Anda di halaman 1dari 47

KOMPLIKASI POST-PARTUS

Drh. Amrozi, PhD


Prof. Drh. Bambang Purwantara, MSc, PhD
Dr. Drh. M Agil, MSc.Agr., Dipl ACCM
Drh. Mokhamad Fakhrul Ulum, MSi, PhD

DIVISI REPRODUKSI DAN KEBIDANAN


DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI DAN
PATOLOGI – FKH IPB
KOMPLIKASI POST PARTUS

Pokok bahasan:
Part #1 Part #2
Kuliah Ke-5

1. Torsio uteri
47 slide

2. Retensio secundinarum
3. Ruptura uteri
4. Inertia Uteri; Atoni uteri
5. Prolapsus uteri
1. TORSIO UTERI
Definisi
Perputaran uterus pada sumbu memanjangnya

Sering ditemukan rektum


Dinding tubuh

pada Sapi Perah Lig. lata


yang dikandangkan
terus menerus Dinding tubuh

Jarang terjadi pada Lipatan vaginal

sapi potong atau


kerbau

Courtesy: Muchidin N
Frekuensi Kejadian

• 90% terjadi pada saat menjelang partus


(Sapi Penyebab distokia)

• Jarang terjadi sebelum bulan ke- 7


kebuntingan
Penyebab
• Tumpuan uterus bunting tidak stabil
• Gerakan sapi berbaring/berdiri
Uterus menggantung bebas
• Terjatuh/terpeleset
• Kekurangan cairan allantois
• Tonus otot uterus menurun (kurang gerak)

Torsio uteri lebih sering terjadi pada hewan


Pluripara dibandingkan Primipara
Anak kembar dpt menghambat Torsio Uteri
Gejala
• Sapi tidak tenang (gejala kolik)
• Menendang perut dan mengibaskan ekor
• Respirasi dan pulsus meningkat
• Pulsus cepat tapi lemah
• Depresi
• Badan lemah
• Suhu sub normal/ekstremitas dingin
• Diarrhea berbau
Pada torsio berlanjut diikuti dengan gangren
uteri, ruptura uteri atau emfisema foetal
Gejala Keracunan

o o
Pada torsio 270 -360 Commisura
dorsalis vulva tertarik ke depan dan ke kiri/
kanan sesuai dengan arah torsio
Anamnese
Sapi menunjukkan tanda partus 8-18 jam
tetapi perejanan yang khas tidak
nampak

Diagnosa
- Palpasi per vaginal/per rektal
- Derajat ketegangan a. uterina media dan
ligamentum lata derajat keparahan
- Bagian yg terputar: - Vagina bag depan
- Cervix
- Kadang2 Corpus uteri
- Letak fetus: dorso-ilial atau dorso pubikal
o o
Torsio pada sapi umumnya 180 -240
Torsio < 180o biasanya dapat kembali
spontan

Prognosa

• Baik (segera ditangani)

• Buruk (disertai emfisema foetal, ruptura


uteri atau peritonitis)
Penanganan
- Penggulingan induk searah dengan
arah torsio.
- Berlawanan arah (torsio ringan)
- Sectio caesaria
2. RETENSIO SECUNDINARUM
Definisi
Tertahannya membran fetus (plasenta)
melewati periode tahap ke-3 proses kelahiran

Batas Waktu: > 8


jam setelah
pengeluaran fetus

secundinae
Courtesy: PPDH
Penyebab Utama:

- Kontraksi uterus lemah/Inersia uteri


- Lesio plasenta/plasentitis

• Infeksi
• Lahir kembar
• Prematur
• Abortus: Induced, mekanik atau infeksi
• Ganggguan keseimbangan hormon
• Peregangan berlebihan dari myometrium
Lanjutan Penyebab Retensio ...............

• Degenerasi myometrium (bacterial toxin)


• Herediter (Ayrshires > Friesiens Holstein)
• Peningkatan virulensi mikroorganisma
Metritis dan Fetal Scour
Enzootics of retension
• Defisiensi Ca, Vit. A, Vit E, Se
Comparative
1. Kuda: Jarang terjadi (diffuse placenta)
Masa lalu predominant pd Kuda Kerja

Metritis akut dan Laminitis


(Str. zoopidemicus)
Penanganan: > 24 jam tdk keluar
Manual removal
Harus diberi Tatanus antitoxin
Lanjuran Comparative……………………….

2. Babi

Treatment dengan:
- Oxytocin
- Manual
- Antibiotik
Lanjutan Comparative……………………

3. Anjing
Discharge hijau (< 12 jam setelah
pengeluaran fetus terakhir)

Finger Exploration plasenta anak

Treatment: - Oxytocin
- Manual (forceps)
- Hysterectomy
Predisposisi
Kurang exercise (gerak), atau
dikandangkan terus menerus

Tanda Klinis
- Plasenta menggantung dari vulva
- Diikuti Metritis
 Pulsus meningkat  Anorexia

 Respirasi meningkat  Depresi

 Suhu meningkat  Diarrhea

 Produksi susu turun  Laminitis

 Mucopurulent discharge
Treatment
1. Hormonal : - Oxytocin
- PGF 2
2. Manual Removal
Dilakukan setelah > 20 jam
Harus dilakukan Anesthesi epidural
3. Antibiotika dan Drainage (Placenta yang
menggantung di luar harus di potong)

Attention!!!! Lege arts dan Aseptis


Manual removal Antibiotik
3. RUPTURA UTERI
Kejadian Spontan
Pada Umumnya:
- Mengikuti kejadian Torsio Uteri
- Traumatik (tertabrak, jatuh, dsb)
- Traksi pd distokia yang tdk lege arts
- Kelalaian operator/kecelakaan pada saat
melakukan fetotomi
 Pisau yang tidak dilindungi
 Potongan tulang yang tajam
Courtesy: Amrozi
Gejala
• Umumnya pd Sapi jarang menyebabkan
kematian
• Kadang gejala yang tampak hanya berupa:
- Anorexia
- Hilangnya memamah biak dan kontraksi
rumen
- Pulsus dan respirasi cepat
- Extremitas tubuh dingin
- Temperatur tubuh normal/subnormal
Prognosa

Tergantung pada:
• Lebarnya kerobekan
• Sifat kerobekan rata atau tidak
• Sifat dari pada isi uterus
• Banyaknya isi uterus yang masuk
ruang abdomen
• Ada atau tidak organ lain yang terjepit
(usus, atau vesica urinaria)
Prognosa pada SAPI
• Apabila terjadi Emphysematous Fetus
Peritonitis yang Fatal
• Apabila terjadi Infeksi Akut dimana fetus &
isi Uterus masuk ruang perut
Gejala Septisemia terjadi dgn Cepat

Shock

Kehilangan kekuatan

Kematian terjadi dalam 1-2 hari


Lanjutan Prognosa pada SAPI…………………………

• Pada kasus peritonitis yang tidak begitu


hebat Tanda-tanda klinis kurang
nyata dan sapi masih dapat bertahan hidup
hingga 3 – 7 hari
Prognosa pada KUDA

• Kerobekan yang kecil dan tanpa infeksi


sekalipun Sangat Fatal

Segera timbul Peritonitis yg Fatal


Treatment

• Usahakan percepat terjadinya Involusi


Uteri

Segera beri Antibiotika secara IU dan IM


4. INERTIA UTERI
ATONI UTERI
Definisi
Ketidak mampuan uterus melakukan
kontraksi secara fisiologis pada saat partus
atau beberapa saat setalah partus

Sifat Kejadian: - Primer


- Sekunder
Kejadian primer lebih umum terjadi
Penyebab
1. Primer :
• Kurang gerak pd waktu bunting tua
• Penimbunan lemak melampaui batas
• Uterus yg terlalu berat/besar karena:
- Hidrops
- Bunting kembar pd sapi
• Penyakit atau degenerasi dinding uterus
• Oxytocin atau ketidak mampuan otot
uterus berespon terhadap oxytocin
Penyebab
2. Sekunder :
• Infeksi uterus Metritis Septika
• Retensio Secundinae
• Involusi yang terhambat

Inertia Uteri:
• Sering terjadi pada Anjing
• Sekali-sekali pada Sapi dan Babi
• Sangat jarang pada Kuda dan Domba
Gejala

Tidak terlihat adanya kontraksi uterus pada


saat akan partus

Dolores tidak terjadi

Kantong Amnion tidak keluar


Prognosa Fausta

Treatment
• Gunakan preparat hormon yang sesuai

- Bila dilatasi serviks sudah terjadi, beri


OXYTOCIN
- Bila dilatasi serviks belum terjadi, beri
a. Estrogen, dan Oxytocin (12 jam kemudian)
b. PGF2
5. PROLAPSUS UTERI
Definisi
Penonjolan, atau keluarnya sebagian atau
seluruh uterus dari vagina/vulva

Kejadian: Umumnya pada tahap ke-3


dari proses melahirkan
- Umum : Sapi dan domba
- Sekali-sekali : Babi
- Jarang : Kuda dan anjing
Prolapsus uteri total

Courtesy: PPDH

Prolapsus uteri partial


Penyebab
• Kontraksi abdominal yang berlebihan
• Gaya berat/beban yang berlebihan
• Hypocalcemia
• Inertia Uteri
• Rangsangan mekanik (traksi >>>>)

Faktor Pendukung:
• Kegemukan
• Oestrogen
• Kondisi kandang terlalu rendah di belakang
Prognosa
Tergantung pada:
• Tipe prolaps (partial atau total)
• Lamanya kejadian
• Ada atau tidak adanya luka, oedema, atau
perdarahan
 Baik, apabila segera ditangani dan
tidak ada komplikasi
 Buruk, apabila ada komplikasi atau
perdarahan dalam
Treatment
• Petani Tindakan pertama
Hindarkan kontaminasi
Uterus dibungkus dengan kain bersih dan
basah
• Kembalikan/reposisi uterus secara manual
(secara lege artis dan hati-hati)
Attention!!! harus diberi Anesthesi Epidural
• Beri antibiotika intra uterin (iu)
• Keputusan akhir Hystrectomy !!!
Lanjutan treatment…..
Lanjutan Treatment………………………………

Setelah reposisi, maka untuk mencegah kem-


bali PROLAPSUS bisa dilakukan tindakan:

• Pemberian Oxytocin tonus otot


• Fiksir dengan teknik
- Vulva Vlessa
- Jahitan Bühner
• Pemberian preparat Ca apabila diperlukan
Fig. 2. Zundel's labial sutures

Fig. 1. Crupper, strap truss


Fig. 1. Delwart's truss

Fig. 3. Iron truss for holding

Fig. 2. Renault's rope truss Fig. 1. Delwart's truss

Anda mungkin juga menyukai