Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN

PERILAKU BULLYING SISWA


SMPN 2 KOTA SOLOK

Maulidiah Rahmi, Nurmina


Universitas Negeri Padang
Email: maulidiahrahmi@gmail.com

Abstract: Relationship between Peer Conformity and Bullying Behavior Students


SMPN 2 of Solok City. This study aims to determine the relationship between peer
conformity and bullying behavior students SMPN 2 of Solok city. The design used in
this study is quantitative correlational. The number of samples in this study were 61
people selected using the purposive sampling method. The data analysis technique used is
the product moment statistical method. The results showed that there was a significant
positive relationship between peer conformity and bullying behavior in students SMPN 2
of Solok city with a correlation coefficient (r) of 0.293 and p = 0.022 (p <0.05). This
means that the higher the peer conformity in students, the higher the bullying behavior,
on the contrary the lower the peer conformity in students, the lower the bullying
behavior.

Keywords: Conformity, bullying behavior, students.

Abstrak: Hubungan Konformitas Teman Sebaya dengan Perilaku Bullying pada


Siswa SMPN 2 Kota Solok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
konformitas teman sebaya dengan perilaku bullying pada siswa SMPN 2 kota Solok.
Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional. Jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 61 orang yang dipilih menggunakan metode purposive sampling.
Teknik analisis data yang digunakan adalah metode statistik product moment. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara
konformitas teman sebaya dengan perilaku bullying pada siswa SMPN 2 kota Solok
dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,293 dan nilai p=0,022 (p<0,05). Artinya
semakin tinggi konformitas teman sebaya pada siswa maka semakin tinggi pula perilaku
bullying, sebaliknya semakin rendah konformitas teman sebaya pada siswa maka semakin
rendah pula perilaku bullying.

Kata Kunci: Konformitas, perilaku bullying, siswa.

1
2

PENDAHULUAN
Pada masa remaja terjadi transisi merasa tertekan dan pelaku tetap merasa
perkembangan dari tahap kanak-kanak ke tenang.
tahap masa dewasa. Pada masa remaja Rigby (dalam Sandri, 2015)
terjadi perubahan pada fisik, kognitif dan menyatakan berdasarkan hasil survey Cook,
psikososial. Pada masa remaja juga terjadi dkk tahun 2010 di 22 negara, melaporkan
proses pencarian jati diri, remaja banyak bahwa sekitar 18% anak sekolah
melakukan interaksi dengan lingkungan mendapatkan perilaku bullying setiap
sosialnya, dan sekolah adalah salah satu minggunya. Data di Komisi Perlindungan
tempat yang terdekat dari remaja untuk Anak Indonesia (KPAI) dari awal tahun
bersosialisasi, mulai dari memahami 2017 hingga 15 Juli 2017 sudah mencapai
pelajaran yang diberikan guru sampai sudah mencapai 976 pengaduan dan 117
memenuhi kebutuhan bersosialisasi dengan pengaduan di antaranya adalah berkaitan
teman-teman. Pada masa remaja, individu dengan kasus bullying (Oda, 2017). Survei
lebih banyak menghabiskan masa ini yang telah dilakukan di Kemensos RI, usia
bersama dengan teman sebaya dibandingkan anak 12 hingga 17 tahun, setidaknya 84
keluarga. persen di antaranya telah atau mengalami
Pada saat sekarang ini banyak terjadi kasus bullying (Oda, 2017).
tindakan agresif, salah satu tindakan agresif Menurut Beane (2008) perilaku
tersebut adalah perilaku bullying, baik bullying pada remaja dapat terjadi karena
melalui verbal ataupun fisik. Menurut pengaruh kelompok teman sebaya. Pada
Radliff, Wang, & Swearer (2016) masa remaja kelompok teman sebaya
menyatakan bahwa bullying terjadi ketika merupakan sumber dukungan emosional
seseorang menyakiti atau menakut-nakuti bagi remaja. Pada masa remaja menurut
orang lain dengan sengaja dan orang yang di Erikson (dalam Papalia 2008),tugas
bully sulit untuk mempertahankan dirinya perkembangan utama remaja adalah
dan biasanya terjadi berulang-ulang. memecahkan krisis “identitas versus
Menurut Beane (2008) bullying adalah suatu kebingungan identitas”, untuk dapat menjadi
bentuk perilaku agresivitas yang disengaja, orang dewasa dengan pemahaman diri yang
menyakitkan dan diulang yang dilakukan utuh dan dapat memahami peran nilai dalam
seseorang atau sekelompok orang terhadap masyarakat.
orang lain atas dasar ketidakseimbangan Nickerson dan Nagle (dalam Sandri,
kekuasaan dan kekuatan dimana korban 2015) menunjukkan bahwa pada masa
3

remaja komunikasi dan kepercayaan Nail & dkk (dalam Myers, 2012)
terhadap orang tua berkurang, dan beralih membagi konformitas kedalam tiga jenis,
kepada teman sebaya untuk memenuhi yaitu compliance, obedience, dan
kebutuhan akan kelekatan. Sehingga banyak acceptance. Compliance (pemenuhan)
pada masa ini terjadi konformitas kelompok adalah konformitas yang dilakukan karena
teman sebaya. Baron dan Byrne (2005) tekanan kelompok sehingga terlihat oleh
mengemukakan konformitas adalah suatu umum. Jika pemenuhan kita untuk
bentuk pengaruh sosial dimana individu menghindari aturan dan perintah yang tegas
mengubah sikap dan tingkah laku mereka makan disebut juga dengan obedience
agar sesuai dengan norma sosial yang ada. (kepatuhan). Acceptance (penerimaan)
Konformitas tidak hanya sekedar bertindak adalah konformitas yang berlandaskan
sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh kepercayaan dan perilaku yang dilakukan
orang lain, tetapi juga dipengaruhi oleh sesuai dengan tatanan sosial.
bagaimana mereka bertindak (Myers, 2012). Cho dan Chung (2012) menemukan
Konformitas ini merupakan salah satu bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa
bentuk penyesuaian dari individu dengan bullying teman sebaya konklusif yang
melakukan perubahan-perubahan perilaku mendorong dan membantu pelaku bully aktif
yang sesuai dengan norma kelompok. dipengaruhi oleh kesesuaian antisosial.
Shoko Yoneyama (Horton, 2011) Selain itu, kapasitas individu untuk menolak
menunjukkan bahwa konformitas adalah pengaruh teman sebaya memainkan peran
salah satu sarana untuk menegakkan proakttif terhadap konformitas teman
bullying, bullying dilakukan pada mereka sebaya, dan ini diakui sebagai pengaruh
yang tidak sesuai dengan norma-norma yang yang signifikan dalam bullying teman
ada dalam konteks dimana mereka sebaya di kalangan remaja.
menemukan diri mereka. Banyak remaja Dari hasil wawancara yang dilakukan
beranggapan jika berpenampilan dan pada tanggal 5 januari 2018 kepada 10 orang
berperilaku mengikuti anggota kelompok siswa yaitu 7 orang laki-laki dan 3 orang
terkenal maka kesempatan untuk dapat perempuan di SMPN 2 kota Solok, 7 dari 10
diterima dalam kelompok terkenal tersebut orang tersebut menyatakan bahwa belum
lebih besar. Konformitas tidak selalu paham tentang bullying akan tetapi di saat
berkaitan dengan hal negatif, banyak juga diberikan contoh perilaku bullying tersebut,
hal positif yang dapat dihasilkan dari mereka mengaku pernah melakukan
konformitas kelompok. tindakan bullying kepada temannya, dalam
4

hal ini tindakan yang mereka lakukan adalah penelitian ini dengan menggunakan teknik
mengejek, memukul, dan memberikan gelar purposive sampling, dengan kriteria : remaja
yang tidak disukai temannya secara sengaja. dan pernah melakukan bullying baik fisik,
Wawancara yang dilakukan pada verbal maupun sosial.
tanggal 27 Januari 2018 dengan 2 orang Instrumen yang digunakan pada
guru magang di SMPN 2 kota Solok penelitian ini berbentuk skala yang disusun
didapatkan hasil bahwa di SMPN 2 kota dari skala model likert. Skala yang
Solok ini merupakan salah satu SMPN digunakan dalam penelitian ini adalah skala
favorit di kota Solok dan kebanyakan siswa konformitas teman sebaya sebanyak 25
yang berada di SMPN 2 kota Solok ini aitem yang diturunkan berdasarkan aspek
termasuk siswa-siswa terkenal di kota dari Baron & Byrne. Peneliti mengadaptasi
tersebut atau disebut juga dengan seleb, dan skala konformitas teman sebaya milik
di SMPN 2 ini juga terdapat kelompok- Karika (2015). Dari hasil uji coba alat ukur
kelompok pertemanan atau disebut juga penelitian yang telah dilakukan Kartika
dengan gank. kepada 54 responden terdapat beberapa
Berdasarkan fenomena yang telah aitem yang gugur karena memiliki nilai
peneliti paparkan diatas, peneliti tertarik rᵪᵧ<0,30, ditemukan 25 aitem yang valid dari
untuk meneliti tentang “Hubungan Antara 41 aitem dengan koefisien reliabilitas
Konformitas Teman Sebaya dengan Perilaku sebesar 0,894. dengan skor validitas aitem
Bullying Pada Siswa SMPN 2 Kota Solok”. bergerak dari 0,320 sampai 0,746. Aitem-
aitem pada skala konformitas terdiri dari dua
METODE bentuk yaitu favorable dan unfavorable, ini
Desain penelitian yang digunakan bertujuan untuk menghindari stereotipe
dalam penelitian ini adalah metode jawaban Kemudian skala perilaku bullying
penelitian kuantitatif korelasional. Variabel sebanyak 28 aitem yang diturunkan dari
bebas (X) penelitian ini adalah konformitas berdasarkan aspek dari Beane dengan skor
kelompok teman sebaya dengan variabel reliabilitas sebesar 0.925 dengan skor
terikatnya (Y) adalah perilaku bullying. validitas aitem berkisar antara 0,312 sampai
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa 0,811. Untuk skala perilaku bullying terdiri
SMPN 2 kota solok. Dalam penelitian ini dari bentuk yaitu favorable.
yang dijadikan sampel adalah sebagian dari Uji validitas yang digunakan pada alat
siswa kelas VIII SMPN 2 kota Solok. ukur dalam penelitian ini ialah uji validitas
Adapun teknik pengambilan sampel dalam isi dan validitas konstrak. Menurut Azwar
5

(2009) validitas isi merupakan validitas HASIL DAN PEMBAHASAN


yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi Hasil
tes dengan analisis rasional atau Berdasarkan penelitian yang telah
professional judgement, yang dalam dilakukan didapatkan hasil uji normalitas
penelitian ini dilakukan oleh 3 orang dosen sebaran variabel konformitas teman sebaya
jurusan Psikologi Universitas Negeri dengan perilaku bullying yaitu diperoleh
Padang. Uji validitas konstrak ialah tipe skor p=0,076, dimana p=0,076 > 0,05 yang
validitas yang menunjukkan sejauhmana alat memperlihatkan bahwa sebaran data normal.
ukur mampu mengungkap suatu trait atau Jadi, dapat dikatakan sebaran data pada
konstruksi teoritis yang hendak diukur oleh kedua model (variabel) penelitian
alat ukur tersebut. terdistribusi normal.
Validitas alat ukur dapat dibuktikan Sedangkan untuk uji linearitas
secara empiris melalui koefisien validitas memperlihatkan bahwa nilai linearitas pada
tertentu. Koefisien validitas pengukuran konformitas teman sebaya dengan perilaku
pada penelitian ini dapat dilihat berdasarkan bullying adalah sebesar F=5,401 yang
koefisien korelasi total aitem (corrected item memiliki nilai p=0,026 (p<0,05) yang
total correlation) dengan batas minimum memperlihatkan bahwa kedua variabel
koefisien korelasi sudah dianggap terbukti linear. Berdasarkan hasil analisis uji
memuaskan jika nilai r = 0,30 atau lebih korelasi yang dilakukan, didapatkan hasil
(Azwar, 2009). Reliabilitas dalam penelitian koefisien korelasi (r) sebesar 0,293 dan nilai
ini dianalisis dengan menggunakan p=0,022 (p<0,05) yang mengindikasi bahwa
Cronbach Alpha. Sedangkan, analisis data H0 ditolak dan H1 diterima.
dilakukan secara kuantitatif. Untuk melihat Deskripsi hasil penelitian yang
hubungan antara dua variabel yaitu dilakukan peneliti memperlihatkan bahwa
konformitas teman sebaya dengan perilaku mayoritas subjek penelitian memiliki
bullying, maka selanjutnya data dianalisis konformitas teman sebaya berada dalam
menggunakan teknik korelasi Product kategori rendah dan memiliki perilaku
Moment dari Karl Pearson dengan bantuan bullying yang juga berada dalam kategori
program statistik komputer. rendah.
6

Tabel 1. Kategorisasi Skor Subjek Berdasarkan Aspek Perilaku Bullying

Subjek
Aspek Skor Kategori
F Persentase
Fisik 29,25 ≤ X Sangat tinggi 0 0%
24,25 ≤ X ˂ 29,25 Tinggi 0 0%
20,25 ≤ X ˂ 24,25 Sedang 11 18%
15,75 ≤ X ˂ 20,25 Rendah 14 23%
X ˂ 15,75 Sangat rendah 36 59%
Total 61 100%
Verbal 26 ≤ X Sangat tinggi 0 0%
22 ≤ X ˂ 26 Tinggi 2 3%
18 ≤ X ˂ 22 Sedang 3 5%
14 ≤ X ˂ 18 Rendah 16 26%
X ˂ 14 Sangat rendah 40 66%
Total 61 100%
Sosial/Relasional 35,75 ≤ X Sangat tinggi 0 0%
30,25 ≤ X ˂ 35,75 Tinggi 2 3%
24,75 ≤ X ˂ 30,25 Sedang 3 5%
19,25 ≤ X ˂ 24,75 Rendah 11 18%
X ˂ 19,25 Sangat rendah 45 74%
Total 61 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat sebanyak 36 orang (59%), pada aspek verbal
dilihat bahwa Pada aspek-aspek perilaku yaitu sebanyak 40 orang (66%), dan pada
bullying mayoritas subjek berada pada aspek sosial/relasional yaitu sebanyak 45
kategori sangat rendah, dengan aspek fisik orang (74%).

Tabel 2. Kategorisasi Skor Subjek Berdasarkan Aspek Konformitas Teman Sebaya

Subjek
Aspek Skor Kategori
F Persentase
Pengaruh Sosial 39 ≤ X Sangat tinggi 0 7,5%
Normatif 33 ≤ X ˂ 39 Tinggi 5 8%
27 ≤ X ˂ 33 Sedang 29 47%
21 ≤ X ˂ 27 Rendah 26 43%
X ˂ 21 Sangat rendah 1 2%
Total 61 100%
Pengaruh Sosial 42,25 ≤ X Sangat tinggi 0 0%
Informasional 35,75 ≤ X ˂42,25 Tinggi 14 23%
29,25 ≤ X ˂ 35,75 Sedang 32 52%
22,75 ≤ X ˂ 29,25 Rendah 15 25%
X ˂ 22,75 Sangat rendah 0 0%
Total 61 100%
7

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat Teman Sebaya dengan Perilaku Bullying
bahwa Pada aspek-aspek perilaku Pada Siswa SMPN 22 Tangerang diperoleh
konformitas teman sebaya mayoritas subjek hasil terdapat hubungan yang rendah dan
berada pada kategori sedang, dengan aspek positif antara konformitas terhadap teman
pengaruh sosial normatif sebanyak 29 orang sebaya dengan perilaku bullying pada siswa
(47%) dan pada aspek pengaruh sosial SMPN 22 Tangerang. Pada penelitian
informasional yaitu sebanyak 32 orang Novianty & Putra (2014) didapatkan pada
(52%). Hasil ini memperlihatkan bahwa konformitas teman sebaya hasil mean
terdapat hubungan positif yang signifikan empiris lebih rendah dibanding mean
antara konformitas teman sebaya dengan hipotetik yang berarti konformitas teman
perilaku bullying pada siswa SMPN 2 kota sebaya pada subjek dalam penelitian lebih
Solok, artinya semakin rendah konformitas rendah daripada populasi pada umumnya.
teman sebaya maka akan rendah pula Hurlock (2001) menyatakan hal yang
perilaku bullyingnya. terpenting dan tersulit dalam perubahan
sosial yang dialami remaja adalah
Pembahasan penyesuaian diri dengan meningkatnya
Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh kelompok teman sebaya,
mengetahui hubungan antara konformitas perubahan dalam perilaku sosial,
teman sebaya dengan perilaku bullying pada pengelompokkan sosial yang baru, nilai-
siswa SMPN 2 kota Solok. Penelitian nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-
dilakukan kepada siswa kelas VIII SMPN 2 nilai baru dalam penerimaan dan penolakan
kota Solok yang pernah melakukan tindakan lingkungan sosial dan nilai-nilai baru dalam
bullying dan penyebaran angket penelitian seleksi pemimpin. Pellegrini dan Xie dkk
dilakukan dengan teknik sampling (dalam Bibou-Nakou, Tsiantis,
purposive. Hasil penelitian yang telah Assimopoulos, Chatzilambou, &
dilakukan dengan analisis korelasi Giannakopoulou, 2012) menunjukkan
didapatkan bahwa terdapat hubungan positif bahwa anak-anak, ketika pergi ke sekolah
yang signifikan antara konformitas teman menengah, mulai menggunakan cara-cara
sebaya dengan perilaku bullying pada siswa baru untuk berhubungan dengan kelompok
SMPN 2 kota Solok. Koefisien korelasi dari teman sebaya mereka, beberapa di antaranya
penelitian berada pada kategori positif. Hasil diakui sebagai perilaku agresif sosial seperti
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang perilaku bullying.
dilakukan Novianty & Putra (2014) tentang Hasil deskripsi data variabel
Hubungan Antara Konformitas Terhadap konformitas teman sebaya menunjukkan
8

bahwa pada aspek pengaruh sosial normatif memunculkan sikap arogansi dengan
dan pada aspek pengaruh sosial menindas temannya yang kurang mampu.
informasional berada pada kategori sedang. Menurut Beane (2008) faktor yang
Pada aspek pengaruh sosial normatif mempengaruhi perilaku bullying yaitu faktor
persentasenya yaitu 47%, sedangkan pada fisik dan faktor sosial. Faktor fisik
aspek pengaruh sosial informasional yaitu merupakan faktor bawaan dari keturunan
52%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dan biologis. Sedangkan faktor sosial adalah
bahwa siswa kebanyakan konformitas faktor yang mempengaruhi selain dari faktor
karena pengaruh sosial informasional. bawaan misalnya lingkungan, media, teman
Pengaruh sosial informasional adalah sebaya, preferensi belajar.
pengaruh sosial yang didasarkan pada Berdasarkan hasil penelitian,
keinginan individu untuk memiliki persepsi didapatkan bahwa tiga aspek perilaku
yang tepat mengenai dunia sosial dalam bullying berada pada kategori sangat rendah
pengaruh sosial informasional dalam Baron yaitu pada aspek fisik, verbal dan
dan Byrne (2005). Konformitas akan mental/psikologis. Berdasarkan hasil dari
meningkat ketika seseorang dapat menerima ketiga aspek ini pada aspek fisik siswa
pendapat temannya dan dapat membenarkan menjawab angket dari rentang sedang
orang lain untuk dapat bergabung dalam sampai sangat rendah, sedangkan pada
kelompok tertentu. aspek verbal dan aspek sosial/relational
Bullying dalam penelitian ini memiliki siswa menjawab angket dari rentang tinggi
mean empiris rendah dibanding mean sampai sangat rendah. Jadi dari ketiga aspek
hipotetiknya hal ini berarti bahwa bullying dapat disimpulkan bahwasanya pada aspek
pada subjek dalam penelitian lebih rendah verbal dan aspek sosial relational ada siswa
daripada populasi pada umumnya. Sejalan yang menjawab melakukan perilaku tersebut
dengan penelitian Dewi (2015) bahwa mean dengan kategori perilaku tinggi.
empiris lebih rendah daripada mean hipotetik, Hal ini sejalan dengan penelitian Dewi
perilaku bullying pada siswa SMA Negeri 1 (2015) sebagian besar siswa memiliki
Depok, Yogyakarta berada dalam kategori kecenderungan melakukan bullying seperti
rendah dengan persentase 49,20% yaitu 94 meneriaki dan mempermalukan teman untuk
orang dari 191 orang subjek penelitian. mempermalukannya di depan umum,
Menurut Rigby (2007) jiwa kompetitif memanggil teman dengan nama julukan,
pada anak dapat menimbulkan adanya menyebar gosip, melakukan teror atau
tindakan bullying, pemenang dalam suatu ancaman untuk mendapatkan sesuatu yang
kegiatan kompetitif ini sering kali diinginkan.
9

Menurut Beane (2008) salah satu bahwa konformitas teman sebaya tinggi
faktor yang dapat mempengaruhi munculnya akan menunjukkan perilaku bullying yang
perilaku bullying adalah kelompok tinggi. Apabila konformitas teman sebaya
pertemanan. Ketika berada dalam kelompok rendah akan menunjukkan perilaku bullying
pertemanan anak-anak mungkin ditolak yang rendah. Pada penelitian ini konformitas
bukan karena perilaku atau karakteristik dan perilaku bullying berada pada kategori
yang mereka miliki, namun karena rendah. Akan tetapi pada penelitian ini pada
kelompok pertemanan membutuhkan target aspek bullying verbal ada 2 subjek yang
untuk ditolak. Oleh karena inilah sering berada dalam kategori tinggi dan juga
terjadi konformitas. Konformitas adalah konformitas teman sebayanya tinggi.
suatu jenis pengaruh sosial dimana seorang Kemudian pada aspek bullying
individu akan mengubah sikap dan tingkah sosial/relasional 2 subjek juga masuk dalam
laku mereka agar sesuai dengan norma kategori tinggi dan dan satu diantara kedua
sosial yang ada (dalam Baron dan Byrne subjek ini juga memiliki konformitas yang
2005). tinggi dan satu lagi berada pada kategori
Menurut Baron dan Byrne (2005) konformitas sedang.
salah satu penyebab remaja melakukan Secara keseluruhan dari pemaparan
tindakan perilaku menyakiti orang lain analisa data diatas dapat disimpulkan bahwa
seperti kekerasan dikarenakan adanya suatu terdapat hubungan yang signifikan dan
daya tarik in-group yang mengakibatkan positif antara konformitas teman sebaya
seseorang merasa memiliki suatu kesamaan dengan perilaku bullying pada remaja.
dengan anggota kelompoknya dimana ini
sejalan dengan hasil penelitian yang mana SIMPULAN DAN SARAN
subjek mengatakan mereka melakukan Simpulan
bullying dikarenakan ikut-ikutan teman dan Berdasarkan hasil penelitian dan
sebagian ada juga mengatakan membalas pengujian hipotesis mengenai hubungan
kembali perilaku teman yang membully nya antara konformitas teman sebaya dengan
yang menunjukkan faktor konformitas perilaku bullying pada siswa SMP, maka
teman sebaya yang menyebabkan mereka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
melakukan bullying. 1. Secara umum konformitas teman
Berdasarkan pembahasan di atas, sebaya pada siswa SMP pada
maka teori-teori yang telah diungkapkan penelitian ini berada pada tingkat
oleh para ahli yang berkaitan dengan hasil sedang.
penelitian yang telah diteliti oleh peneliti
10

2. Secara umum perilaku bullying pada Saran


siswa SMP pada penelitian ini berada Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
pada tingkat sedang. Akan tetapi peneliti memiliki beberapa saran sebagai
terdapat dua orang subjek yang berikut:
melakukan bullying verbal dalam 1. Bagi remaja, mampu memilih pergaulan
kategori tinggi, dan dua orang subjek sesama teman sebaya, dan mampu
melakukan perilaku bullying sosial/ berinteraksi dengan baik terhadap
relasional berada dalam kategori sesama teman sebaya supaya terhindar
tinggi. Sedangkan pada perilaku dari perilaku yang tidak baik seperti
bullying fisik tidak terdapat subjek perilaku bullying
berada dalam kategori tinggi. 2. Bagi sekolah, untuk melakukan dan
3. Terdapat hubungan signifikan dan meningkatkan bimbingan konseling
positif antara konformitas teman untuk siswa agar tidak terjadinya
sebaya dengan perilaku bullying pada perilaku bullying disekolah, dan
siswa SMPN 2 kota Solok, temuan ini memperhatikan siswa yang membentuk
berarti ketika konformitas teman kelompok-kelompok pertemanan.
sebaya tinggi maka perilaku bullying 3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil ini dapat
juga tinggi dan ketika konformitas menjadi bahan acuan peneliti terkait
teman sebaya rendah maka perilaku dengan konformitas teman sebaya
bullying rendah. dengan perilaku bullying.

DAFTAR RUJUKAN
Azwar, S. (2009). Dasar-dasar Psikometri.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Beane, Allan L. (2008). Protect Your Child
From Bullying: Expert Advice to Help
Bibou-Nakou, I., Tsiantis, J., Assimopoulos, You Recognize, Prevent, and Stop
H., Chatzilambou, P., & Bullying Before Your Child Gets
Giannakopoulou, D. (2012). School Hurt. San Francisco: Jossey Bass.
factors related to bullying: A
qualitative study of early adolescent Cho,Yoonju & Chung,Ock-Boon. (2012). A
students. Social Psychology of Mediated Moderation Model of
Education, 15(2), 125–145. Conformative Peer Bullying. J Child
https://doi.org/10.1007/s11218-012- Fam Stud, (21), 520-529.
9179-1
Dewi, C.K. (2015). Pengaruh Konformitas
Baron, R.A. & Byrne, D. (2005). Psikologi Teman Sebaya Terhadap Perilaku
Sosial Edisi Kesepuluh. Penerjemah: Bullying Pada Siswa Sma Negeri 1
Ratna Djuwita. Jakarta: Erlangga. Depok Yogyakarta . Skripsi.
11

Universitas Negeri Yogyakarta, Oda. (2017, Juli). 117 Laporan Bullying


Yogyakarta diterima Tepsa Kemensos RI. Tribun
Jogja diperoleh dari
Horton, Paul. (2011). School Bullying and http://jogja.tribunnews.com/2017/07/2
Social and Moral Orders. Children 2/117-laporan-bullying-diterima-
and Society. (3), 268-277. tepsa-kemensos-ri-hingga-juli-2017

Hurlock, E. (2001), Child Development 5th Papalia dkk.2008. Human Development


edition. Jakrta: Erlangga. (Psikologi Perkembangan) Edisi
Kesembilan. Jakarta : Kencana
Kartika, Y. (2015). Hubungan Antara
Konformitas Teman Sebaya dengan Radliff, K. M., Wang, C., & Swearer, S. M.
Fanatisme Terhadap Tokoh Idola (2016). Bullying and Peer
Pada Remaja Korean Wave. Padang: Victimization. Journal of
Skripsi Tidak diterbitkan, Interpersonal Violence, 31(11), 1983–
Universitas Negeri Padang. 2005.
https://doi.org/10.1177/088626051557
Myers, D.G. (2012), Psikologi sosial. 2476
Jakarta Salemba Humanika.
Rigby KEN. (2007). Bullying in Schools:
Novianty,Lola & Putra, Deni. (2014). And What to Do about It Revised and
Hubungan antara konformitas Updated. Australia: ACER Press.
terhadap teman sebaya dengan
perilaku bullying pada siswa smpn 22 Sandri, R. (2015). Perilaku Bullying pada
tangerang. Jurnal NOETIC Remaja Panti Asuhan Ditinjau dari
Psychology. 4(1), 81–100. Kelekatan dengan Teman Sebaya dan
Harga Diri. Jurnal Psikologi
Tabularasa, 10(1), 43–57.

Anda mungkin juga menyukai