Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/338191376

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PER KAPITA DENGAN ANGKA HIV DI 34


PROVINSI DI INDONESIA

Article  in  JURNAL AKUNTANSI EKONOMI dan MANAJEMEN BISNIS · December 2019


DOI: 10.30871/jaemb.v7i2.1426

CITATIONS READS
0 419

2 authors:

Fizri Nura Estro Dariatno Sihaloho


Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran
5 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    70 PUBLICATIONS   143 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

CEDS UNPAD - Nutrition International View project

CEDS UNPAD - BPJS Kesehatan View project

All content following this page was uploaded by Estro Dariatno Sihaloho on 27 December 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Article History
Vol. 7 No. 2, December 2019, 127 - 135 Received October, 2019
E-ISSN: 2548-9836 Accepted December, 2019

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PER KAPITA


DENGAN ANGKA HIV DI 34 PROVINSI DI INDONESIA

Fizri Nur Azizah1* and Estro Dariatno Sihaloho2*


*Universitas Padjajaran
Departmen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Sumedang,Indonesia
Email: fizri17001@mail.unpad.ac.id

Abstrak
Menurut WHO jumlah kematian akibat HIV setiap tahunnya terus meningkat. Saat ini kasus HIV merupakan masalah
kesehatan yang banyak dihadapi oleh masyarakat dunia. Menurut WHO, estimasi jumlah penderita HIV di Indonesia
disemua umur adalah sekitar 630.000 jiwa. Akibat dari kasus HIV, kekebalan tubuh yang makin menurun akan
memudahkan masuknya penyakit kedalam tubuh dan bahkan penyakit ringan pun dapat berubah menjadi penyakit
berbahaya. Akses terhadap obat-obatan untuk menyembuhkan HIV tergolong sulit dan mahal harganya. Gangguan
kesehatan yang dialami seseorang dapat mempengaruhi produktivitas. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa variable
yang berpengaruh signifikan terhadap jumlah kasus HIV adalah percapita expenditure, dan PDRB. Sementara
Variable Puskesmas dan variable Angka partisipasi murni sekolah dasar tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil
penelitian ini juga menyebutkan bahwa semakin tinggi pengeluaran perkapita seharusnya jumlah penderita HIV
semakin sedikit. Penelitian ini penting untuk sebab kesehatan seseorang akan mempengaruhi produktivitasnya. Oleh
karenanya, HIV merupakan hal yang perlu diperhatiakan pertumbuhannya.
Kata Kunci: APM SD, HIV, PCE, PDRB, Puskesmas
Abstract
According to WHO the number of deaths due to HIV each year continues to increase. At present, the case of HIV is a
health problem that is often faced by the world community. According to WHO, the estimated number of HIV sufferers
in Indonesia at all ages are around 630,000 people? In HIV case, the decreased immune system will cause varied
illness, and could cause a minor illness become dangerous diseases. Access to medicines to cure HIV is difficult and
expensive. Health problems could affect productivity. The results of this study found that the variables that
significantly influence the number of HIV cases are percapita expenditure, and GRDP. Meanwhile the Puskesmas
variable and the primary school pure enrollment variable did not significantly influence. The results of this study also
mentioned that the higher the per capita expenditure should be, the number of HIV sufferers is getting smaller. This
research is important because a person's health will affect his productivity. Therefore, HIV is something that needs to
be considered for its growth.
Keywords: APM SD, HIV, PCE, PDRB, Puskesmas

1. Pendahuluan

HIV kini tidak hanya menyerang orang-orang yang membahayakan adalah karena ketika seorang ibu
kerap beganti pasangan dalam melakukan hubungan terjangkit HIV, maka keturunan yang lahir Akan juga
seksual, pengguna narkoba, atau kelompok kemungkinan terjangkit HIV. HIV sendiri merupakan
homosekual, sebab kini HIV telah banyak menyerang virus yang menyerang kekebalan tubuh sehingga akan
wanita-wanita yang hanya memiliki satu pasangan membuat penderitanya mudah terjangkit
seperti ibu rumah tangga [1]. Yang sangat penyakit-penyakit. WHO bahkan memperkirakan

127 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 7 No.2, December 2019, 127-135 | E-ISSN: 2548-9836
tidak sedikit jiwa yang meninggal akibat HIV di puskesmas yang dimiliki Indonesia mengalami
Indonesia yaitu sekitar 39.000 jiwa. Tidak hanya itu kenaikan, pada tahu 2017 rata-rata jumlah puskesmas
fakta yang lebih mengerikan adalah jumlah anak-anak adalah 257,94 sementara pada tahun 2018 rata-rata
yang terkena HIV adalah sebanyak 14.000 jiwa. jumlah puskesmas adalah 262,50. Pengeluaran per
kapita (per tahun) juga mengalami kenaikan rata-rata,
Setiap tahunnya jumlah kematian akibat HIV pada tahun 2017 adalah sebesar Rp 10.274.650
meningkat, sementara obat untuk menyembuhkan kemudian pada tahun 2018 adalah sebesar Rp
HIV sulit diakses. HIV akan memasuki tahap akhir 10.622.910. Sementara angka partisipasi murni
yang di sebut dengan AIDS. Dampak dari penderita sekolah dasar mengalami penurunan jumlah rata-rata,
HIV tidak hanya dirasakan oleh penderitanya sendiri yakni pada tahun 2017 sebesar 92,74% dan pada tahun
tapi juga bisa menular kepada orang lain seperti 2018 sebesar 91,91%. Namun jumlah rata-rata angka
pasangan, atau bahkan anak yang dikandung (jika partisipasi murni sekolah menengah pertama, dan
penderita merupakan wanita). Tentu hal ini akan angka partisipasi murni sekolah menengah atas
menyebabkan externalitas yang berdampak negatif. mengalami kenaikan dari tahun 2017 ke tahun 2018.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi jumlah
penderita HIV sehingga mengkaji mengenai hal-hal Jumlah rata-rata kasus HIV pada tahun 2017
yang mempengaruhi penularan HIV merupakan salah mengalami penurunan pada tahun 2018 maka
satu hal yang baik, dengan tujuan untuk memberikan mengindikasikan bahwa upaya-upaya yang selama ini
pengetahuan dan meningkatkan kehati-hatian dalam dilakukan untuk mengurangi jumlah kasus HIV mulai
menjaga kesehatan karena belakangan diketahui membuahkan hasil, disamping itu jumlah kematian
bahwa jumlah kasus kematian akibat HIV baru terus akibat kasus HIV masih menjadi hal yang perlu
meningkat, meskipun kita tidak dapat menghilangkan diperhatikan. Sehingga tujuan dari penelitian ini
jumlah penderita HIV secara keseluruhan tapi adalah untuk meningkatkan pemahaman dan
setidaknya perlu adanya pengurangan jumlah kesadaran akan bahaya virus HIV agar semakin
pertambahan kasus baru HIV yaitu dengan dilakukan banyak upaya yang dapat dilakukan dan semakin
pencegahan. besarnya perhatian yang diberikan oleh semua pihak
terhadap pertumbuhan kasus HIV, semakin banyak
Ketika jumlah kasus HIV didunia berkurang, maka hal upaya yang dilakukan maka akan semakin besar
ini merupakan suatu pencapaian besar. Kasus HIV jumlah penurunan kasus HIV. kualitas kesehatan
menjadi hal yang sangat serius, oleh karenanya seseorang akan mempengaruhi produktivitas, oleh
seluruh dunia dan bakan organisasi dunia sekelas PBB sebab itu untuk mencegah penurunan produktivitas
membuat target pengurangan jumlah kasus HIV. Di akibat gangguan virus HIV, penelitian ini penting
Indonesia pun pemerintah sudah mulai mengambil untuk dikaji.
langkah untuk mengatasi kasus HIV, baik itu secara
pengobatan maupun penyediaan layanan kesehatan 2. Kajian Pustaka
dan penyuluhan untuk terus meningkatkan
pengetahuan masyarakat terkait bahaya HIV. HIV merupakan virus yang menyerang pasien melalui
Keyakinan yang harus ditanamkan adalah bahwa pelepasan gen asam ribonukleat (RNA), kemudian
semua orang tidak ingin terjangkit HIV baik terhadap RNA berubah menjadi virus DNA yang tahap
dirinya sendiri, keluarga atau bahkan lingkungan selanjutnya melalui proses inkubasi [2]. Lebih jauh
seperti pertemanan. Ketika HIV menyerang tubuh HIV akan berkembang menjadi AIDS (Acquired
maka penderita akan mudah terkena penyakit yang Immune Deficiency). HIV menyerang sistem
kemudian akan mengurangi produktivitas atau bahkan kekebalan tubuh sehingga imunnya menurun dan
sampai kematian. Padahal jika yang terkena HIV membuat tubuh mudah terkena infeksi dan bahkan
adalah orang dewasa maka tanggung jawabnya untuk mudah terserang penyakit tumor [3]. Resiko HIV
mencari penghasilan bagi keluarga akan terhambat dapat meningkat melalui tranfusi darah jika alat yang
yang kemudian menyebabkan masalah-masalah lain digunakan tidak steril, ibu hamil terhadap bayi dalam
akan timbul, contohnya kelaparan ataupun kandungan bahkan jika ibu menyusui terjangkit HIV
kemiskinan. maka akan meningkatkan resiko terkena HIV pada
anak yang menerima ASI, pecandu narkotika,
Berdasarkan data yang bersumber dari BPS, rata-rata pasangan seks yang berganti-ganti, adanya keluarga
jumlah kasus HIV di Indonesia mengalami penurunan yang positif terkena HIV, alat suntik, jarum tato dan
jumlah kasus.Pada tahun 2017 jumlah rata-rata kasus tindik [4]. Penyebaran HIV adalah merupakan hal
HIV di Indonesia adalah sebanyak 1.420,588 kasus, yang harus segera diatasi, apalagi virus HIV dapat
sementara pada tahun 2018 rata-rata kasus HIV adalah menular tentu hal ini akan semakin mengkhawatirkan.
sebanyak 1.372,324 kasus. Jumlah rata-rata Jika virus HIV menyerang perempuan maka
128 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 7 No.2, December 2019, 127-135 | E-ISSN: 2548-9836
kehidupan ekonomi keluarga dapat terhambat, beresiko tinggi terinfeksi virus HIV [12]. Salah satu
keturunan-keturunan yang lahir dari perempuan yang penyebab HIV sangat mudah berkembang di
terinfeksi HIV akan berpengaruh pada kesehatannya negara-negara dunia ke tiga adalah keterbelakangnya
diusia remaja hingga lansia [5]. pendidikan,ekonomi dan yang paling utama akses
untuk kesehatan yang belum memadai atau bahkan
belum dapat dijangkau dengan mudah [13].
Semakin rendah pendidikan seseorang mempengaruhi
proporsi kejadian HIV dan AIDS, proporsi kejadian Dampak dari serangan virus HIV adalah orang
HIV pada kelompok tingkat pendidikan dasar adalah tersebut terserang AIDS, AIDS sendiri merupakan
sebesar 64,2% sementara pada kelompok dengan sekumpulan penyakit yang menyerang kekebalan
tingkat pendidikan lanjut adalah sebesar 35,8%. Hal tubuh setelah system kekebalannya diserang oleh
ini menunjukan bahwa semakin tinggi pendidikan virus HIV. Individu yang telah terserang HIV/AIDS
seseorang akan menurunkan kemungkinan resiko biasanya akan mengalami gejala panas, diare, batuk,
terkena virus HIV [6]. Pengetahuan mengenai HIV lemas, sesak, dan bahkan menghadapi masalah
dan AIDS akan mempengaruhi perilaku individu [7]. penyakit berat[14].
Pengetahuan mengenai HIV bisa melalui berbagai
media dan salah satunya melalui tulisan, sehingga 3. Metode Penelitian
untuk mendapat informasi tersebut dibutuhkan
kemampuan membaca. Pada saat pengetahuan Jenis Penelitian
mengenai HIV telah didapatkan maka akan
berdampak pada perilaku dalam menyikapi HIV [8]. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang
menggunakan data berupa angka-angka. Penelitian ini
Jika HIV menyerang masyarakat kurang mampu
secara ekonomi, maka akan terjadi keterbatasan dalam juga melakukan analisis ekonometrik untuk melihat
mencari akses layanan medis dan harus menunda bagaimana pengaruh variable independen, yaitu
pemeriksaaan meskipun dirinya sudah jelas jumlah puskesmas, percapita expenditure, angka
merasakan gejala-gejala adanya virus HIV yang mulai partisiasi murni SD dan PDRB terhadap variable
menyerang tubuh. Hal ini akan sangat membahayakan dependennya, yaitu jumlah penduduk yang menderita
bahkan bisa berakibat pada kematian [9]. HIV di seluruh provinsi di Indonesia pada tahun 2017
dan 2018.
Pendapatan daerah didapat melalui beberapa sektor
yang salah satunya adalah pariwisata, sektor Jenis dan Sumber Data
pariwisata ini akan membawa pendatang masuk ke
daerah baik sebagai turis maupun sebagai pekerja Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
yang akan membuat haterogenitas dimasyarakat. merupakan data sekunder yang bersumber dari Badan
Dengan adanya pariwisata akan membuat pendapatan Pusat Statistik (BPS) dan Departemen Kesehatan
daerah meningkat namun disisi lain dengan adanya (Depkes).
haterogenitas disuatu masyarakat memungkinkan
terjadinya perkembangan HIV dan AIDS lebih luas Teknik Pengumpulan Data
dimasyarakat [10].
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan
Dengan adanya peningkatan jumlah PDRB maka akan data berupa studi dokumentasi yang dilakukan dengan
menjadi modal untuk melakukan pembangunan cara mengumpulkan data sekunder, mencatat serta
seperti sarana transportasi dan komunikasi yang akan melakukan pengolahan terhadap data-data tersebut.
mempermudah mobilitas yang dilakukan oleh
Teknik Analisis Data
masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi pola gaya
hidup seksual masyarakat sehingga memungkinkan
adanya penularan HIV[11]. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
data panel, yaitu gabungan antara data time series dan
Peran pusat layanan kesehatan disekitar masyarakat data cross-section. Data time series dalam penelitian
untuk meminimalisir penyebaran HIV dan deteksi dini ini merupakan data yang diamati selama kurun waktu
sangat dibutuhkan contoh kegiatan yang dapat pada tahun 2017 sampai 2018, sementara untuk data
dilakukan adalah dengan edukasi mengenai HIV,
cross-section dalam penelitian ini yaitu data untuk
yakni dengan pendidikan dan penyuluhan masyarakat
mengenai HIV juga sebagai langkah pencegahan variabel jumlah penderita HIV, jumlah puskesmas,
penyebaran HIV terutama kepada kelompok yang percapita expenditure, angka partisiasi murni SD dan

129 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 7 No.2, December 2019, 127-135 | E-ISSN: 2548-9836
PDRB pada tahun 2017 dan 2018. Data-data dalam
penelitian ini diolah dengan bantuan aplikasi software 3) β4 (Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar)
STATA 14. Persamaan yang digunakan dalam H0 : P-value = α, Tidak ada pengaruh yang
penelitian ini, yaitu : signifikan antara variabel Independen secara parsial
(Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar) terhadap
variabel dependen (jumlah penderita HIV).
Yit = β0 + β1 X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + Uit H1 : P-value ≠ α, ada pengaruh yang signifikan
HIVit = β0 + β1 Puskesit + β2pceit + β3apmsdit + antara variabel Independen secara parsial (Angka
β4lpdrbit Partisipasi Murni Sekolah Dasar) terhadap variabel
dependen (jumlah penderita HIV).
Keterangan:
HIVit : Jumlah Penderita HIV Berdasarkan hasil pengujian P-value menggunakan
Puskesit J : Jumlah Puskesmas yang tersedia stata 14 variable Angka Partisipasi Murni Sekolah
Pceit : Pengeluaran per capita Dasar terhadap jumlah penderita HIV memperoleh
Apmsdit : Angka partisipasi murni sekolah dasar hasil P-value 0.218 dengan α = 10%, maka didapat
lpdrbit : Produk domestic regional bruto atas dasar hasil P-value > α (0,218>0.05). Hal ini berarti
harga konstan menurut pengeluaran Variable PDRB tidak memiliki pengaruh signifikan
Uit : Error Term terhadap jumlah penderita HIV (H0 ditolak).

Uji Hipotesis 4) β5 (PDRB)


1) β1 (Jumlah Puskesmas) H0 : P-value = α, Tidak ada pengaruh yang
H0 : P-value = α, Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel Independen secara parsial
signifikan antara variabel Independen secara parsial (PDRB) terhadap variabel dependen (jumlah
(Jumlah Puskesmas) terhadap variabel dependen penderita HIV).
(jumlah penderita HIV). H1 : P-value ≠ α, ada pengaruh yang signifikan
H1 : P-value ≠ α, ada pengaruh yang signifikan antara variabel Independen secara parsial (PDRB)
antara variabel Independen secara parsial (Jumlah terhadap variabel dependen (jumlah penderita HIV).
Puskesmas) terhadap variabel dependen (jumlah
penderita HIV). Berdasarkan hasil pengujian P-value menggunakan
stata 14 variable PDRB terhadap jumlah penderita
Berdasarkan hasil pengujian P-value menggunakan HIV memperoleh hasil P-value 0.028 dengan α = 5%,
stata 14 variable, jumlah puskesmas terhadap jumlah maka didapat hasil P-value > α (0,028>0.05). Hal ini
penderita HIV memperoleh hasil P-value 0.154 berarti variable PDRB memiliki pengaruh signifikan
dengan α = 10%, maka didapat hasil P-value > α terhadap jumlah penderita HIV (H0 ditolak).
(0.154>0.1). Hal ini berarti variable jumlah
puskesmas tidak memiliki pengaruh signifikan
4. Pembahasan
terhadap jumlah penderita HIV (H0 ditolak)
Untuk melihat pengaruh pada variable independen
(jumlah puskesmas, percapita expenditure, angka
2) β3 (Per Capita Expenditure)
partisiasi murni SD dan PDRB) terhadap variable
H0 : P-value = α, Tidak ada pengaruh yang
dependen (jumlah penderita HIV) maka dilakukan
signifikan antara variabel Independen secara parsial
regresi dengan menggunakan stata 14, dengan hasil
(Per Capita Expenditure) terhadap variabel dependen
sebagai berikut:
(jumlah penderita HIV).
H1 : P-value ≠ α, ada pengaruh yang
(HIV)
signifikan antara variabel Independen secara parsial
(Per Capita Expenditure) terhadap variabel dependen VARIABLES Fixed
(jumlah penderita HIV).
Puskes -7.369
Berdasarkan hasil pengujian P-value menggunakan (5.045)
stata 14 variable Per Capita Expenditure terhadap Pce -0.390***
jumlah penderita HIV memperoleh hasil P-value (0.137)
0.008 dengan α = 5%, maka didapat hasil P-value < α Lapmsd -3,847
(0.008<0.05). Hal ini berarti variable Per Capita (3,059)
Expenditure memiliki pengaruh signifikan terhadap Lpdrb 1,977**
jumlah penderita HIV (H0 diterima) (854.4)

130 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 7 No.2, December 2019, 127-135 | E-ISSN: 2548-9836
Constant -9,720 Namun untuk menanggulangi virus HIV masih
(25,634) dibutuhkan peran puskesmas minimal untuk
mendeteksi gejala HIV.
Observations 68
Number of prov 34 Selain puskesmas yang juga dibutuhkan adalah
R-squared 0.430 ketersediaan tenaga medis untuk menangani
Standard errors in parentheses kesehatan masyarakat dan kemudahan akses terhadap
*** p<0.01, ** p<0.05, * p<0.1 rumah sakit karena fasilitas yang dibutuhkan
terkadang tidak tersedia di Puskesmas. Puskesmas
Hasil diatas menunjukan bahwa model ini mampu merupakan hal yang penting dan harus dimiliki oleh
menjelaskan variable independen (jumlah puskesmas, tiap-tiap daerah. Tenaga medis yang dibutuhkan pun
percapita expenditure, angka partisiasi murni SD dan harus benar-benar berkualitas salah satunya melalui
PDRB) terhadap variable dependen (jumlah penderita program internship untuk meningkatkan kemampuan
HIV) sebesar 43% dan sisanya 57% dijelaskan oleh dan pengalaman para tenaga medis yang akan
variable lain diluar model. Pada diandalkan untuk menanganis masalah kesehatan
hasil regresi tersebut diperoleh hasil 2 variable khusunya HIV
independen berpengaruh.
Menurut data yang dipublikasikan oleh BPS jumlah
Signifikan terhadap jumlah HIV, variable tersebut pemberangkatan tenaga medis untuk internship secara
adalah percapita expenditure, dan PDRB. Dan dua agregat mengalami peningkatan dari tahun 2017 ke
variable independen tidak berpengaruh signifikan tahun 2018 hal ini akan berdampak baik dan tentu
yakni variable puskesmas dan angka partisipasi murni dapat berpengaruh pada pelayanan kesehatan
sekolah dasar. Tanpa dipengaruhi variable apapun masyarakat, tidak hanya tentang virus HIV namun
jumlah kasus baru di Indonesia dapat menurun juga penyakit lainnya yang umum terjadi
sebanyak 9,720 kasus, Cateris Paribus. Penjabaran dimasyarakat. Meskipun jumlah tenaga medis banyak,
mengenai bagaimana setiap variable independen hanya segelintir orang yang mampu merawat ODHA
berpengaruh terhadap variable dependen adalah (Orang dengan HIV AIDS) sehingga tenaga kesehatan
sebagai berikut: baik dipuskesmas maupun di rumah sakit harus
a) Jumlah Puskesmas ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam
Peran adanya puskesmas dimasyarakat sangat merawat ODHA dan meminimalisir stigma negatif
membawa dampak baik terhadap kesehatan, terhadap ODHA agar pelayanan yang diberikan
puskesmas sudah berperan sebagai pusat layanan maksimal [17].
informasi kesehatan reproduksi bagi remaja. Hal ini b) Per Capita Expenditure
akan berdampak pada tersampaikannya informasi dan Setiap kenaikan pendapatan rumah tangga tidak dapat
terjaganya kesehatan reproduksi remaja [15]. Dengan dipastikan bahwa kenaikan jumlah pendapatan
adanya puskesmas yang memberikan infomasi secara tersebut dialokasikan ke sektor pendidikan dan
langsung maka tersampaikannya informasi akan kesehatan, sebab banyak keluarga di negara
diterima dengan sempurna dan akan semakin berkembang justru mengalihkan konsumsinya bukan
meningkat pemahaman terhadap bahaya HIV dalam kepada makanan bergizi namun kepada makanan
menyalurkan kesehatan selain itu dengan adanya dengan “kalori nol” seperti permen, soda dan makanan
puskesmas maka gejala dini virus HIV akan cepat lain yang dianggap sebagai makanan mewah. Namun
terdeteksi sehingga penanganan virus HIV bisa berbeda dengan situasi dimana konsumsi individu
dengan cepat dilakukan. dialokasikan untuk pendidikan dan kesehatan maka
akan memberikan pengembalian yang luar biasa
Jika puskesmas dekat dengan masyarakat obat-obatan besarnya seperti meningkatnya produktivitas [18].
pun dapat mudah disampaikan kepada masyarakat Artinya semakin besar pengeluaran rumah tangga jika
yang membutuhkan. Sehingga berdasarkan hasil dialokasikan kepada sektor kesehatan maka kualitas
regresi menggunakan stata 14 variable jumlah kesehatan dari anggota rumah tangga akan semakin
puskesmas tidak berpengaruh secara signifikan terjaga, terutama untuk menjaga diri dari HIV tidak
terhadap jumlah penderita HIV, setiap penambahan 1 dapat dianggap enteng dan perawatan terhadap pasien
puskesmas akan mengurangi jumlah penderita HIV yang telah terinfeksi HIV juga bukan merupakan hal
sebanyak 7 kasus. Cateris Paribus. dalam penelitian yang mudah dan murah harganya.
sebelumnya [16] menyebutkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang berarti antara jarak rumah dengan Hasil regresi menggunakan stata 14 menunjukan
tempat pelayanan kesehatan jika tidak terdapat setiap 100% kenaikan Per Capita Expenditure akan
kesadaran memeriksa kesehatan pada diri masyarakat. berdampak pada penurunan jumlah kasus HIV

131 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 7 No.2, December 2019, 127-135 | E-ISSN: 2548-9836
sebanyak 39 kasus, cateris paribus. Melihat hal ini berpengaruh signifikan terhadap kasus baru HIV
tentu pengeluaran per capita ke sektor kesehatan sementara variable angka partisipasi murni SMA tidak
adalah hal yang penting, alangkah lebih baiknya berpengaruh signifikan. Melihat hasil regresi ini dapat
konsumsi dilakukan kepada hal-hal yang dapat disimpulkan bahwa pendidikan dasar merupakan hal
meningkatkan kesehatan dibandingkan ke yang penting untuk membantu mengurangi kasus baru
sektor-sektor konsumsi yang kurang membawa HIV apalagi kini kebanyakan informasi diakses
manfaat. melalui internet yang berupa tulisan, selain itu untuk
c) Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar menyampaikan informasi yang dilakukan melalui
Angka melek huruf merupakan cerminan dari kualitas penyuluhan seharusnya pemaparan yang diberikan
pendidikan masyarakat, semakin besar jumlah dicatatat agar dapat dipelajari dan diingat. Jika
masyarakat yang melek huruf maka semakin mudah kebanyakan orang tidak dapat membaca maka akan
informasi tersampaikan, bahkan dengan kemampuan tejadi kesulitan akses penyampaian informasi.
membaca seseorang dapat mengetahui isi kandungan
obat-obatan karena dapat membaca komposisi obat Bahkan dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya
yang tercantum dalam kemasan. Kemampuan [19] menyebutkan bahwa tidak hanya pendidikan
membaca tersebut didapat melalui pendidikan yang berpengaruh terhadap HIV, HIV pun berdampak
ditingkat sekolah dasar, sehingga pendidikan dasar besar terhadap pendidikan atau lebih spesifik angka
merupakan hal yang penting untuk membuat partisipasi sekolah. Umumnya rumah tangga ODH
masyarakat terbebas dari buta huruf. memiliki kesulitan akses untuk mendapat pendidikan
lebih tinggi, hal ini diakibatkan oleh besarnya biaya
Dengan menggunakan stata 14 hasil regresi yang ditanggung untuk kebutuhan dasar seperti
menunjukan bahwa variable angka partisipasi murni kesehatan dan juga kemungkinan anak tejangkit virus
sekolah dasar merupakan variable yang tidak HIV akan menghambat proses belajar. Pemaparan
bepengaruh signifikan terhadap jumlah kasus baru tersebut menunjukan adanya hubungan timbal balik
HIV, hubungan antara variable angka partisipasi antara HIV dengan pendidikan, aspek pendidikan
sekolah dasar terhadap variable kasus HIV adalah yang dimaksud yang paling utama adalah kemapuan
negatif sehingga setiap kenaikan jumlah orang yang membaca sebab membaca merupakan gerbang dari
bersekolah ditingkat dasar sebanyak 1% akan segala macam informasi
mengurangi jumlah kasus baru HIV sebanyak 3-4 d) PDRB
kasus, Cateris Paribus. Namun apabila dilihat dari PDRB atau produk domestic regional bruto
sudut pandang pendidikan yang diasumsikan bahwa merupakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh
angka partisipasi murni merupakan variable penduduk daerah. Ketika jumlah PDRB tinggi
mendeskripsikan pendidikan di Indonesia maka hasil menunjukan bahwa pendapatan yang diterima daerah
yang didapat adalah sebagai berikut: tinggi. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan
daerah dalam memenuhi kebutuhannya. Sebab PDRB
(2) merupakan salah satu indikator untuk melihat potensi
VARIABLES Hiv daerah.

Lapmsd -7,167*** Salah satu penyumbang pendapatan daerah adalah


(2,448) melalui pariwisata, namun dengan pariwisata yang
Lapmsmp -4,615*** berkembang dimasyarakat akan membuat tingginya
(1,604) mobilitas masyarakat yang kemudian akan
Lapmsma -385.0 mendorong terjadinya haterogenitas di masyarakat,
(723.5) hal ini memungkinkan adanya penyebaran HIV
melalui wisatawan ataupun masyarakat luar daerah.
Constant 55,312***
Penyebaran dapat dilakukan melalui penggunaan
(15,554)
narkoba melalui jarum suntik yang dilakukan
bersama-sama, atau bahkan perilaku sex bebas yang
Observations 68
dilakukan tanpa pengaman.
Number of prov 34
R-squared 0.291 Hasil dari regresi stata 14 peningkatan PDRB
Standard errors in parentheses sebanyak 1% akan meningkatkan jumlah kasus baru
*** p<0.01, ** p<0.05, * p<0.1 HIV sebanyak 1.977 kasus, cateris paribus. Dalam
penelitian sebelumnya [11] menyebutkan bahwa
Hasil regresi diatas menunjukan bahwa variable angka mobilitas penduduk akan meningkatkan jumlah kasus
partisipasi murni SD,dan SMP adalah variable yang HIV (berhubungan positif). Mobilitas yang dimaksud

132 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 7 No.2, December 2019, 127-135 | E-ISSN: 2548-9836
tidak hanya mobilitas yang dilakukan oleh penduduk WHO memprediksi bahwa negara-negara yang
daerah (internal) ke daerah lain (eksternal) tapi juga terserang virus HIV kebanyakan merupakan negara
mobilitas yang dilakukan penduduk daerah lain berkembang. HIV kebanyakan terjadi di negara afrika,
(eksternal) yang masuk ke daerah kita (internal). dan penduduk terbanyak kedua yang hidup dalam HIV
Mobilitas penduduk yang tinggi jika diasumsikan adalah di Asia. Hal ini tentu menjadi hal yang tidak
adalah untuk bekerja maka itu menandakan bahwa dapat diabaikan [20].
dampak dari mobilitas penduduk adalah peningkatan
PDRB. Penularan kasus HIV juga bisa terjadi pada individu
dengan orientasi homoseksual dan atau pun
Human Imunodeficiency Virusess hateroseksual, alasan mengenai kerentanan gay
terserang virus HIV adalah karena aktivitas seksual
Cara kerja virus HIV adalah dengan menyerang yang dilakukan adalah berupa anal dan oral seks, yang
system imun tubuh, virus HIV dapat tumbuh dan memungkinkan adanya kemudahan dalam penyebaran
berkembang di dalam darah,cairan sperma, cairan virus HIV [21]. Seseorang yang menerima dirinya
vagina, dan ASI. Ketika virus HIV hidup dalam tubuh sebagai seorang gay umumnya lebih beresiko
seseorang maka penyakit yang tidak berbahaya pun terinfeksi virus HIV, ketika semakin seringnya gay
akan menjadi penyakit berbahaya akibat dari rusaknya melakukan hubungan seksual anal maka penyebaran
system kekebalan tubuh. Virus HIV akan dengan virus HIV akan semakin mudah tersebar karena anal
mudah menular kepada orang lain baik melalui memiliki lapisan kulit yang tipis, mudah terluka dan
hubungan seksual maupun melalui air susu ibu, itulah bahkan rentan tergores.
mengapa ibu yang menderita HIV akan sangat
membahayakan keluarganya (terutama ibu hamil dan Fakta yang selanjutnya harus menjadi perhatian
ibu menyusui) karena bisa jadi virus tersebut menjadi mengenai orang-orang yang rentan terserang HIV
virus yang diturunkan terhadap anaknya. adalah waria, umumnya waria bekerja sebagai pekerja
Kini tidak hanya pekerja seks komersial maupun seks. Tak jauh berbeda dengan gay, para waria yang
pengguna obat-obatan terlarang yang dapat dengan bekerja sebagai pekerja seks akan melakukan
mudah mejadi korban penyebaran virus HIV, ibu hubungan intim melalui anal dan oral bahkan AMFAR
rumah tangga pun dapat terserang. Sejalan dengan (Yayasan Riset AID Amerika) menyebutkan bahwa
hasil penelitian yang dilakukan oleh Dalimoenthe, waria memiliki 19 kali lebih tinggi resiko terkena
hasil regresi yang telah dilakukan melibatkan angka virus HIV[22].
melek aksara, dan gini ratio terhadap kasus HIV Untuk mengenali gejala serangan virus HIV tidak
adalah benar adanya. Angka melek aksara memiliki dapat disama ratakan, sebab ada kelompok orang yang
hubungan negatif, dalam penelitian ini peneliti tidak merasakan apa-apa (merasa sehat) ada juga
memandang angka melek aksara sebagai indikator orang yang ketika darahnya dicek mendapat hasil
pendidikan, ketika kemampuan membaca negatif padahal sudah terinfeksi virus HIV. Hal ini
dimasyarakat baik maka menandakan pendidikan bisa saja terjadi sebab mungkin tubuh masih dalam
yang dimiliki masyarakat pun baik. Semakin tinggi fase pembentukan antybody periode dimana
tingkat pendidikan seseorang akan meningkatkan diperlukan waktu hingga 15 hari untuk menentukan
pemahaman seseorang terhadap hal-hal yang wajib bahwa virus HIV sudah benar-benar masuk ke tubuh.
diketahui atau dengan kata lain aka memudahkan Waktu paling lama terdiagnosis infeksi HIV dapat
penerimaan informasi baru. Pada gini ratio, mencapai 5 tahun. Namun ada juga kelompok yang
ketimpangan yang terjadi akan memungkinkan merasakan tanda-tanda adanya virus HIV dalam tubuh,
adanya penyebaran kasus HIV akibat keadaan tanda-tanda ringan yang dirasakan adalah berupa berat
ekonomi, namun jika ketimpangan terjadi maka orang badan yang menurun drastis, sering demam, keletihan
dengan penghasilan rendah akan kesulitan akses yang berkepanjangan, diare tanpa sebab, dan bahkan
mendapat penanganan virus HIV yang berakibat pada sariawan dan panas dalam yang sukar untuk sembuh.
kematian itulah kenapa gini ratio berpengaruh negatif Sementara gejala beratnya adalah berupa sesak,
terhadap kasus HIV. Dengan ketimpangan yang terjadi radang paru-paru, batuk tanpa sebab (berupa batuk
kasus HIV memang dapat berkurang, namun kematian kering), bercak berwarna merah ungu pada kulit tubuh
akibat HIV akan bertambah, cateris paribus. bawah, bercak-bercak putih pada mulut, gangguan
syaraf otot, gangguan ingatan dan bahkan perubahan
Pada laporan yang dilakukan WHO mengenai kasus kepribadian [23]. Meskipun seorang penderita HIV
HIV di Indonesia menyebutkan bahwa estimasi belum terdeteksi terkena virus HIV namun jika benar
jumlah penduduk Indonesia yang meninggal akibat adanya sudah terinfeksi virus HIV maka penyebaran
AIDS terus meningkat sejak tahun 2010 hingga tahun virus HIV kepada orang lain tetap dapat terjadi. Untuk
2017, fakta diatas sangat memprihatinkan. Bahkan mendiagnosis adanya virus HIV dalam tubuh tidak

133 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 7 No.2, December 2019, 127-135 | E-ISSN: 2548-9836
dapat dilakukan dengan hanya menerka-nerka harus semua tenaga medis mampu menangani ODHA)
dilakukan uji lab atau test keseluruhan melalui test kampanye bahaya HIV dan pentingnya hidup sehat,
darah untuk membuktikan kebenaran ada tidaknya hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya
virus HIV dalam tubuh. peran pemerintah dalam mengawasi dan menindak
lanjut penggunaan narkotika
Namun yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan
moril untuk ODHA (Orang Dengan HIV AIDS), sebab Sementara langkah yang sangat diharapkan dapat
ketika didiagnosa terkena penyakit HIV tentu tidak dilakuka oleh masing-masing inividu adalah dengan
ada seorang pun yang senang. Bahkan terkadang menjaga pola hidup sehat, tidak bergonta ganti
berimbas pada kesehatan mental yang parahnya pasangan dalam berhubungan seksual, menjaga
membuat tidak ada lagi semangat melanjutkan hidup. kebersihan dan kesehatan organ reproduksi. Namun,
Sikap orang lain yang sehat dari virus HIV terkadang sebagai orang yang tidak terserang virus HIV pun
dapat melukai ODHA contohnya adalah perilaku tidak setiap individu perlu memberikan dukungan moral
mau bersentuhan dengan ODHA akan membuat untuk ODHA dan tidak mendiskriminasi ODHA.
semakin terlukanya batin ODHA. Padahal perlu Sebagai sesame manusia ODHA berhak mendapatkan
diingat penularan virus HIV tidak melalui sentuhan, perlakuan yang baik seperti halnya orang-orang sehat.
banyak orang yang menderita HIV/AIDS merasa
terkucilkan dimasyarakat yang membuat semakin 5. Kesimpulan
kecilnya semangat untuk sembuh atau untuk
melakukan pemeriksaan dan pengobatan. Jika Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan
semangat hidup dari ODHA terus menurun maka hubungan antara variable independen terhadap
usaha untuk menjaga tubuh tetap hidup akan semakin variable dependen dalam model adalah sebagai
kecil yang bisa membuat pemikiran untuk memilih berikut:
tidak melakukan perawatan sebab sudah putus a. Jumlah puskesmas tidak perpengaruh signifikan
asa.Upaya yang dapat dilakukan untuk tidak terkena terhadap jumlah kasus HIV di Indonesia, namun
virus HIV adalah bukan dengan membatasi interaksi jumlah puskesmas memiliki hubungan negatif
dengan ODHA, namun dengan menjaga organ dengan jumlah kasus HIV.
reproduksi tetap sehat misalkan dengan tidak b. Pengeluaran per capita masyarakat Indonesia
berhubungan seksual dengan sembarang orang, sebab berpengaruh signifikan terhadap jumlah kasus
individu yang memiliki satu pasangan untuk HIV,
berhubungan seksual pun masih memiliki c. hubungan antara jumlah pengeluaran per capita
kemungkinan untuk terserang virus HIV apalagi masyarakat dengan kasus HIV adalah negative
mereka yang bergonta ganti pasangan. Upaya d. Angka partisipasi murni sekolah dasar tidak
selanjutnya adalah dengan tidak menggunakan berpengaruh signifikan terhadap jumlah kasus
narkotika dan obat-obatan terlarang, karena HIV, namun memiliki hubungan yang negative
penyebaran virus HIV dapat terjadi melalui jarum e. Pendapatan domestik regional bruto berpengaruh
suntik yang dilakukan bersama. Dan menanamkan signifikan terhadap jumlah kasus HIV, dan
kesadaran untuk memeriksakan diri secara berkala memiliki hubungan positif
pun perlu dilakukan untuk mendeteksi secara dini
serangan virus HIV. Kesehatan merupakan hal yang
paling mahal dan merupakan anugrah Tuhan yang 6. Saran
tidak terhitung nilainya, dan tugas manusia adalah
menjaganya agar tetap dalam keadaan sehat. Melihat data jumlah kematian akibat HIV yang terus
Memperhatikan asupan gizi dan makanan yang masuk meningkat, peneliti berharap agar semakin banyaknya
ketubuh dan rutin berolahraga merupakan salah satu usaha yang dilakukan semua pihak untuk mengurangi
bentuk cinta terhadap diri sendiri dan wujud kasus HIV terutama peran pemerintah untuk terus
terimakasih kepada Tuhan (melalui menjaga mengedukasi masyarakat terkait bahaya HIV/AIDS.
kesehatan).
Daftar Pustaka
Kasus HIV harus menjadi perhatian besar agar dapat
mengurangi jumlah orang yang positif terinfeksi HIV, [1] Pati, K., & Tengah, J. (2013). Kerentanan
disamping itu jumlah kematian akibat HIV/AIDS juga Perempuan Terhadap Penularan HIV & AIDS :
tidak kalah penting untuk ditangani. Keterlibatan Palastren, 6(1), 185–200.
peran pemerintah sangat diperlukan seperti [2] Kumalasari, Ii. Y. (2013). Perilaku Berisiko
penyediaan layanan kesehatan, dan penyediaan teaga Penyebab Human Immunodefieciency Virus
medis yang mampu menangani ODHA (sebab tidak (HIV) Positif ( Studi Kasus di Rumah Damai
134 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 7 No.2, December 2019, 127-135 | E-ISSN: 2548-9836
Kelurahan Cepoko Kecamatan Gunungpati Dengan Hiv/Aids) Oleh Nancy Rahakbauw*,
Kota Semarang ). 3(2). Retrieved from stisipwiduri.ac.id
[3] DEPKES RI. (2008). Dirjen Pengendalian [14] Astuti, A., & Budiyani, K. (2010). Hubungan
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. antara dukungan sosial yang diterima dengan
[4] Nyoman S. (1990). Epidemiologi AIDS kebermaknaan hidup pada ODHA (orang
Standarisasi Diagnostik dan Penatalaksanaan dengan HIV/AIDS). Insight, 1–10.
beberapa penyakit menular Seksual. [15] Paramita, A., Widjiartini, & Soeparmanto, P.
[5] Dewi, D. M. S. K., Wulandari, L. P. L., & (2006). Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Karmaya, I. N. M. (2013). Kerentanan Remaja Oleh Puskesmas Yang Dl Wilayah
perempuan terhadap penularan IMS dan HIV: Kerjanyaterdapat Lokasi Prostltusl (Studi di
gambaran perilaku seksual berisiko di Kota Kota Malang dan Kabupaten Tulungagung).
Denpasar. Public Health and Preventive [16] Burhan, R. (2015). Pemanfaatan Pelayanan
Medicine Archive, 1(1), 13. Kesehatan oleh Perempuan Terinfeksi HIV /
https://doi.org/10.15562/phpma.v1i1.152 AIDS Health Service Utilization in Women
[6] Susilowati, T. (2011). Faktor – faktor risiko Living with HIV / AIDS, (03), 33–38.
yang berpengaruh terhadap kejadian HIV dan [17] Waluyo, A., Nova, P. A., & Edison, C. (2011).
AIDS di Semarang dan sekitarnya. Jurnal Perilaku Perawat Terhadap Orang Dengan Hiv /
Komunikasi Kesehatan, 2(01), 1–16. Aids. Jurnal Keperawatan Indonesia, 14(2),
https://doi.org/10.1021/bc060129j 127–132.
[7] Hidayat Oryza, G. srirum. (n.d.). Tingkat [18] P.Todaro, M. (2006). Economic Development
Pengetahuan Mahasiswa Universitas Gadjah (09 ed.). Jakarta: ERLANGGA.
Mada Tentang Bahaya Penyakit Aids, 6(2), [19] Sutrisna, A. (2009). Child Poverty and Social
103. Protection Conference Dampak HIV Pada
[8] Oktarina, Fachrudin, H., & Budisuari, M. Pendidikan Anak di Indonesia, 1–24. Retrieved
(2013). Hubungan Antara Karakteristik from http://www.smeru.or.id/cpsp/Paper,
Responden, Keadaan Wilayah dengan Abstact, CV/0103_Aang-paper.pdf
Pengetahuan, Sikap Terhadap HIV/AIDS pada [20] WHO. (2017). Number of people (all ages)
Masyarakat Indonesia. Buletin Penelitian living with HIV Estimates by country.
Sistem Kesehatan, 124(4), 362–369. [21] Abdul Aziz Azari. (2018). Self-Label Pada
https://doi.org/10.22435/BPSK.V12I4.2742 Remaja Gay Dengan Perilaku Seksual Beresiko
[9] Kumalasari, Ii. Y. (2013). Perilaku Berisiko Terhadap Penularan IMS dan HIV-AIDS.
Penyebab Human Immunodefieciency Virus [22] GUTERRES, M. A. D. O. (2015). Beberapa
(HIV) Positif ( Studi Kasus di Rumah Damai Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap
Kelurahan Cepoko Kecamatan Gunungpati Kejadian Hiv/Aids Pada Laki-Laki Umur
Kota Semaran ). 25-44 Tahun (Studi Kasus di KOta Dili, Timor
[10] Divayana, D. G. H. (2015). Evaluasi Program Leste) (Doctoral dissertation, Diponegoro
Penanggulangan HIV / AIDS Dengan Model University), 1–14.
CIPP Berbantuan Komputer. Konferensi [23] Hamidy, M. I. M. (n.d.). Ancaman Virus Hiv /
Nasional Sistem & Informatika, 9–10. Aids Dan Upaya Pencegahannya ( Dalam
[11] Dewi Rokhmah. (2014). Implikasi Mobilitas Perspektif Sosiologis dan Agama ), V(1),
Penduduk Dan Gaya Hidup Seksual Terhadap 60–77
PENULARAN HIV/AIDS.
[12] Budisuari, M. A. (2002). Hubungan Antara
Karakteristik Responden , Keadaan Wilayah
Dengan Pengetahuan , Sikap Terhadap Hiv /
Aids Pada Masyarakat Indonesia.
[13] Rahakbauw, N. (2016). Dukungan Keluarga
Terhadap Kelangsungan Hidup Odha (Orang

135 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 7 No.2, December 2019, 127-135 | E-ISSN: 2548-9836

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai