Anda di halaman 1dari 22

Alternatif Kegagalan dan Keterbasan Modal Berwirausaha

MAKALAH

(Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kewirausahaan)


Dosen Pengampu: Dr. Badawi, S.H., M.Pd

Disusun Oleh:
Amelia Resita Wulandari
Khoirunisa
Heni Rosita

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Konversi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KOTABUMI
LAMPUNG UTARA
2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, sang Pengatur Alam Semesta, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang senantiasa
mendapat syafaat nya, amin.

Tidak lupa juga ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut dalam
penyusunan makalah dengan tujuan untuk memenuhi mata kuliah Landasan
Kependidikan dengan judul ‘’ Alternatif Kegagalan dan Keterbasan Modal
Berwirausaha ’’.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka tim menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
tim dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
ilmiah tentang Alternatif Kegagalan dan Keterbasan Modal Berwirausaha Dalam
Pembelajaran ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

    

Lampung Utara, 24 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1

1.3 Tujuan............................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................3

2.1 Kegagalan Berwirausaha ..............................................................................3

2.1.1 Faktor Penyebab Kegagalan Usaha.......................................................4

2.1.2 Alternatif Penyelesaian Kegagalan Usaha.............................................5

2.2 Modal Usaha ................................................................................................8

2.3 Alternatif Keterbatasan Modal Usaha...........................................................9

BAB III. PENUTUP.............................................................................................17

3.1 Kesimpulan..................................................................................................17

3.2 Saran............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................18

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Didalam berwirausaha ada beberapa aspek yang menentukan berhasil


tidaknya suatu usaha yang dijalankan. Diantaranya aspek modal, pengelolaan,
maupun pemasaran. Modal bisa di dapat dari berbagai cara misalnya dengan
modal yang kita punya sendiri ataupun dengan pinjaman. Oleh karena itu
sangat dibutuhkan suatu kemitraan atau hubungan sosial yang baik dalam
berwirausaha. Karena terkadang dalam berwirausaha kita tidak dapat
memulainya sendiri baik karena kekurangan uang, sumber daya, maupun
kreatifitas.

Kegagalan dan keberhasilan dalam perusahaan adalah hal yang sudah


biasa. Kegagalan dan keberhasilan tersebut tidak selalu disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan tentang produk atau kegagalan mengamati pasar,
tetapi juga mungkin karena kondisi keuangan suatu perusahaan yang tidak
dipahami dengan baik oleh pihak manajemen perusahaan. Kondisi keuangan
suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan.

Untuk menjadi seorang wirausaha dibutuhkan kemampuan teknikal dan


ciri kepribadian yang dapat menunjang berjalannya aktivitas kewirausahaan.
Ciri kepribadian seorang wirausaha antara lain adalah disiplin, atau kontrol
internal, mengambil resiko, inovatif komitmen terhadap tugas serta memiliki
orientasi dan kemampuan untuk menghadapi perubahan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang diketahui mengenai kegagalan usaha?

2. Apa penyebab kegagalan dalam berwirausaha?

3. Bagaimana alternatif penyelesaian berwirausaha?

4. Bagaimana cara menyelesaikan keterbatasan modal?

1
2

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui yang dimaksud mengenai kegagalan usaha.

2. Dapat mengetahui penyebab kegagalan dalam berwirausaha.

3. Dapat mengetahui alternatif penyelesaian berwirausaha.

4. Dapat mengetahui cara menyelesaikan keterbatasan modal.

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kegagalan Wirausaha


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gagal adalah tidak berhasil,
tidak tercapai maksudnya (KBBI, 2014). Kegagalan berkebalikan dengan
keberhasilan. Tidak berhasil berarti pula tidak tercapainya target yang telah
ditetapkan. Karena adanya target untuk dapat dipakai sebagai pengukur suatu
keberhasilan. Maka dari itu selalu ada kriteria-kriteria sebagai parameter guna
menentukan, apakah suatu target telah tercapai atau belum tercapai. Dari
logika ini dapatlah ditarik suatu pengertian, kegagalan adalah tidak
tercapainya target yang telah ditetapkan. Itu berarti, ketiadaan target akan
meniadakan pula kegagalan. Maksudnya, tidaklah dapat seseorang itu
dinyatakan gagal tentang sesuatu bilamana seseorang tersebut tidak memiliki
target yang diharapkan (Mono, 2013).

Gagal adalah sebuah kemenangan yang tertunda atau keinginan yang


belum tercapai. Biasanya kegagalan disebabkan karena kita tidak mengetahui
definisi atau arti dari belajar. Sesungguhnya kegagalan tidak jauh berbeda
dengan “belum berhasil“. Kita tidak akan pernah tahu kita berhasil kalau kita
tdk pernah gagal. yang terpenting bukanlah berapa sering kita gagal atau
jatuh, tapi seberapa seringkah ktia bangkit setiap kita gagal atau jatuh.
Kegagalan adalah hal yang lumrah dalam berusaha. Statistik membuktikan
hampir 50% usaha pemula mengalami kegagalan, terutama di lima tahun
pertama memutar roda usaha.Namun demikian kegagalan bisa menjadi
tonggak awal menuju sukses. Kegagalan adalah awal dari kesuksesan dan
apabila seseorang menyerah dari kegagalan berarti dia tidak tahu bahwa
kesuksesan sudah sangat dekat dua kalimat ini seharusnya bisa menyadarkan
kita untuk tidak pernah menyerah. Dengan kegagalan, kita dapat belajar dari
kesalahan dan lebih mapan pengalaman sehingga keberhasilan dapat tercapai.
Keberhasilan usaha adalah suatu keadaan dimana usaha mengalami
peningkatan dari hasil yang sebelumnya.

3
4

Keberhasilan usaha merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan,


dimana segala aktivitas yang ada di dalamnya ditujukan untuk mencapai
suatu keberhasilan. Dalam pengertian umum, keberhasilan usaha
menunjukkan suatu keadaan yang lebih baik/unggul dari pada masa
sebelumnya. Keberhasilan usaha adalah sesuatu keadaan yang
menggambarkan lebih daripada lainnya yang sederajat atau sekelasnya.
Menurut Suyanto keberhasilan usaha industri kecil di pengaruhi oleh berbagai
faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap
pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan dalam pencapaian maksud atau tujuan yang diharapkan. Sebagai
ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek,
seperti: kinerja keuangan dan image perusahaan (Chamdan, 2010). Menurut
Sony Heru Priyanto Seseorang yang memiliki kewirausahaan tinggi dan
digabung dengan kemampuan manajerial yang memadai akan menyebabkan
dia sukses dalam usahanya (Priyanto, 2009).

2.1.1 Faktor Penyebab Kegagalan dalam Usaha

Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan perusahaan


mengalami kegagalan, di antaranya adalah faktor ekonomi, kesalahan
menejemen, dan bencana alam.

1. Ketidakmampuan Manajemen; Dalam bisnis kecil, kurangnya


pengalaman manajemen atau lemahnya kemampuan pengambilan
keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha. Pemilik
usaha kurang memiliki kemampuan kepemimpinan dan pengetahuan
yang diperlukan agar bisnis bisa berjalan.

2. Kurang Pengalaman; Manajer bisnis kecil perlu memiliki pengalaman


dalam bidang usaha yang akan dimasukinya. Idealnya, calon
wirausahawan harus memilki keterampilan teknis yang memadai
(pengalaman kerja mengenai konsep pengoperasian fisik bisnis dan
kemampuan konsep yang mencukupi), kemampuan mengkoordinasi
berbagai kegiatan bisnis, serta keterampilan untuk mengelola orang-

4
5

orang dalam organisasi serta memotivasi mereka untuk meningkatkan


kinerja.

3. Lemahnya Kendali Keuangan; Kunci dari keberhasilan bisnis adalah


adanya kendali keuangan yang baik. Sementara itu, perusahaan kecil
seringkali melakukan dua kesalahan keuangan, yakni kekurangan modal
dan kelemahan dalam kebijakan kredit terhadap pelanggan.

4. Gagal Mengembangkan Perencanaan yang Strategis; Tanpa memiliki


suatu strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak
memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan dan
memelihara keunggulan bersaing di pasar.

5. Pertumbuhan Tidak Terkendali; Pertumbuhan merupakan sesuatu yang


alamiah, sehat, dan didambakan oleh semua perusahaan. Namun
demikian, pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali. Hal itu
dikarenakan cenderung meningkatnya berbagai masalah dengan
berkembangnya perusahaan sehingga manajer harus belajar menangani
masalah-masalah tersebut.

6. Lokasi yang Buruk; Pemilihan lokasi yang tepat harus dipilih


berdasarkan penelitian, pengamatan, dan perencanaan. Selain itu, perlu
juga dipertimbangkan besarnya biaya sewa yang harus dibayar.
Beberapa pemilik bisnis seringkali memilih lokasi hanya dikarenakan
adanya tempat yang kosong.

7. Pengendalian Persediaan yang Kurang Baik; Pada umunya, investasi


terbesar yang harus dilakukan oleh manajer bisnis kecil adalah salah
satu tanggung jawab menajerial yang penting. Tingkat persediaan yang
tidak mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok
sehingga pelanggan merasa kecewa dan pergi. Ketidakmampuan
Membuat Transisi Usaha; Setelah berdiri dan berkembang, biasanya
diperlukan adanya perubahan gaya manajemen yang secara drastis
berbeda (Zimmerer, 2009).

5
6

Faktor lain yang menjadi penyebab kegagalan usaha adalah :

1. Tidak Memiliki Visi; Usaha yang dijalankan tanpa tujuan merupakan


penyebab terbesar kegagalan. Oleh karenanya, menentukan suatu
tujuan, baik untuk jangka panjang, menengah, atau pendek, adalah hal
yang sangat penting dilakukan. Terlebih jika dalam menjalankan usaha,
kita bekerjasama dengan satu atau beberapa rekan usaha. Menyamakan
visi diawal usaha adalah suatu keharusan.

2. Lemahnya Perencanaan; Yang penting jalan dulu deh! Tapi, mau lewat
mana? Pake apa? Perlu uang berapa? Disinilah pentingnya peran
perencanaan. Perencanaan tidak harus rumit, tidak perlu seperti rencana
perusahaan besar. Yang terpenting, bisa dijadikan pedoman untuk
mencapai target. Ingat, jika gagal membuat rencana, sebenarnya kita
sedang merencanakan sebuah kegagalan.

3. Terlalu Percaya Diri; Tidak semua ide besar akan booming di pasar.
Sebelum ditawarkan ke konsumen, akan lebih ‘aman’ jika ide itu diuji
dulu kelayakannya melalui sebuah riset atau cukup melakukan jajak
pendapat sederhana kepada teman, keluarga, atau tetangga. Biarkan
mereka menjawab dengan jujur dan menilai ide yang kita miliki.

4. Miskin Komitmen; Ide yang bernilai milyaran akan menjadi sia-sia jika
tidak diimbangi dengan komitmen yang kuat. Banyak wirausaha yang
sudah memulai usaha namun tidak memiliki waktu untuk mengelola
perusahaan. Imbasnya, usaha mengalami stagnan, sulit berkembang dan
akhirnya gagal. Hati-hati juga dengan keberhasilan. Seringkali
keberhasilan membuat kita hanyut dalam euforia hingga melupakan
komitmen.

5. Keterbatasan Dana; Salah satu penyebab kegagalan ditahun-tahun awal


usaha adalah minimnya dana operasional. Seorang pemilik perusahaan,
walaupun kecil, harusnya bisa menghitung berapa banyak dana yang
dibutuhkan untuk memutar roda usaha selama belum menghasilkan.

6
7

Siasati kondisi ini dengan struktur manajemen yang ramping,


mengurangi pemborosan, meningkatkan efisiensi finansial yang
berorientasi mendorong keuntungan.

6. Minimnya Kemampuan Manajerial; Banyak cerita kegagalan yang


berakar dari minimnya pengalaman dan keterampilan manajerial seperti
tidak mampu membuat perencanaan, salah mengelola keuangan, kurang
jeli melihat pergerakan pasar, atau gagal memotivasi karyawan. Untuk
mengejar ketinggalan ini, tak ada salahnya mengais ilmu dari berbagai
seminar dan pelatihan manajemen. Bertukar pikiran dengan teman yang
lebih dulu terjun ke dunia usaha juga dapat dilakukan untuk
mendongkrak kemampuan majerial (Ciputra, 2013).
Dalam berbisnis, anda akan menemui banyak sekali tantangan yang bisa
diibaratkan sebagai ujian yang harus dihadapi, tantangan yang tersebar akan
muncul dan biasanya itu menjadi titik balik yang sangat menentukan langkah
selanjutnya. Untuk memperoleh kesuksesan dalam menjalankan bisnis, seseorang
harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk
menghadapi resiko. Agar usaha tersebut berhasil, selain harus bekerja keras sesuai
dengan urgensinya, juga harus mampu mengembangkan hubungan baik dengan
mitrausaha maupun semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.

2.1.2 Alternatif Penyelesaian Kegagalan Usaha

Jika suatu usaha menghadapi kegagalan atau kesulitan keuangan, harus


diketahui dahulu apakah kesulitan keuangan tersebut bersifat jangka pendek atau
jangka panjang. Resiko rugi adalah sesuatu yang pasti dalam menjalankan usaha.
Mustahil untuk bisa terhindar dari kerugian. Namun, bukan berarti menyerah
adalah satu-satunya cara untuk menghadapi kegagalan tersebut. Yang harus
dilakukan jika wirausahawan mengalami kegagalan pada awal usaha, yaitu:

a. Terima keadaan dan luangkan waktu untuk tenangkan pikiran

Untuk bisa bangkit dari kegagalan usaha, yang harus dilakukan


pertama kali adalah menerima keadaan. Ingat, roda kehidupan selalu

7
8

berputar, kadang di atas dan kadang di bawah. Dengan menerima


kenyataan tersebut, pikiran akan jauh lebih tenang.

Susah memang, tapi bukan berarti Anda lantas memilih untuk terus
terpuruk. Coba tanamkan pikiran positif. Percayalah bahwa Anda masih
punya kesempatan. Ingat, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Alih-
alih menyalahkan keadaan, jadikan hal tersebut sebagai pelajaran
berharga.

b.  Lakukan evaluasi

Sekarang saat pikiran lebih tenang, mulailah lakukan evaluasi


sebagai langkah apa yang dilakukan jika wirausahawan mengalami
kegagalan pada awal usaha. Cari tahu apa kira-kira penyebab kegagalan
usaha, apakah karena rencana yang kurang matang atau justru karena salah
dalam mengelola keuangan?

Anda juga bisa membuat daftar yang berisi kinerja usaha selama
ini. Cermati mana bagian yang bekerja optimal dan mana yang tidak. Ada
kalanya, masalah tidak datang dari internal usaha, bisa juga karena faktor
eksternal. Jadi, jangan lupa untuk memperhitungkan faktor tersebut.

Jika penyebab masalah sudah tampak, coba lakukan analisis lebih


dalam. Mengapa hal tersebut bisa memicu kegagalan? Apakah memang
hal tersebut menjadi penyebab tunggal?

Ada baiknya juga jika Anda membuat skala prioritas. Letakkan


faktor penyebab yang harus segera dicari solusinya di urutan teratas.
Sementara faktor yang tidak terlalu mendesak bisa diletakkan pada urutan
selanjutnya.

c. Bangun support system untuk bantu bangkit kembali

Bangkit dari kegagalan akan terasa sangat berat jika dilakukan


sendiri. Untuk itu, sebaiknya Anda mencari support system yang bisa

8
9

menyuntikkan semangat baru. Selain keluarga dan teman terdekat, tidak


ada salahnya Anda mencari dukungan dari rekan wirausahawan.

Support system dari di industri yang sama tentu akan menjadi


dukungan kuat. Mereka akan lebih paham bagaimana situasi yang sedang
Anda hadapi. Bahkan, Anda juga bisa belajar dari pengalaman mereka.

d. Cek kembali kondisi keuangan

Hal lain apa yang dilakukan jika wirausahawan mengalami


kegagalan pada awal bisnis? Jangan lupa untuk mengecek kembali kondisi
keuangan Anda. Hitung dengan cermat berapa dana yang ada.

Apabila ternyata Anda tidak punya dana yang cukup sebagai modal
untuk memulai kembali, coba pikirkan strategi apa yang bisa dilakukan.
Sebaliknya, jika ada dana yang tersedia, bagaimana alokasinya agar cukup
untuk memulai kembali?

e. Mulai cari peluang usaha baru

Setelah semua tahapan di atas terlewati, kini waktunya mulai


cari peluang usaha baru. Anda bisa mengulang usaha sebelumnya dan
memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan, bisa juga mencari model
usaha yang benar-benar baru.

Dari evaluasi yang telah dilakukan, Anda tentu bisa menentukan


tingkat kelayakan usaha; apakah usaha kemarin memang layak diteruskan
atau justru tidak. Apabila memang layak, melakukan perbaikan bisa
menjadi peluang baru. Namun, jika hasil evaluasi menunjukkan
sebaliknya, cobalah untuk memulai usaha baru. Dengan persiapan yang
lebih matang, bukan tidak mungkin usaha baru Anda akan sukses besar.

f. Susun perencanaan yang matang

Agar tidak jatuh pada lubang yang sama, susun perencanaan


matang untuk ide usaha baru Anda. Belajar dari pengalaman yang lalu,

9
10

jauhi kesalahan sebelumnya. Anda bahkan bisa berangkat dari faktor-


faktor yang memicu kegagalan.

Dari situ, Anda bisa membuat kerangka rencana untuk usaha baru.
Buat perencanaan yang detail dan menyeluruh. Luangkan waktu Anda
untuk menimbang semua aspek usaha.

Disarankan juga untuk membuat target. Misalnya, pada Desember


nanti, modal untuk usaha baru sudah harus cukup. Lalu, pada Januari,
sudah harus mendapatkan supplier untuk produksi. Fokuslah pada target-
target tersebut. Dengan begitu, Anda akan lebih bersemangat membangun
usaha.

Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Bahkan para


wirausahawan yang sukses pasti pernah menghadapi kegagalan sebelum
akhirnya bisa sukses besar. Semoga pembahasan mengenai apa yang harus
dilakukan jika wirausahawan mengalami kegagalan pada awal usaha ini
dapat membantu Anda untuk bangkit kembali.

Jika suatu usaha menghadapi kegagalan atau kesulitan keuangan,


harus diketahui dahulu apakah kesulitan keuangan tersebut bersifat jangka
pendek atau jangka panjang. Kesulitan keuangan yang bersifat jangka
pendek apabila tidak segera ditanggulangi dapat meimbulkan kesulitan
keuangan jangka panjang. Kesulitan keuangan jangka pendek yang
dimaksud adalah kesulitan dalam likuiditas perusahaan, sedagkan
kesulitan jangka panjang berkaitan dengan solvabilitas perusahaan.
Terdapat beberapa cara untuk mengatasi kesulitan keuangan yang dihadapi
oleh suatu perusahaan, diantaranya sebagai berikut :

1. Penyelesaian sukarela (Voluntary Settlements). Penyelesaian sukarela


dapat dilakukan melalui kesepakatan antara pihak kreditur dan
debitur. Ada beberapa alternative penyelesaian secara sukarela, yakni
sebagai berikut :

10
11

a. Extensions (perpanjangan). Pihak kreditur sepakat dengan pihak


debitur untuk memperpanjang jangka waktu jatuh tempo kredit
yang telah diberikan. Dengan demikian, pihak debitur
mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan dana yang mestinya
dipakai untuk melunasi utang guna membiayai kegiatan operasi
perusahaan.

b. Composition. Para kreditur bersedia menerima pembayaran


sebagian tagihannya, dan merelakan sebagian yang lainnya tidak
terbayar. Atau jika para kreditur bersedia, utang tersebut diubah
menjadi penyertaan modal. Hal ini akan meringankan perusahaan
dari kewajiban membayar bunga dan pokok pinjaman.

c. Liquidation by voluntary agreement. Para kreditur secara bersama


memutuskan meminta likuidasi perusahaan secara informal. Jika
hal ini dilakukan, maka ada beberapa keuntungan yang bisa
diperoleh, yaitu waktu penyelesaian likuidasi lebih cepat, biaya
yang dikeluarkan lebih murah, serta nilai asset perusahaan yang
dilikuidasi masih tinggi.

2. Penyelesaian Lewat Pengadilan (Settlements Involving Litigation).


Apabila pihak kreditur dan debitur tidak mencapai kesepakatan untuk
penyelesaian secara sukarela, maka langkah selanjutnya yang dapat
ditempuh adalah penyelesaian secara hukum (Sudana, 2011). Kesulitan
keuangan yang dihadapi oleh perusahaan sangat bervariasi, mulai dari
kesulitan likuiditas hingga kesulitan solvabilitas. Apabila kesulitan
keuangan perusahaan bersifat permanen dan prospek perusahaan kurang
baik, perusahaan dapat dilikuidasi. Jika kesulitan keuangan perusahaan
bersifat sementara dan prospek perusahaan masih cukup baik, maka
untuk kepentingan para kreditur, pemegang saham dan masyarakat,
perusahaan dapat direorganisasi. Likuidasi merupakan satu-satunya
alternatif penyelesaian jika kondisi keuangan perusahaan sudah tidak
bisa diperbaiki lagi. Pihak yang bisa mengajukan atau meminta

11
12

likuidasi atau kepailitan adalah debitur, satu atau lebih debitur, dan
jaksa. Keputusan pailit atau bangkrut ditetapkan oleh pengadilan
(pengadilan niaga). Penjualan asset perusahaan yang sudah bangkrut
biasanya dilakukan dengan cara lelang dan hasilnya dibagikan kepada
para kreditur setelah dikurangi dengan biayabiaya kepailitan.
Pembagian hasil likuidasi kepada kreditur dilakukan berdasarkan
persentase tertentu secara pro-rata. Sedangkan reorganisasi adalah
reorganisasi keuangan, yaitu penyusunan kembali struktur modal
perusahaan, sehingga struktur modal yang baru dianggap cukup layak
bagi operasi perusahaan di masa yang akan datang. Prosedur dalam
reorganisasi meliputi tiga langkah, yaitu : Menentukan nilai perusahaan
setelah direorganisasi,

a. Menentukan struktur modal baru,

b. Menentukan nilai surat berharga lama untuk diganti dengan surat


berharga baru.

Salah satu cara untuk menentukan nilai perusahaan adalah dengan


jalan mengkapitalisasikan keuntungan di masa yang akan datang dengan
tingkat kapitalisasi tertentu. Sedangkan penyusunan kembali struktur
modal dilakukan dengan mengurangi beban mengurangi beban tetap
perusahaannya dengan jalan : mengubah utang menjadi income bond,
saham istimewa, dan saham biasa; Memperpanjang periode pinjaman.
Penyusunan struktur modal yang baru dipengaruhi oleh “judgement”,
dengan kata lain tidak ada pedoman yang pasti bahwa struktur modal
harus mengikuti rumus-rumus tertentu. Penyusunan struktur modal hanya
berpedoman bahwa suatu perusahaan seharusnya bekerja dengan beban
keuangan tetap yang tidak terlalu besar.

2.2 Modal Usaha

Dalam kamus bahasa Indonesia “modal” didefinisikan sebagai uang


pokok atau uang yang dipakai sebagai induk untuk berniaga, melepas uang

12
13

dan sebagainya. Dalam finansial dan akunting, modal biasanya menunjuk


kepada kekayaan finansial, terutama dalam penggunaan awal atau menjaga
kelanjutan bisnis. Awalnya, dianggap bahwa modal lainnya, misal modal
fisik, dapat dicapai dengan uang atau modal finansial.
Definisi modal menurut para ahli:

1) Prof. Bakker : barang-barang konkret yang masih dalam rumah tangga


perusahaan yang tercatat dalam neraca debet.

2) Prof Dr. Meij : kolektivitas dari barang-barang modal yang tercatat di


neraca sebelah debet.

3) Prof. Polak    : kekuasaan untuk menggunakan barang modal yang


tercatat di neraca sebelah debet.
Modal usaha pada dasarnya berasal dari dua sumber, yaitu sumber
internal dan sumber eksternal. Sumber modal internal berasal dari setiap
aktivitas perusahaan yang dapat menghasilkan keuntungan (laba). Sedangkan
sumber modal eksternal berasal dari pihak-pihak luar atau pihak ketiga
perusahaan, contohnya seperti pemberian kredit oleh bank. Selain
pemberian kredit oleh bank, bisa juga dengan menjual instrumen keuangan di
pasar modal yaitu pasar yang memperjualbelikan intrumen keuangan jangka
panjang salah satunya berupa saham.

Sumber – Sumber Modal Modal menurut sumber asalnya dapat diuraikan


sebagai berikut :

a. Modal sendiri Modal sendiri merupakan modal yang diperoleh dari


pemiliki perusahaan dengan cara mengeluarkan saham. Saham yang
dikeluarkan perusahaan dapat dilakukan secara tertutup dan terbuka.
Kekurangan modal sendiri adalah sebabagai berikut :

1) Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah


tertentu sangar tergantung dari pemilik dan jumlahnya relative
terbatas.

13
14

2) Perolehan dari modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon


pemilik baru (calon pemegang saham baru) relatitif lebih sulit
karena mereka akan mempertimbangkan kinerja dan prospek
usahanya.

3) Kurang motivasi, artinya pemilik usaha menggunakan modal


sendiri motivasi usahanya lebih rendah dibandingkan dengan
menggunakan modal asing.

b. Modal Asing (Pinjaman) Modal asing atau modal pinajaman adalah


modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya
diperoleh dari pinjaman. Sumber dari dana modal asing dapat
diperoleh dari :

1) Pinjaman dari dunia perbankan, baik perbankan pemerintah,


swasta maupun perbankan asing.

2) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusaha leasing, modal


ventura, dana pensiun, dan lain sebagainya.

3) Pinjaman dari perusahaan non keuangan.


2.3 Alternatif Keterbatasan Modal Usaha
Modal merupakan salah satu faktor vital yang harus dimiliki seorang
calon pengusaha. Tanpa ketersediaan modal yang cukup, khususnya uang,
maka segala cita-cita membangun sebuah bisnis impian bisa hanya tinggal
mimpi belaka. Tak semua orang beruntung terlahir dengan ketersediaan
sumber daya yang mencukupi. Sebagian besar harus memulai membangun
bisnisnya dengan modal yang pas-pasan, atau bahkan kurang.
Oleh karena itu, banyak diantaranya mengurungkan niatnya untuk
membuka sebuah usaha karena merasa ragu dan takut tidak mempunyai
dukungan dana yang kuat. Berikut ini langkah-langkah dalam mensiasati dan
mengakali minimnya modal yang anda miliki dalam memulai sebuah
wirausaha yakni :

14
15

a. Dekati kerabat dan sahabat Anda


Tujuan utama mendekati kerabat dan sahabat Anda adalah untuk
mendapatkan bantuan modal usaha. Jika anda memiliki reputasi baik, tentu
tidak akan sulit memperoleh bantuan modal usaha tersebut.
Presentasikanlah dengan sebaik-baiknya ide usaha yang ingin anda
wujudkan kepada mereka, kemudian susunlah secara profesional rencana
pengembangan dan pembagian hasil usaha yang akan diterima kerabat atau
sahabat-sahabat anda. Syukur-syukur mereka meminjamkan modal dengan
cuma-cuma atau tanpa bunga.

b. Cari rekanan bisnis


Selain keluarga dan sahabat, anda juga harus aktif mencari dan
mendekati orang-orang yang bisa diajak untuk membangun bisnis
bersama. Semakin banyak orang yang anda ajak bekerjasama, tentu modal
yang dikumpulkan akan semakin besar. Meskipun nantinya hasil usaha
yang anda peroleh harus dibagi-bagi, namun hal tersebut adalah langkah
awal yang baik dalam belajar membangun bisnis yang kuat.

c. Manfaatkan tempat usaha


Selain uang, tempat usaha adalah salah satu modal yang juga
diperlukan dalam membangun sebuah usaha. Jika uang anda tidak
mencukupi untuk membeli atau menyewa sebuah tempat usaha, maka anda
bisa memanfaatkan ruang kosong di rumah anda sebagai alternatif
sementara. Hal ini sering dikenal dengan istilah SOHO (Small Office
Home Office).

d. Pekerjakan staf dengan sistem bagi hasil


Jika keadaan modal anda tidak akan mencukupi untuk membayar
karywan anda dengan gaji yang pantas, maka anda bisa tetap menarik
minat mereka untuk bekerja dalam bisnis anda dengan sistem bagi hasil.
Hal ini tentu dapat membuat semangat kerja mereka lebih on fire karena
tertarik dengan hasil maksimal jika mereka bekerja secara maksimal.

e. Gunakan media-media gratisan

15
16

Cobalah cermati hal-hal yang bisa anda manfaatkan secara gratis


namun berguna untuk bisnis anda. Misalnya dalam berpromosi, daripada
membuat website berbayar, lebih baik menfaatkan blog, facebook atau
situs gratis yang bisa membantu anda mempromosikan usaha, meskipun
memiliki keterbatasan fitur. Dengan bantuan media-media gratisan
tersebut, tentu dapat menghemat biaya pengeluaran anda.

f. Cari pekerjaan sampingan


Tidak ada yang dapat menjamin sebuah bisnis yang dibangun akan
menuai kesuksesan, meskipun disokong oleh permodalan yang besar. Oleh
sebab itu, dalam memulai sebuah usaha dengan modal yang masih minim,
ada baiknya anda tetap mencari uang tambahan dengan melakoni
pekerjaan sampingan atau kerja paruh waktu. Selain berguna untuk
menambah modal usaha anda, kerja paruh waktu juga dapat menjadi
cadangan jika anda menghadapi situasi yang sulit, misalnya kinerja bisnis
yang tidak sesuai harapan.

g. Manfaatkan program bantuan modal usaha


Pemerintah dan lembaga-lembaga keuangan di Indonesia telah
banyak mengeluarkan program-program bantuan modal usaha bagi para
entrepreneur. Bunga yang dibebankan untuk modal usaha, terutama untuk
UKM biasanya lebih ringan.

h. Ajukan proposal usaha untuk mencari investor


Mengajukan tawaran untuk mendapatkan tambahan modal usaha bisa
Anda lakukan dengan mengirimkan proposal kerja sama kepada instansi
pemerintah maupun pemilik modal lain untuk ikut berinvestasi. Kunci sukses
dalam mengajukan proposal untuk membangun bisnis agar disetujui dan
mendapatkan kepercayaan dari calon investor adalah:

1. Memiliki laporan keuangan yang dicatat dengan baik dan dapat


dipercaya. Karena seorang calon investor pasti akan lebih senang
berinvestasi pada perusahaan yang mampu mengelola keuangan usaha
dengan baik.

16
17

2. Memiliki perencanaan usaha yang jelas dan realistis.

3. Memiliki produk yang bisa diandalkan.

17
18

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kegagalan adalah pelajaran yang mendorong pengusaha untuk mencoba
pendekatan baru yang belum pemah dicoba sebelumnya. Bagi pengusaha
sejati, “Berani Gagal” berarti “Berani Belajar”. Dengan gagal dan dengan
belajar, pengusaha bertumbuh menjadi orang yang lebih baik dan belajar
bagaimana menciptakan kekayaan sejati. Berbagai faktor yang dapat
menyebabkan perusahaan mengalami kegagalan, di antaranya adalah faktor
ekonomi, kesalahan menejemen, dan bencana alam.
Alternatif penyelesaian kegagalan berwirausaha diantaranya: 1)Terima
keadaan dan luangkan waktu untuk tenangkan pikiran; 2) Lakukan evaluasi;
3) Bangun support system untuk bantu bangkit kembali; 4) Cek kembali
kondisi keuangan; 5) Mulai cari peluang usaha baru;6) Susun perencanaan
yang matang;
Modal didefinisikan sebagai uang pokok atau uang yang dipakai
sebagai induk untuk berniaga, melepas uang dan sebagainya.  Langkah-
langkah dalam mensiasati dan mengakali minimnya modal yang anda miliki
dalam memulai sebuah wirausaha yakni : 1) Dekati kerabat dan sahabat; 2)
Cari rekanan bisnis; 3) Manfaatkan tempat usaha; 4) Pekerjakan staf dengan
sistem bagi hasil; 5) Gunakan media-media gratisan; 6) Cari pekerjaan
sampingan; 7) Manfaatkan program bantuan modal usaha; 8) Ajukan proposal
usaha untuk mencari investor;

3.2 Saran

Dalam mulai usaha hendaknya lebih mengetahui tentang komponen-


komponen dalam mendirikan suatu usaha. Modal merupakan bagian
terpenting karena tanpa modal, suatu perusahaan tidak akan dapat berjalan.
Sehingga bagi para pemula dalam mendirikan usaha sebaiknya lebih
mengenal bagaimana jenis dan bentuk modal dan terhindar dari kegagalan
berwirausaha.

18
19

DAFTAR PUSTAKA

Rusdiana. (2018). Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung: Pustaka Setia.

Widodo, A. S. (2012). Start Your Own Business, Buku Ajar Kewirausahaan.


Yogyakarta: Jaring Inspiratif.

Akhlis, Faktor Penyebab Kegagalan Bisnis, www.ciputraentrepreneurship.com.

Benedicta Prihatin Dwi, Riyanti, Kewirausahaan Dari Sudut Pandang.


Psikologi

Kepribadian, Jakarta : Grasindo, 2003.

Suryana, Kewirausahaan, Pedoman Praktis : Kiat dan Proses Menuju


Sukses, Edisi 3, Jakarta : Salemba empat : 2011.

Suyatno Purnama, Chamdan. Motivasi dan Kemampuan Usaha Dalam


meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Studi Pada Industri
Kecil Sepatu di Jawa Timur). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,
2010.

Zimmerer, Thomas W, dan Scarborough, Norman M., Essential of


Entrepreneurship and Small Bisiness Management : Kewirausahaan dan
Manajemen Usaha Kecil, Edisi 5, Penerjemah : Deny Arnos Kwary,
(Jakarta : Salemba Empat : 2009) ………, gagal, http://kbbi.web.id.

19

Anda mungkin juga menyukai