Volume 16 Nomor 1
Februari 2020 - Juli 2020
Sultoni Fikri
Syofyan Hadi
JUDUL HARUS DIPUSAT DAN DITULIS DI
BUKU ANTIQUA UKURAN 11 SPASI 1,15
Nama Penulis Pertama1, Rekan Penulis [ditulis tanpa judul]2
1
Afiliasi | Surel. (ukuran 10, spasi 1)
2
Afiliasi | Surel.
3
Pariwisata dalam ekonomi pasar bebas dapat mengeksploitasi sumber daya alam sebagai sarana
akumulasi keuntungan, dan akibatnya digambarkan sebagai komersialisasi kebutuhan manusia
untuk bepergian. Gagasan tentang keuntungan tak terbatas telah menyebabkan eksploitasi komunitas
tuan rumah, budaya dan lingkungan mereka. Pariwisata melanggengkan ketidaksetaraan, dengan
perusahaan multinasional di negara-negara kapitalis maju mempertahankan kekuatan ekonomi dan
sumber daya untuk diinvestasikan dan pada akhirnya mengendalikan negara-negara di dunia
berkembang. Dalam banyak kasus, keterlibatan negara berkembang dengan pariwisata berfungsi
hanya untuk mengkonfirmasi posisi dependen dan subordinatnya dalam hubungannya dengan
masyarakat kapitalis maju - itu sendiri merupakan bentuk neo-kolonialisme. Freya Higgins-
Desbiolles, 'More than an "Industry": The Forgotten Power of Tourism as a Social Force', Tourism
Management, 27.6 (2006), 1192–1208 <https://doi.org/10.1016/j.tourman. 2005.05.020>.
Catatan kaki menggunakan Mendeley dengan gaya Modern edition of the Humanities Research
Association edisi ke-3 (catatan dengan daftar pustaka). Penjelasan yang mendalam dapat
DiH: Jurnal Ilmu Hukum
Volume 16 Nomor 1
Februari 2020 - Juli 2020
Sultoni Fikri
Syofyan Hadi