Anda di halaman 1dari 28

PUERPERIUM

dan GANGGUAN METABOLISME

Drh. Amrozi, PhD


Prof. Drh. Bambang Purwantara, MSc, PhD
Dr. Drh. M Agil, MSc.Agr., Dipl ACCM
Drh. Mokhamad Fakhrul Ulum, MSi, PhD

DIVISI REPRODUKSI DAN KEBIDANAN


DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI DAN
PATOLOGI – FKH IPB
PERIODE POST PARTUM (PUERPERIUM) dan
GANGGUAN METABOLISME
Pokok bahasan:
1. Puerpurium
Kuliah Ke-6

2. Lochia
19 slide

3. Dolores palsu
4. Paresis puerpuralis
5. Ketosis
6. Grass tetany
PERIODE POST PARTUM
(1. PUERPERIUM)
DEFINISI
Suatu masa setelah beranak dimana organ reproduksi
akan kembali seperti sebelum terjasi kebuntinganbaik
fungsi maupun bentuknya.
Perubahannya mencakup:
1.AKTIFITAS SIKLUS OVARI KEMBALI NORMAL
2.INVOLUSI UTERI
3.REGENERASI ENDOMETRIUM
4.ELIMINASI BAKTERI KONTAMINAN
1. AKTIFITAS SIKLUS OVARI KEMBALI NORMAL
Dipengaruhi beberapa faktor:
• Komplikasi post partus (distokia)
• Produksi susu tinggi
• Kualitas pakan rendah saat pre dan post partus
• Breed sapi (sapi potong lebih lambat dibanding sapi perah)
• Status hewan: primipara lebih cepat dibanding pluripara
• Iklim: sapi di daerah iklim sedang lebih cepat dibanding sapi
di daerah beriklim panas
• Intensitas dan frekuensi menyusui. Intensitas tinggi dengan
frekuensi yang sering menghambat kembalinya siklus estrus
post partum.
2. INVOLUSI UTERI
Kembalinya uterus ke dalam bentuk dan ukuran normal
• Serviks menjadi lebih kecil
• Umumnya organ reproduksi sudah kembali berada di
ruang pelvis

Prosesnya : diawali dengan kecepatan tinggi kemudian


akan menurun secara bertahap. Proses aktif kontraksi
myometrium scr terus menerus atas pengaruh PGF2α
yang dihasilkan uterus. Maksimum 3-4 hari post
partum dan berlanjut hingga 2-3 minggu.
The cervix of a cow seen at
approximately one week after calving

http://loribovinesection.blogspot.co.id/2013_0
8_01_archive.html

http://www.animalcare-techna.com/en/reproduction/ruminant/delayed-uterine-involution-dairy-cow
Palapasi perektal:
• 25 – 30 hari post partum serviks panjang dan
diameter jauh berkurang dibanding sewaktu partus
• Hari ke-42 telah mencapai kesempurnaan.

Faktor yang mempengaruhi kecepatan involusi


1. Varietas: primipara lebih cepat dari pluripara
2. Musim: musim semi lebih cepat dari musim panas
3. Komplikasi partus menghambat
The formula of SHT consists of five
ingredients including: Radix Angelicae
Sinensis (Danggui), Ligustici
Rhizoma (Chuan Xiong), Semen
Persicae (Tao Ren), Zingiberis
Rhizoma (Pao Jiang), and Glycyrrhizae
Radix (Zhi Gan Cao)
http://ajas.info/journal/view.php?doi=10.5713/ajas.2013.13042
3. REGENERASI ENDOMETRIUM
Pergantian jaringan endometrium yg rusak setelah partus.
Jaringan endometrium termasuk karunkula (plasenta maternalis)
menjadi nekrotis.

Perubahannya:
 Perubahan degeneratif dari permukaan karunkula terjadi
setelah 2 hari beranak
 Karunkula dilapisi oleh jaringan nekrotis setebal 1-2 mm
setelah 5 hari beranak
 Hari ke 5-10 jaringan nekrotik mencair sbg discharge lochia
 Hari ke-15 terjadi re-epithelisasi shg karunkula spt ditelanjangi
 Hari ke-25 mencapai kesempurnaan
 Hari ke-40-60 terbentuk kembali struktur endometrium yang
lengkap termasuk kelenjar uterine.
Faktor penghambat:
1. Komplikasi post partum
2. Defisiensi nutrisi
4. ELIMINASI BAKTERI KONTAMINAN
Proses peniadaan aktifitas bakteri pengganggu terhadap
fungsi normal uterus setelah kelahiran

Caranya:
 Perlekatan fisik sebagai akibat nekrosa dan
pengkerutan permukaan karunkula
 Penonjolan fisik dikaitan dengan kontraksi uterus
yang terjadi secara terus menerus, involusi dan
discharge lochia
 Aktifitas phagositosis leukosit yang bermigrasi ke
dalam lumen uterus
 Sekresi immunoglobulin
2. LOCHIA

Definisi:
Reruntuhan sel-sel darah, epithel endometrium, vili-vili
plasenta, serum darah, sisa-sisa cairan allantois atau
amnion yang masih tertinggal di dalam uterus setelah
fetus dilahirkan.

Volume
Cairan lochia pada sapi
-Primipara ±500 ml
-Pluripara ±2000 ml
http://loribovinesection.blogspot.co.id/2013_08_01_archive.html

https://id.pinterest.com/pin/150800287503208068/
Warna
Tidak tentu tergantung dari pada sisa-sisa reruntuhan yang paling
dominan, bila sisa plasenta menyerupai daging darah berwarna
merah. Serum berwarna kuning. Setelah 3-4 hari post partus,
warna menjadi homogen kuning kemerahan.

Bau
Umumnya amis
Bila berbau busuk berarti ada infeksi oleh kuman pembusuk

Hari ke-4 post partus lochia yang dikeluarkan mencapai maksimal


Hari ke-25 post partus lochia masih keluar dan berbau busuk
kemungkinan terjadi endometritis.
Courtesy: PPDH

Courtesy: PPDH

LOCHIA (12 day PP) METRITIS (14 day PP)


http://loribovinesection.blogspot.co.id/2013_08_01_archive.html
3. DOLORES PALSU
Perejanan yang terjadi sebelum phase pengeluaran fetus
(bahkan phase persiapan sajapun belum terlihat). Umumnya
terjadi 2 minggu sebelum partus. Sering dijumpai pada sapi dan
babi, sedangkan pada kuda jarang.
CAUSA:
- Perubahan temperatur yang drastis
- Traumatis (terpeleset)
- Prolapsus vagina khususnya pada babi (perejanan terus-menerus)
- Gerakan ekspulsi dari fetus
GEJALA:
- Perejanan tidak kontinyu
- Rasa sakit di daerah abdomen menyerupai kolik
- Hewan pemamah biak dapat disertai dengan prolapsus
recti/prolapsus vagina
Pada kuda dilatasi serviks dapat terjadi sebelum waktunya darena
alanto chorion menekan canalis servikalis terjadi abortus

Pada sapi/babi hampir tiak pernah terjadi dilatasi serviks sebelum


waktunya

TERAPI:
Usahakan hilangkan gejala perejanan dengan obat penenang
Ada prolaps vagina direposisi dan hindarkan residiva
4. PARESIS PUERPURALIS
Milk Fever atau Parturient Paresis
(Hypocalcemia)
• Sapi yang mengalami kekurangan kalsium
(hipokalsemia) dalam darah terjadi segera
sebelum, selama atau dalam waktu 72 jam
setelah partus

• Kadar kalsium dalam darah turun sampai


3-7 mg/100ml dari normalnya 8-12 mg/100ml.
Gejala Klinis:
• Anorexia
• Inkoordinasi motorik, langkah kaku dan
goyah
• Lumpuh (paresis)
• Penurunan suhu tubuh (Sub-normal)
• Ekstremitas yang dingin
• Lipatan leher berbentuk S
• Peristaltik intestinal menurun/berhenti
Courtesy: PPDH

Lipatan Leher Membentuk Curva S


Treatment/Pengobatan:

• Infus preparat:
1. calsium borogluconas (750-1500 ml iv)
20%
2. gluconas calsicus (1/2 dosis IV dan ½
SC)
• Diulang 8-12 jam kemudian bila belum
berhasil
• Jangan diperah selama 2-3 hari
5. KETOSIS
Asetonaemia
• Jarang terjadi sebelum partus, kadang-kadang
terjadi dalam 7-10 hari post partus, sering terjadi
dalam 10 – 60 hari post partus

• Ketosis ditandai dengan hypoglicemia, ketonaemia


dan ketonuria. Kadar Glukosa dalam darah turun
sampai 18-40 mg/100ml (normal 40-60 mg/100ml)
dan kadar Ketose meningkat sampai 15-75
mg/100ml.
Gejala Klinis:
1. Gejala digestif : Anorexia, konstipasi,
sempoyongan/tdk berdiri

2. Gejala Nervosa : Depresi, gemetar,


nervous dan menjilat-
jilat, paresis, anorexia

Treatment/Pengobatan:
• Infus Glukosa 40% (800 ml/350 kg BB)
6. GRASS TETANY
Lactation tetany, transport tetany

• Grass tetany ditandai dengan hypocalsemia dan


hypomagnesemia atau hanya dengan
hypomagnesemia tersendiri

• Biasa terjadi pada sapi yang selalu dikandangkan dan


diberi makanan yang miskin magnesium. Atau
pada sapi yang digembalakan pada daerah dengan
tanah miskin magnesium
Gejala Klinis:
• Trismus/Lockjaw
• Tachycardia
• Nystagmus (bola mata bergerak cepat)
• Tremor
• Spasmus dan konvulsi

Treatment/Pengobatan:
• Infus preparat kalsium (kalau ada hypocalsemia)
• Infus preparat magnesiun (200-500 ml, 10-25% lar.
magnesium sulfat)
Dairy device designed for early disease detection
Gryphsens: Testing for Severe Cattle Diseases

Suresh Neethirajan, Ph.D., P.Eng

http://modernagriculture.ca/gryphsens-testing-severe-cattle-diseases/

Anda mungkin juga menyukai