Anda di halaman 1dari 18

1

SKALA DAN PERBANDINGAN


(Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pendidikan Matematika Kelas
Tinggi)
Dosen Pengampu: Berta Apriza, M.Pd

Disusun Oleh:

Apriiyanti Pratama 1986206011


Arif Saputra 1986206012
Purie Nawa Utami 1986206055

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KOTABUMI

LAMPUNG UTARA

2020
2

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, sang Pengatur Alam Semesta, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang senantiasa
mendapat syafaat nya, amin.

Tidak lupa juga ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut dalam
penyusunan makalah dengan tujuan untuk memenuhi mata kuliah Pendidikan
Matematika Kelas Tinggi dengan judul ‘’ Skala dan Perbandingan’’.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka tim menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar tim
dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah
tentang Skala dan Perbandingan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

    

Lampung Utara, 20 April 2021

Kelompok 3
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................4

C. Tujuan....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6

A. Perbandingan.........................................................................................................6

B. Jenis-Jenis Perbandingan.......................................................................................6

C. Skala....................................................................................................................12

BAB III PENUTUP.....................................................................................................17

A. Kesimpulan.........................................................................................................17

B. Saran....................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bumi merupakan area yang sangat luas dengan berbagai macam bentuk-bentuk
pulaunya. Untuk menggambarkan seluruh area bumi tidak mungkin kita
menggambarkan sesuai dengan ukuran aslinya, karena tidak akan ada kertas yang
cukup untuk memuatnya. Lalu apa yang harus dilakukan agar kita bisa
menggambarkan bagaimana bentuk bumi di sebuah kertas. Maka dari itu konsep
skala dibutuhkan. Konsep skala sendiri merupakan sebuah konsep perbandingan.
Dengan adanya skala inilah kita bisa menggambarkan bagaimana bentuk-bentuk
pulau di bumi dengan proprorsi yang tepat. Tidak hanya bentuknya saja, tetapi kita
juga bisa memperkirakan jarak suatu daerah dengan daerah lain yang sangat jauh
tanpa harus mengukurnya.
Konsep perbandingan juga tidak hanya digunakan dalam konsep skala saja,
banyak kegiatan sehari-hari kita yang membutuhkan konsep perbandingan. Kita akan
lebih mudah menghitung suatu luas daerah yang mempunyai ukuran yang sangat
besar dengan konsep perbandingan, selain itu kita juga dapat memperkirakan berapa
banyak persediaan makanan yang harus kita bawa saat camping dengan konsep
perbandingan. Maka konsep perbandingan sangat bermanfaat bagi manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari perbandingan?
2. Apa yang dimaksud dengan perbandingan senilai?
3. Apa yang dimaksud dengan perbandingan berbalik nilai?
4. Apa pengertian dari skala?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari perbandingan.

2. Menjelaskan tentang perbandingan senilai


5

3. Menjelaskan tentang perbandingan berbalik nilai

4. Menjelaskan pengertian skala


6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perbandingan
Perbandingan merupakan perbandingan antara dua satuan yang sama.
Menurut maulana mengungkapkan bahwa perbandingan adalah pasangan terurut

a
bilangan a dan b yang dapat dinyatakan dalam atau a:b dan dibaca a dibandingkan
b
b dengan b ≠ o. Perbandingan dapat dinyatakan sebagai bentuk pecahan dan
sebaliknya. Selain itu, pecahan juga dapat digunakan pada skala. Penggunaan
perbandingan salah satunya untuk menentukan skala.
1. Perbandingan disibut juga dengan rasio, dan syarat dari sebuah perbandingan
adalah: satuan-satuan yang diperbandingkan sejenis,
2. perbandingan dibuat dalam bentuk pecahan yang paling sederhana dan
dinyatakan dengan bilangan bulat positif, dan
3. perbandingan dapat disederhanakan dan bentuknya tanpa menggunakan
satuan.

Perbandingan sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, amir


adalah siswa paling tinggi dikelasnya. Artinya, amir adalah siswa paling tinggi di

1
bandingkan teman-temannya dikelas. Harga beras saat ini 1 kali harga beras satu
2
bulan yang lalu. Artinnya, harga beras saat ini dibanding harga beras satu bulan
adalah 3 banding 2. Penggunaan perbandingan salah satunya untuk menentukan
sekala. Salah satu cara menentukan skala yaitu menyederhanakan pecahan.
Perbandingan merupakan bentuk paling sederhana dari suatu pecahan.

B. Jenis-Jenis Perbandingan
Dilihat dari bentuknya, perbandingan dibagi menjadi dua jenis. Perbedaanya
pada dua jenis tersebut adalah:

1. Perbandingan Senilai
7

Menurut adji dan maulana (2006) menyatakan bahwa perbandingan


senilai merupakan suatu bentuk perbandinagan yang jika salah satu besaran yang
diperbandinhgkannya naik, maka besaran yang lainnya pun akan naik, sebaliknya
salah satu besaran yang dipebandingkan turun, maka besaran yang lainnya akan
ikut turun. Diketahui a : b dan c : d merupakan perbandingan-perbandingan yang
senilai, jika dan hanya jika ad =bc atau dapat ditulis :
a c
= ↔ ad=bc
b d
Sebagai contoh : 2 liter besin bisa digunakan untuk menempuh jarak 50
km. berapa jarak jika 0,5 liter bensin? Penyelesaiannya: jika saat ini bensin hanya
bersisa 0,5 liter, jelas jarakl tempuh bensinnya lebih pendek, yaitu sebagai
berikut.
Bensin 2 l bensin0,5 l
=
50 km x

50 x 0,5
x =
2
x = 12,5 km
jadi, sisa bensin masih cukup digunakan untuk menempuh jarak 12,5 km.

2. Perbandingan Berbalik Nilai


Menurut maulana (2010) menyatakan menyatakan bahwa perbandingan
berbalik nilai adalah suatu bentuk perbandingan yang jika salah satu besaran
yang diperbandingkan nilainya bertambah, maka besaran besaran lainnya
semakin kecil.

Sebagai contoh 1: ibu budi barusaja melahirkan seorang bayi dengan


tinggi badan 48 cm. jika tinggin badan budi 72 cm lebihnya daripada badan
adiknya, tentukan perbandingan tinggi badan budi dan adiknya!

Penyelesainnya: dari soal diketahui informasi berikut:


8

Tinggi badan bayi= 48 cm, dan tinggi badan budi =48+72=120 cm,
dengan mencari hasil bagi diperoleh:

Tinggi badan budi 120


=
tinggi badan adik budi 48

Tinggi badan budi 5


=
tinggi badan adik budi 2
5
Jadi, tinggi badan budi dan adiknya adalah .
2
Contoh 2. Seorang pemborong sedang menghitung waktu untuk
penyelesaian pembuatan rumah. Jika dibantu 9 pekerja, pekerjaan rumah selesai
dalam waktu 32 hari. Agar pekerjaan rumah selesain dalam waktu 24 hari,
berapakah jumlah pekerja yang dibutuhkan? Penyelesaiaan: dari soal diperoleh
informasi sebagai berikut:
9 pekerja selama 32 hari dan x pekerja selama 24 hari, ingat, semakin
banyak pekerja semakin cepat waktu yang di perlukan untuk menyelesaikan
pembangunan rumah. Dengan demikian, gunakan rumus perbandingan nilai.
9 24
=
x 32
32
↔ ×= ×9
24
↔ ×=12
Jadi, jumlah pekerja yang dibutuhkan agar pembuatan rumah selesai
dalam waktu 24 hari adalah 12 pekerja.

Untuk membangun pemahaman siswa tentang skala, berikan mereka


sebuah soal yang berkenaan dengan membuat denah.
Contoh 3. Misalkan soalnya sebagai berikut: sebidang tanah berbentuk
persegi panjang 100m dan lebar 50 m. jika 1cm pada gambar denah
menunjukan 1.000 cm pada bidang tanah sebenarnya, gambarlah denah bidang
tanah itu! Sebelum denah di buat, di sini siswa di tuntut untuk mampu
9

menyetarakan 100 m dan 50 m ke dalam satuan cm. karena 100 m =10.000 cm


daan 50 = = 5.000 cm, panjang dan lebar denah itu berturut-turut adalah
10.000/1.000 = 10 cm dan 5.000 / 1.000 = 5 cm. Akhirnya dengan mudah
mereka dapat menggambar denah itu.

Contoh 4.
Dikelas 5 SD Sukamaju ada 15 siswa pria dan 20 siswa wanita.
Sedangkan dikelas 6 SD tersebut ada 12 siswa pria dan 16 siswa wanita.
a) Nyatakan banyaknya siswa pria dan siswa wanita dikelas 5 SD
Sukamaju itu sebagai sebuah perbandingan.
b) Nyatakan banyaknya siswa pria dan siswa wanita dikelas 6 SD
Sukamaju itu sebagai sebuah perbandingan.

Perhatikan bagaimana para siswa menjawab soal ini dan bimbinglah


seperlunya jika anak-anak mengalami kesulitan.
Jawaban siswa yang diharapkan adalah:
a. Perbandingannya adalah 15 banding 20.
b. Perbandingannya adalah 12 banding 16.

Materi perbandingan dan skala diajarkan di SD Kelas 5. Dengan


demikian anda harus menguasai materi ini dan dapat menyajikannya dikelas pada
saat pembelajarannya. Kata perbandingan mungkin sudah cukupakrab ditelinga
siswa. Mintalah kembali para siswa memperhatikan kalimat berikut:
"Perbandingan banyaknya pria dan wanita adalah 1 banding 2".

Mungkin beberapa siswa akan mengatakan bahwa maksud kalimat itu


adalah jika banyaknya pria ada 1 orang maka banyaknya wanita ada 2 orang, atau
jika banyaknya pria ada 10 oramv maka banyaknya wanita ada 20 orang, atau
mungkin pula ada yang mengatakan bahwa jika banyaknya pria ada 6 orang
maka banyaknya wanita ada 12 orang, dan kemungkinan-kemungkinan lainnya.
10

1
Dari kalimat yang diajukan diatas, jelas bahwa banyaknya pria adalah
2
dari banyaknya wanita. Meskipun mereka sudah mulai mengerti maksud
perbandingan, tetapi bagaimana penulisan perbandingan itu? Perlu disampaikan
kepada siswa cara menuliskan sebuah perbandingan. Misalnya banyaknya pria
dilambangkan dengan P dan banyaknya wanita dilambangkan dengan W. Jika
perbandingan banyaknya pria dan banyaknya wanita itu dapat ditulis

P : W = 1 : 2 atau P/W = 1/2

Mintalah siswa memperhatikan kembali soal yang pernah mereka terima


dan menuliskan perbandingan-perbandingannya dengan menggunakan lambang.
Soal itu adalah:
Dikelas 5 SD Sukamaju ada 15 siswa pria dan 20 siswa wanita.
Sedangkan dikelas 6 SD tersebut ada 12 siswa pria dan 16 siswa wanita.
a) Nyatakan banyaknya siswa pria dan siswa wanita dikelas 5 SD
Sukamaju itu sebagai sebuah perbandingan.
b) Nyatakan banyaknya siswa pria dan siswa wanita dikelas 6 SD
Sukamaju itu sebagai sebuah perbandingan.
Jawaban yang diharapkan dari anak-anak adalah:
a. P : W = 15 : 20 atau P/W = 15/20
b. P : W = 12 : 16 atau P/W = 12/16

Tanyakan kepada para siswa apakah jawaban a dan jawaban b itu


ekuivalen? Diharapkan siswa menjawab bahwa perbandingan 15/20 dan 12/16
adalah ekuivalen karena 15 × 16 = 12 × 20. Berikan beberapa pasang
perbandingan yang juga ekuivalen dan tanyakan mengapa pasangan-pasangan itu
ekuivalen?

Sampaikan kepada para siswa bahwa “Dua buah perbandingan yang


ekuivalen membentuk sebuah proporsi”. Sebagai contoh, 14/24 = 7/12 adalah
sebuah proporsi, karena 14 × 1 = 24 × 7.
11

Seringkali, satu suku di dalam sebuah proporsi tidak diketahui dan harus
dicari nilainya sebagai mana didalam contoh berikut:
3/8 = n/16
Mintalah para siswa mencari nilai n diatas!
Penyelesaiannnya anak-anak mungkin adalah sebagai berikut:
3 x 16 = 8 × n
48 = 8×n
6=n
Cara lain yang mungkin digunakan siswa untuk menyelesaikan
persamaan ini adalah dengan mengalihkan kedua ruas dengan 16, sebagimana
berikut ini:
3/8 × 16 = n/16 × 16
3×2=n
n=6

Jika terdapat 3 buah kalkulator untuk setiap 4 orang siswa disebuah


Sekolah Dasar, berapa banyak kalkulator dibutuhkan untuk 44 orang siswa?
Bimbinglah seperlunya jika mereka mengalami kesulitan dalam
menyelesaikannya.
Salah satu kemungkinan siswa menyelesaikan masalah diatas adalah
sebagai berikut:
Banyaknya kalkulator 3 N
Banyaknya siswa 4 44

Rasio banyaknya kalkulator dan banyaknya siswa harus sama.


Banyaknya kalkulator 3 n
→ =
Banyaknya siswa 4 4
3 × 44 = 4 × n
132 =4n
33 =n
Dengan demikian banyaknya kalkulator yang dibutuhkan adalah 33 buah.
12

Hal ini yang penting untuk diperhatikan adalah satu-satunya ukuran jika
kita bekerja dengan proporsi. Sebagai contoh, jika seekor kura-kura berjalan 5
cm tiap detik, berapa meter kura-kura itu berjalan selama 50 detik?
Jika satuan ukuran diabaikan, kita mungkin menyelesaikan proporsi itu
sebagai berikut:
5 cm nm
=
10 detik 50 detik

Pernyataan ini tidak benar, pernyataan yang benar memuat satuan-satuan


yang sama sehingga kita mungkin menuliskannnya sebagai berikut:
5 cm nm
=
10 detik 50 detik
Hal ini memberikan nilai n = 25 cm.
Karena 25 cm=0,25 m, jadi kura-kura itu berjalan sejauh 0,25 m.
Untuk itu ingatan kepada siswa untuk berhati-hati dalam penggunaan
satuan-satuan pengukuran dan berikan soa-soal proporsi yang berkaitan dengan
satuan pengukuran.

C. Skala
Penggunaan perbandingan salah satunya yaitu untuk menentukan skala, dan
cara menentukan skala yaitu dengan menyederhanakan pecahan. Menentukan skala
sama dengan membandingkan ukuran gambar dengan ukuran sebenernya dalam
bentuk paling sederhana. Skala merupakan perbandingan ukuran gambar pada peta
dan ukuran benda yang sesungguuhnya. terdapat beberapa macam skala dalam
pengukuran yaitu sebagai berikut:
a) Skala nominal, merupakan skala yang paling lemah dari semua skala
pengukuran yang ada. Skala tersebut membedakan suatu pristiwa yang
berdasarkan nama. Konsekuensi dari skala niminal tidak mungkin
seseorang memiliki dua kategori sekaligus.
b) Skala ordinal, merupakan skala yang pengukurannya didasarkan pada
jumlah relatif beberapa karakteristik khusus yang dimiliki oleh setiap
13

peristiwa. Pengukuran skala ordinal memungkinkan penyususnan peringkat


dari masing-masing pristiwa yang terjadi.
c) Skala interval, membedakan pristiwa dapat diurutkan. Antara peringkat
satu dengan yang lain memiliki arti, atau dapat pula dikuantitatifnya.
d) Skala rasio, merupakan pengukuran yang paling tinggi. Skala rasio adalah
hasil pengukuran untuk nilai yang sesunguhnya, bukan kategori seperti
pada skala nominal, ordinal maupun, interval.

Untuk membangun pemahaman siswa tentang skala, pertama-tama berikan


mereka sebuah soal yang berkenaan dengan denah. Misalkan soalnya sebagai berikut:

Contoh 1.

Sebidang tanah berbentuk persegi panjang dengan panjang 100 m dan


lebar 50 m. jika 1 cm pada gambar denah menunjukkan 1.000 cm pada bidang
tanah sebebarnya, gambarlah denah bidang tanah itu!

Sebelum denah itu dibuat, disini siswa dituntut untuk mampu


menyetarakan 100 m dan 50 m ke dalam satuan cm. karena 100 m = 10.000
cm dan 50 m = 5.000 cm, panjang dan lebar denah itu berturut-turut adalah
10.000 / 1.000= 10 cm dan 5.000 / 1.000=5 cm.

Akhirnya dengan mudah mereka dapat menggambarkan denah itu, yaitu:

5 cm 10 cm

Contoh 2.

Sebidang kebun mempunyai panjang 600 m. Jika kebun itu gambar pada
denah berskala 1 : 10.000, berapa panjang kebun pada denah?

Penyelesaian
14

600 m = 60.000 cm
Skala yang digunakab adalah 1 : 10.000
Jadi panjang kebun pada denah itu adalah 60.0000 : 10.000 = 6 cm
Contoh 3.

Pada denah berskala 1 : 1.000, panjang dan lebar sebidang kebun


berturut-turut adalah 15 cm dan 10 cm. Berapa luas kebun sebenarnya?

Penyelesaian
Skala yang digunakan adalah 1 : 1.000
Panjang dan lebar pada denah berturut-turut adalah 15 cm dan 10 cm.
Panjang tanah sebenarnya = 1.000 × 15 cm = 15.000 cm = 150 m
Lebar tanah sebenarnya= 1.000 × 10 = 10.000 cm = 100 m
Jadi luas tanah itu= 150 × 100 = 15.000 m²

Contoh 4.

Denah sebidang tanah berbentuk persegi panjang mempunyai panjang


10 cm. Jika panjang bidang tanah sebenarnya adalah 200 m, berapa skala yang
dipakai pada denah itu?

Penyelesaian
Panjang pada denah = 10 cm
Panjang sebenarnya = 200 m= 20.000 cm
Jadi skala yang digunakan pada denah itu= 20.000 cm : 10 cm = 1 : 2.000

Untuk meningkatkan kemampuan anda dalam pemecahan masalah khususnya


yang berkaitan dengan materi perbandingan dan skala, anda diminta untuk mencoba
menyelesaikan beberapa soal berikut ini:

Contoh 5.

Pak Amin, Pak Badrun, dan Pak Candra memperoleh uang Rp.
2.520.000,00 untuk pekerjaan pengecatan sebuah rumah. Pak Amin bekerja
15

selama 30 jam, Pak Badrun bekerja selama 50 jam, dan Pak Candra bekerja
selama 60 jam. Mereka membagi uang itu sesuai dengan proporsi jam kerja
mereka. Berapa besar uang yang mereka terima masing-masing?

Didalam sebuah pabrik mobil, perakitan mobil mengunakan robot-robot.


Jika 3 robot dapat merakit 17 mobil dalam waktu 10 menit, berapa banyak
mobil dapat dirakit oleh 14 robot dalam waktu 45 menit jika semua robot
mempunyai kemampuan kerja yang sama?

Salah satu cara menyelesaikan soal-soal diatas adalah sebagai berikut:

Proporsi jam-jam bekerja mereka adalah 30 : 50 : 60, atau 3 : 5 : 6. Jika


kita menyatakan besar uang yang diterima pak Amin adalah 3 n maka besar
uang yang diterima pak Badrun adalah 5 n dan uang yang diterima pak Candra
adalah 6 n. karenanya besarnya uang keseluruhan adalah 3 n + 5 n + 6 n. dan
kita mempunyai persamaan,

3n + 5n + 6n = 2.520.000
14n = 2.520.000
n = 180.000

Dengan demikian,
Pak Amin menerima 3n = 3×180.000, atau Rp. 540.000,00
Pak Badrun menerima 5n = 5×180.000, atau Rp. 900.000,00
Pak Candra menerima 6n = 180.000, atau Rp. 1.080.000,00
Untuk memeriksa kebenaran jawaban ini, kita menemuka bahwa,
540.000 + 900.000 + 1.080.000 = 2.520.000
Dan 540.000 : 900.000 : 1.080.000 adalah ekuevalen dengan 3:5:6.

Kita menentukan banyaknya mobil yang dapat dirakit oleh 14 robot


dalam waktu 45 menit jika 3 robot dapat merakit 17 mobil dalam waktu 10
menit. Jika kita mengetahui berapa banyak mobil dapat dirakit oleh satu robot
16

dalam waktu 456 menit atau berapa banyak mobil dapat dirakit oleh satu robot
dalam waktu 1 menit, maka kita dapat menyelesaikan masalah ini.

Misalkan n adalah banyaknya mobil yang dapat dirakit oleh 14 robot


dalam waktu 45 menit. Kita menggunakan informasi 3 robot dapat merakit 17
mobil dalam waktu 10 menit dan mengaitkannya dengan informasi bahwa 14
robot dapat merakit n mobil dalam waktu 45 menit. Pertama kita perlu
menentukan banyaknya mobil yang dapat dirakit oleh 1 robot dalam watu 1
menit. Kemudian, kita perlu menulis dan menyelesaikan suatu persamaan
untuk menyelesaikan masalah ini.

Jika 3 robot merakit 17 mobil dalam waktu 10 menit, maka 3 robot


dapat merakit 17/10 mobil dalam waktu 1 menit. Akibatnya, 1 robot merakit
1/3 × 17/30 mobil dalam waktu 1 menit. Jika 14 robot merakit n mobil dalam
waktu 45 menit, maka 14 robot merakit n/45 atau n/(14×45) mobil dalam
waktu 1 menit. Karena setiap robot mempunyai kemampuan kerja yang sama,
kita mempunyai proporsi n/(14×45)=17/30. Persamaan ini dengan mudah kita
selesaikan dan kita peroleh n=357, atau 357 mobil. Masalah ini juga dapat
diselesaikan tanpa menulis persamaan apapun. Karena 1 robot merakit 17/30
mobil dalam waktu 1 menit, 14 robot merakit 14×17/30 mobil dalam waktu 1
menit. Dengan demikian dalam waktu 45 menit, 14 robot merakit
45×14×17/30, atau 357 mobil.
17

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perbandingan merupakan perbandingan antara dua satuan yang sama.
Menurut maulana mengungkapkan bahwa perbandingan adalah pasangan terurut

a
bilangan a dan b yang dapat dinyatakan dalam atau a:b dan dibaca a dibandingkan
b
b dengan b ≠ o. Perbandingan dapat dinyatakan sebagai bentuk pecahan dan
sebaliknya.

Menurut adji dan maulana (2006) menyatakan bahwa perbandingan senilai


merupakan suatu bentuk perbandinagan yang jika salah satu besaran yang
diperbandinhgkannya naik, maka besaran yang lainnya pun akan naik, sebaliknya
salah satu besaran yang dipebandingkan turun, maka besaran yang lainnya akan ikut
turun.

Menurut maulana (2010) menyatakan menyatakan bahwa perbandingan


berbalik nilai adalah suatu bentuk perbandingan yang jika salah satu besaran yang
diperbandingkan nilainya bertambah, maka besaran besaran lainnya semakin kecil.

Skala merupakan perbandingan ukuran gambar pada peta dan ukuran benda
yang sesungguuhnya. terdapat beberapa macam skala dalam pengukuran yaitu
sebagai berikut: (1) Skala nominal,(2) Skala ordinal, (3) Skala interval, dan (4) Skala
rasio.

B. Saran
Sebagai seorang mahasiswa dan calon guru akan lebih baik jika dapat
mempelajari materi skala dan perbandingan agar dapat memudahkan dalam
memberikan bahan ajar yang baik terhadap siswanya. Mempelajari materi skala dan
perbandigan pun dapat digunakan di dalam kehidpan sehari-hari sehingga
mempermudah pekerjaan.
18

DAFTAR PUSTAKA

Karso, dkk. 2009. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.

Karim, Muchtar A, dkk. 2008. Pendidikan Matematika II. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Apriza, B. (2021). Bahan Ajar Pendidikan Matematika Kelas Tinggi. Lampung.

Djamaludin, J. (2014). SKS (Sistem Kejar Semalam) Rumus Matematika. Jakarta


Selatan: Dan Idea.

Fajar, L. (2009). Tak Tik Math. Jakarta Selatan: Kawah Media.

Mja., Irene. (2018). Bupena Jilid A Kelas 5 Sekolah Dasar, Kurikulum 2013. Jakarta:
Erlangga.

Prabawanto, S. (2012). Bahan Belajar Mandiri, Pendidikan Matematika. Yogyakarta:


Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai