Semester 3 - Yaksube Aziz - Stase Marpopil - Laporan Praktik Lapangan Karantina Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon.
Semester 3 - Yaksube Aziz - Stase Marpopil - Laporan Praktik Lapangan Karantina Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon.
Semester 3 - Yaksube Aziz - Stase Marpopil - Laporan Praktik Lapangan Karantina Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon.
FKH 150F
Karantina (15/08/2023-09/09/2023)
Disusun oleh:
PPDH Periode I Tahun 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui oleh
Pembimbing 1
Dr. drh. Mokh. Fahrudin
NIP. 19640210 199103 1 016
Pembimbing Lapang
drh. Christien Winarsih
NIP. 19840603 200912 2 001
Diketahui oleh
LEMBAR PENGESAHAN 2
PRAKATA 3
DAFTAR ISI 4
BAB I PENDAHULUAN 5
1.1 Latar Belakang 5
1.2 Tujuan 6
1.3 Manfaat Kegiatan 6
BAB II METODE PELAKSANAAN 6
2.1 Waktu dan Tempat 6
2.2 Metode Pelaksanaan 6
BAB III PROFIL LOKASI MAGANG 7
3.1 Profil Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon 7
3.2 Visi dan Misi 7
3.3 Tugas dan Fungsi 8
3.4 Struktur Organisasi 8
3.5 Sarana dan Prasarana 9
BAB IV PEMBAHASAN 10
4.1 Tindakan Karantina 10
4.2 Dasar Hukum Karantina Hewan 12
4.3 Kegiatan Pengawasan dan Penindakan (Kewasdakan) 13
4.4 Hama Penyakit Hewan Karantina dan Media Pembawa 14
4.5 Persyaratan Karantina 17
4.6 Dokumen Karantina dan Dokumen Lain 19
4.7 Kegiatan Pelayanan di Kantor Induk Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II
Cilegon 20
4.8 Kegiatan di Laboratorium Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Cilegon 24
4.9 Tempat Pemasukan dan Pengeluaran atau Wilayah Kerja (Wilker) 27
4.10 Instalasi Karantina 29
4.11 Kunjungan ke Rumah Produksi Sarang Burung Walet 30
SIMPULAN 32
SARAN 33
DAFTAR PUSTAKA 33
LAMPIRAN 34
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
c. Gedung Arsip
Gedung arsip merupakan gedung yang digunakan sebagai tempat
penyimpanan dokumen arsip karantina yang diperoleh dari hasil kegiatan
operasional karantina hewan maupun tumbuhan. Dokumen lama akan
dimusnahkan menggunakan insinerator yang terdapat di area instalasi hewan
karantina secara berkala.
d. Laboratorium Karantina
Laboratorium karantina hewan merupakan sarana penunjang diagnostik
dalam melakukan monitoring dan mendiagnosa HPHK dari media pembawa.
Fasilitas yang terdapat pada laboratorium BKP Cilegon yaitu ruang alat dan bahan,
ruang serologi, ruang parasitologi, ruang mikrobiologi, ruang penyimpanan
sampel, freezer, kulkas, ruang PCR, dan ruang sterilisasi dan destruksi.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Tindakan Karantina
Tindakan karantina berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan diantaranya yaitu:
a. Pemeriksaan
Tindakan pemeriksaan menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2019 Pasal 37 yang terdiri atas pemeriksaan administratif dan kesesuaian
dokumen serta pemeriksaan kesehatan, uji keamanan pangan, uji keamanan pakan,
uji mutu pangan, dan/atau uji mutu pakan. Pemeriksaan administratif dan
kesesuaian dokumen dilakukan untuk mengetahui kelengkapan, kebenaran, dan
keabsahan dokumen persyaratan serta kesesuaian jenis dan jumlah media
pembawa dengan dokumen persyaratan karantina. Pemeriksaan kesehatan
dilakukan terhadap hewan, produk hewan, ikan, dan produk ikan. Pemeriksaan
dan/atau uji dilakukan secara klinis, fisik, visual, dan/atau laboratoris untuk
mendeteksi HPHK, HPIK, OPTK, mengetahui kondisi fisik media pembawa,
mengetahui keamanan pangan, keamanan pakan, mutu pangan, dan mutu pakan.
b. Pengasingan
Tindakan pengasingan mengikuti Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019
Pasal 41 yang dilakukan untuk mendeteksi HPHK, HPIK, atau OPTK tertentu
yang karena sifatnya memerlukan waktu lama, sarana, dan/atau kondisi khusus.
Pengasingan dan pengamatan dilakukan berdasarkan hasil analisis risiko atau hasil
pemeriksaan kesehatan yang ditemukan gejala klinis HPHK atau HPIK.
Pengasingan dan pengamatan terhadap media pembawa yang dapat membawa
OPTK dilakukan berdasarkan hasil analisis risiko.
c. Pengamatan
Tindakan pengamatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019
Pasal 42 dilakukan di tempat pemasukan dan tempat pengeluaran atau di instalasi
karantina yang telah ditetapkan. Pengamatan untuk pengeluaran ke luar wilayah
Negara Indonesia dapat dilakukan dengan kesepakatan negara tujuan.
d. Perlakuan
Tindakan Perlakuan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019
Pasal 43 dilakukan untuk membebaskan atau menyucihamakan media pembawa
atau tindakan lain yang bersifat preventif, kuratif, dan/atau promotif. Perlakuan
diperlukan apabila setelah dilakukan pemeriksaan ternyata media pembawa tertular
HPHK, HPIK atau tidak bebas dari OPTK. Perlakuan hanya dapat dilakukan
setelah media pembawa diperiksa terlebih dahulu secara fisik dan dinilai tidak
mengganggu pengamatan dan pemeriksaan selanjutnya.
e. Penahanan
Tindakan penahanan berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019
Pasal 44 dilakukan untuk mengamankan media pembawa di bawah pengawasan
pejabat karantina. Penahanan dilakukan apabila setelah pemeriksaan, dokumen
persyaratan belum seluruhnya dipenuhi dan/atau pemilik menjamin dapat
memenuhi dokumen persyaratan. Batas pemenuhan persyaratan ini paling lambat
yaitu 3 hari kerja setelah pemilik menerima surat penahanan.
f. Penolakan
Tindakan penolakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019
Pasal 45 dilakukan untuk menghindari terjadinya penyebaran HPHK, HPIK, atau
OPTK serta menghindari gangguan kesehatan manusia dan kerusakan sumber daya
alam hayati. Media pembawa ditolak apabila setelah dilakukan pemeriksaan di atas
alat angkut di tempat pemasukan menunjukkan tertular HPHK, HPIK, atau tidak
bebas dari OPTK, dan merupakan jenis yang dilarang pemasukannya. Media
pembawa ditolak apabila tidak memenuhi persyaratan karantina sesuai Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2019 Pasal 33, 34, atau 35. Media pembawa ditolak
apabila setelah diberi perlakuan tidak dapat disembuhkan dari HPHK, HPIK, atau
OPTK. Media pembawa ditolak apabila setelah batas waktu yang ditentukan tidak
dapat memenuhi dokumen persyaratan. Penolakan dilakukan dengan cara
dikembalikan kepada pemilik dan tidak diterbitkan sertifikatkesehatan.
g. Pemusnahan
Tindakan pemusnahan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019
Pasal 47 yang dilakukan dengan cara membakar, menghancurkan, mengubur,
dan/atau pemusnahan lain yang sesuai sehingga media pembawa tidak lagi menjadi
sumber penyebaran HPHK serta tidak mengganggu kesehatan manusia dan tidak
menimbulkan kerusakan sumber daya alam hayati. Pemusnahan terhadap media
pembawa hewan dan ikan harus memperhatikan prinsip kesejahteraan hewan dan
ikan. Pemusnahan terhadap media pembawa yang dimasukkan ke dalam atau
dimasukkan dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Indonesia apabila
memiliki beberapa kondisi. Beberapa kondisi tersebut yaitu apabila media
pembawa mengalami kerusakan, tidak dapat dibebaskan dari HPHK, HPIK, atau
OPTK. Kondisi lainnya yaitu apabila dilakukan penolakan dan tidak segera dibawa
ke luar dari area tujuan oleh pemilik. Pemusnahan media pembawa berupa
tumbuhan dan satwa liar serta tumbuhan dan satwa langka harus disaksikan oleh
pejabat karantina dan dikoordinasikan dengan instansi yang membidangi
konservasi dan sumber daya alam.
h. Pembebasan
Tindakan pembebasan berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019
Pasal 55 dilakukan dengan menerbitkan sertifikat pelepasan untuk pemasukan atau
sertifikat kesehatan atau sertifikat sanitasi untuk pengeluaran. Pembebasan
dilakukan apabila media pembawa yang dimasukkan ke dalam atau dimasukkan
dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Indonesia setelah dilakukan
pemeriksaan, pengasingan, dan perlakuan dinyatakan bebas dari HPHK, HPIK,
atau OPTK.
3. Pangan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang
Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, pangan adalah segala sesuatu
yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan
bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Menurut Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3238 Tahun 2009 tentang
Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina,
penggolongan dan klasifikasi media pembawa, klasifikasi pangan atau
hasil bahan asal hewan sebagai media pembawa terdiri atas produk
olahan asal hewan pangan dan non pangan. Contoh produk olahan asal
hewan pangan seperti dendeng, bakso, sosis, abon, nugget, keju, yogurt,
telur asin, kerupuk kulit, cingur, dan lemak. Sedangkan contoh produk
olahan asal hewan non-pangan seperti kulit, kelenjar, jaringan, tepung
tulang, tepung darah, tepung bulu, dan tepung kulit telur. Contoh media
pembawa pangan yang mendominasi lalu lintas di Balai Karantina
Pertanian Kelas II Cilegon diantaranya sosis, bakso, dan nugget.
6. Agensia Hayati
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang
Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, agensia hayati adalah setiap
organisme yang dapat digunakan untuk keperluan pengendalian hama
penyakit hewan, ikan, atau organisme pengganggu tumbuhan, proses
produksi, dan pengolahan hasil pertanian untuk keperluan industri,
kesehatan, dan lingkungan.
8. Satwa Liar
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang
Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, satwa liar adalah adalah semua
satwa semua binatang yang hidup di darat, air, dan/atau udara yang
masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang
dipelihara oleh manusia.
9. Satwa Langka
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang
Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, satwa langka adalah semua
binatang yang hidup di alam bebas dan/atau dipelihara yang terancam
punah, tingkat perkembangbiakannya lambat, terbatas penyebarannya,
populasinya kecil, dan yang dilindungi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Ruminansia: sapi, kerbau, - Surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari daerah
domba, kambing asal dengan cap dan tanda tangan basah pejabat otoritas
veteriner.
- Hasil uji laboratorium rose bengal test (RBT) yang
menunjukkan hasil negatif 100%.
- Surat keterangan bebas jembrana (khusus sapi bali).
- PMK: sesuai dengan SE Satgas PMK Nomor 8 Tahun
2022.
- Vaksin LSD untuk lalu lintas sapi dan kerbau dari daerah
dengan kasus LSD.
- Desinfeksi, dekontaminasi, dan biosekuriti ketat.
Anjing - Surat keterangan kesehatan hewan (SKKH)/ sertifikat
veteriner (SV) dari daerah asal dengan cap dan tanda
tangan basah pejabat otoritas veteriner
- Kartu vaksinasi rabies (asli).
- Pemasangan microchip (barcode).
Gambar 8 Cara pengambilan sampel, (A) pengambilan darah ayam (DOC), (B)
pengambilan darah ayam (parent stock), dan (C) pengambilan darah
anjing
4.8 Kegiatan di Laboratorium Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II
Cilegon
Laboratorium BKP Kelas II Cilegon merupakan sarana penunjang diagnostik
dalam melakukan monitoring dan diagnosis HPHK dari media pembawa. Alur
pelayanan dari laboratorium karantina hewan dalam melaksanakan kegiatan
pengujian terhadap sampel yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 5.
Total Plate Count (TPC) merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui
jumlah cemaran mikroba yang terdapat pada suatu produk. Prinsip TPC adalah
jika sel mikroba masih hidup ditumbuhkan pada medium agar maka sel tersebut
akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung tanpa
menggunakan mikroskop (Rizki et al. 2022). Uji TPC ini dilakukan pada produk
asal hewan seperti daging dan susu, dan produk olahan asal hewan seperti sosis,
nugget, dan yoghurt. Produk tersebut diambil sebanyak 10 gram dan diletakan di
dalam plastik. Larutan buffer phosphate water (BPW) ditambahkan ke dalam
plastik tersebut sebanyak 90 mL kemudian dihancurkan menggunakan stomacher
selama 2 menit untuk produk cair dan 4 menit untuk produk padat. Cairan dari
sampel yang telah dihancurkan diambil sebanyak 1 mL dan dilakukan
pengenceran 10-2 hingga 10-5, kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri. Media
PCA ditambahkan dan dibiarkan mengeras, kemudian cawan petri diletakkan
terbalik di dalam inkubator dan diinkubasi selama 24 jam.
Gambar 16 Alat Pelindung Diri (APD) dan sterilisasi personil dalam bilik air
shower
Gambar 17 Ruang pencucian sarang burung walet (kiri) dan proses pencabutan
bulu halus dan pembersihan pasir menggunakan pinset
Sarang burung yang sudah bersih dari kotoran selanjutnya dibawa ke ruang
pencetakan. Sarang burung dicetak berdasarkan bentuk dan permintaan konsumen.
Terdapat dua jenis cetakan berdasarkan bentuknya, yaitu bentuk mangkok dan
biskuit (indomi). Selain bentuk yang dihasilkan menggunakan cetakan, rumah
produksi sarang burung walet ini juga menyediakan bentuk remahan yang disebut
sebagai bentuk leg. Sarang burung walet yang sudah dicetak disusun dalam rak
bertingkat pada ruang pengeringan dan dikeringkan menggunakan blower. Proses
pengeringan berlangsung selama 4-12 jam dengan memerhatikan suhu serta
kelembapan ruangan.
Gambar 18 Proses pencetakan (kiri) dan pengeringan sarang burung walet (kanan)
SIMPULAN
Mahasiswa PPDH IPB memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman
tentang karantina hewan di BKP Kelas II Cilegon, serta mahasiswa mengetahui
peran dokter hewan karantina diantaranya melakukan pelayanan karantina,
pengambilan sampel, pengujian laboratorium, pengawasan di wilayah kerja
(wilker), melaksanakan tindakan karantina dalam pencegahan hama penyakit
hewan karantina yang meliputi pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,
perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan sesuai landasan
hukum yang berlaku.
SARAN
Saran yang dapat diberikan yaitu melakukan sosialisasi kepada pengguna jasa atau
perusahaan pengirim mengenai media pembawa yang harus dilaporkan ke karantina untuk
pengiriman. Penyediaan lotion anti nyamuk di ruang tunggu dan fogging area tunggu,
serta penyediaannya pukulan nyamuk listrik. Saran untuk laboratorium hewan yaitu
dikembangkan kembali pengujian PCR
DAFTAR PUSTAKA
Bhaskara AFP, Mahardika IGNK, Suartha IN. 2021. Respons antibodi avian
influenza pada anak babi yang diberi vaksin Escherichia coli-avian
influenza. Indonesia Medicus Veterinus. 10(1):61–70.
Erina, Aninaidu H, Zuhrawat, Etriwat, Hamzah A, Abrar M, Daud MAK. 2021.
Deteksi antibodi terhadap virus newcastle disease pada burung trucukan
(Pycnonotus goiavier). Acta Veterinaria Indonesiana. 9(3): 173-178.
Head V, Eshar D, Nau MR. 2017. Techniques for nonterminal blood sampling in
black-tailed prairie dogs (Cynomys ludovicianus). Journal of the American
Association for Laboratory Animal Science.56(2): 210-213.
Kelly LM, Alworth LC. 2013. Techniques for collecting blood from the domestic
chicken. Lab Animal. 42(10): 359-361.
Kusumastuti I, Tyasningsih W, Praja RN, Suwarno, Yunita MN, Yudhana A. 2021.
Deteksi brucellosis sapi perah di Kecamatan Turen Kabupaten Malang
dengan metode Rose Bengal Test (RBT) dan Complement Fixation Test
(CFT). Jurnal Medik Veteriner. 4(1): 42-47.
Oktari Z, Masripah, Pramukti SR, Fadila M. Peningkatan mutu laboratorium uji
dan kalibrasi IBBN melalui uji profisiensi/uji banding sesuai persyaratan
ISO/IEC 17025:2017. Jurnal Penjaminan Mutu. 9(1): 17-23.
[Permentan] Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70 Tahun 2015 Tentang Instalasi
Karantina Hewan. 2015.
[Permentan] Peraturan Menteri Pertanian Nomor 17 Tahun 2017 Tentang
Dokumen Karantina Hewan. 2017.
[Permentan] Peraturan Menteri Pertanian Nomor 47 Tahun 2020 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian.
2020.
[Permentan] Peraturan Menteri Pertanian Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Dokumen
Karantina. 2021.
[Permentan] Peraturan Menteri Pertanian Nomor 16 Tahun 2022 Tentang
Perubahan Kelima Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor
94/permentan/ot.140/12/2011 Tentang Tempat Pemasukan dan
Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina. 2022.
[Permentan] Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15 tahun 2023 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian.
2023.
[PP] Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2023 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 Tentang Karantina Hewan, Ikan,
dan Tumbuhan. 2023.
Rizki Z, Fitriana, Jumadewi A. Identifikasi jumlah angka kuman pada dispenser
metode TPC (Total Plate Count). SAGO: Gizi dan Kesehatan. 4(1): 38-43.
[UU] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2019 Tentang
Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. 2019.
LAMPIRAN