Laporan - Diklat (Menyusun Desain Pembelajaran Tematik)
Laporan - Diklat (Menyusun Desain Pembelajaran Tematik)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran kontekstual yang
bersifat fungsional. Hal ini didasari dari tema dan karakteristik
pembelajarannya yang mengedepankan kontekstualitas daripada sekadar
tektualis, memerhatikan kebutuhan siswa, dicermati pengalaman siswa,
serta menanamkan nilai budaya luhur dari kearifan lokal masing-masing
daerah dalam pelaksanaannya.
Pembelajaran tematik juga dirancang agar bersifat fungsional,
artinya dengan desain pembelajaran semacam ini dapat mudah dicerna
akal siswa usia dasar. Bagaimana tidak? pembelajaran dan materi ajar
kontekstualis yang diberikan kepada siswa, tetap menuntun mereka
berada pada usianya (dalam dunia bermain), sebab tema-tema yang
diangkat adalah dekat dengan keseharian anak, sembari guru dituntut
untuk dapat mencermati minat bakat dan kemampuan anak, sehingga
mengarahkannya pada perkembangan potensi diri sesuai kebutuhan
siswa usia dasar.
Idealnya, dengan menerapkan desain pembelajaran tematik akan
menghadirkan cita rasa berbeda kepada siswa, karena siswa akan
nyaman dengan kegiatan pembelajaran dan dapat mengembangkan
potensi dirinya tanpa harus mengganggu rasa keseharian dan dunia
bermainnya.
Pembelajaran tematik diartikan sebagai pembelajaran yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Keterpaduan pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses, aspek
kurikulum, dan aspek pelaksanaan pembelajaran. Salah satu upaya yang
tepat untuk melaksanakan pembelajaran yang menggunakan
keterpaduan pembelajaran di sekolah dasar adalah dengan melaksanakan
pembelajaran tematik.
Pada penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pembaruan dalam
proses pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah sudah menjadi ketentuan
dari Pemerintah, terutama pada kelas bawah yang menjadikan landasan
dalam pembentukan kemampuan dasar peserta didik. Permasalahan ini
telah diatur oleh Pemerintah dengan menetapkan pendekatan tematik
sebagai pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik
Madrasah Ibtidaiyah terutama pada kelas rendah (1,2,3), sedangkan kelas
atas (4,5,6) dilakukan dengan pendekatan mata pelajaran. Dengan
demikian proses pembelajaran masih bergantung kepada objek konkret
dan pengalaman yang dialami siswa secara langsung. Sebelumnya,
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas VI menggunakan pendekatan
mata pelajaran, dengan diberlakukannya kurikulum 2013 ini pelaksanaan
pembelajaran di kelas VI disajikan dengan pembelajaran integratif.
Pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran yang
menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa Pembelajaran
tematik integratif diartikan sebagai penggabungan materi kebeberapa
mata pelajaran ke dalam satu tema atau topik pembahasan, serta
pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Idealnya,
pembelajaran ini seharusnya bertolak pada kurikulum yang memisahkan
mata pelajaran yang satu dan lainnya. Dari penjelasan tersebut dapat
diketahui bahwa pembelajaran tematik dilakukan sebagai upaya untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan terutama untuk
mengimbangi padatnya pergantian kurikulum, sehingga dalam satu tema
yangterdiri dari beberapa mata pelajaran mampu teralokasikan dalam
satu hari.
Pada prinsip pembelajaran tematik lebih menekankan pada proses
penerapan belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh
karena itu, diperlukan guru yang kreatif dalam menyiapkan
kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi
dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran
menjadi lebih bermakna, menarik menyenangkan dan utuh. Pengalaman
belajar tersebut menunjukkan adanya kaitan unsur-unsur konseptual
menjadi proses PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan). Kaitannya konsep dengan mata pelajaran yang dipelajari
akan membentuk sebuah skema mengenai pelaksanaan pembelajaran
tematik.
Kurikulum 2013 mulai diimplementasikan bagi madrasah atau
sekolah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama mulai tahun
ajaran 2014/2015. Berbeda dengan sekolah yang berada dalam naungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mulai memberlakukan
kurikulum 2013 sejak awal tahun ajaran 2013/2014, tentu banyak
kendala yang dihadapi madrasah di lapangan. Kendala yang dihadapi
dapat bersifat konseptual berkaitan dengan masih rendahnya
pemahaman terhadap kurikulum 2013 seperti: rasional, landasan,
pendekatan dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, metodologi
pembelajaran serta penilaian hasil belajar khususnya pengembangan
instrumen penilaian otentik. Sedangkan kendala yang bersifat teknis
mengarah pada bagaimana mengaktualialisasikan Kurikulum 2013
kedalam kegiatan pembelajaran.
Istilah desain pembelajaran merujuk pada seperangkat kegiatan
merancang dan mengembangkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu dengan memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran tersebut.
Desain pembelajaran dapat dijabarkan sebagai suatu proses yang
dilakukan secara sistematis untuk menyelesaikan masalah pembelajaran,
meningkatkan kualitas pembelajaran, atau untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu yang terdiri atas serangkaian kegiatan
perancangan bahan/produk pembelajaran, pengembangan dan
pengevaluasian rancangan guna menghasilkan rancangan yang efektif
dan efisien. Bahan atau produk pembelajaran dalam hal ini dapat berupa
kegiatan pembelajaran, program pembelajaran, sistem pembelajaran, isi
pembelajaran, media pembelajaran, sistem evaluasi pembelajaran dan
sebagainya.
Karena prosedur pelaksanaan desain pembelajaran dilakukan
secara sistematis dan memiliki bentuk dan tujuan kegiatan yang jelas,
maka desain pembelajaran dapat dipandang sebagai suatu ilmu. Selain
itu, karena memiliki unsur proses penciptaan suatu karya, maka desain
pembelajaran dapat juga dipandang sebagai bentuk seni.
Dengan demikian, desain pembelajaran selain sebagai suatu
proses untuk mencapai tujuan tertentu, dia juga merupakan suatu ilmu
dan seni, yaitu ilmu perancangan dan seni kreativitas rancangan
pembelajaran.
Keterampilan merancang pembelajaran adalah salah satu
kemampuan pembentuk kompetensi pedagogis soerang pendidik, yaitu
mampu merancang pembelajaran untuk mencapau tujuan pembelajaran
dengan memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi proses
pembelajaran, seperti karakteristik dan perkembangan peserta didik,
karakterisik materi aja, budaya belajar, dan sebagainya.
Kemampuan seorang pendidik dalam merancang pembelajaran
pembelajaran akan memperngaruhi pelaksanaan pembelajaran dan hasil
belajar. Dalam hal ini, bagaimana guru merancang pembelajaran akan
mencerminkan tindakannya dalam pembelajaran, atau sebaliknya apa
yang dilakukan guru dalam pembelajaran adalah cerminan dari
rancangan pembelajarannya. Dengan demikian, keberhasilan guru dalam
merancang pembelajaran akan mencerminkan keberhasilannya dalam
melaksanakan pembelajaran.
Sebuah pembelajaran sangat ditentukan keberhasilannya oleh
keterampilan guru dalam mendesain pembelajaran. Tenaga pengajar
yang kompentesial dan professional, akan terukur dari sejauh mana dia
dapat mendesain pembelajaran dan mengajarkannya dalam sebuah
proses pembelajaran di kelas, sehingga dapat mengantarkan peserta
didiknya mencapai hasil belajar yang optimal. Keberhasilan belajar sangat
ditentukan oleh tenaga pengajarnya, hal ini disebabkan, tenaga pengajar
selain sebagai desainer dan orang yang berperan dalam proses
transformasi pengetahuan dan keterampilan, juga dia memandu segenap
proses pembelajaran. Di tangannyalah, sebuah peristiwa belajar dapat
berlangsung. Padanya pula, pembelajaran akan diserahkan dan kemana
peserta didik akan dibawa.
Guru sebagai pekerja profesional harus memiliki keterampilan
desain pembelajaran, selain itu harus memfasilitasi dirinya dengan
seperangkat pengalaman, keterampilan dan pengetahuan tentang
keguruan sesuai keilmuan yang tekuninya. Banyak guru dalam belajar,
masih terkesan hanya gugur kewajiban. Guru semacam ini, relatif tidak
memerlukan suatu desain yang baik, strategi, kiat dan berbagai metode
tertentu di dalam mengajar. Baginya, bagaimana sebuah peristiwa
pembelajaran dapat berlangsung. Mereka tidak peduli dengan latar
belakang siswa dan karakteristinya, mereka merasa tidak perlu membuat
perencanaan mengajar, perencanaan dan pengembangan tujuan,
kompetensi dan indikator, pengembangan pesan, mereka mengabaikan
penggunaan berbagai media dalam pembelajaran, mereka mengabaikan
di dalam pembelajaran selain ada evaluasi sumatif dan formatif juga
harus dilakukan evaluasi komprehensif dan alternatif yang lebih
didasarkan pada portpolio dan diutamakan penilaian kinerja peserta
didik berbasis kelas, dan mereka juga mengabaikan belajar tuntas, dan
yang tidak kalah penting yang mereka abaikan adalah aspek-aspek
akademis, psikologis, sosiologis dan budaya dalam pembelajaran.
Diklat Teknis harus mampu menghasilkan tenaga-tenaga yang
kompeten yang nantinya dapat menunjukkan sikap profesional dan skill
yang lebih baik dari sebelum mengikuti diklat teknis tersebut. Namun
kenyataan yang terjadi saat ini, sebuah diklat teknis yang dalam
pelaksanaannya melibatkan begitu banyak ide-ide dan aktifitas-aktifitas
positif yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan
pesertanya, akhirnya hanya menjadi ajang ngumpul dan wahana hiburan
sesaat bagi para pesertanya tanpa menyadari bahwa ada hal yang sangat
penting yang terlewatkan oleh mereka, yaitu menjadi individu yang
meningkat kemampuannya. pelaksanaan diklat teknis akan menjadi
optimal jika saja dalam pelaksanaannya tetap mengacu pada aturan
pemerintah dan setiap tahapan dalam pelaksanaan diklat direncanakan
dengan baik dan tidak keluar dari koridor yang telah ditetapkan, dan
pada saatnya diklat teknis akan menjadi “sumber energi” yang
memberikan “kekuatan” baru bagi seluruh pesertanya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 19 Tahun
2020 tentang Penyelenggaaraan Pelatihan Sumber Daya Manusia di
Lingkungan Kementerian Agama, kegiatan pelatiyan yang terencana dan
bernejang perlu dilaksanakan sebagai wadah untuk mewujudkan sumber
daya manusia Kementerian Agama yang memiliki keteladanan, integritas,
profesionalitas, inovasi dan tanggungjawab.
Merujuk juga pada putusan Kepala Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI No. 685 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Diklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan dan
dengan diterbitkannya Surat Keputusan Kepala Badang Litbang dan
Diklat Kementerian Agama RI No. 18 Tahun 2020 tentang Kurikulum
Pelatihan diklat Teknis dan kemudian di paparkan pada POK yang
tercantum damal RKAKL Balai Diklat Keamgaaan Padang Tahun 2021,
maka salah satu kegiatan pelatihan Pelatihan Pembelajaran Tematik MI
pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi
Sumatera Barat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyusun
Laporan Pelatihan Diklat Teknis Pelatihan Pembelajaran Tematik
Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021 di Simpang
Empat.
B. Tujuan Diklat
Adapun tujuan diklat teknis adalah untuk meningkatkan
kompetensi guru yang meliputi:
1. Kompetensi Pedagogik
Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator
esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik.
2. Kompetensi Pribadi
Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan
norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma.
3. Kompetensi Sosial
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik.
4. Kompetensi Profesional
Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi
memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan
yang menaungi atau koheren dengan pembelajaran; memahami
hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Manfaat Diklat
Manfaat dilaksanakannya Diklat Teknis Subtantif Guu adalah
untuk
1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dalam
pengelolaan pembelajaran tematik
2. Meningkatkan sikap mental untuk dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan standar kompetensi sebagai seorang guru
yang professional
BAB II
PELAKSANAAN
C. Jadwal Diklat
Diklat Teknis Pelatihan Pembelajaran Tematik MI di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2021 dilaksanakan berdasarkan jadwal seperti tersebut dalam
lampiran.
D. Tindak Lanjut
1. Penyusunan Desain Pembelajaran Tematik
Guru memiliki peran penting dalam upaya menumbuhkan
sikap kreatif dan inovatif bagi anak yang dimulai dengan pelaksanaan
proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan
anak. Untuk mencapai hal tersebut, hal pertama yang harus diketahui
terlebih dahulu ialah bagaimana kebutuhan yang sesuai dengan
perkembangan anak pada pendidikan sekolah dasar. Kebutuhan
perkembangan anak usia sekolah dasar ialah fokus pada upaya
membantu anak memahami bagaimana dunia bekerja secara aktif
dengan melibatkan mereka ke dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Untuk mencapai hal tersebut, kelas harus didesain secara
terbuka pada dunia nyata baik secara harfiah maupun kiasan dan
kegiatan pembelajaran yang berhubungan dan berkaitan dengan
dunia nyata. Kegiatan membaca, menulis, dan matematika yang
berhubungan dengan penemuan dunia nyata, kegiatan eksplorasi
siswa pada dunia nyata yang dipandu oleh guru, serta pembelajaran
berdasarkan pertemuannya dengan dunia nyata, menghasilkan
gagasan, wawasan, pencerahan, renungan, pengamatan, dan
sebagainya.
a. Komponen-komponen Desain Pembelajaran Tematik
Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang
memiliki peran penting dalam keseluruhan berlangsungnya suatu
proses pembelajaran. Komponen desain pembelajaran tematik
berarti bagaian-bagian daari sistem proses pembelajaran, yang
menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Bahkan
dapat dikatakan bahwa untuk berlangsungnya proses kerja
pembelajaran diperlukan keberadaan komponen-komponen
tersebut.
Pembelajaran merupakan istilah yang diambil dari
terjemahan kata “Instraction”. Seringkali orang membedakan kata
ini dengan “pengajaran”, akan tetapi tidak tidak jarang pula orang
memberikan pengertian yang sama untuk kedua kata tersebut.
Kata pembelajaran dan kata pengajaran dapat dibedakan
pengertiannya. Kalau kata pengajaran hanya ada di dalam konteks
guru-murid di kelas formal, sedangkan kata pembelajaran tidak
hanya ada dalam konteks guru-murid di kelas formal, akan tetapi
juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri oleh
guru secara fisik di dalam kata pembelajaran ditekankan pada
kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha terencana dalam
memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar.
Dengan definisi seperti ini, kata pengajaran lingkupnya lebih
sempit dibanding kata pembelajaran.
Di pihak lain ada yang berpandangan bahwa kata
pembelajaran dan kata pengajaran pada hakekatnya sama, yaitu
suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Bagi guru sebagai dampak pembelajaran (instructional
effect) berupa hasil yang dapat diukur sebagai data hasil belajar
siswa (angka/nilai) dan berupa masukan bagi pengembangan
pembelajaran selanjutnya. Sedangkan bagi siswa sebagai dampak
pengiring (nurturent effect) berupa terapan pengetahuan dan atau
kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang
akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan dan
kemandirian. Jadi, ciri utama dari kegiatan pembelajaran adalah
adanya interaksi. lnteraksi yang terjadi antara si belajar dengan
lingkungan belajarnya, baik itu dengan guru, teman-temannya,
tutor, media pembelajaran, dan atau sumber-sumber belajar yang
lain. Sedangkan ciri-ciri lainnya dari pembelajaran ini berkaitan
dengan komponen-komponen pembelajaran itu sendiri. Dimana
di dalam pembelajaran akan terdapat komponen-komponen
sebagai berikut:
Gambar. 1
Hubungan Komponen Desain Pembelajaran Tematik
Adapun Komponen-komponen Desain Pembelajaran
Tematik Integratif meliputi :
1) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang
ingin dicapai, oleh kegiatan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran ini merupakan tujuan antara dalam upaya
mencapai tujuan-tujuan lain yang lebih tinggi tingkatannya,
yakni tujuan pendidikan dan tujuan pembangunan nasional.
Dimulai dari tujuan pembelajaran (umum dan khusus), tujuan-
tujuan itu bertingkat, berakumulasi, dan bersinergi untuk
menuju tujuan yang lebih tinggi tingkatannya, yakni
membangun manusia (peserta didik) yang sesuai dengan yang
dicita-citakan.
Untuk memudahkan guru dalam mengembangkan dan
merumuskan tujuan pembelajaran khusus ada beberapa
kriteria yang dapat dijadikan patokan, yaitu
a. Menggunakan kata kerja operasional. Contohnya; Siswa
dapat menerapkan rumus .........., bukan Siswa dapat
memahami ..........
b. Harus dalam bentuk hasil belajar, bukan apa yang
dipelajari. Contohnya; Siswa dapat menjelaskan ..........,
bukan Siswa dapat mengetahui cara-cara mengubah
kalimat aktif menjadi kalimat pasif.
c. Harus berbentuk tingkah laku siswa, bukan tingkah laku
guru. Contohnya; Siswa dapat .........., bukan Guru dapat
menjelaskan . ..........
d. Hanya meliputi satu jenis kemampuan, agar mudah dalam
menilai pencapaian tujuan. Bila lebih dari satu, dan setelah
diadakan tes, TIK tersebut tidak tercapai karena siswa
tidak dapat mengerjakan dengan benar, maka guru akan
mengalami kesulitan dalam menentukan kemampuan
mana yang belum dikuasai dan mana yang sudah dikuasai.
Untuk memudahkan penjabaran dan perumusan tujuan
instruksional/ pembelajaran khusus ini dapat dilakukan
dengan memilah menjadi empat komponen, yaitu ABCD,
A=Audience, B=Behavior, C=Condition. dan D=Degree
Dalam prakteknya, komponen yang sering digunakan,
dengan penjelasannya sebagai berikut : A = Audience; sasaran
siapa yang belajar. Dirumuskan secara spesifik agar jelas
untuk siapa tujuan belajar itu diarahkan. B = Behavior;
perilaku spesifik yang diharapkan dilakukan atau
dimunculkan siswa setelah KBM.Rumusan perilaku ini
mencakup kata kerja aktif transitif dan objeknya. C =
Condition; keadaan/syarat yang harus dipenuhi atau
dikerjakan siswa saat dites. D = Degree; batas minimal tingkat
keberhasilan terendah yang harus dipenuhi dalam mencapai
perilaku yang diharapkan. Penentuan batas ini tergantung
pada; jenis bahan materi, penting tidaknya materi, tinggi
rendahnya sekolah, sifat kemampuan yang harus dimiliki.
Tujuan merupakan dasar untuk mengukur
keberhasilan pembelajaran dan juga menjadi landasan untuk
menentukan materi, strategi, media dan evaluasi
pembelajaran. Dengan demikian perilaku yang di lakukan
siswa merupakan perilaku dalam upaya untuk mencapai
tujuan pembelajaran dan diharapkan tidak ada perilaku lain di
luar tujuan pembelajaran. Sehingga diperlukan rumusan
deskripsi tentang cara untuk mengukur perilaku sebagai
akibat dari hasil belajar. Hal tersebut menjadi bagian penting
yang dilakukan oleh evaluasi pembelajaran dengan
perumusan instrumen yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2) Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran pada dasarnya adalah "isi" dari
kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi
dengan topik/sub topik dan rinciannya. Secara umum isi
kurikulum itu dapat dipilah menjadi tiga unsur utama, yaitu
logika (pengetahuan tentang benar-salah; berdasarkan
prosedur keilmuan), etika (pengetahuan tentang baik-buruk)
berupa muatan nilai moral, dan estetika (pengetahuan tentang
indah-jelek) berupa muatan nilai seni. Sedangkan bila
memilahnya berdasarkan taksonomi Bloom dkk, bahan
pembelajaran itu berupa kognitif (pengetahuan), afektif
(sikap/nilai), dan psikomotor (keterampilan).
Bila dirinci lebih lanjut, isi kurikulum atau bahan
pembelajaran itu dapat dikategorikan menjadi 6 jenis, yaitu:
fakta, konsep/teori, prinsip, proses, dan nilai serta
keterampilan.
a. Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi atau telah
dialami/dikerjakan bisa berupa objek atau keadaan
tentang sesuatu hal.
b. Konsep/teori adalah suatu ide atau gagasan atau suatu
pengertian umum, suatu set atau sistem pernyataan yang
menjelaskan serangkaian fakta, dimana pernyataan
tersebut harus memadukan, universal, dan meramalkan.
c. Prinsip merupakan suatu aturan/kaidah untuk melakukan
sesuatu, atau kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk
berpikir.
d. Proses adalah serangkaian gerakan, perubahan,
perkembangan atau suatu cara/ prosedur untuk
melakukan kegiatan secara operasional. Nilai adalah suatu
pola, ukuranl norma, atau suatu tipe/model. Ia berkaitan
dengan pengetahuan atas kebenaran yang bersifat umum.
Keterampilan adalah suatu kemampuan untuk berbuat
sesuatu, baik dalam pengertian fisik maupun mental
Tugas guru di sini adalah memilih dan
mengembangkan bahan pembelajaran. Dalam memilih bahan
pembelajaran, guru dapat mempertimbangkan kriteria-
kriteria sebagai berikut: relevansi (secara psikologis dan
sosiologis), kompleksitas, rasional/ilmiah, fungsional, dan
komprehensif/keseimbangan. Sedangkan pengembangan
bahan ajar itu sendiri dapat disusun dengan menggunakan
suatu sekuen bahan ajar yang dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu sekuen kronologis, sekuen kausal, sekuen
struktural, sekuen logis dan psikologis, sekuen spiral, dan lain-
lain.
Dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan
pembelajaran, guru dapat melakukannya dengan dua cara,
yakni resources by design, yaitu sumber-sumber belajar yang
secara dirancang dan dikembangkan untuk kepentingan
pembelajaran dan resources by utilization, yaitu sumber-
sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar yang dapat
digunakan dan dimanfaatkan bagi kepentingan pembelajaran.
3) Metode Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen
di dalam sistem pembelajaran, yang tidak dapat dipisahkan
dari komponen lain di dalam sistem tersebut. Dengan kata lain
strategi pembelajaran dipengaruhi oleh faktor faktor lain.
Faktor faktor (variabel) yang mempengaruhi strategi
pembelajaran ialah: (1) Tujuan, (2) materi, (3) siswa, (4)
fasilitas, (5) waktu, dan (6) guru.
Metode dan teknik di dalam proses belajar mengajar
bergantung pada tingkah laku yang terkandung di dalam
rumusan tujuan tersebut. Dengan kata lain metode dan teknik
yang digunakan untuk tujuan yang menyangkut pengetahuan,
akan berbeda dengan metode dan teknik untuk tujuan yang
menyangkut kerampilan atau sikap. Sebagai contoh: 1) tujuan
untuk aspek pengetahuan (Siswa dapat menjelaskan konsep
kebersihan), 2) tujuan untuk aspek keterampilan: (Siswa dapat
membersihkan ruangan kelas), 3) Tujuan untuk aspek sikap
"Siswa menghargai kebersihan). Untuk tujuan pertama (aspek
pengetahuan) metode tanya jawab dan diskusi dapat
digunakan. Untuk tujuan kedua (aspek keterampilan) sudah
barang tentu tidak cukup hanya dengan bicara bicara (tanya
jawab dan diskusi) saja, akan tetapi harus sampai praktek
membersikkan ruangan di bawah bimbingan guru. Apalagi
untuk tujuan ketiga (aspek sikap), tidak semudah itu tujuan
tersebut dapat dicapai. Dalam hal ini kita perlu memilih srategi
yang lebih tepat , untuk itu termasuk pembiasaan dan diserta
contoh dari guru. Jadi jelas kiranya bahwa strategi belajar
mengajar yang digunakan dipengaruhi oleh tujuan pengajaran
itu sendiri.
4) Media Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi
antara sumber pesan dengan penerima pesan. Guru dapat
berperan sebagai sumber pesan atau mungkin hanya
pengelola pesan. Sebagai sumber pesan berarti guru harus
menciptakan kondisi yang memungkinkan proses komunikasi
berjalan lancar, agar pesan yang disampaikan dapat diterima
melalui “chanel” yaitu alat-alat indera siswa. Guru perlu
mengidentifikasikan berbagai kemungkinan atau hal-hal yang
dapat mengganggu proses terjadinya komunikasi yaitu dengan
menggunakan alat-alat bantu pengajaran. Alat bantu bukan
hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi
dapat merangsang siswa untuk merespon dengan cepat
tentang pesan yang akan disampaikan.
Oleh sebab itu alat bantu yang dapat mendukung
proses kelancaran komunikasi antara guru dan siswa dapat
dipandang sebagai media pengajaran. Kemudian apabila guru
berperan sebagai pengelola pesan maka yang menjadi sumber
pesan bukan guru melainkan sumber lain seperti film, slide
suara, tv atau radio. Dalam peran ini guru hanya berperan
sebagai pencipta kondisi dan pengontrol agar proses
komunikasi antar siswa sebagai penerima pesan dengan
sumber pesan terhindar dari bergbagai gangguan (noise) yang
dapat membuat proses komunikasi menjadi tidak lancar. Oleh
sebab itu sumber-sumber belajar seperti Tv, film, radio dan
sebagainya dapat dipandang sebagai media pengajaran .
5) Evaluasi
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis
kompetensi dengan Kompetensi Dasar (KD) sebagai
kompetensi minimal yang harus dicapai oleh peserta didik.
Untuk mengetahui ketercapaian KD, guru harus merumuskan
sejumlah indikator sebagai acuan penilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap
kecenderungan perilaku peserta didik sebagai hasil
pendidikan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda
dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga
teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal
ini, penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian
dan membina perilaku serta budi pekerti peserta didik.
Penanaman sikap diintegrasikan pada setiap
pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4. Selain itu, dapat
dilakukan penilaian diri (self assessment) dan penilaian
antarteman (peer assessment) dalam rangka pembinaan
dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya
dapat dijadikan sebagai salah satu data untuk konfirmasi
hasil penilaian sikap oleh pendidik. Hasil penilaian sikap
selama periode satu semester dilaporkan dalam bentuk
predikat sangat baik, baik, cukup, atau kurang serta
deskripsi yang menggambarkan perilaku peserta didik.
Gambar 2.
Penilaian Sikap
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk
mengukur kemampuan peserta didik berupa pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, serta
kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi. Penilaian
ini berkaitan dengan ketercapaian KD pada KI-3 yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran. Penilaian pengetahuan
dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Guru mata
pelajaran menetapkan teknik penilaian sesuai dengan
karakteristik kompetensi yang akan dinilai. Penilaian
dimulai dengan perencanaan pada saat menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada
silabus.
Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat
digunakan sesuai dengan karakteristik masing- masing KD.
Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan,
dan penugasan. Skema penilaian pengetahuan dapat dilihat
pada gambar berikut.
Gambar 3.
Penilaian Pengetahuan
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang
dilakukan untuk menilai kemampuan peserta didik
menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.
Keterampilan dalam Kurikulum 2013 meliputi
keterampilan abstrak (berpikir) dan keterampilan konkret
(kinestetik). Kaitannya dalam pemenuhan kompetensi,
penilaian keterampilan merupakan penilaian untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik terhadap
kompetensi dasar pada KI-4. Penilaian keterampilan
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu. Penilaian ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah pengetahuan (KD pada KI-3) yang
sudah dikuasai peserta didik dapat digunakan untuk
mengenal dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sesungguhnya (real life). Ketuntasan belajar untuk
keterampilan ditentukan oleh satuan pendidikan, secara
bertahap satuan pendidikan terus meningkatkan kriteria
ketuntasan belajar dengan mempertimbangkan potensi dan
karakteristik masing-masing satuan pendidikan sebagai
bentuk peningkatan kualitas hasil belajar.
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan
berbagai teknik antara lain penilaian praktik/kinerja,
proyek, portofolio, atau produk. Teknik penilaian lain dapat
digunakan sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4 mata
pelajaran yang akan diukur. Instrumen yang digunakan
berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik.
Skema penilaian keterampilan dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 4.
Penilaian Keterampilan
b. Rambu-rambu Pembuatan Desain Pembelajaran Tematik
Pembelajaran dirancang dan didesain dengan
mempertimbangkan aspek-aspek yang sesuai dengan
perkembangan peserta didik, termasuk di dalamnya terkait
dengan pengelolaan kelas. Berikut beberapa langkah-langkah
dalam mendesain pembelajaran berbasis tematik integratif:
1. Mengidentifikasi Kebutuhan Pembelajaran
Mengajar adalah tugas yang sulit meskipun dalam
kondisi pendidikan yang terbaik sekalipun, dan tanpa
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik atau guru, apa
yang sudah sulit dilakukan ini akan menjadi mustahil
dilakukan. Metode mengajar apapun yang mengabaikan
kebutuhan guru atau peserta didik akan menjadi gagal.
7 tahapan dalam mengidentifikasi kebutuhan
pembelajaran, yaitu:
Pertama, mengidentifikasi masalah yaitu
mengumpulkan data untuk menentukan masalah atau
kesenjangan dalam suatu program pembelajaran. Analisis
kesenjangan dapat dipahami dari dua sisi yaitu keadaan saat
ini (kenyataan saat ini) dan keadaan yang diharapkan
(keadaan ideal).
Kedua, memvalidasi masalah merujuk pada upaya
untuk menentukan apakah problem yang diidentifikasi
merupakan masalah yang sebenarnya atau hanyalah suatu
gejala. Jika masalah yang sebenarnya telah teridentifikasi,
maka proses merumuskan kebutuhan dapat dilanjutkan.
Sebaliknya, jika masalah tersebut hanya suatu gejala,
sebaiknya dikaji kembali agar masalah yang sebenarnya
segera dapat ditemukan.
Ketiga, memformulasi kebutuhan berarti
menerjemahkan masalah-masalah yang telah teridentifikasi ke
dalam pernyataan kebutuhan. Untuk memudahkan dalam
merumuskan kebutuhan, terlebih dahulu memaparkan
masalah yang sebenarnya telah diidentifikasi.
Keempat, merumuskan tujuan yaitu menerjemahkan
kebutuhan dalam suatu pernyataan tujuan yang
menggambarkan ke mana arah perbaikan yang diinginkan
termasuk menentukan informasi dan keterampilan apa yang
dibutuhkan oleh peserta didik untuk dapat menyelesaikan
suatu pembelajaran.
Kelima, menyesuaikan tujuan yaitu menggabungkan
tujuan baru dengan tujuan pembelajaran sekarang dalam
suatu daftar tunggal, dengan meninggalkan atau mengubah
tujuan yang ada sebelumnya setelah mempertimbangkan
kesesuaian antara gaya belajar, pengetahuan, atau
karakteristik peserta didik dengan ketersediaan fasilitas yang
ada.
Keenam, memvalidasi tujuan yang telah disesuaikan
berarti mengesahkan tujuan-tujuan berdasarkan
kesesuaiannya dengan kelompok atau individu-individu yang
belajar. Dengan menganalisis peserta didik, konteks, dan alat
agar kesesuaian tujuan dapat diperoleh. Artinya tujuan
pembelajaran dapat dirumuskan dengan baik melalui
kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran
dan didapatkan deskripsi lengkap mengenai: 1) siapa yang
belajar, 2) bagaimana konteks yang dibutuhkan untuk
membangun keterampilan, 3) peralatan apa saja yang
dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
Ketujuh, membuat prioritas tujuan melalui pembuatan
rangking atau urutan-urutan yang mendesak untuk dilakukan
dengan berdasarkan hasil analisis terhadap peserta didik,
konteks, dan peralatan sebagaimana telah dilakukan pada
bagian keenam di atas.
2. Menganalisis Karakteristik Peserta Didik
Peserta didik bisa dikatakan sebagai pusat (center) dan
menjadi pelaku aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik
yang menjadi objek sekaligus subjek dalam proses
pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda
antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya. Tidak
ada satu peserta didik pun yang persis sama dengan peserta
didik lainnya, meskipun dilahirkan dalam keadaan kembar.
Oleh karena itu, sudah seharusnyalah pada saat mendesain
pembelajaran, guru perlu melakukan proses analisis secara
cermat terhadap karakteristik peserta didiknya masing-
masing.
Karakteristik peserta didik kepada dua yaitu
karakteristik umum dan karakteristik khusus. Pertama,
karakteristik umum seperti perbedaan budaya, suku, agama,
gender, dan latar belakang status sosial sangat. Kedua,
karakteristik khusus seperti perbedaan gaya belajar,
kecerdasan, termasuk lingkungan belajar.
3. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan tahapan-tahapan mulai dari
proses identifikasi kebutuhan pembelajaran (need assesment)
dan menganalisis karakteristik peserta didik, maka proses
selanjutnya yang harus dilakukan ialah merumuskan tujuan
pembelajaran yang berdasarkan pada kebutuhan
pembelajaran dan karakteristik peserta didik tersebut.
Berikut kriteria yang digunakan dalam
mengembangkan rumusan tujuan pembelajaran sebagai salah
satu tahapan pendesainan pembelajaran, disingkat dengan
SMART, yaitu: pertama, Spesifik (specific), agar tujuan yang
hendak dicapai tidak terlalu umum dan abstrak,
menggambarkan hasil yang khusus. Kedua, Measurable (dapat
diukur), hendaknya tujuan yang disusun menggambarkan
hasil yang diperoleh (outcome) dan dapat diukur baik secara
kuantitatif dan kualitatif. Ketiga, Attainable/Achievable (dapat
dicapai), tujuan yang ditetapkan harus diawali dengan
pengetahuan terhadap kemampuan/kekuatan dan kelemahan
diri sehingga membutuhkan usaha maksimal untuk
mencapainya. Untuk mencapai tujuan ini, dibutuhkan
motivasi, kepercayaan diri (self confidence), harga diri (self
esteem), keyakinan diri untuk mampu melakukan (self eficasy).
Keempat, Realistic (realistis), hendaknya berfikir secara
realistis untuk melihat posisi saat ini dengan kemungkinan
yang bisa dicapai pada masa yang akan datang atau dalam
waktu tertentu. Kelima, Time Bound (terikat waktu),
hendaknya setiap pernyataan tujuan yang dirancang
dihubungkan dengan waktu, sehingga dikatahui kapan tujuan
tersebut dapat dilaksanakan.
4. Mengembangkan Strategi Pembelajaran
Langkah selanjutnya dalam mendesain pembelajaran
ialah mengembangkan strategi pembelajaran. Strategi sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan tertentu.
Dengan demikian, komponen yang perlu digarisbawahi
dalam strategi pembelajaran ialah rangkaian kegiatan dalam
bentuk perencanaan, dimaksudkan untuk mencapai tujuan
sebagaimana telah ditetapkan sebelumnya.
Strategi pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam
hal ini harus berlandaskan pada tahapan-tahapan sebelumnya
yaitu: 1) hasil identifikasi kebutuhan, 2) hasil analisis
karakteristik peserta didik, 3) rumusan tujuan pembelajaran.
5. Mengembangkan Bahan Pembelajaran
Mengembangkan bahan pembelajaran merupakan
tahapan selanjutnya yaitu mengumpulkan dan mengorganisir
bahan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pada
hasil identifikasi kebutuhan, analisis karakteristik peserta
didik, rumusan tujuan pembelajaran, dan strategi
pembelajaran yang digunakan.
Bahan pembelajaran diperoleh melalui sumber-sumber
yang mudah didapat dan tidak mahal, dimana penggunaannya
dimaksimalkan untuk menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran. Bahan pembelajaran dalam hal ini berbentuk
materi yang dijadikan sebagai bahan yang relevan dengan
tujuan pembelajaran sebagaimana ditetapkan sebelumnya.
6. Mengembangkan Media dan Sumber Belajar
Yang dimaksud dengan media pembelajaran ialah
segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan
pesan dari suatu sumber secara terencana demi terciptanya
lingkungan belajar yang kondusif dan penerima dapat
melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Sedangkan sumber belajat ialah semua jenis sumber yang ada
di sekitar kita yang memungkinkan terjadinya kemudahan
dalam proses belajar
Media belajar dan sumber belajar memiliki makna yang
sangat berdekatan, sehingga sulit untuk dibedakan. Setiap
sumber belajar merupakan media pembelajaran, namun tidak
semua media pembelajaran dapat berfungsi sebagai sumber
belajar. Seperti misalnya, sumber pembelajaran dapat berupa
buku, koran, majalah, internet, proyektor, televisi, tape
recorder, alam sekitar, dsb. Akan tetapi, kertas kosong
misalnya sebagai media pembelajaran tidak dapat
dikategorikan sebagai sumber belajar.
Dengan demikian, pengembangan media dan sumber
belajar merupakan tahapan yang harus dilalui ketika
mendesain pembelajaran setelah melaksanakan tahapan-
tahapan sebelumnya.
7. Mengembangkan Instrumen Penilaian
Langkah terakhir yang harus dilakukan dalam proses
desain pembelajaran ialah mengembangkan instrumen
penilaian. Instrumen penilaian dalam hal ini meliputi semua
proses dan langkah-langkah desain pembelajaran, mulai dari
instrumen penilaian terhadap analisis kebutuhan, analisis
karakteristik peserta didik, rumusan tujuan pembelajaran,
pengembangan strategi, bahan, media dan sumber
pembelajaran.
Pada akhirnya, pengembangan instrumen penilaian ini
berfungsi untuk menilai dan mengukut ketercapaian tujuan
pembelajaran sebagaimana ditetapkan sebelumnya yang
diawali dengan analisis kebutuhan.
2. Diseminasi
Diseminasi adalah suatu kegiatan penyebaran informasi yang
ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka
memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, mengubah
perilaku sasaran, dan akhirnya mereka mampu memanfaatkan
informasi tersebut. Perubahan yang diharapkan dari kegiatan
diseminasi adalah akan terjadi pada aspek kognitif (pengetahuan – P),
afektif (sikap – S) dan psikomotorik (keterampilan – K). Perubahan
tersebut menuju ke arah yang sesuai dengan konsep dan cara yang
benar atau seharusnya.
Adapun pelaksanaan diseminasi dari Pelatihan Pembelajaran
Tematik MI di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat
yang telah penulis laksanakan maka dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu untuk Guru yang difokuskan pada Menyusun Desain
Pembelajaran Tematik Terpadu sedangkan pada peserta didik
difokuskan pada kegiatan pembelajaran dari Penyusunan Desain
Pembelajaran Tematik Terpadu tersebut.
a. Guru-guru MIS Masjid Raya Ujung Gading
Pada pelaksanaan kegiatan Diseminasi bagi Guru-guru MIS
Masjid Raya Ujung Gading melalui tahapan :
1) Perencanaan
Perencanaan dilaksanakan untuk membuatkan materi-
materi pelatihan yang akan disampaikan kepada Guru-guru
berhubungan dengan Desain Pembelajaran. Perencanaan ini
dilaksanakan pada Hari Senin Tanggal 20 September 2021.
Desain Pelaksanaan Pembelajaran setidaknya dari
beberapa komponen, yaitu:
a. Identitas satuan pendidikan
b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema
c. Kelas/semester
d. Materi pembelajaran
e. Alokasi waktu yang ditentukan sesuai dengan keperluan
untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan
mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai
f. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
g. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan
h. Metode pembelajaran, yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai
i. Media dan sumber pembelajaran yang digunakan untuk
melaksanakan pembelajaran
j. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan melalui
tahapan pendahuluan, inti, dan penutup
k. Penilaian hasil pembelajaran memuat soal, kunci jawaban,
pedoman skoring/rubrik.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui Strategi Inquiring Minds Want To know peserta didik dapat
menjelaskan pelaksanaan kewajiban sebagai warga negara dalam
kehidupan sehari-hari dengan tepat
2. Melalui Strategi Inquiring Minds Want To know peserta didik dapat
menceritakan pengalaman melaksanakan kewajiban sebagai warga
negara dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.
D. Materi Pembelajaran
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Demonstrasi, Tanya Jawab, Diskusi, Penugasan
3. Strategi : Inquiring Minds Want To know
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Orientasi
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran (PPK: Spiritual)
2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Apersepsi
1. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi sebelumnya,
2. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
3. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran
yang akan dilakukan.
Motivasi
1. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari.
2. Materi ini dkerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh dan dapat
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan materi pembelajaran
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
2. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
3. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran.
G. Sumber/alat belajar
1. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Buku
Guru Tema 6 Menuju Masyarakat Sejahtera Kelas VI.. Jakarta:
Kemendikbud RI Revisi 2018
2. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Buku
Siswa Tema 6 Menuju Masyarakat Sejahtera Kelas VI.. Jakarta:
Kemendikbud RI Revisi 2018
3. Lingkungan setempat
2) Pelaksanaan
Nama Kegiatan : Desiminasi Penyusunan Desain Pembelajaran
Tematik Sebagai Tindak Lanjut dari Diklat
Pelatihan Pembelajaran Tematik MI
Oleh : DARLINA, S.Pd.I
NIP : 19721209 199703 2 001
Jabatan : Guru Kelas
Lokasi : MIS Masjid Raya Ujung Gading
Hari / Tanggal : Selasa / 21 September 2021
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada hari Kamis, 23
September 2021. Untuk menarik perhatian siswa dalam
pembelajaran digunakan langkah-langkah Strategi Inquiring
Minds Want To know dalam Muatan Pembelajaran PPKn Tema
6 Menuju Masyarakat Sejahtera diharapkan hasil belajar siswa
menjadi lebih meningkat dan siswa juga lebih bersemangat.
1) Kegiatan Awal
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan pada kegiatan
awal adalah sebagai berikut:
Orientasi
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan
berdoa untuk memulai pembelajaran (PPK: Spiritual)
b. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
c. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
a. Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi
sebelumnya,
b. Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan
bertanya.
c. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
a. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari.
b. Materi ini dkerjakan dengan baik dan sungguh-
sungguh dan dapat dikuasai dengan baik, maka peserta
didik diharapkan dapat menjelaskan materi
pembelajaran
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung
Pemberian Acuan
a. Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas
pada pertemuan saat itu.
b. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi
dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang
berlangsung
c. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman
belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Pembelajaran berjalan secara berkelompok. Tindakan yang
dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran dengan
menerapkan Strategi Inquiring Minds Want To know , yang
terdiri dari:
Tahap Memberi Pertanyaan
Mengamati
a. Guru menjelaskan tentang langkah-langkah Strategi
Inquiring Minds Want To know dalam pembelajaran
b. Guru menjelaskan gambar sebagai media pembelajaran.
c. Siswa mengamati gambar pada media pembelajaran
Menyimak
b. Guru menjelaskan tentang point penting dari materi
pembelajaran melalui media.
c. Siswa memusatkan perhatian tentang penjelasan guru
pada point penting dari materi pembelajaran melalui
media
Menanya
1. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang
materi pembelajaran
2. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh guru
Tahap Memberi Jawaban
Aktifitas
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
2. Guru menyuruh siswa untuk duduk berdasar kelompok
yang telah dibagi oleh guru
Mencoba
1. Siswa dalam kelompok mendiskusikan tentang
pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh guru
2. Guru membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran
kelompok.
Aktifitas
1. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
2. Guru memotivasi siswa untuk bertanya kepada
kelompok yang tampil
3. Guru memotivasi siswa untuk Mengeluarkan pendapat
kepada kelompok yang tampil
4. Guru memotivasi siswa untuk memberikan saran
kepada kelompok yang tampil
Tahap Kesimpulan Pertanyaan
Mengamati
1. Guru memberikan refleksi dari kegiatan yang sudah
dilakukan
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan jawaban yang diragukan dalam
pertanyaan
Menyimak
1. Guru menjelaskan kembali tentang materi
pembelajaran berdasarkan jawaban yang diragukan
oleh siswa
2. Siswa menyimak penjelasan guru berdasarkan
pertanyaan yang diragukan jawaban
3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup dilakukan langkah pembelajaran
sebagai berikut:
a. Guru dan siswa merangkum kegiatan untuk
mendapatkan kesimpulan dari materi yang dipelajari
b. Guru melakukan evaluasi untuk mengukur tingkat
kemampuan siswa
c. Guru memberikan penilaian terhadap tingkat
kemampuan siswa
d. Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan berdo’a
dan diakhiri dengan salam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kegiatan Diklat Pelatihan Pembelajaran Tematik MI ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dalam
pengelolaan pembelajaran dan sikap mental untuk dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan standar
kompetensi sebagai seorang guru yang profesional. Diklat ini dimulai
dari tanggal 13 s/d 18 September 2021 yang bertempat pada Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera
Barat di Simpang Empat.
2. Desain pembelajaran merupakan rancangan proses pembelajaran
secara menyeluruh mulai dari perencanaan hingga tahap evaluasi.
Desain pembelajaran ditujukan untuk memudahkan pendidik dalam
memberikan materi ajar kepada peserta didik. Sebab, desain
pembelajaran dapat difungsikan layaknya road map atau mind
mapping bagi pendidik dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain,
desain pembelajaran adalah praktik penyusunan proses pembelajaran
yang bertujuan untuk membantu agar terwujudnya transfer
pengetahuan dan nilai secara efektif antara pendidik dan peserta
didik.
B. Saran
Melihat urgensinya Peningkatan Kompetensi Guru dalam
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pengelola pembelajaran
dan ditambah dengan penggunaan teknologi informasi, maka penulis
menyarankan pelaksanaan pelatihan ini dapat dilaksanakan kembali
serta lebih mendapatkan perhatian dari pihak madrasah sehingga
pelaksanaannya dapat lebih optimal.
LAPORAN
DIKLAT PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI DI KANTOR
KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PASAMAN BARAT
PROVINSI SUMATERA BARAT
MATA PELATIHAN
PENYUSUNAN DESAIN PEMBELAJARAN
TEMATIK TERPADU
Oleh :
DARLINA, S.Pd.I
NIP. 19721209 199703 2 001
GURU KELAS
MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA (MIS) MASJID RAYA
UJUNG GADING KECAMATAN LEMBAH MELINTANG
KABUPATEN PASAMAN BARAT
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Diklat Pelatihan Pembelajaran Tematik MI di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat
Provinsi Sumatera Barat
Mata Pelatihan
Penyusunan Desain Pembelajaran Tematik Terpadu
Oleh
DARLINA, S.Pd.I
NIP. 19721209 199703 2 001
Disahkan Oleh
Kepala MIS Masjid Raya Ujung Gading
ZULHADIA, SP
KATA PENGANTAR
DARLINA, S.Pd.I
NIP. 19721209 199703 2 001
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan Diklat......................................................................................... 7
C. Manfaat Diklat....................................................................................... 8
BAB II PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat.............................................................................. 9
B. Pokok Program Diklat........................................................................ 9
C. Jadwal Diklat.......................................................................................... 10
D. Tindak Lanjut........................................................................................ 10
1. Penyusunan Desain Pembelajaran Tematik...................... 10
a. Komponen-komponen Desain Pembelajaran
Tematik...................................................................................... 11
b. Rambu-rambu Pembuatan Desain Pembelajaran
Tematik...................................................................................... 22
c. Menyusun Desain Pembelajaran Sesuai Sub-sub
Tema........................................................................................... 27
2. Diseminasi....................................................................................... 34
a. Guru-guru MIS Masjid Raya Ujung Gading.................. 35
b. Siswa Kelas VI MIS Masjid Raya Ujung Gading..........44
LAMPIRAN
1. DAFTAR HADIR PESERTA DISEMINASI
2. PHOTO KEGIATAN
DAFTAR HADIR GURU
PESERTA DISEMINASI PELAKSANAAN TINDAK LANJUT
DIKLAT PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMATIK MI
Hari : Selasa
Tanggal : 21 September 2021
Tempat : MIS Masjid Raya Ujung Gading
1 Zulhadia, SP K. Madrasah 1.
Hari : Kamis
Tanggal : 23 September 2021
Tempat : Kelas VI MIS Masjid Raya Ujung Gading