Laporan Pemeriksaan Daging - Kelompok 2 D1 PDF
Laporan Pemeriksaan Daging - Kelompok 2 D1 PDF
Disusun Oleh:
Ching Wee Kee, S.K.H B9404221815
Nissa Fachriza, S.K.H B9404221070
Yaksube Aziz, S.K.H B9404221070
Kelompok D1 Sub Kelompok 2
PPDH Periode II Tahun Ajaran 2022-2023
Dosen Pembimbing:
Dr. med. vet. drh Denny Widaya Lukman, MSi
I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Penulisan laporan ini bertujuan mengetahui uji yang dilakukan untuk
menentukan kualitas daging melalui uji organoleptik, uji kesempurnaan pengeluaran
darah, pengukuran pH, dan Pemeriksaan kebusukan melalui uji postma dan uji eter.
Pada hasil pemeriksaan warna pada daging sapi menunjukkan warna merah
pucat. Hal ini menunjukkan daging tersebut masih tergolong daging segar karena
daging sapi yang segar umumnya berwarna pucat hingga merah muda (Dangur et al.
2020). Pada pemeriksaan bau dilakukan dengan memeriksa kondisi bau pada daging
(segar atau tengik). Hasil yang terdapat pada tabel 1 menunjukkan hasil dengan bau
khas daging segar. Hal tersebut menunjukkan bahwa daging belum mengalami
pembusukkan. Menurut Franciska et al. (2018), pembusukan daging dapat terjadi
karena pertumbuhan dan aktifitas mikroorganisme. Adanya aktivitas metabolisme
bakteri mengakibatkan terbentuknya amonia (NH3), amonia akan menyebabkan
daging berbau busuk.
Pemeriksaan konsistensi dilakukan dengan meraba konsistensi kenyal atau
berlendir pada daging. Hasil pemeriksaan konsistensi yang didapatkan pada daging
berupa konsistensinya yang kenyal dan halus. Menurut Amri et al. (2018), bahwa ciri
daging segar yang berkualitas tinggi adalah daging yang tekstur kenyal dan halus,
warna terang, dan lemak intramuskular yang cukup. Sebaliknya, perubahan konsistensi
berupa adanya lendir diduga karena adanya pertumbuhan massa bakteri dan lepasnya
struktur protein daging yang dapat menyebabkan rusaknya konsistensi sampai
terjadinya pembusukan (Ulfa et al. 2019). Beberapa jenis bakteri pembusuk yang dapat
menimbulkan lendir pada daging adalah Pseudomonas, Lactobacillus, Enterococcus,
Weissella, dan Brochothrix (Amri et al. 2018).
Penurunan nilai pH dalam otot postmortem banyak ditentukan oleh laju glikolisis
postmortem serta cadangan glikogen otot dari daging. Proses glikolisis postmortem
atau glikolisis anaerob merupakan salah satu proses yang dominan dalam jaringan otot
setelah kematian, yaitu dapat berlangsung hingga 36 jam pertama setelah kematian atau
postmortem (Dangur et al. 2020). Setelah hewan mati metabolisme aerobik tidak
terjadi karena sirkulasi darah yang membawa oksigen ke jaringan otot terhenti,
sehingga metabolisme berubah menjadi sistem anaerobik yang menyebabkan
terbentuknya asam laktat. Penimbunan asam laktat dalam daging menyebabkan
turunnya pH jaringan otot (Sigit et al. 2021).
yang terbentuk. Menurut Franciska et al. (2018), bahwa gas amonia (NH3) terbentuk
akibat adanya aktivitas biokimia mikroorganisme dalam daging. Gas NH ini kemudian
3
berikatan dengan asam kuat (HCl) sehingga membentuk NH4Cl. Menurut Dangur et al.
(2020), hasil pengujian Eber pada daging yang busuk akan menghasilkan gas putih
pada dinding tabung reaksi.
Pembusukkan daging dapat disebabkan karena adanya kontaminasi
mikroorganisme (mikroba) pembusuk. Aktivitas mikroba pembusuk menyebabkan
terjadinya degradasi protein daging menjadi asam amino sehingga sel-sel daging
menjadi busuk (Koesmara et al. 2015). Beberapa jenis bakteri pembusuk yang paling
sering ditemukan pada daging segar adalah Aeromonas, Enterococcus, Acinetobacter,
Moraxella, Chromobacterium, dan Pseudomonas (Agustina et al. 2017)
III SIMPULAN
Daging sapi yang diuji tergolong daging yang masih segar dengan komposisi
warna yang masih segar, dan baunya masih khas daging segar. Melalui uji pengeluaran
darah tergolong pengeluaran darah yang sempurna. Uji pembusukan melalui uji eter
dan uji potsma menunjukkan hasil yang normal sehingga daging masih tergolong segar.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina KK, Sari PH, Suada IK. 2017. Pengaruh perendaman pada infusa daun salam
terhadap kualitas dan daya tahan daging babi. Buletin Veteriner Udayana. 9(1):
34-41.
Amri MC, Sugito S, Sulasmi S, Nurliana N, Ismail I, Abrar M. 2018. Quality of broiler
meat after treatment of jaloh extract and turmeric extract and infected by Eimeria
tenella. Jurnal Medika Veterinaria. 12 (2):77- 83.
Dangur ST, Kallau NH, Wuri DA. 2020. Pengaruh infusa daun kelor (Moringa oleifera)
sebagai preservatif alami terhadap kualitas daging babi. Jurnal Kajian Veteriner.
8(1): 1-23.
Ferasyi TR, Akmal M, Budiman H, Razali, Wahyuni S, Amiruddin, Anwar,
Pamungkas FA, Nasution S, Barus RA. 2015. Potency of combination of palm
kernel meal and katuk leaf powder to improve the production performance of
Peranakan Etawa (PE) goat: toward a strategy for quality control of meat using
“CGE” Concept. Procedia Food Science. 3(1): 389- 395.
Franciska J, Suardana IW, Suarsana IN. 2018. Bakteriosin asal Streptococcus bovis 9A
sebagai biopreservatif pada daging sapi ditinjau dari uji eber. Indonesia Medicus
Veterinus. 7(2): 158-167.
Koesmara HN, Budisatria GS. 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi margin
pemasaran sapi potong dan daging sapi di Kabupaten Aceh Besar. Buletin
Peternakan Fakultas Peternakan. 39 (1): 57-63.
Septiani M, Drastini Y. 2014. Jumlah total bakteri susu dari koperasi susu di
Yogyakarta dan Jawa Timur. Jurnal Sain Veteriner. 32(1): 68-77.
Sigit M, Dawa LD, Nussa ORPA, Rahmawat I. 2021. Efektivitas ekstrak bawang putih
(Allium sativum l) terhadap uji eber dan organoleptik pada pengawetan daging
kambing (Capra aegagrus hircus). VITEK: Bidang Kedokteran Hewan, 11(2),
47-57.
Suada IK, Purnama DID, Agustina KK. 2018. Infusa Daun Salam Mempertahankan
Kualitas dan Daya Tahan Daging Sapi Bali. Buletin Veteriner Udayana.
10(1):100-109.
Sumual MA, Abdullah K, Syarif AM. 2014. Sifat Fisik Pangan. Bogor: Direktorat
Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor.
Ulfa F, Farasyi TR, Ismail I, Jalaluddin M, Harris A. 2019. Kesempurnaan Pengeluaran
Darah Pada Daging Sapi Meugang Di Pasar Induk Lambaroaceh Besar. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Veteriner. 3(2): 37-41.
6
Wibisono FJ. 2014. Pengujian kualitas daging sapi dan daging ayam di Pasar Dukuh
Kupang Barat Kota Surabaya. VITEK- Bidang Kedokteran Hewan. 4(1): 1-9
Winarno FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.