Anda di halaman 1dari 12

JURNAL

STUDI PENAMBAHAN HIDROLISAT PROTEIN UDANG REBON


(Acetes sp.) PADA TEPUNG UBI JALAR UNGU
(Ipomoea batatas L. Poir) MODIFIKASI

OLEH

ELNI SUKMA

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
STUDI PENAMBAHAN HIDROLISAT PROTEIN UDANG REBON
(Acetes sp.) PADA TEPUNG UBI JALAR UNGU
(Ipomoea batatas L. Poir) MODIFIKASI

Oleh:

Elni Sukma1), Suparmi2), Dewita Buchari2)


Email: elnisukma09@gmail.com

ABSTRAK

Hidrolisat protein merupakan produk yang dihasilkan dari penguraian


menjadi peptide sederhana dan asam amino melalui proses hidrolisis oleh enzim,
asam atau basa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tepung
ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poir) modifikasi dengan penambahan
hidrolisat protein udang rebon (Acetes sp.) Metode penelitiannya adalah
percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non-faktorial yang
terdiri dari 4 perlakuan penambahan hidrolisat protein udang rebon yaitu 0% (B0),
(B1)5%, (B2)10%, (B3)15%. Parameter uji terdiri dari uji kualitas organoleptik
(kenampakan, rupa, aroma, tekstur dan analisis kadar proksimat. Hasil penelitian
menunjuk bahwa penambahan hidrolisat protein udang rebon berpengaruh nyata
terhadap tepung ubi jalar ungu dengan perlakuan terbaik yaitu penambahan B3
(Penambahan hidrolisat protein udang 15%) dengan karakteristik rupa ungu gelap,
kurang menarik, utuh, kurang rapi dan tekstur kering, sangat halus, kompak serta
menghasilkan aroma yang sangat harum spesifik udang rebon. Hasil pengujian
mutu rupa 6,07; aroma 7,13; tekstur 8,07; uji kadar air 6,31%, abu 4,02%, lemak
0,84%, protein 16,54% dan karbohidrat 72,28%. Hasil pengujian memenuhi
persyarat mutu tepung ubi (BSN: 2011).

Kata kunci: hidrolisat protein, udang rebon, tepung ubi jalar ungu
1)
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
2)
Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

STUDY ON THE ADDITION OF REBON SHRIMP PROTEIN


HYDRAULICATE (Acetes sp.) INTO THE PURPLE SWEET POTATO
(Ipomoea batatas L. Poir) MODIFIED FLOUR

By:

Elni Sukma1), Suparmi2), Dewita Buchari2)


Email: elnisukma09@gmail.com

ABSTRACT

Protein hydrolyzate is a product resulted from the breakdown of simple peptides


and amino acids through the hydrolysis process by enzymes, acids or alkalis. The
purpose of this study was to determine the effect of the addition of modified
purple sweet potato flour (Ipomoea batatas L. Poir) into the rebon shrimp protein
hydrolyzate (Acetes sp.). The research method was an experiment using a non-
factorial Completely Randomized Design (CRD) to compose and conduct 4
treatments of varied flour composition added (0%, 5%, 10%, and 15%). The
parameters used to assess the quality of the modified flour produced were sensory
evaluation (appearance, consistence, aroma, and texture) and the proximate
composition. The results showed that the addition of shrimp protein hydrolyzate
had a significant effect on the purple sweet potato flour. The best treatment was
shown by the addition of 15% shrimp protein hydrolyzate, characterized by the
dark purple in appearance, less attractive, intact, less neat and dry texture, very
smooth, compact and produces a very fragrant aroma specific to rebon shrimp.
The best product was shown by the score of the consistence 6.1; the aroma 7.1;
and the texture 8.1; meanwhile the proximate composition was shown by the
content of water 6.31%; ash 4.02%; fat 0.84%; protein 16.54%, and carbohydrates
72.28%. The quality of the product was appropriate to Indonesian Quality
Standard required for sweet potato flour.

Key words: modified flour, protein hydrolyzate, sweet potato, rebon shrimp
1)
The student in Marine and Fisheries Faculty at the Universitas Riau
2)
The lecturer in Marine and Fisheries Faculty at the Universitas Riau

PENDAHULUAN Alternative pengganti tepung


terigu adalah dari bahan baku umbi-
umbian seperti ganyong, garut, proses hidrolisis oleh enzim, asam
kimpul dan ubi jalar ungu (Ipomoea atau basa. Hidrolisat protein udang
batatas L. Poir) yang merupakan rebon dengan penambahan enzim
komoditas lokal untuk dimanfaatkan papain 15% mengandung kadar abu
masyarakat sebagai sumber 3,41%, kadar protein 84,81% dan
karbohidrat. Produktivitas ubi jalar di kadar lemak 2,39% serta
Indonesia padat tahun 2014 sebanyak mengandung 15 jenis asam amino
152,00 ku/ha meningkat 5,61% pada yang terdiri atas asam aspartat, asam
tahun 2015 sebesar 160,53 ku/ha glutamat, serin, histidin, glisin,
(Badan Pusat Statistik, 2015). treonin, arginin, alanin, tirosin,
Potensi ubi jalar yang besar sebagai metionin, valin, fenilalanin,
komoditas lokal dapat dimanfaatkan isoleusin, leusin dan lisin. Kadar
sebagai bahan baku tepung lokal asam amino tertinggi adalah asam
yang tidak kalah dengan tepung glutamat, yaitu sebesar 4,03% dan
terigu. Ubi jalar ungu mengandung kadar asam amino terendah adalah
150,7 mg antosianin, 1,1% serat, histidin, yaitu sebesar 0,37%
18,2% pati, 0,4% gula reduksi, 0,6% (Suparmi, 2019).
protein, 0,70 mg zat besi dan 20,1 Hidrolisat protein udang rebon
mg vitamin C (Balitbangtan, 2016). menurut uraian di atas mengandung
Selain yang disebutkan di atas kadar protein yang sangat tinggi serta
pemanfaatan ubi jalar ungu juga bisa mengandung banyak jenis asam
dijadikan sebagai tepung modifikasi amino. Sehingga dapat meningkatkan
atau yang sering disebut dengan nilai gizi ketika diaplikasikan
Mocaf. terhadap produk makanan yang ada
Mocaf (Modified Cassava di Indonesia, seperti roti, biskuit,
Flour) atau tepung modifikasi sohun, kerupuk, bihun, dimsum,
biasanya menggunakan bahan baku pempek, bubur. Namun kebanyakan
dari ubi kayu, namun dapat pula bahan baku yang digunakan adalah
menggunakan bahan lain seperti tepung terigu.
umbi-umbian yang memiliki Sejauh ini, penelitian terhadap
kandungan pati atau karbohidrat hidrolisat protein udang rebon
yang tinggi. Menurut Khosam (Acetes sp.) yang dimodifikasi
(2006), kadar protein tepung dengan tepung ubi ungu belum
modifikasi sangat rendah pernah dilakukan. Selain itu,
dibandingkan tepung terigu yaitu hidrolisat protein merupakan salah
1%. Protein merupakan hal yang satu produk pengolahan hasil
penting dalam tepung, karena perikanan yang belum digunakan
kecukupan protein akan secara optimal. Maka dari itu,
berpengaruh pada kualitas produk penulis tertarik untuk melakukan
yang dihasilkan dari tepung tersebut. penelitian tentang “Studi
Untuk mendapatkan kadar protein Penambahan Hidrolisat Protein
yang tinggi maka perlu dimodifikasi Udang Rebon (Acetes sp.) pada
dengan hidrolisat protein udang Tepung Ubi Jalar Ungu (Ipomoea
rebon (Acetes sp.). batatas L. Poir)” Modifikasi.
Hidrolisat protein merupakan BAHAN DAN METODE
produk yang dihasilkan dari Bahan yang digunakan pada
penguraian protein menjadi peptide pembuatan hidrolisat protein terdiri
sederhana dan asam amino melalui dari udang rebon (Acetes sp.) segar
diperoleh dari Bagan batu, enzim hidrolisat protein udang rebon yang
papain murni diperoleh dari Kota terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu:
Malang, aquades, NaOH, HCL dan B0 : 0% (tanpa penambahan
bahan yang digunakan untuk /kontrol)
pembuatan dan pengolahan tepung B1 : 5% hidrolisat protein udang
modifikasi yaitu ubi jalar ungu yang rebon (dari berat tepung ubi
diperoleh dari pasar selasa panam ungu)
dan hidrolisat protein udang rebon. B2 : 10% hidrolisat protein udang
Sedangkan bahan-bahan kimia yang rebon (dari berat tepung ubi
digunakan untuk analisis proksimat ungu)
adalah Asam Sulfat (H2SO4), B3 : 15% hidrolisat protein udang
aquades, Asam Borat (H3BO3), rebon (dari berat tepung ubi
Natrium Hidroksida (NaOH), Asam ungu)
Klorida (HCl), indicator PP, dietil Dengan formulasi tepung ubi
eter. ungu 200 gram pada masing-masing
Peralatan yang digunakan perlakuan. Parameter yang
dalam pembuatan hidrolisat protein digunakan dalam penelitian ini
udang rebon (Acetes. sp) adalah adalah dengan melakukan uji
sentrifuse, pH meter, inkubator, hot organoleptik dan proksimat.
plate, timbangan analitik, oven, gelas Parameter yang diamati adalah
ukur, labu ukur, tanur pengabuan, uji mutu hedonik (warna, rasa,
erlenmeyer, pipet tetes, mortar, tekstur dan aroma) dan analisa
desikator, cawan porselen. proksimat/kimia (kadar air, kadar
Sedangkan peralatan yang digunakan abu, kadar protein, kadar lemak dan
dalam pembuatan tepung ubi jalar kadar karbohidrat). Adapun model
ungu adalah timbangan digital, matematis yang diajukan menurut
blender, ayakan, nampan, , sarung Tanjung (2014), adalah:
tangan, serbet. Sedangkan alat yang
digunakan untuk analisis adalah Yij = µ + τi + εij
sentrifuse, pH meter, inkubator, hot Keterangan:
plate, timbangan analitik, oven, gelas Yij : nilai pengamatan dari
ukur, labu ukur, tanur pengabuan, ulangan ke-i yang
erlenmeyer, pipet tetes, mortar, memperoleh perlakuan ke-j
desikator, cawan porselen, serta µ : nilai tengah umum
kamera digital untuk dokumentasi t1 : pengaruh perlakuan ke-i
selama penelitian. ε ij : pengaruh galat ke-i yang
Metode yang digunakan dalam memperoleh perlakuan ke-j
penelitian adalah metode
eksperimen, yaitu melakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
percobaan pembuatan tepung ubi Rupa
jalar ungu yang dimodifikasi dengan Berdasarkan hasil penelitian
penambahan hidrolisat protein udang terhadap nilai rupa tepung ubi ungu
rebon. Rancangan percobaan yang yang dimodifikasi dengan hidrolisat
digunakan adalah Rancangan Acak protein udang rebon didapatkan
Lengkap (RAL) non faktorial dengan perlakuan yang terbaik adalah B0
3 kali ulangan. Perlakuan yang (tidak ada penambahan udang rebon)
diberikan adalah konsentrasi dengan nilai rata-rata 8,25 dan
karakteristik ungu muda, cerah dan mengalami melanoidin yang bewarna
menarik. coklat, asam amino tersebut berasal
Menurut Soewarno (2001), dari pemecahan struktur heliks dan
rupa memegang peranan yang sangat ikatan peptide kolagen akibat
penting dalam penyajian suatu pemanasan bertahap (Katili, 2009).
produk pangan khususnya makanan. Aroma
Rupa merupakan salah satu Hasil penelitian terhadap nilai
parameter organoleptik yang penting tepung ubi ungu dengan penmabahan
karena merupakan faktor yang hidrolisat protein udang rebon
pertama kali dilihat oleh konsumen didapatkan perlakuan yang terbaik
saat melihat suatu produk dan adalah B3 (penambahan hidrolisat
umumnya konsumen cenderung protein udang rebon 15%) dengan
melihat suatu produk yang memiliki nilai rata-rata 7,13 dengan
rupa yang utuh, tidak cacat, warna karakteristik sangat harum, spesifik
cemerlang dan kulit melekat pada udang rebon.
daging. Dengan aroma atau bau, maka
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui rasa dari makanan
variansi tepung ubi ungu yang tersebut. Aroma memiliki daya tarik
dimodifikasi dengan hidrolisat tersendiri, oleh karena itu dalam
protein udang rebon memberi industri pangan, uji terhadap aroma
pengaruh sangat nyata terhadap dianggap penting karena cepat
tepung ubi ungu modifikasi, semakin memberikan respon terhadap produk
tinggi persentase hidrolisat protein yang dihasilkan (Leksono dan
udang rebon yang ditambahkan Syahrul, 2001). Menurut Asare et al.,
dalam pengolahan tepung ubi ungu (2015) aroma pada produk pangan
modifikasi maka semakin rendah dapat dipengaruhi oleh bahan-bahan
nilai yang diberikan oleh panelis. yang digunakan dan proses
Karena Semakin tinggi kosentrasi pengolahannya.
penambahan hidrolisat protein udang Berdasarkan hasil analisis
rebon yang ditambahkan, semakin variansi dengan modifikasi hidrolisat
tinggi kepekatan warna tepung yang
udang rebon berbeda sangat nyata
dihasilkan. Warna tersebut pada nilai aroma, ini dikarenakan
disebabkan oleh hidrolisat protein adanya modifikasi hidrolisat protein
udang rebon yang mengandung udang rebon yang berbeda. Aroma
protein dan gula yang akan yang dihasilkan mula-mula khas ubi
mengalami reaksi Maillard jika ungu, namun mulai berkurang pada
dipanaskan. perlakuan penambahan hidrolisat
Hal ini sejalan dengan protein udang rebon B1, B2 dan B3 hal
penelitian Handayani et al., (2018) ini dikarenakan persentase hidrolisat
yang menyatakan bahwa semakin protein udang rebon yang
tinggi kosentrasi penambahan ditambahkan semakin meningkat,
hidrolisat protein, semakin semakin tinggi penambahan
meningkat kepekatan warna produk hidrolisat protein udang rebon yang
yang dihasilkan akibat terjadinya digunakan maka aroma udang
reaksi Maillard. Reaksi Maillard atau semakin kuat dan menyebabkan
browning terjadi karena adanya asam aroma asli ubi ungu hilang.
amino lisin dan glukosa yang Hidrolisat protein udang rebon
bereaksi pada suhu tinggi, sehingga memiliki aroma khas udang rebon
sehingga semakin tinggi kosentrasi kandungan air yang terdapat pada
penambahan hidrolisat protein udang pangan tersebut.
rebon menyebabkan aroma tepung Menurut Agustini et al., (2011)
ubi ungu yang dihasilkan cenderung kadar air erat kaitannya dengan
semakin kuat aroma udangnya, hal tekstur. Semakin rendah kadar air
ini didukung oleh riset Harahap et maka tekstur yang dihasilkan akan
al., (2018) bahwa hidrolisat protein semakin keras. Tekstur produk
udang rebon memiliki kandungan makanan sangat bergantung dari
asam amino yang berperan dalam bahan-bahan yang digunakan
aroma adalah fenilalanin dan tirosin. terutama kandungan proteinnya.
Menurut Yamaguchi dan Watanabe Kandungan protein yang tinggi
(1988) dalam Pratama (2011) asam menyebabkan kemampuan mengikat
amino fenilalanin, tirosin dan air semakin kecil sehingga akan
triptophan adalah asam amino yang mengurangi pengembangan adonan
berperan dalam pembentuk aroma. dalam produk (Dewita, 2011).
Banyak hal yang
Tekstur mempengaruhi nilai tekstur pada
Tekstur merupakan bahan pangan, antara lain kadar air,
sekelompok sifat sifik yang lemak, karbohidrat (selulosa, pati,
ditimbulkan oleh elemen struktural pektin), protein, suhu pengolahan,
bahan pangan yang dapat yang dapat kandungan air, dan aktivitas air.
dirasakan oleh alat peraba (Purnomo, Perubahan tekstur dapat disebabkan
1995). Penilaian terhadap tekstur oleh hilangnya kandungan air atau
suatu bahan biasanya dilakukan lemak, emulsi, hidrolisis karbohidrat
dengan jari tangan (Soewarno, 2001). dan koagulasi atau hidrolisis protein
Hasil penelitian terhadap nilai tekstur (Fellow 1990 dalam Asare et al.,
tepung ubi ungu modifikasi dengan 2018).
hidrolisat protein udang rebon Kadar air
didapatkan perlakuan terbaik adalah Kadar air merupakan salah satu
B0 (tanpa penambahan hidrolisat faktor yang sangat besar
protein udang rebon) dengan nilai
pengaruhnya terhadap daya tahan
rata-rata 8,31 dengan karakteristik bahan pangan, makin rendah kadar
kering, sangat halus, kompak. air maka semakin lambat
Berdasarkan analisis variansi, pertumbuhan mikroorganisme dan
modifikasi hidrolisat udang rebon bahan pangan dapat tahan lama.
tidak berpengaruh nyata terhadap Sebaliknya semakin tinggi kadar air
tekstur tepung ubi modifikasi. maka semakin cepat pula
Semakin tinggi kosentrasi mikroorganisme berkembang biak,
penambahan hidrolisat protein udang sehingga proses pembusukan
rebon yang ditambahkan tidak berlangsung cepat (Simatupang,
berpengaruh terhadap tekstur tepung 2001).
ubi ungu modifikasi yang dihasilkan. Dalam hasil penelitian ini
Hal tersebut karena pengeringan diketahui bahwa rata-rata kadar air
selama 18 jam membuat kadar air tepung ubi ungu modifikasi dengan
pada masing-masing tepung ubi tidak hidrolisat protein udang rebon
berbeda. Menurut Fellow 1990 dalam berbeda berkisar antara 6,31-10,39%.
Asare et al., (2018), tekstur pangan Kadar air yang dihasilkan tepung ubi
kebanyakan ditentukan oleh masih berada dibawah persyaratan
SNI (maks 14%), dapat dikatakan garam selama proses hidrolisis.
bahwa kadar air tepung ubi ungu Penambahan senyawa NaOH dan
yang modifikasi dengan hidrolisat HCl untuk menyesuaikan kondisi pH
protein udang berbeda memenuhi optimum menyebabkan terbentuknya
persyaratan SNI mutu tepung ubi. garam-garam mineral. Gesualdo dan
Nilai kadar air tepung ubi ungu Li-Chan (1999), menyatakan bahwa
modifikasi berdasarkan Tabel 9, pencampuran senyawa asam dan
masing-masing perlakuan berbeda, alkali dalam larutan hidrolisat protein
sehingga disimpulkan bahwa akan menyebabkan terbentuknya
semakin tinggi penambahan senyawa garam, sehingga dapat
konsentrasi maka nilai kadar air meningkatan kadar abu pada
tepung ubi ungu modifikasi semakin hidrolisat protein dan unsur ini
rendah. Hal ini sesuai dengan membuat kadar abu pada produk mie
(Salamah et al., 2012) bahwa nilai sagu meningkat. Peningkatan kadar
kadar air semakin rendah abu pada produk disebabkan karena
dikarenakan air akan menguap ketika meningkatnya konsentrasi hidrolisat
mengalami kontak dengan panas saat protein udang rebon yang digunakan.
proses pengeringan berlangsung Kadar lemak
sehingga kadar air yang terkandung Lemak merupakan salah satu
dalam bahan pangan akan menurun. unsur yang penting dalam bahan
pangan, karena lemak berfungsi
Kadar abu untuk memperbaiki bentuk dan
Sebagian besar bahan pangan struktur fisik bahan pangan,
terdiri atas 96% bahan organik dan menambah nilai gizi dan kalori, serta
airnya terdiri atas unsur-unsur memberikan cita rasa yang gurih
mineral. Proses pembakaran bahan pada bahan pangan (Winarno, 2004).
pangan sampai suhu 600°C akan Hasil dari penambahan
menyebabkan bahan organik konsentrasi hidrolisat protein udang
terbakar, namun bahan anorganik rebon dengan perlakuan 15% yang
tidak terbakar, yaitu dalam bentuk diberikan pada tepung ubi ungu
abu yang terdiri atas berbagai unsur menyebabkan nilai kadar lemak
mineral seperti Ca, Mg, Na, P, K, Fe, semakin menurun. Hal ini
Mn dan Cu. Kadar abu menunjukkan disebabkan oleh adanya perubahan
kandungan mineral dalam bahan struktur jaringan udang saat proses
pangan (Winarno, 2004). hidrolisis dan lemak biasanya
Berdasarkan Tabel 10, dihilangkan bersama protein tidak
terlihat bahwa hasil penelitian larut dengan cara sentrifugasi.
terhadap kadar abu didapat nilai rata- Menurut Witono et al., (2015),
rata kadar abu yaitu berkisar antara penurunan kadar lemak hidrolisat
2,67-4,02%, hal ini melebihi batas protein juga dapat disebabkan karena
maksimal kadar abu tepung perubahan struktur jaringan udang
modifikasi (SNI 01-4476-1998), yang sangat cepat yang disebabkan
dimana kadar abu tepung bumbu oleh hidrolisis secara enzimatis.
maksimal 1,5%. Menurut Kandungan lemak pada tepung ubi
(Thiansilakul et al., 2007 dalam ungu modifikasi mengalami
Harahap, 2018) peningkatan kadar peningkatan setelah penambahan
abu ini disebabkan oleh penambahan hidrolisat protein udang rebon.
senyawa yang dapat membentuk
Peningkatan kadar lemak pada rata pada indikator kadar protein
tepung ubi ungu modifikasi dapat dikatakan bahwa tepung ubi
dipengaruhi oleh penurunan kadar air ungu yang dimodifikasi protein
pada tepung ubi ungu modifikasi. udang rebon tersebut memberikan
Sejalan dengan penelitian Zuhra et kenaikan nilai rata-rata indikator
al., (2012), menyatakan bahwa terhadap kadar protein tepung ubi
meningkatnya kadar lemak dengan ungu tersebut dibandingkan dengan
suhu pengeringan yang tinggi dapat tepung ubi ungu tanpa dimodifikasi
disebabkan oleh penurunan kadar air hidrolisat protein udang rebon.
sehingga persentase kadar lemak Dalam penelitian ini, penggunaan
dalam sampel meningkat. Hal ini hidrolisat protein udang rebon
karena semakin lama waktu dan dimaksudkan untuk meningkatkan
semakin tinggi suhu yang digunakan kadar protein tepung ubi ungu
pada proses pengeringan akan modifikasi yang dihasilkan.
semakin menyebabkan penaikan Adanya penambahan hidrolisat
kadar lemak dan berbanding terbalik protein udang rebon dapat
dengan nilai kadar air yang semakin meningkatkan kandungan protein
menunjukkan penurunan seiring dalam tepung ubi jalar ungu
dengan semakin tinggi suhu dan modifikasi yang dihasilkan. Hal ini
waktu yang digunakan selama proses sejalan dengan penelitian Asare et
pengeringan. Sejalan dengan al., (2018) tentang penambahan
penelitian Yuniarti (2007), yang hidrolisat protein ikan lemuru pada
menyatakan bahwa dengan lamanya pembuatan biskuit dan penelitian
waktu dan tinggi suhu yang Handayani (2018) tentang
digunakan pada proses pengeringan penambahan hidrolisat protein ikan
akan menyebabkan kandungan lemak lele dumbo terhadap kesukaan opak
yang ada pada bahan juga semakin singkong, dimana penambahan
meningkat dan kandungan air yang hidrolisat protein ikan memberi
semakin menurun. pengaruh sangat nyata terhadap
kadar protein produk yang
Kadar protein
dihasilkan.
Protein merupakan senyawa
makro nutrien bermolekul besar yang Kadar karbohidrat
tersusun dari unsur-unsur C, H, O, N, Karbohidrat memegang
S, dan P, Fe, Cu (sebagai senyawa peranan penting dalam alam karena
kompleks dalam protein) merupakan sumber energi utama bagi
(Sudarmadji dkk, 1989). Protein hewan dan manusia. Karbohidrat
tersusun oleh asam-asam amino yang merupakan sumber kalori utama.
satu dengan lainya dihubungkan Jumlah kalori yang dihasilkan oleh 1
dengan ikatan peptide. gram karbohidrat adalah 4kkal.
Hasil penelitian kadar protein Karbohidrat merupakan senyawa
tepung ubi ungu modifikasi, dapat karbon, hidrogen, dan oksigen yang
dilihat bahwa nilai kadar protein terdapat di alam. Karbohidrat
rata-rata berkisar antara 1,62- memiliki peranan dalam menentukan
16,54%. Nilai kadar protein terendah karakteristik bahan makanan, seperti
teradapat pada perlakuan B0 yaitu rasa, warna, tekstur dan lain-lain. Hal
1,62% dan nilai kadar protein ini diperkuat oleh Winarno (2008),
tertinggi terdapat pada perlakuan B3 karbohidrat banyak terdapat dalam
yaitu 16,54%. Berdasarkan nilai rata- bahan nabati, baik berupa gula
sederhana, heksosa, maupun tepung ubi ungu yang dimodifikasi
karbohidrat dengan berat molekul dengan hidrolisat protein udang.
yang tinggi seperti lignin dan
selulosa. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian Kesimpulan
diketahui bahwa rata-rata kadar Berdasarkan hasil penelitian
karboidrat tepung ubi ungu yang yang dilakukan, maka dapat
dimodifikasi dengan hidrolisat disimpulkan bahwa dengan
protein udang rebon berbeda berkisar penambahan hidrolisat protein udang
antara 72,28-83,20%. Rata-rata kadar rebin dengan konsentrasi berbeda
karbohidrat tertinggi terdapat pada pada tepung ubi ungu berpengaruh
perlakuan B0 yaitu 83,20% dan rata- nyata terhadap nilai organoleptik
rata terendah pada perlakuan B3 yaitu (rupa dan aroma), analisis proksimat
72,28%. Hal ini menunjukkan (kadar air, kadar abu, kadar lemak,
adanya karbohidrat yang ikut larut kadar protein dan kadar karbohidrat).
pada saat proses hidrolisis. Secara Akan tetapi tidak berpengaruh nyata
umum, karbohidrat digolongkan terhadap nilai organoleptik (tekstur)
menjadi 3 kelompok, yaitu pada tingkat kepercayaan 95%.
monosakarida dan turunannya, Berdasarkan nilai
oligosakarida serta polisakarida. organoleptik perlakuan terbaik
Masing-masing kelompok memiliki adalah pada perlakuan tepung ubi
keunggulan serta fungsi yang khas jalar ungu modifikasi B3
dalam pangan. Monosakarida dan (Penambahan hidrolisat protein
oligosakarida larut dalam air. udang 15%) meliputi rupa 6,07
Monosakarida juga larut dalam dengan karakteristik (ungu gelap,
etanol tetapi tiak larut dalam pelarut kurang menarik, utuh, kurang rapi),
organik, yaitu eter, kloroform dan tekstur 8,07 dengan karakteristik
benzena (Wirahadikusuma, 1989). (kering, sangat halus, kompak),
Hasil pengujian statistik aroma 7,13 dengan karakteristik
anava menunjukan bahwa perbedaan (sangat harum, spesifik udang
perlakuan penambahan hidrolisat rebon). Berdasarkan nilai proksimat
protein udang rebon memberi terbaik tepung ubi jalar ungu
pengaruh nyata terhadap kadar modifikasi adalah B3 (penambahan
karbohidrat tepung ubi ungu hidrolisat protein udang 15%)
modifikasi. Kandungan karbohidrat meliputi kadar air 6,31%, kadar abu
by difference pada analisis kimia 4,02%, kadar lemak 0,84%, kadar
sangat dipengaruhi oleh kandungan protein 16,54% dan kadar
nutrisi lainnya oleh karena itu karbohidrat 72,28%.
kandungan karbohidrat tepung ubi Saran
ungu modifikasi dari seluruh Berdasarkan hasil penelitian
perlakuan mengalami penurunan. penulis menyarankan penelitian
Kecendrungan yang dapat dilihat pengolahan tepung ubi ungu yang
disini ialah bahwa perlakuan B0 dimodifikasi dengan hidrolisat
(tanpa penambahan hidrolisat protein protein udang rebon kosentrasi 15%
udang rebon) memiliki kandungan dan perlu dilakukan penelitian
karbohidrat paling tinggi daripada lanjutan mengenai pendugaan umur
perlakuan lainnya. Jika dibandingkan simpan tepung ubi jalar ungu
dengan komposisi kimia karbohidrat modifikasi.
Kaliti, A.S. 2009. Struktur dan
DAFTAR PUSTAKA Fungsi Protein Kolagen. Jurnal
Asare, Ijong, Rieuwpassa, Setiawati. Pelangi Ilmu. 2(1). Universitas
Penambahan Hidrolisat Protein Negeri Gorontalo. Gorontalo.
Ikan Lemuru (Sardinella Khomsan, A., 2006. “Solusi
lemuru) Pada Pembuatan Makanan Sehat”. Jakarta : PT
Biskuit. Jurnal Ilmiah Raja Grafindo.
Tindalung, Volume 4, Nomor 1, Leksono, T. dan Syahrul. (2001).
Maret 2018 hlm. 10-18. Studi Mutu dan Penerimaan
Balitbangtan. 2016. Inovasi Konsumen terhadap Abon Ikan.
Pertanian Bio industry Untuk Jurnal Natur Indonesia III (2):
Meningkatkan Daya Saing Era 178-184.
Pertanian Modern. Laporan Purnomo, H. 1995. Aktifitas Air dan
Tahunan, 1–70. Peranannya dalam Pengawetan
Dewita, Isnaini, Syahrul. 2011. Pangan. UI-Press, Jakarta.
Pemanfaatan konsentrat protein Salamah, E. Tati, N, Indah, R.W.
ikan patin untuk pembuatan 2012. Pembuatan dan
biskuit dan snack. Jurnal Karakterisasi Hidrolisat Protein
Pengolahan Hasil Perikanan dari Ikan Lele Dumbo (Claria
Indonesia 17(!):30-34. gariepinus) Menggunakan
Fellows, A. P. 2000. Food procession Enzim Papain. Jurnal JPHPI
technology, principles and 2012, Volume 15 Nomor 1.
practice.2nd Soewarno, T.S. 2001. Penilaian
ed.woodread.pub.lin. Organoleptik. Pusbangteda.
camridge.terjemahan IPB. Bogor. 42 hal.
tristanto.W dan agus purnomo. Sudarmadji S, Haryono B dan
Gesualdo, A. M. L. Li-Chan, E. C. Suhardi. 1997. Analisis Bahan
Y. 1999. Functional properties Makanan dan Pertanian.
of fish protein hydrolysate from Liberty. Yogyakarta.
herring (Clupea harengus). J Suparmi, Harahap, Nursyirwani,
Food Sci 64 (6): 1000-1004. Irwan Efendi, Dewita. 2019.
Handayani, R., Evi L., Yuli A., dan Production and Characteristics
Junianto. 2018. Penambahan of Rebon Shrimp (Mysis
Hidrolisat Protein Lele Dombo relicta) Protein Hydrolysate
Terhadap Tingkat Kesukaan with Different Concentrations
Opak Singkong. Jurnal of Papain Enzymes.
Perikanan dan Kelautan. IX International Journal of
(2):95-102). Oceans and Oceanography
Harahap, M.S, Suparmi, Dahlia. ISSN 0973-2667 Volume 13,
2018. Pengaruh Penambahan Number 1 (2019), pp. 189-198.
Konsentrasi Enzim Papain yang Tanjung A. 2014. Rancangan
Berbeda Terhadap percobaan. Tantaramesta
Karakteristik Hidrolisat Protein Asosiasi Direktorat Indonesia.
Udang Rebon (Acetes Bandung.
Erythraeus) [skripsi]. Wirahadikusumah, M. 1989.
Pekanbaru: Fakultas Perikanan Biokimia: Protein, Enzim dan
dan Kelautan, Universitas Riau. Asam Nukleat. ITB. Press.
Bandung. 91 halaman.
Witono, Y. Iwan, T. Wiwik, W. S. I.
Azkiyah, L. Tri, N. S. 2015.
Wader (Rasbora jacobsoniI)
Protein Hydrolisates:
Production, Biochemical, and
Functional Properties. Journal.
Agriculture and agricultural
science procedia.Vol. 9(1) :
288-289.
Yuniarti N. 2007. Pengaruh
penurunan kadar air terhadap
fisiolagi dan kandungan
bokimia benih eboni. Jurnal
penelitian hutan tanaman edisi
agustus Vol 5:3. Balai
Pembenihan. Teknologi
Pembenihan Bogor.
Zuhra S, Syamsudin D dan Erlina C.
2012. Pengaruh kondisi operasi
alat pengering semprot
terhadap kualitas susu bubuk
jagung, Jurnal rekayasa kimia
dan lingkungan Vol 9:1.
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Universitas Syah
Kuala.

Anda mungkin juga menyukai