Anda di halaman 1dari 19

Petunjuk Mahasiswa

BLOK 5 (BIOMEDIK DASAR III)


DISKEL KE-3

Hari dan tanggal : Senin, 17 April 2023


Waktu : 09.00-11.50
Pokok Bahasan : Dermatomusculoskeletal
Sub Pokok Bahasan : Alat Gerak
Narasumber : Fransiska Ambarukmi P, dr., M.Kes
Kontributor terkait : 1.Dr. Wendra,dr., M.Kes
2.Dian Anggraeni, dr., MSi
3. Daswara Djajasasmita, dr., M.Kes., SpS

CAPAIAN PEMBELAJARAN BLOK


CPB 1 Menguasai mekanisme normal tubuh sistem repirasi sesuai prinsip-prinsip
kedokteran dasar ilmu anatomi, histologi, fisiologi, biokimia, dan biologi
molekuler
KKNI: STN 1,2,3,12,13; PP2,3,9; KU 1,2,5,8; KK 1
SKDI: Area kompetensi 1,2,4,5,6
CPB 2 Menguasai mekanisme normal tubuh sistem penglihatan dan pendengaran
sesuai prinsip-prinsip kedokteran dasar ilmu anatomi, histologi, fisiologi,
biokimia, dan biologi molekuler
KKNI: STN 1,2,3,12,13; PP2,3,9; KU 1,2,5,8; KK 1
SKDI: Area kompetensi 1,2,4,5,6
CPB 3 Menguasai mekanisme normal tubuh sistem dermatomuskuloskeletal sesuai
prinsip-prinsip kedokteran dasar ilmu anatomi, histologi, fisiologi, biokimia, dan
biologi molekuler
KKNI: STN 1,2,3,12,13; PP2,3,9; KU 1,2,5,8; KK 1
SKDI: Area kompetensi 1,2,4,5,6
CPB 4 Menguasai mekanisme normal tubuh sistem eksresi dan urogenital sesuai
prinsip-prinsip kedokteran dasar ilmu anatomi, histologi, fisiologi, biokimia, dan
biologi molekuler
KKNI: STN 1,2,3,12,13; PP2,3,9; KU 1,2,5,8; KK 1
SKDI: Area kompetensi 1,2,4,5,6
CPB 5 Mekanisme normal tubuh sistem reproduksi sesuai prinsip-prinsip kedokteran
dasar ilmu anatomi, histologi, fisiologi, biokimia, dan biologi molekuler
KKNI: STN 1,2,3,12,13; PP2,3,9; KU 1,2,5,8; KK 1
SKDI: Area kompetensi 1,2,4,5,6

Mekanisme pembelajaran DISKUSI KELOMPOK :

No Waktu Keterangan
1 5 menit Pembukaan
Pembacaan kasus oleh ketua
2 120 menit Diskusi kelompok untuk penyamaan persepsi dan feedba
ck oleh fasilitator
3 15 menit Perumusan kelompok bersama
4 10 menit Kesimpulan dan evaluasi ketercapaian sasaran belajar ser
ta feedback akhir dari fasilitator
CAPAIAN PEMBELAJARAN DISKUSI KELOMPOK
Setelah menyelesaikan diskusi kelompok, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menganalisis peranan sistem saraf pusat dan tepi dalam pergerakan (C4-C5)
2. Memahami peranan sendi dan struktur penunjangnya dalam proses bergerak. (C3
-C4)
3. Menjelaskan setiap jenis gerakan pada sendi dan mengkaitnya dengan struktur
yang terlibat dalam gerakan tersebut (C3-C4)
4. Memahami fungsi origo dan insersio otot dalam pergerakan sendi (C3-C4)
5. Menganalisis mekanisme kontraksi otot (C4-C5)
6. Menganalisis struktur-struktur mikroskopik yang menunjang mekanisme kontraksi
otot (C4-C5

Skenario : (diberikan H-5)


Seorang mahasiswa kedokteran datang ke tempat fitnes. Mahasiswa tersebut ingin
membentuk dan melatih otot–otot pada daerah dada, bahu dan lengan atasnya.
Kemudian instruktur memberikan pelatihan pada otot-otot di daerah tersebut yang
melewati sendi bahu. Instruktur juga melatih otot-otot yang jika digerakan maka
terdapat dua sendi yang ikut bergerak.

Penugasan
1. Sistem apa saja yang berperan dalam proses pergerakan anggota gerak pada
skenario diatas? Sebutkan peran masing-masing sistem tersebut dalam
mekanisme bergerak!

Ada beberapa sistem yang berperan dalam proses pergerakan anggota gerak sendi bahu, yaitu
sistem muskuloskeletal, sistem saraf, dan sistem sirkulasi.
• Sistem muskuloskeletal: Sistem ini terdiri dari tulang, otot, dan sendi yang bekerja
sama untuk menghasilkan gerakan pada anggota gerak. Pada pergerakan sendi bahu,
otot-otot yang terlibat antara lain otot deltoid, otot rotator cuff, dan otot biceps
brachii. Otot deltoid berfungsi untuk mengangkat lengan, otot rotator cuff berperan
dalam menjaga stabilitas sendi bahu, dan otot biceps brachii membantu dalam
membengkokkan lengan. Tulang-tulang yang terlibat dalam pergerakan sendi bahu
antara lain tulang skapula, tulang klavikula, dan tulang humerus.

• Sistem saraf: Sistem saraf berperan dalam mengontrol gerakan otot dengan
mengirimkan sinyal dari otak ke otot. Sinyal saraf ini menyebabkan kontraksi otot
yang diperlukan dalam pergerakan sendi bahu. Sistem saraf juga berperan dalam
mengatur keseimbangan dan koordinasi gerakan anggota gerak. Sistem saraf pusat
dan tepi memainkan peran penting dalam pergerakan tubuh manusia. Sistem saraf
tepi terdiri dari saraf motorik dan sensorik, yang mengirimkan sinyal ke dan dari otot
dan jaringan tubuh. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang,
yang mengkoordinasikan dan mengontrol gerakan tubuh.Sinyal saraf yang berasal
dari otak dan sumsum tulang belakang dikirimkan melalui serabut saraf menuju otot
dan jaringan tubuh lainnya. Sinyal saraf motorik ini memicu kontraksi otot yang
diperlukan untuk menghasilkan gerakan. Selain itu, sistem saraf pusat juga
mengkoordinasikan gerakan dengan mengintegrasikan informasi sensorik yang
diterima oleh sistem saraf tepi, seperti informasi tentang posisi tubuh, suhu, dan rasa
sakit.Selain itu, sistem saraf pusat juga mengatur refleks otot, yang adalah gerakan
otomatis yang terjadi sebagai respons terhadap rangsangan sensorik tertentu,
seperti menarik tangan dari suhu panas atau menutup mata ketika terkena sinar
terang.Secara keseluruhan, pergerakan tubuh manusia merupakan hasil dari
interaksi yang kompleks antara sistem saraf pusat dan tepi. Sistem saraf pusat
mengatur dan mengkoordinasikan gerakan tubuh, sementara sistem saraf tepi
mengirimkan sinyal sensorik dan motorik yang diperlukan untuk menghasilkan
gerakan tersebut.sistem saraf tepi terbagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem
saraf motorik. Saraf-saraf tersebut mengandung serabut saraf aferen dan eferen.
Pada umumnya serabut eferen terlibat dalam fungsi motorik, seperti kontraksi otot
atau sekresi kelenjar Motor unit didefinisikan sebagai saraf motorik, dan semua
serabut otot tersebut diinervasi oleh saraf motorik. Satu saraf motorik menginervasi
lebih dari 100 serabut otot. Kekuatan kontraksi suatu. otot secara langsung berkaitan
dengan jumlah serabut otot yang terlibat. Semakin besar jumlah motor unit yang
direkrut (semakin besar pula jumlah serabut otot yang direkrut) untuk melakukan
pekerjaan, semakin kuat kontraksi otot yang terlibat. Semakin banyak serabut otot
yang diinervasi oleh saraf motorik, semakin besar pula power dan kekuatan otot
tersebut

• Sistem sirkulasi: Sistem sirkulasi berperan dalam menyediakan nutrisi dan oksigen
yang diperlukan oleh otot untuk berkontraksi dan menghasilkan gerakan. Sistem ini
juga membantu dalam menghilangkan limbah metabolik yang dihasilkan selama
proses kontraksi otot.
.
Sumber:
Moore, K. L., & Dalley, A. F. (2018). Clinically oriented anatomy. Wolters Kluwer.Halaman
197-202

Kandel, E. R., Schwartz, J. H., & Jessell, T. M. (2000). Principles of neural science.
McGraw-Hill Professional.

Bear, M. F., Connors, B. W., & Paradiso, M. A. (2016). Neuroscience: exploring the brain.
Wolters Kluwer

2. Mengapa gerakan pada sendi seperti skenario di atas tampak lebih luas?
Adakah struktur anatomi yang berfungsi untuk memperkokoh sendi tersebut?
Persendian pada bahu merupakan persendian yang terjadi antara caput humeri dengan
cavitas glenoidalis scapulae, struktur anatomi ini memiliki range of movement (ROM)
yang luas sehingga memungkinkan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar (Snell,
2017)
Gerakan pada sendi bahu tampak luas karena terdapat:

• Art. Sternoclavicularis,
-bergerak dalam berbagai arah: ke ventral, dorsal, kranial, dan kaudal
-ligamentum sternoclaviculare anterius dan posterius memperkuat simpai sendi di
sebelah anterior dan posterior
(Moore, 334)

a. Art. Acromioclavicularis,

-mengadakan gerak rotasi pada clavicula


-ligamentum acromioclaviculare memperkuat sendi di sebelah kranial, dan
ligamentum coracoclaviculare menambatkan clavicula pada processus
coracoideus scapulae

(Moore, 335)

b. Art. Glenohumeralis,

-gerak pada sendi bahu adalah fleksi-ekstensi, abduksi-adduksi, rotasi dan


sirkumduksi -ligamentum glenohumerale memperkuat bagian depan capsula
articularis, dan ligamentum coracohumerale memperkuat capsula articularis
sebelah kranial

(Moore, 336)
Kemungkinan bergeraknya scapula adalah mutlak untuk kebebasan gerak ekstremitas
superior. Cakupan gerak pada sendi ini luas sehingga memperbesar risiko dislokasi.
Sehingga sendi ini dijaga oleh rotator cuff muscles yang terdiri dari m. supraspinatus,
m. infraspinatus, m. teres minor, m. subscapularis.

(Moore, 304)

• Sendi cubiti/elbow joint merupakan sebuah persendian yang melibatkan tiga


tulang dalam, tiga ligamentum, dua persendian, dan satu kapsul. Persendian antara
humerus dan radioulna sering disebut sebagai sendi cubiti/elbow joint Terdapat 2
sendi, yaitu articulatio humeroradialis dan humeroulnaris

3. Mahasiswa tersebut dapat melakukan gerakan apa saja dengan sendi tersebut?

Sendi bahu merupakan salah satu sendi yang paling kompleks dan paling fleksibel di dalam
tubuh manusia. Gerakan pada sendi bahu dibantu oleh beberapa struktur, di antaranya otot,
tendon, dan ligamen. Sendi glenohumeral Secara anatomi, terdapat 3 tulang utama yang
membentuk sendi bahu adalah os. humerus, os. scapula, dan os. clavicula.

Beberapa gerakan pada sendi bahu meliputi:


Fleksi: Gerakan mengangkat lengan ke depan tubuh.
Ekstensi: Gerakan membawa lengan ke belakang tubuh.
Abduksi: Gerakan membuka lengan ke samping tubuh.
Adduksi: Gerakan membawa lengan ke arah tengah tubuh.
Rotasi internal: Gerakan membawa lengan ke dalam tubuh.
Rotasi eksternal: Gerakan membawa lengan ke luar tubuh.

• Gerakan fleksi yaitu pada bidang sagital dengan axis pusat caput humeri.
• Gerakan ekstensi yaitu gerakan pada bidang sagital menjahui posisi anatomi

• Gerakan abduksi yaitu gerakan menjahui midline tubuh.


• Gerakkan adduksi yaitu gerakkan lengan kemedial mendekati midline tubuh.
SUMBER : darwis.anatomi terapan bahu dan lengan atas.malang; 2018

(Moore, 334-336)
Sumber:
Prometheus, L. (2019). Atlas of Anatomy, Second Edition. Thieme.
Halaman 172-173.

4. Kelompok otot apa saja yang berperan dalam tiap jenis gerakan pada sendi
tersebut?

Sendi glenohumeral Otot-otot pembungkus sendi glenohumeral terdiri dari otot rotator
cuff, yaitu m. supraspinatus, m. infraspinatus, m. teres minor, dan m. subscapularis
MUSCULUS DELTOID.

MUSCULUS SUPRASPINATUS,
M INRASPINATUS

M TERES MINOR

M SUBSCAPULARIS
M PECTORALIS MAJOR
M CORACOBRACHIALIS

MUSCULUS SERRATUS
• Gerakan fleksi Gerak aktif Fleksi berlangsung tiga tahap, tahap I yaitu
lingkup 00 sampai 50-600, dilakukan oleh otot:

1. M. Deltoid anterior (n. axilaris, radiks C5,C6)


2. M. Coracobrachialis (n. musculocutanius, radiks C6,C7)
3. M. Pectoralis mayor nervus pectoral medial C8
4. M. Biceps Brachii nervus muskulokutaneus( servikal C5 C6 C7)

• Tahap II yaitu lingkup 60-1200, dilakukan oleh otot:

1. Ditambah m. serratus anterior


2. M. Trapezius ascendence Saraf aksesorius (XI):
3. M. Latissimus dorsi

• Tahap III yaitu lingkup 120-1800, dilakukan oleh otot:

1. m. serratus anterior
2. M. Latissimus dorsi
3. m. Erector spine.

• Gerak aktif Ekstensi (dan adduksi) oleh:

1. M. Latissimus dorsi (n. thoraco dorsal, radiks C6,C7)


2. M. Teres mayor (n. subscapularis inferior, C5,C6)
3. M. Deltoideus posterior (n. axilaris, radiks C5,C6)
4. M. Tricep Brachii nervus radial
5. M. Infraspinatus nervus subscapuralis
• Gerak aktif abduksi dilakukan oleh otot:

1. m. pectoralis mayor
2. m.latissimus
3. M. Deltoid medius (n. axilaris, radiks C5,C6)
4. M. Supraspinatus (n. subscapularis C5)
5. M. Infraspinatus nervus subscapuralis

• Gerakkan adduksi yaitu gerakkan lengan kemedial mendekati midline


tubuh. Otot penggerak utama m. pectoralis mayor, m. teres mayor, m.
latissimus dorsi

Gerak aduksi dan abduksi pada scapula

• Pectoralis minor: Pectoralis minor berasal dari tulang rusuk ketiga, keempat, dan
kelima dan memasukkan proses koracoid skapula (gambar 3.24). Karena tulang
rusuk adalah perlekatan yang lebih stabil, kontraksi pectoralis minor menyebabkan
prosesus koracoideus skapula ditarik ke arah tulang rusuk (rotasi gelang bahu ke
bawah dan adduksi).
• Serratus anterior: Berasal dari bagian lateral anterior dari sembilan tulang rusuk atas,
serratus anterior menyisip pada permukaan anterior tulang belakang (medial)
skapula (gambar 3.24). Karena perlekatan yang lebih stabil dari serratus anterior ada
di tulang rusuk, kontraksi otot menyebabkan abduksi (rotasi ke atas dan kemiringan
lateral) pada gelang bahu.
• Subclavicula: Subclavicula berasal dari tulang rusuk pertama dan menyisipkan pada alur
klavikula. Fungsi utamanya adalah untuk membantu ligamen sendi pada sterno clavicularis
dalam memberikan stabilitas pada sendi (gambar 3.24).

Sumber :Muqsith Al.Anatomi dan biomedika sendi siku dan pergelangan tangan.Unimal
Press.Lhoseumawe: 2018
Abdurachman.Anatomi Dan Kinematik Gerak Pada Manusia.Integelensia
Media.Malang:2017

5. Kontraksi kelompok otot pada no. 4 tersebut dipengaruhi oleh saraf apa saja?
Sendi glenohumeral

• gerakan fleksi
1. M. Deltoid anterior (n. axilaris, radiks C5,C6)
2. M. Coracobrachialis (n. musculocutanius, radiks C6,C7)
3. M. Biceps Brachii (nervus muskulotanues/ servikal)
4. M. Pectoralis Mayor (saraf pectoral lateral)

• Gerak aktif Ekstensi oleh:


1. M. Latissimus dorsi nervus thoraco dorsal
2. M. Teres mayor nervus subscapularis inferior,
3. M. Deltoideus posterior oleh nervus axilaris

• Gerak adduksi

1. M. Latissimus dorsi nervus thoraco dorsal


2. M. Coracobrachialis nervus musculocutanius
3. M. Pectoralis Mayor nervus pectoral lateral
4. M. Deltoid medius (n. axilaris,)

• Gerak abduksi
1. M. Deltoid medius (n. axilaris, radiks C5,C6)
2. M. Supraspinatus (n. subscapularis C5)
3. M. Infraspinatus nervus subscapuralis
4. m. pectoralis mayor nervus pectoral
Sumber :
Moore
Prometheus Atlas Anatomi" karya Michael Schünke, Erik Schulte, dan Udo Schumacher.
Buku ini menyediakan gambar-gambar yang jelas dan deskripsi rinci mengenai anatomi
dan fisiologi manusia
6. Apakah latihan oleh instruktur itu benar? Bagaimana penjelasannya
instruktur telah melakukan pemberian latihan yang benar karena gerakan melibatkan kerja
sama antara otot dan sendi. Di daerah bahu, terdapat otot caput longum yang dapat melintasi
lebih dari satu sendi atau memiliki origo yang melekat pada tulang dan insersi yang melekat
pada tulang tetapi tetap dapat bergerak. Origo dan insersio otot adalah istilah dalam anatomi
yang mengacu pada tempat di mana otot menempel pada tulang. Origo adalah tempat di mana
otot melekat pada tulang yang tidak bergerak selama kontraksi otot, sedangkan insersio
adalah tempat di mana otot melekat pada tulang yang bergerak selama kontraksi otot.
Pergerakan sendi dipengaruhi oleh kontraksi otot yang terjadi pada dua titik, yaitu pada origo
dan insersio otot. Ketika otot berkontraksi, origo tetap stabil sementara insersio bergerak. Hal
ini memungkinkan gerakan sendi terjadi.
Contoh dari fungsi origo dan insersio otot dalam pergerakan sendi adalah ketika seseorang
menggerakkan lengannya ke atas. Otot deltoid pada bahu berkontraksi dari origo di tulang
klavikula dan insersio di tulang humerus, sehingga memungkinkan gerakan bahu.

Sumber : Prometheus Atlas Anatomi" karya Michael Schünke, Erik Schulte, dan Udo
Schumacher. Buku ini menyediakan gambar-gambar yang jelas dan deskripsi rinci mengenai
anatomi dan fisiologi manusia

7. Jelaskan mengenai struktur otot lurik tersebut dan hubungannya dengan tulang
sehingga mahasiswa dapat melakukan gerakan!

otot lurik, atau otot rangka, adalah jenis otot yang terdapat pada tulang belulang dan
memungkinkan gerakan pada sendi. Struktur otot lurik terdiri dari serat-serat otot yang
disebut miofibril, yang mengandung protein kontraktil aktin dan miosin. Miofibril diatur
dalam satuan fungsional yang disebut sarkomer. Sel-sel otot lurik disebut serat otot, yang
diatur dalam fasikel yang dilindungi oleh selaput epimisium.
Otot lurik terhubung dengan tulang melalui tendon, yang terdiri dari serat kolagen yang kuat
dan fleksibel. Tendon menghubungkan otot dengan tulang dan memungkinkan gaya yang
dihasilkan oleh kontraksi otot untuk ditransfer ke tulang, sehingga menyebabkan gerakan
pada sendi. Gerakan ini terjadi ketika otot berkontraksi dan melekat pada tulang yang
bergerak, menghasilkan gaya yang diteruskan melalui tendon dan menyebabkan gerakan pada
sendi.
Selain tendon, otot lurik juga terhubung dengan tulang melalui selaput fibrosa yang disebut
periosteum. Periosteum melapisi tulang dan melekat pada otot lurik, membantu dalam
memperkuat ikatan antara otot dan tulang. Selain tendon, ada juga beberapa struktur lain
yang terlibat dalam menghubungkan otot dengan tulang. Antara lain adalah ligamen,
kartilago, dan jaringan ikat. Ligamen menghubungkan tulang dengan tulang, sedangkan
kartilago berfungsi sebagai penyerap kejut dan melindungi ujung tulang dari aus. Jaringan
ikat berfungsi sebagai pengikat dan penopang struktur tubuh.
Dalam proses gerakan, saraf akan mengirimkan sinyal kepada otot untuk menghasilkan
kontraksi. Kontraksi ini kemudian menghasilkan gaya yang diteruskan melalui tendon dan
menarik tulang, sehingga terjadi gerakan.

Sumber:
Prometheus, L. (2019). Atlas of Anatomy, Second Edition. Thieme.
Halaman 74-77
Moore, K. L., & Dalley, A. F. (2018). Clinically oriented anatomy. Wolters Kluwer.
Halaman 161-162.

8. Bagaimana mekanisme kontraksi otot isometris dan isotonis?

Kontraksi otot isometris dan isotonis adalah dua jenis kontraksi otot yang berbeda dalam
mekanismenya.
• Kontraksi otot isometris: Kontraksi otot isometris terjadi ketika otot menghasilkan
tegangan tetapi tidak mengalami perubahan panjang. Dalam kontraksi ini, otot
menahan beban atau menghasilkan kekuatan yang sama dengan kekuatan lawan,
sehingga tidak ada pergerakan yang terjadi. Mekanisme kontraksi otot isometris
melibatkan interaksi antara protein kontraktil dalam serat otot, yaitu aktin dan miosin,
yang membentuk jembatan silang yang kuat. Otot yang mengalami kontraksi
isometris terlihat membulat dan tegang.
• Kontraksi otot isotonis: Kontraksi otot isotonis terjadi ketika otot menghasilkan
kekuatan dan juga mengalami perubahan panjang, sehingga terjadi pergerakan. Dalam
kontraksi ini, kekuatan yang dihasilkan oleh otot lebih besar dari kekuatan lawan
sehingga terjadi pergerakan. Mekanisme kontraksi otot isotonis juga melibatkan
interaksi antara aktin dan miosin, tetapi dalam kontraksi ini, jembatan silang akan
menarik aktin sehingga membentuk kontraksi dan menghasilkan gerakan.
Sumber:
Prometheus, L. (2019). Atlas of Anatomy, Second Edition. Thieme.
Halaman 92-95.

Pustaka
1. Keith L. Moore . Essential Clinical Anatomi
2. Moffat D, Faiz O. At a Glance Anatomi. 2002. Blackwell Science Ltd.
3. Mescher, Anthony L. Histologi dasar Junquiera: teks & atlas; alih bahasa, Frans
Dany; editor edisi bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto. Edisi 12. Jakarta:
EGC, 2011.
4. Young, Barbara. Lowe, James S. Stevens, Alan. Wheater’s Functional
Histology: A text & colour atlas. 5th ed. Philadelphia: Elsevier, 2006.
5. Guyton. Fisiologi
6. Almuqsith. Anatomi dan Biomekanika Sendi Panggul. Unimall Press.2017
7. Nahadewa TGB. Saraf Perifer Msalah dan Penanganannya. Indeks. Jakarta.
2013.

Anda mungkin juga menyukai