Anda di halaman 1dari 63

ASUHAN KEPERAWATAN

DIABETES MELLITUS

Christina Yuliastuti
Departemen keperawatan Medikal Bedah
dan Gawat Darurat
DIABETES MELLITUS

Penyakit metabolik yang herediter, ditandai


dengan hiperglikemia dan glukosuria, disertai
dengan atau tidak adanya gejala klinik akut
ataupun kronik, sebagai akibat dari kurangnya
insulin efektif didalam tubuh.
Gangguan primer terletak pada metabolisme
karbohidrat, yg jg disertai gangguan
metabolisme lemak dan protein
KLASIFIKASI
DIABETES MELLITUS
PERKENI, 1998
1. DM tipe 1 (DMTI/IDDM)
a. Autoimun
b. Idiopatik
2. DM tipe 2 (DMTTI/NIDDM)
a. Resistensi insulin dan defek sekresi
3. DM tipe lain
a. Defek Genetik sel β
b. Defek Genetik kerja insulin
c. Penyakit Eksokrin pankreas (pankreatitis, tumor,
pankreopati fibrocalculus)
d. Endokrinopati (akromegali, S.Cushing, hipertiroidism)
e. Obat/kimia (Hormon tiroid, Dilantin, glukokortikoid)
f. Infeksi (Rubella, CMV)
g. Imunologi (Antibodi anti insulin)
h. Sindrom genetik lain (S.Down, dll)
4. DM Gestasional
WHO, 1985 & 1994 ; PERKENI, 1993
• CLINICAL CLASSES
A. DIABETES MELLITUS
1. IDDM/DMTI
2. NIDDM/DMTTI
3. MRDM (Malnutrition Related DM)
4. Tipe lain
- Peny. Pankreas
- Peny. Hormonal
- Obat/bahan kimia
- Kelainan reseptor insulin
- Sirosis Hepatis
B. IMPAIRED GLUCOSE TOLERANCE (GTG = Gangguan
Toleransi Glukosa)
C. GESTASIONAL DM (DM hanya pada waktu hamil saja)
• STATISTICAL RISK CLASSES
Yang termasuk ini adalah penderita yang :
A. Kedua orang tuanya menderita DM (Potential DM)
B. Toleransi Glukosa pernah abnormal
Normal person
Insulin resistance
in Diabetes Melitus
PATOFISIOLOGI
1. DM tipe 1 (kerusakan sel β pankreas, reseptor
cukup)

- Sintesis dan sekresi insulin baik kuantitas dan


kualitas kurang
- Predisposisi genetik  lingk kerusakan sel
β autoimun  DM
- Reseptor insulin dijaringan jumlah dan
kualitasnya cukup/normal (30.000-35.000)
2. DM tipe 2

- Sekresi insulin terlambat, glukosa sdh diabsorbsi


masuk darah tapi insulin belum memadai
- Jumlah reseptor dijaringan perifer kurang
(20.000-30.000) ; pada obesitas hanya + 20.000
- Jumlah reseptor cukup, tapi kualitas jelek  insulin
tidak efektif
- Kelainan di pasca reseptor  proses glikolisis
intraseluler terganggu
- Kelainan campuran
3. MRDM (Malnutrition Related to DM)
Terjadinya MRDM diduga karena :
- Defisiensi protein dan kalori jangka
panjang
- Sebab lain yg belum jelas
Tanda dan gejala

Banyak kencing Banyak makan Badan cepat lelah

Banyak minum Penglihatan kabur


Gatal-gatal terutama
kelamin luar
Ibu yang melahirkan Kesemutan
bayi > 4Kg

Gairah seksual turun Berat badan turun Bisul yang sulit sembuh
Pemeriksaan Penunjang
• DARAH
Normal : GDP < 110 mg/dl
2JPP < 140 mg/dl
DM disebut normal/terregulasi baik bila :
GDP < 120 mg/dl
2JPP < 160 mg/dl
• URINE
Normal : Reduksi negatif
Pemantauan reduksi urine 3x/hari, 30 menit sebelum
makan
atau 4x/hari  1x sebelum makan pagi, 3x setiap 2
jam sesudah makan
DIAGNOSIS DM

I DM apabila :
1. Terdpt trias DM plus ..
2. Salah satu dari : GDP> 120 mg/dl,
2JPP > 200 mg/dl, atau GDA > 200 mg/dl
II DM apabila :
1. Gejala DM tidak ada, tetapi..
2. Dua dari hasil : GDP > 120 mg/dl, 2JPP >
200 mg/dl, atau GDA > 200 mg/dl
Lanjutan Dx DM…

III Diagnosis GTG apabila : GDP < 120 mg/dl dan


2JPP antara 140-200 mg/dl

IV Meragukan dgn hasil GDP < 120 mg/dl dan


2JPP > 200 mg/dl, maka ulangi test 3 hari
kemudian dengan diit KH > 150 gr,
kegiatan fisik spt biasa, kemungkinan hasil
adalah :
- DM bila hasil sama/tetap atau memenuhi
kriteria I dan II
- GTG bila hasil sama dgn kriteria III
Tabel 1. Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis
diabetes dan prediabetes (PERKENI 2015:12).

HbA1c (%) Glukosa darah Glukosa plasma 2


puasa (mg/dL) jam seelah TTGO
(mg/dL)
Diabetes > 6,5 % > 126 mg/dL > 200 mg/dL
Prediabetes 5,7-6,4 % 100-125 mg/dL 140-199 mg/dL

Normal < 5,7 % <100 mg/dL < 140 mg/dL


Tabel 2.2 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM
(mg/dl)
Sumber : PERKENI 2015:14
Bukan DM Belum pasti DM DM

Kadar glukosa darah Plasma Vena <100 100-199 >200


sewaktu (mg/dL)
Darah Kapiler <90 90-199 >200

Kadar glukosa darah Plasma Vena <100 100-125 >126


puasa (mg/dL)
Darah Kapiler <90 90-99 >100
• GDP = Glukosa Darah Puasa
• 2JPP = Glukosa Darah 2 jam Post Prandial
(sesudah beban glukosa 75 gr waktu diagnosis)
; beban makan pagi dikerjakan sewaktu follow-up/
kontrol
• GDA = Glukosa Darah Acak/random
• Puasa malam = 10-16 jam
PENATALAKSANAAN
Pentalogi Terapi DM

• Terapi Primer : I. Diit


II. Latihan Fisik
III.Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat (PKM)
• Terapi Sekunder : IV.Obat Hipoglikemi (OAD &
Insulin)
V. Cangkok Pankreas
• PERKENI (2015:17), ada 4 pilar
penatalaksanaan DM : edukasi, terapi
nutrisi medis, latihan jasmani, dan
intervensi farmakologis.
DIIT DIABETES

Dalam melaksanakan diit, ikuti 3 J :


J1 = Jumlah kalori yang diberikan harus
dihabiskan
J2 = Jadwal makanan harus diikuti
J3 = Jenis gula dan yang manis harus
dipantang
PERENCANAAN MAKAN
Analisis Kebutuhan Nutrisi Pasien DM
• Standar KH 60-70%
P 10-15%
L 20-25%
• Penentuan gizi  Body Mass Index

BB
BMI = (TB)2

Ket : BMI < 18,5 : Gizi buruk


BMI 18,5 - 23,9 : normal wanita
BMI 20 - 24,9 : normal pria
BMI 25 - 26,9 : gemuk
BMI > 27 : obesitas
Lanjutan …..

• Penentuan gizi dan jumlah kalori perhari

BB X 100%
BBR % =
TB(cm) – 100

Keb kalori/hari utk menuju BB normal


1. BB normal (BBR 90-100%)  30 kal/kgBB/hari
2. BB lebih (BBR > 110%)  20 kal/kgBB/hari
3. Gemuk (BBR > 120%)  15 kal/kgBB/hari
4. BB kurang (BBR < 90%)  40-60 kal/kgBB/hari
MACAM-MACAM DIIT DIABETES

• Diit B = 68% kal KH, 20% kal Lemak, 12% kal Protein. Pada
semua Px DM yg kurang mampu atau Px DM lain yang :
1. Kurang tahan lapar dgn diitnya
2. Mpy hiperkolesterolemia
3. Mpy penyulit makro-angiopati (GPDO, PJK)
4. Mpy penyulit mikro-angiopati (retinopati diabetik,
nefropati diabetik tipe B = St I)
5. Telah menderita DM > 15 thn

• Diit B puasa (ramadhan)  tanpa insulin, GD < 200 mg/dl


• Diit B1 = 60% kal KH, 20% kal L, 20% kal P
• Diit B1 pada Px DM yg memerlukan diit protein tinggi,
misal :
1. Mampu, punya kebiasaan makan protein tinggi,
tapi memiliki kadar lemak yang normal
2. Kurus/underweight (RBW < 90%)
3. Masih muda (pertumbuhan)
4. Mengalami patah tulang
5. Hamil atau menyusui
6. Menderita TB paru
7. Menderita selulitis atau gangren
8. Keadaan pasca bedah
9. Menderita kanker (Ca Cerviks, Ca Mamma,
Hepatoma)
• Diit B1 puasa (ramadhan)
• Diit B2 = Utk DM dgn nefropati tipe B2 (St. II)

• Diit B3 = Utk DM dgn nefropati tipe B3 (St. III)

• Diit Be = Utk DM dgn nefropati tipe Be (St. IV = terminal)


Boleh makan gula dan yang manis (termasuk
es krim) asal tetap mengikuti 3 J

• Diit M = 55% kal KH, 25% kal P

• Diit M puasa (ramadhan)


Lanjutan diit DM..

• Diit G = utk DM dgn komplikasi gangren

• Diit KV = Utk DM dgn penyakit kardiovaskuler

• Diit G = Utk DM dan GGK


LATIHAN FISIK UNTUK DM

• Olahraga meningkatkan kapasitas kerja jantung &


mengurangi komplikasi jangka panjang, membantu
kerja metabolisme tubuh  mengurangi keb insulin

• Semua Px DM (& RS)  latihan ringan teratur setiap


hari. 1,5 jam sesudah makan

• Px DM dgn obesitas  latihan ringan + agak berat


setiap hari, pagi dan sore  menurunkan BB
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM)

 Terhadap seseorang yang punya resiko mengidap DM


 jaga kondisi badan (tdk obesitas, pola makan, olahraga
 Jangan jadikan DM sebagai “momok”

• Memerangi DM dgn cara mencegah &


merawatnya sedini mgkn sebelum
komplikasi
• Memerangi DM dgn komplikasi dgn cara
mengobati dgn baik & teratur
OBAT DIABETES MELLITUS

A. OHO (Obat Hipoglikemik Oral)


Indikasi : DM tipe 2 ; MRDM
a. Kelas A, Hipoglikemik kuat  Glibenklamide,
Klorpropamide, glipsid
b. Kelas B, DM + Kelainan faal hepar &/ginjal
c. Kelas C, DM + angiopati  Glikazide
d. Kelas D, DM ringan/sedang/ ggn pasca
reseptor  Glipizide
GOLONGAN OAD

• SULFONILUREA
 Tolbutamide, Acetahexamide, Tolazamid,
Carbutamid,Glycodiazin, Chlorpropamid
 Glibornurid, Glipizid, Glisoxepid, Glibenclamide,
Gliclazid, Gliguidon

• BIGUANIDE
 Phenformin, Metformin, Buformin
B. INSULIN
Indikasi : DM tipe 1 ; MRDM ; Koma diabetik ; DM tipe 2
(gagal OHO, hamil, gangren, kurus, hepatitis/SH,Op)

Cara pemberian :
Pedoman Regulasi Cepat Insulin

GD sebelum RC Dosis iv @ 4u/jam Dosis rumatan sc

200-300 1x 3x4
300-400 2x 3x6
400-500 3x 3x8
500-600 4x 3 x 10
600-700 5x 3 x 12

Rumus minus 1 (rumus


(rumus 1,2,3,4,5)
Rumus kali 2 ((rumus
rumus 4,6,8,10,12)
Sliding
• Metode sliding berarti menurunkan secara cepat
kadar gula darah. Selain itu bisa digunakan untuk
menentukan kebutuhan insulin dalam 24 jam.
Dosis insulin disesuaikan dengan kadar glukosa
darah sewaktu yang dipantau tiap 6 jam. Misalnya:
200-250 = 4 U; 251-300 = 8 U; 301-350 = 12 U,
351-400 = 16 U; 401-450 = 20 U; 451-500 = 24 U.
Jika glukosa darah sewaktu kurang dari 200 maka
insulin dihentikan.
Pengendalian DM

• Pengendalian adalah upaya pencegahan dan


penanggulangan. Upaya pencegahan
dilakukan terhadap seseorang atau kelompok
sehat atau yang belum terkena DM supaya
tetap dalam kondisi sehat. Sedangkan upaya
penanggulangan dilakukan terhadap
seseorang atau kelompok yang mempunyai
faktor risiko atau mengidap DM dan
diupayakan dalam kondisi sehat tau normal
(Depkes RI, 2008:13).
Kriteria Pengendalian DM

Baik Sedang Buruk


Glukosa darah puasa (mg/dl) 80-109 110-125 >126
Glukosa darah 2 jam (mg/dl) 110-140 145-179 >180
A1C (%) < 6.5 6.5-8 >8
Kolesterol total (mg/dl) < 200 200-239 > 240
Kolesterol LDL (mg/dl) < 100 100-129 > 130
Kolesterol HDL (mg/dl) > 45
Trigliserida < 150 150-199 > 200
IMT (kg/) 18.5-22.9 23-25 > 25
Tekanan Darah (mmHg) <130/80 130-140/80-90 >140/90
Asuhan keperawatan pada
komplikasi Diabetes Melitus

Christina Yuliastuti
Department of Medical Surgical Nursing
KOMPLIKASI DM

• AKUT : Hipoglikemia
Ketoasidosis Diabetik – Koma Diabetik
Koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHONK)
• KRONIK : Macrovascular
- Coronary artery disease
- Cerebral vascular disease
- Peripheral vascular disease
Microvascular
- Retinopathy
- Nephropathy
- Neuropathy
KEGAWATAN DIABETES (KOMPLIKASI AKUT)
HIPOGLIKEMI

Keadaan klinik gangguan saraf yang disebabkan


penurunan kadar gula darah (kurang dari 70
mg/dL) dan merupa-kan komplikasi umum yang
terjadi pada penderita
Diabetes.
PENYEBAB HIPOGLIKEMI
Makan kurang dari aturan yang ditentukan,
1 terlambat makan

2 Olahraga berlebihan

3 Sakit berat, setelah melahirkan

4 Pemberian suntik insulin yang tidak tepat

5 Minum alkohol dalam keadaan perut kosong


TANDA-TANDA HIPOGLIKEMI

RINGAN BERAT
Merasa tidak nyaman, pusing, Mengantuk, kebingungan,
gemetar, pucat, berkeringat,
kejang, hilang kesadaran
merasa lapar, jantung berdebar-
debar, sulit konsentrasi, mudah (koma)
marah.

Biasanya penderita masih sadar Berbahaya !!


INGAT !!! Hipoglikemi yang tidak diobati dapat berakibat fatal,
menyebabkan kerusakan otak, koma dan mengancam nyawa
PENANGANAN KEGAWATAN HIPOGLIKEMI
RINGAN
1. Pemberian gula murni (2 sendok makan
yang dilarutkan dalam air) atau sirop,
permen
1. Stop obat penurun gula darah
2. Periksa kadar gula darah sewaktu, jika
sudah normal Pasien diminta makan
makanan berat atau snack untuk
mencegah berulangnya hipoglikemia.
PENANGANAN KEGAWATAN HIPOGLIKEMI

BERAT (KOMA HIPOGLIKEMI)  Penanganan CEPAT !!

1. JANGAN BERIKAN APAPUN LEWAT MULUT 


BAHAYA TERSEDAK
2. Harus segera dibawa ke puskesmas/RS.
3. Berikan larutan Dextrose 40% 25 ml sebanyak
2 flakon lewat infus, setiap 10-20 menit
hingga sadar diikuti infus Dextrose 10% untuk
menjaga gula darah dalam nilai normal atau
diatas normal
4. Pantau gula darah setiap 1-2 jam.
PENCEGAHAN HIPOGLIKEMI

01 02
Insulin Insullin dan aktivitas

Dosis Insulin harus Kurangi dosis bila ada


TEPAT, tidak boleh perubahan seperti makan
berlebihan agak kurang, olahraga,
sesudah operasi

03 04
Perencanaan makan Konsultasi

Makan sesuai Jumlah dan Konsultasi dengan dokter


Jadwal yang ditentukan. untuk mengatur dosis obat
Bawa makanan manis (misal sebelum berpuasa)
untuk dikonsumsi saat
dibutuhkan
HIPERGLIKEMI
Keadaan klinik dimana kadar gula darah melebihi nilai normal

PENYEBAB HIPERGLIKEMI

1 Masukan kalori yang berlebihan

2 Penghentian obat maupun insulin

3 Diabetes yang tidak terkontrol

4 Faktor pencetus : infeksi, penyakit jantung, dll


KRISIS HIPERGLIKEMI (HIPERGLIKEMI BERAT)
Gula darah lebih dari 300 mg/dL (biasanya melebihi 500 mg/dL)

Ketoasidosis Diabetik (KAD) – Hiperglikemik Non-Ketotik


Koma Diabetik

• Sering berkemih, sering minum,


mual muntah, lemah, • Tanda dehidrasi (kurang cairan)
napas bau aseton BERAT : Bibir kering, kulit tidak
• Bernapas cepat dan dalam, elastis, tekanan darah turun
tekanan darah turun • Tidak sesak napas
• Kesadaran menurun - koma • Napas tidak bau aseton
• Pemeriksaan laboratorium
• Hilang kesadaran - koma
penunjang : urine
mengandung gula dan keton
PRINSIP PENANGANAN KEGAWATAN HIPERGLIKEMI
Penanganan dilakukan di Rumah sakit !!

1. Jika penderita TIDAK SADAR, jangan


memberikan apapun lewat mulut 
BAHAYA TERSEDAK
2. Rehidrasi/pemberian cairan melalui infus
secara cepat dan tepat
3. Pemberian suntikan insulin
4. Perbaikan gangguan elektrolit
5. Mengatasi faktor pencetus
KOMPLIKASI KRONIS

• Komplikasi macrovascular  pembuluh darah besar


• Komplikasi microvascular  pembuluh darah kecil
HIPERGLIKEMI

Kerusakan saraf Viskositas tinggi


Terbtk lap gula (neuropati)

Dalam lensa Pada dinding Dalam S. motorik S. sensorik S. otonomik Suplai darah Pengerasan pemb nadi
mata Pemb drh dinding pemb (otak  otot (perasa) kembali (Kontrol berkurang ke besar (aterosklerosis)
retina darah ginjal (gerak)) ke otak fungsi tubuh) penis

Lensa mata Sebag aktv Krusakn kontrol


buram (katarak)
PD lemah, Kerusakan pd Kemamp ereksi PD menyempit
timbl lepuh2 glomerulus otot kaki/tgn saraf utk kurang
kecil /filter hilang mengerutkn PD

Hambatan thd Fungsi filtrasi Jari2 kaki bs


Lepuhan Kaki sangat -Serangan jantung Sirkulasi drh kaki
cahaya masuk
pecah  ter ganggu melengkung sensitif, sakit  (PJK) lemah
perdarahan lemah kebas Sering : -Stroke
Potensi seksual
turun - Jaringan lemah
Gang. Zat2 (prot) tertentu - Lekosit, nutrisi
penglihatan terbuang ikut urine lambat

Kaki < peka thd


Albuminuria ggn (udr
dingin,luka)

Luka,lecet,
infeksi  sulit
sembuh
(gangren)
Web of causation
Coronary artery disease

• Plak terjadi pada dinding pembuluh darah


arteri koronaria jantung
• Arterosklerosis menyebabkan infark dan
iskemik  penyakit jantung koroner
Cerebral vascular disease

• Trombosis menyebabkan infark pada pembuluh darah otak


• Menyebabkan aliran darah otak terganggu  CVA infark 
defisit neurologis
Retinopathy
Nephropathy

• Hiperglikemi akan
menyebabkan gangguan
ginjal  gagal ginjal
Neuropathy
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

• Hipovolemia b.d diuresis osmosis, peningkatan


permeabilitas kapiler
• Defisit nutrisi b.d peningkatan keb metabolisme,
defisiensi insulin
• Fatigue b.d penurunan produksi metabolik, peningkatan
kebutuhan energi
• Risiko infeksi dibuktikan dengan b.d penyakit kronis
(DM), peningkatan jumlah glukosa, penurunan fungsi
lekosit
• Kurang pengetahuan b.d kurang informasi
INTERVENSI KEPERAWATAN

• Pantau pola pernafasan, bila ada pernafasan kusmaul


• Pertahankan cairan + 2-2,5 l/hr
• Ukur BB tiap hari
• Kolaborasikan program diit
• Berikan perawatan kulit (massase daerah tertekan, jaga
kulit dan linen kering)
• Pertahankan teknik aseptik dalam tindakan invasif
• Observasi tanda infeksi
• Berikan terapi sesuai advis dokter
• HE
EVALUASI KEPERAWATAN

 Hidrasi adekuat, Vital Sign stabil


 Px mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat
 BB stabil
 Tidak didapatkan tanda infeksi atau komplikasi
 Pemahaman Px dan keluarga tentang penyakit dan
perawatannya baik
PENCEGAHAN
KENCING MANIS

Program Pola Hidup Sehat dengan NEW START =


”Permulaan yang baru” yaitu :

Nutrition (Gizi)
Exercise (Gerak badan / olahraga)
Water (Air bersih)
Sunlight (Sinar matahari)
Temperance (pengendalian diri)
Air (udara yang bersih segar)
Rest (istirahat)
Trust Divine Power (percaya pada kuasa Ilahi)
Hidup Sehat & Bahagia
dengan Kencing Manis
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai