama-sama.

4. KESIMPULAN

1. Proses pembelajaran aqidah akhlaq yang dilaksanakan masih bersifat monoton


saat didalam kelas, hal ini terjadi karena belum memenuhi beberapa indikator
pembelajaran yang efektif terdiri dari 1).Pengelolaan Pelaksanaan 2).Proses
Komunikatif 3).Respon Siswa 4).Aktifitas Belajar 5).Hasil Belajar. Namun ada
kebiasaan yang diterapkan sekolah sedikit bisa membantu penanaman karakter
tanggung jawab di MI Islamiyah Harjosari.
2. Pembelajaran aqidah akhlaq dalam membentuk Karakter tanggung jawab di MI
Islamiyah Harjosari dinilai sudah efektif. Karena yang diberikan oleh pengajar di
MI Islamiyah Harjosari bukan hanya teori saja namun ada contoh langsung yang
diajarkan oleh pengajar sesuai indikator tanggung jawab yaitu peserta didik
mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik dan benar, kemudian peserta didik juga
sudah melaksanakan piket sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, lalu jika
peserta didik melakukan perbuatan apapun maka mulai bertanggung jawab atas
perbuatan itu sendiri, yang terakhir jika diberik tugas kelompok mereka
bertanggung jawab bersama sama sesuai dengan yang diperintahkan, dari hal
tersebut peserta didik dapat mencontoh dan menerapkan dalam lingkungan sekolah
maupun diluar sekolah.

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
serta kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal yang berjudul “Pola
Pembinaan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Kehidupan Keberagamaan
Masyarakat Di Desa Depok Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal” ini dengan
baik.Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad S.A.W,
keluarga juga sahabat-sahabatNya dan seluruh umat Islam diseluruh dunia.
Dengan selesainya penyusunan jurnal ini penulis ingin mengucapkan rasa
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan,
semangat, motivasi, saran, serta informasi yang berharga kepada penulis.
Penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
jurnal ini.Oleh karena itu, kami mohon maaf sebesar-besarnya.Kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan.Atas perhatiannya, kami ucapkan banyak-banyak
terima kasih.

15
JURNAL ILMIAH MAHASISWA UNISSULA (JIMU)
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang, 1 Maret 2023
ISSN
Daftar Pustaka
Emerson, H. (2018). Efektifitas dan Efisiensi dalam Pembangunan. Jakarta : Alfabeta.
Harahap, M. D. (2020). Penelitian Kualitatif. Medan.
Ilyas, Y. (2013). kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam.
Kutsiyyah. (2019). Pembelajaran Aqidah Akhlaq. Pamekasan: Duta Media.
Lickona, T. (2012). Persoalan Karakter, Bagaimana Membantu Anak Mengembangkan
Penilaian yang Baik dan Kebajikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Maryono, B. H. (2018). Implementasi pendidikan karakter mandiri di sekolah dasar.
Jurnal Gentala Pendidikan Dasar.
Muin, F. (2013). Pendidikan Karakter Kontruksi Teori & Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Musyarifah. (2018). Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq. Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga.
Nara, E. S. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
RI, D. A. (2013). Alquran dan terjemahnya, . Bekasi: Cipta Bagus Segara.
Setyawan, M. A. (2019). Penanaman Nilai Moral Anak di Lingkungan Lokalisasi
( Studi Kasus Tpq Ar-Rahman Kalibanteng Kulon. Jurnal Pendidikan Agama
Islam.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Wibowo, I. &. (2016). Peran guru dalam membentuk tanggung jawab siswa kelas V
sekolah dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar.

16

Anda mungkin juga menyukai