Laporan RPH Dan Kedinasan G1 PPDH 2021-2022 PDF
Laporan RPH Dan Kedinasan G1 PPDH 2021-2022 PDF
FKH 150B
Rumah Potong Hewan dan Kedinasan 29/08/2022-10/09/2022
Disusun oleh:
KELOMPOK G1
PPDH Periode 2 Semester 2 Tahun Ajaran 2021/2022
Disusun oleh:
KELOMPOK G1
PPDH Periode 2 Semester 2 Tahun Ajaran 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui oleh:
Pembimbing Lapang
Drh. Fetty Dinya Nurbara S
Diketahui oleh:
Tanggal Pengesahan :
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia dan berkahnya sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaikan laporan
praktik lapang di Rumah Potong Hewan Tapos dan Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan di Kota Depok yang dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus
hingga 10 September 2022.
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingan dan pengalaman
selama praktik lapang di rumah potong hewan dan kedinasan kepada:
1. Prof. Dr. med. vet. Drh. Mirnawati B. Sudarwanto dan Drh Abdul Zahid
Ilyas, MSi selaku dosen pembimbing dalam pelaksanaan kegiatan praktik
lapang di Kota Depok
2. Drh Alvian, Drh Fetty DNS, Drh Aresa Setiawati, Drh Junandar, Drh Arif
Rahman, Drh Diyah Eni S, Drh Hendra, Drh Wanda, Drh Oktavianto, Drh
Diah, Paramedis Wildan, Paramedis Ana, Paramedia Tatang, Paramedis
Herdiyas yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama kami
praktik di Rumah Pemotongan Hewan Tapos, DKP3 dan Puskeswan Kota
Depok.
3. Seluruh staf DKP3 Kota Depok, Staf UPTD RPH Tapos Kota Depok dan
Puskeswan Sawangan Kota Depok, serta semua pihak yang telah
memberikan pengalaman serta ilmu di lapangan
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Disusun oleh:
KELOMPOK G1
PPDH Periode 2 Semester 2 Tahun Ajaran 2021/2022
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kelainan-kelainan yang ditemukan (a) lesio pada paha, (b) lesio pada
kuku, (c) pembesaran ambing 7
Gambar 2 (a) Nodul paru-paru; (b) Hepatomgaly; (c) Fasciola spp. 10
Gambar 3 (d) Tiger heart; (e) Lesio pada kuku; (f) Lesio pada lidah 11
ii
1
I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Kegiatan praktik lapang di UPTD RPH Tapos Kota Depok bertujuan
melatih keterampilan mahasiswa PPDH SKHB IPB dalam melakukan pemeriksaan
antemortem dan postmortem, memahami keseluruhan proses pemotongan yang
dilakukan di Rumah Potong Hewan, mengetahui penerapan kesejahteraan hewan di
Rumah Potong Hewan, mengetahui proses pengolahan limbah di Rumah Potong
Hewan, serta mengetahui penerapan higiene dan sanitasi di Rumah Potong Hewan.
2
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan praktik lapang ini adalah
meningkatkan keterampilan mahasiswa PPDH SKHB IPB dalam melakukan
pemeriksaan antemortem dan postmortem, serta menambah pengetahuan dan
pengalaman mahasiswa PPDH SKHB IPB terkait peranan dokter hewan dalam tata
laksana Rumah Potong Hewan untuk menghasilkan produk pangan asal hewan
yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH).
secara fisik antara area kotor dan area bersih, namun masih terlihat adanya
pertukaran karyawan pada kedua daerah tersebut. RPH-R Tapos dilengkapi dengan
sistem rel dan alat penggantung untuk karkas di dalam bangunan utama RPH-R,
namun karkas yang digantung umumnya masih bersentuhan dengan lantai dan
dinding tempat pemotongan. Pekerja tidak menggunakan sistem rel untuk
memindahkan karkas, melainkan pekerja menggotong karkas dengan punggung
mereka.
Higiene personal pekerja RPH-R Tapos juga masih banyak kekurangan.
Pekerja yang terlibat langsung dengan karkas tidak mengenakan pakaian khusus
yang bersih (APD/apron), masker, penutup kepala, ataupun sarung tangan. Pekerja
masih ditemukan merokok didalam ruang pemotongan dan membuang sampah
rokok di area pemotongan. Direktorat Kesmavet dan Pascapanen (2010)
menyatakan pekerja harus mengenakan pakaian yang bersih, menghindari perilaku
yang buruk seperti merokok, meludah sembarangan, batuk/bersin di hadapan
produk, memasukkan jari ke dalam mulut, maupun menggigit kuku, kemudian
menanggalkan perhiasan. Kucing liar juga masih berkeliaran di area pemotongan,
dan bahkan sesekali terlihat memakan daging yang tergantung. Kondisi ini dapat
menjadi sumber utama pencemaran pada daging.
muncul, misalnya makula. Lesi "sekunder" dihasilkan dari perubahan lesio primer
baik dalam perjalanan penyakit alami atau sebagai akibat dari manipulasi atau
pengobatan, misalnya bekas luka (Mortazavi et al. 2019). Lesio terlihat pada paha
kiri belakang berupa bekas luka. Lesio ini bisa terbentuk akibat gesekan sapi dengan
truk selama pengangkutan sapi dari asal peternakan ke RPH-R. Kemudian terdapat
lesio pada kuku sapi yang diduga sapi suspect pmk. Penyakit Mulut dan Kuku
(PMK) adalah salah satu penyakit penting yang menginfeksi hewan sapi,
kambing, domba dan babi serta beberapa jenis hewan liar. Penyakit ini penting
secara ekonomi karena selain mengakibatkan angka mortalitas yang tinggi pada
hewan muda, penurunan produksi susu maupun bahan asal hewan lainnya serta
dapat mengakibatkan pembatasan perdagangan internasional bagi negara yang
terinfeksi PMK (Gelolodo 2017). Hewan yang terinfeksi PMK akan mengalami
lesio pada lidah, moncong, rongga mulut, kuku, dan puting susu. Gejala lain yang
sering diamati adalah demam, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan,
hipersalivasi, depresi, dan penurunan produksi susu yang parah, yang dapat
bertahan setelah pemulihan (Wong et al. 2020). Beberapa bulan terakhir ini,
Indonesia terserang wabah PMK dan banyak sapi yang terserang, kemungkinan sapi
yang suspect ini terserang penyakit selama pengangkutan sapi ke RPH-R dan gejala
klinis muncul saat di RPH-R.
Pembesaran ambing terjadi pada sapi Australian Brahman Cross.
Pembesaran ini bisa terjadi karena adanya masalah pada ambing seperti mastitis.
Menurut Riyanto et al. (2017) mastitis klinis menampakkan gejala kebengkakan
ambing, terasa panas jika disentuh, warnanya merah, peningkatan suhu tubuh,
penurunan nafsu makan dan ternak akan merasa kesakitan jika diperah. Sapi-sapi
Australian Brahman Cross tersebut sudah tidak produktif lagi dan boleh dipotong
karena sudah memiliki surat keterangan status reproduksi. Surat Keterangan Status
Reproduksi merupakan surat keterangan mengenai status reproduksi ternak yang
diterbitkan oleh dokter hewan berwenang setelah dilakukan rangkaian pemeriksaan
reproduksi. Hasil pemeriksaan antemortem pada sapi di kandang penampungan
RPH-R Tapos secara umum sehat dan layak untuk dipotong. Kelainan-kelainan
yang terjadi bisa dilihat pada Gambar 1 dibawah ini, sedangkan hasil pemeriksaan
antemortem yang menunjukkan kelainan terdapat pada Tabel 1 dibawah ini.
Rabu,
1 Lokal Lesio pada paha Dipotong (SL)
31/08/2022
yang ditunjuk dan keurmaster/juru uji daging yang ditunjuk dan di bawah
pengawasan dokter hewan berwenang. Keputusan yang bisa diambil berdasarkan
hasil pemeriksaan postmortem termasuk baik untuk dikonsumsi manusia, ditolak
untuk konsumsi manusia, dapat dikonsumsi manusia setelah bagian yang tidak
layak dibuang, atau dapat dikonsumsi manusia setelah mendapat perlakuan
pemanasan sebelum diedarkan (Ditjen PKH 2020). Hasil kelainan yang ditemukan
pada pemeriksaan postmortem di RPH-R Tapos dapat dilihat di Tabel 2.
Dapat
dikonsumsi
Selasa, Cacing Fasciola setelah cacing
3 Lokal
30/08/2022 gigantica pada hati dan bagian yang
tidak layak
dibuang
Dapat
Nodul pada paru-paru
dikonsumsi
Kamis, Australian Brahman yang sudah
9 setelah bagian
01/09/2022 Cross membentuk jaringan
yang tidak layak
ikat
dibuang
Suspect PMK,
dapat
Tiger heart, lesio
Jumat, Australian Brahman dikonsumsi
12 pada lidah dan kuku,
02/09/2022 Cross setelah
hati berwarna pucat
perebusan
kepala, kaki
Dapat
Nodul pada paru-paru
dikonsumsi
Sabtu, Australian Brahman yang sudah
19 setelah bagian
03/09/2022 Cross membentuk jaringan
yang tidak layak
ikat
dibuang
Dapat
dikonsumsi
Senin, Cacing Fasciola
21 Lokal setelah bagian
05/09/2022 gigantica pada hati
yang tidak layak
dibuang
a b c
Gambar 2 (a) Nodul paru-paru; (b) Hepatomgaly; (c) Fasciola spp.
d e f
Gambar 3 (d) Tiger heart; (e) Lesio pada kuku; (f) Lesio pada lidah
postmortem organ hati ditemukan kasus umum yang sering terjadi pada sapi-sapi
di Indonesia yaitu kasus infeksi cacing hati (fascioliosis). Organ hati yang
mengalami fascioliosis sebanyak 2 organ dengan tingkat keparahan yang bervariasi
dari ringan sampai berat. Hari Selasa, 30 Agustsus hati sapi yang terinfeksi cacing
Fasciola sp. menunjukkan tidak ada perubahan anatomi yang signifikan karena
infestasi cacing masih sedikit pada saluran empedu yakni sebanyak 3 cacing. Hari
Senin, 5 September 2022, ditemukan lesio berupa fibrosis fokal pada permukaan
hati. Setelah dilakukan insisi, terlihat adanya abses dan beberapa cacing Fasciola
gigantica. Menurut Mohamed (2021), fasciolosis adalah salah satu penemuan yang
paling sering diamati pada hati sapi saat postmortem. Hasil pemeriksaan patologi
anatomi sampel organ hati yang menderita fasciolosis ditandai adanya lesi berupa
peradangan dan pengapuran (Purwono 2019). Keputusan hasil pemeriksaan
postmortem untuk organ hati yang terinfeksi fasciolosis adalah diafkir sebagian.
Tabel 3 Hasil identifikasi permasalahan kesrawan dan saran pada RPH-R Tapos
No Masalah Kesrawan Saran
3. Tali pengikat sapi kurang Tali pengikat lebih dipanjangkan agar sapi dapat
panjang sehingga berbaring dengan nyaman
pergerakan terhambat
dihindari dengan menggunakan tali pengikat yang lebih panjang. Hewan ternak
juga dapat berbaring dengan lebih nyaman dan pergerakannya tidak terhambat.
Kondisi kandang penampungan di RPH-R Tapos tidak terlalu padat, sapi
masih bisa bergerak maupun duduk. Air dan makan tersedia dengan cukup. Akan
tetapi, kondisi atap pada beberapa kandang berlubang, sehingga jika hujan turun
maka sapi akan terkena air hujan yang masuk melalui celah-celah lubang di atap.
Atap kandang seharusnya melindungi ternak dari hujan dan sinar matahari. Selain
itu, lantai pada beberapa kandang terlihat jarang dibersihkan sehingga menjadi
kotor, licin, dan lembab. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan pada sapi. Selain
itu lingkungan yang kotor dapat menjadi sumber dari penyakit.
Permasalahan kesrawan yang terakhir adalah proses pemisahan kepala dan
kaki hewan yang terlalu cepat yaitu kurang dari 2 menit dan kurang memperhatikan
apakah hewan telah mati sempurna atau belum. Menurut Mandala et al. (2016),
sebaiknya proses pemisahan kepala dan kaki dilakukan setelah sapi mati secara
sempura. Penentuan kematian hewan secara sempurna adalah dengan mengecek
refleks kornea. Prosedur pengulitan selanjutnya dapat dilakukan dalam waktu 2
menit setelah penyembelihan.
betina yang datang ke RPH juga dilengkapi Surat Kesehatan Status Reproduksi
yang menyatakan sapi memiliki gangguan reproduksi atau berusia lebih dari 8 tahun
sehingga dapat dipotong. Sapi betina lokal yang tidak dilengkapi dengan Surat
Kesehatan Status Reproduksi umumnya ditolak masuk ke RPH.
Tabel 4 Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan peternakan sapi
No Parameter Kadar paling tinggi (mg/L)
4 NH3-N 25
5 pH 6–9
3.1 Simpulan
Kegiatan praktik rumah pemotongan hewan yang dilaksanakan di RPH
Tapos Kota Depok pada tanggal 29 Agustus 2022 hingga 8 September 2022
berjalan dengan baik dan menambah wawasan serta pemahaman mengenai peran
penting dari RPH dalam proses pemotongan hewan, penerapan kesejahteraan
hewan, pemeriksaan antemortem dan postmortem, hingga dihasilkan daging yang
ASUH. Dari segi fasilitas, RPH Tapos sudah baik dan lengkap, hanya saja
diperlukan sosialisasi dan penertiban pekerja lebih lanjut agar proses pemotongan
hewan, kesejahteraan hewan, higiene dan sanitasi dapat terpenuhi dengan baik.
3.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan terhadap RPH Tapos Kota Depok adalah (1)
meningkatkan sosialisasi kepada para pekerja agar memperhatikan higiene dan
sanitasi, baik higiene personal, alat-alat, maupun lingkungan ketika melakukan
pemotongan, (2) meningkatkan sosialisasi terkait pembagian kerja dalam kaitannya
dengan daerah bersih dan daerah kotor, (3) meningkatkan sosialisasi kepada para
pekerja terkait kesejahteraan hewan ternak yang akan dipotong seperti penggunaan
peluru stunning yang sesuai, (4) memastikan hewan yang sudah dipotong benar-
benar mati sebelum lanjut ke proses berikutnya, (5) memastikan pisau yang akan
digunakan untuk pemotongan tajam, dan lain sebagainya, (6) meningkatkan
pengelolaan IPAL, (7) selain itu, diperlukan pula penyempurnaan dan pengawasan
yang lebih baik dari pihak UPTD RPH terhadap setiap kegiatan dan fasilitas yang
ada di RPH terutama jika terdapat penyimpangan diharapkan pihak UPTD RPH
selalu mengingatkan dan bila peringatan tersebut tidak kunjung diindahkan pihak
UPTD dapat bersikap lebih tegas.
IV DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Disusun oleh:
KELOMPOK G1
PPDH Periode 2 Semester 2 Tahun Ajaran 2021/2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
DAFTAR TABEL ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ii
I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Tujuan ......................................................................................................2
1.3 Manfaat ....................................................................................................2
1.4 Waktu Kegiatan .......................................................................................2
II PROFIL DINAS ......................................................................................2
2.1 Struktur Organisasi ..................................................................................2
2.2 Visi...........................................................................................................4
2.3 Misi ..........................................................................................................5
2.4 Tugas dan Fungsi .....................................................................................5
2.5 Potensi dan Permasalahan Peternakan Kota Depok ................................7
2.5.1 Potensi dan Permasalahan Peternakan Unggas di Kota Depok ........ 8
2.5.2 Potensi dan Permasalahan Peternakan Sapi Potong di Kota Depok . 9
2.5.3 Potensi dan Permasalahan Peternakan Sapi Perah di Kota Depok . 10
2.5.4 Potensi dan Permasalahan Peternakan Domba dan Kambing di Kota
Depok 10
III KEGIATAN BIDANG KESEHATAN HEWAN .................................11
3.1 Program Dinas .......................................................................................11
3.1.1 Pelayanan Pasif Puskeswan............................................................. 11
3.1.2 Pelayanan Aktif Puskeswan ............................................................ 13
3.1.3 Survei dan Vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ................ 13
3.1.4 Program Sterilisasi 77 Kucing Jantan ............................................. 15
3.2 Program Praktik Mahasiswa ..................................................................15
3.2.1 Pembuatan Poster Mengenai Perawatan Pasca Sterilisasi Kucing.. 15
3.2.2 Sosialisasi Toksoplasmosis kepada Masyarakat Kota Depok......... 17
3.2.3 Kampanye Animal Pain Awareness ................................................ 18
3.2.4 Kunjungan ke UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Kota Depok ............ 19
IV KEGIATAN BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER
...............................................................................................................19
4.1 Program Dinas .......................................................................................19
4.1.1 Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) pada Unit Usaha
Gudang Pendingin ......................................................................................... 20
4.2 Program Praktik Mahasiswa ..................................................................21
4.2.1 Pengawasan Daging Ayam ............................................................. 21
V ANALISIS PROGRAM PENGENDALIAN FASCIOLOSIS PADA
SAPI POTONG DI KOTA DEPOK......................................................25
5.1 Penyusunan Rencana Survei..................................................................25
5.2 Populasi Target ......................................................................................25
5.3 Teknik Sampling....................................................................................26
5.4 Pengamatan dan Pengukuran yang Relevan ..........................................28
5.5 Analisis Statistik ....................................................................................28
ii
5.6
Aspek Keorganisasian ........................................................................... 29
5.7
Rancangan Anggaran Dana ................................................................... 29
5.8
Waktu Pelaksanaan ............................................................................... 30
5.9
Program Pengendalian Penyakit ........................................................... 31
5.10
Analisis Biaya dan Manfaat .................................................................. 33
VI SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 34
5.1 Simpulan ............................................................................................... 34
5.2 Saran...................................................................................................... 34
VI DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 34
LAMPIRAN .......................................................................................................... 36
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Populasi ternak menurut jenis ternak (ekor) di Kota Depok tahun 2019-
2021......................................................................................................... 8
Tabel 2 Data kasus penyakit hewan menular strategis di Kota Depok pada tahun
2021 (DKP3 Kota Depok) ...................................................................... 8
Tabel 3 Program DKP3 bidang Kesehatan Hewan ............................................... 11
Tabel 4 Program DKP3 bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner ........................ 20
Tabel 5 Hasil wawancara penjual daging ayam di Pasar Cisalak.......................... 22
Tabel 6 Hasil wawancara konsumen daging ayam di Pasar Cisalak ..................... 25
Tabel 7 Populasi Sapi Potong di Kota Depok ....................................................... 26
Tabel 8 Data distrik yang terpilih untuk pengambilan sampel .............................. 27
Tabel 9 Jumlah peternakan dalam setiap kecamatan di Kota Depok .................... 28
Tabel 10 Aspek keorganisasian dalam survei pengendalian penyakit .................. 29
Tabel 11 Rancangan Anggaran Biaya ................................................................... 29
Tabel 12 Jadwal kegiatan survei di Kota Depok, Jawa Barat ............................... 30
Tabel 13 Program pengendalian penyakit Fasciolosis .......................................... 31
Tabel 14 Benefit Program Pengendalian ............................................................... 33
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kegiatan pelayanan pasif Puskeswan ................................................... 11
Gambar 2 Rekapitulasi data pasien Puskeswan..................................................... 12
Gambar 3 Pelayanan aktif Puskeswan berupa pemberian vitamin pada ternak .... 13
Gambar 4 Pemeriksaan kesehatan dan pendataan ternak (a);................................ 14
vaksinasi pada ternak (b) ....................................................................................... 14
iii
Gambar 5 (a) Poster sosialisasi tentang perawatan kucing setelah sterilisasi; (b)
Kegiatan penyebaran poster dan sosialisasi mahasiswa kepada warga
Kota Depok ............................................................................................16
Gambar 6 Poster Toxoplasmosis............................................................................17
Gambar 7 Poster animal pain awarness .................................................................18
Gambar 8 Kunjungan Mahasiswa ke UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Kota Depok
...............................................................................................................19
Gambar 9 Audit NKV di PT Del Vaio Indonesia ..................................................21
Gambar 10 Kegiatan pengawasan daging ayam di Pasar Cisalak..........................22
Gambar 11 Preferensi konsumen dalam memilih daging ayam.............................24
1
I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan PPDH bagian kedinasan mengenai Dinas Pertanian,
Perikanan dan Pangan Kota Depok adalah memahami tugas dan fungsi dari dinas
tersebut dalam bidang Kesehatan hewan dan Kesehatan masyarakat veteriner.
1.3 Manfaat
Manfaat dari kegiatan PPDH bagian kedinasan mengenai Dinas Pertanian,
Perikanan, dan Pangan Kota Depok mampu memahami tugas dan fungsi serta
program kerja di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner.
Mahasiswa PPDH juga mendapatkan wawasan tambahan dalam menghadapi
masalah terkait kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta
mengetahui manajemen pengendalian dan pemberantasan penyakit strategis dan
zoonosis.
II PROFIL DINAS
2.2 Visi
Kota Depok yang Unggul, Nyaman dan Religius
5
2.3 Misi
Misi dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Depok
antara lain:
1. Meningkatkan kualitas Pelayanan Publik yang Profesional dan
Transparan
2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Religius, Kreatif dan
Berdaya Saing
3. Mengembangkan Ekonomi yang Ekonomi yang Mandiri, Kokoh dan
Berkeadilan berbasis Ekonomi Kreatif
4. Membangun Infrastruktur yang Merata, Berwawasan Lingkungan dan
Ramah Keluarga
5. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dalam melaksanakan Nilai-nilai
Agama dan menjaga Kerukunan antar Umat Beragama serta
meningkatkan Kesadaran Hidup Berbangsa dan Bernegara
Tabel 1 Populasi ternak menurut jenis ternak (ekor) di Kota Depok tahun 2019-
2021
Populasi (Ekor)
No. Jenis Komoditas
2019 2020 2021
Tabel 2 Data kasus penyakit hewan menular strategis di Kota Depok pada tahun
2021 (DKP3 Kota Depok)
Tanggal Spesies Lokasi Diagnosa
22 Oktober
Sapi perah Seluruh Kota Depok Brucellosis
2021
Mukti Depok, Kranggan dan Cilangkap yang berasal langsung dari petani.
Stok daging ayam ras perhari di Kota Depok adalah 31.417 ekor
perputarannya sehingga dalam pertahun sebanyak 11.310.000 ekor
(Setiawati 2020).
Kegiatan surveilans Avian Influenza salah satu kegiatan
pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis.
Kegiatan ini dilakukan oleh Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan
Masyarakat Veteriner Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas
Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Depok. Sasaran dari
kegiatan ini adalah masyarakat pemilik unggas yang difokuskan ke daerah
pemukiman padat di Kota Depok. Surveilans diutamakan untuk deteksi dini
kasus penyakit Avian Influenza dan menjadi sarana sosialisasi kepada
masyarakat mengenai penyakit dan pencegahan Avian Influenza. Surveilans
Avian Influenza merupakan program rutin dari pihak Dinas Ketahanan
Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok. Mengingat
banyaknya peternak dari keseluruhan 12 kecamatan yaitu 190 peternak,
harapannya kegiatan surveilans ini tetap terus dilakukan sehingga deteksi
dini terhadap penyakit Avian Influenza dapat dilakukan dan peternak juga
teredukasi terkait penyakit Avian Influenza.
dan kadang disertai adanya ulkus pada rongga mulut. Cat flu sendiri
termasuk ke dalam klasifikasi feline viral rhinotracheitis (FVR), feline
calicivirus (FCV), feline pneumonitis (chlamydia), reovirus dan
mycoplasma. Calicivirus dan rhinotracheitis menyebabkan sekitar 85-90%
dari seluruh penyakit pernafasan pada kucing (Indahsari dan Zuhdi 2018).
a b
(a) (b)
Gambar 4 Pemeriksaan kesehatan dan pendataan ternak (a);
vaksinasi pada ternak (b)
(a) (b)
Gambar 5 (a) Poster sosialisasi tentang perawatan kucing setelah sterilisasi;
(b) Kegiatan penyebaran poster dan sosialisasi mahasiswa kepada warga
Kota Depok
17
Gambar 8 Kunjungan Mahasiswa ke UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Kota Depok
9 Beji 25 2389
11 Cinere 31 2546
𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝
K=
𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈𝑈 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠
2546
K=
5
K = 509,2
K = 509
9 Beji 25 2389
10 Limo 126 2515
11 Cinere 31 2546
Perhitungan yang digunakan untuk mengetahui jumlah sampel yang akan
diambil dari populasi sapi potong Kota Depok dilakukan menggunakan aplikasi
WinEpi.net. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan besaran jumlah sampel sapi
potong yang akan diambil yaitu 132 sampel dengan perkiraan prevalensi hewan
yang sakit 90% dan selang kepercayaan 95%.
Kecamatan/ Populasi
No. Total Sampel (ekor)
Distrik Ternak (ekor) Kumulatif (ekor)
Survei 67.573.500
Penyuluhan 10.500.000
Penyuluhan 10.500.000
Pengobatan 11.460.000
Penyuluhan 10.500.000
Pengobatan 3.810.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Persiapan
Koordinasi
Persiapan
administrasi,
logistik dan
akomodasi
Survey
Pengambilan
sampel
Pemeriksaan
sampel di
laboratorium
31
Analisis dan
interpretasi data
5.1 Simpulan
Dokter Hewan yang bekerja di bagian pemerintahan khususnya di DKP3
Kota Depok memiliki peran dan tanggung jawab dalam merumuskan,
melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kebijakan dan program-program
terkait kesehatan dan keamanan produk hewan, sesuai dengan amanat tugas dinas.
Potensi komoditas ternak di daerah Depok cukup besar dan menyebar di berbagai
wilayah Kota Depok, sehingga dibentuklah beberapa UPTD untuk memaksimalkan
tugas pelayanan veteriner kepada masyarakat Kota Depok dengan cara penyuluhan,
pemantauan dan evaluasi teknis terhadap kesesuaian program dan kebijakan yang
diterapkan.
5.2 Saran
Beberapa masukan yang dapat kami berikan untuk DKP3 Kota Depok yaitu:
1. Penambahan SDM pada UPTD puskeswan depok. Rasa antusias
masyarakat terhadap kesehatan hewan sudah mulai meningkat, sehingga
puskeswan menjadi tempat yang tepat bagi masyarakat untuk menjaga
kesehatan hewan mereka. Dengan adanya penambahan SDM, praktek
puskeswan di RPH Tapos bisa beroperasi hari Senin hingga Kamis, sama
seperti puskeswan yang berada di Pengasinan agar masyarakat depok bagian
timur tidak perlu pergi terlalu jauh menuju Pengasinan untuk mendapat
pelayanan kesehatan hewan.
2. Manajemen rekam medik pada puskeswan dilakukan secara digital agar
lebih teratur dan mudah diakses.
3. Sediakan anggaran untuk melakukan promosi akun media sosial agar
informasi terkait kegiatan dinas kota Depok dapat tersebar baik kepada
masyarakat Depok (contoh: mempromosikan instagram puskeswan kota
Depok dengan penggunaan instagram ads)
VI DAFTAR PUSTAKA
[BPS]. 2022. Kota Depok Dalam Angka 2022. Depok (ID): BPS Kota Depok.
35
LAMPIRAN