TTUGAS
TTUGAS
Mewudkan Indonesia Maju Melalui Dharma Agama dan Dharma Neggara Bagi Generasi
Hindu
Indonesia adalah Negara yang berdaulat dengan pancasila sebagai dasar negara dan
memiliki Semboyan Bhine Tunggal Ika dimana Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama,
rasa dan budaya. Umat Hindu khususnya generasi muda Hindu harus memiliki jiwa
nasionalis dalam rangka mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut secara tersirat maupun
tersurat. Untuk mewujudkan generasi muda Hindu yang memiliki nasionalis dalam membawa
kemajuan bangsa maka ajaran dharma agama dan dharma negara wajib ditanamkan sejak
dini.
Bhineka Tunggal Ika yang merupakan semboyan bangsa Indonesia lahir dari falsafah
Hindu yang selanjutnya menajadi Semboyan Bangsa Indonesia. Falsafah ini harus menjadi
motor bagi generasi muda Hindu untuk menunjukkan jati diri. Pembetukan jati diri pribadi,
tiap individu harus mampu mengenali, memahami, menghayati dirinya sendiri dengan
kesadaran penuh sebagai tindakan untuk turut membangun jati diri bangsa. Pembentukan jati
diri daerah Bhineka Tunggal Ika menjadi pelindung bagi kebudayaan daerah di Indonesia
untuk terus berkembang guna memberi warna jati diri Bangsa. Pembentukan jati diri Bangsa
dimana Bhineka Tunggal Ika menjadi wadah intuk seluruh perbedaan yang ada pada bangsa
Indonesia untuk bersatu dalam mengupayakan kemakuan bangsa seperti yang dilaksanakan
para pemuda untuk mencetuskan Sumpah Pemdua untuk membentuk jati diri bangsa dari
berbagai perbedaan suku, agama dan budaya.
Kuatnya jati diri bangsa melahirkan rasa rasionalisme yang dapat diartikan satu
paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan
mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Nasionalisme
religius yang dimaksud adalah paham kebangsaan yang dilandasi oleh nilai dan semangat
keagamaan. Artinya agam menjadi suatu spirit dan nilai untuk menegakkan suatu negara
yang adil dan makmur. Dengan kata lain, hubungan agama dan negara bisa bersifat saling
menguntungkan. Namun, jangan sampai terjadi politasi agama untuk kepentingan pragmatis
bagi para elit negara.
Saat ini Dharma Agama dan Dhamar Negara dapat berarti menumbuhkan rasa kasih
sayang dan persaudaraan (kemanusiaan) dengan mengembangkan solidaritas, memajukan
pendidikan sumber daya manusia Hindu, utamanya moralitas Hindu, menjauhkan dari
berbagia bentuk yang merugikan masyarakat (korupsi, kolusi, terorisme) dan menjaga
hubungan yang harmonis antar sesama umat manusia dan ciptaannya (toleransi yang sejati),
menjaga kelestarian lingkungan dengan mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan
dan menjaga integritas umat Hindu untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan antar
bangsa-bangsa dalam konsep vasudhaiva kutumbakam. Kelahiran dan posisi hidup dalam
masyarakat sebagian besar di tentukan oleh sikap mental dan moral-moral priba-pribadin
terhadap berbagai kegiatan hidup. Karena itu, adalah menjadi kewajiban kita untuk
melakukan kerja yang dapat mengangkat dan memuliakan kita sesuai cita-cita serta kegiatan-
kegiatan dalam masyarakat dimana kita dilahirkan (Pendit, 2005:89-90)
Terkait hal tersebut Wawasan Nusantara memberikan arah terhadap visi bangsa
Indonesia seperi yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 tentang cita-cita bangsa, yaitu
‘Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, serta berkehidupak
kebangsaan yang bebas’. Memiliki Wawasan Nusantara perlu dipahami sejak awal agar
mampu menghadapi setiap gangguang keamanan yang dapat menghambat lajunya
pembangunan nasional dan mengancam keutuhan wilayah NKRI. Ajaran agama menjadi
faktor penggerak hati nurani dan tingkah laku umat manusia. Dalam upaya itu diperlukan
kiat-kiat khusus untuk menerapkan kembali ajaran agama dalam kehidupan manusia.
Agama Hindu menyiapkan generasi mudanya untuk mendukung kemajuan Indonesia melalu
menanamkan Dharma Agama dan Dharma Negara dengan metode pembelajaran
Dharmawacana adalah metode pembinaan Agama Hindu melalui penyampaian ceramah
ajaran-ajaran Dharma Agama pada setiap kesempatan. Dharmagita adalah menyampaikan
pesan Dharma Agama melalui melagukan nyanyian kerohanian. Dhamatula adalah kegiatan
berupa diskusi keagamaan secara aktif dalam membahas topik-topik yang menarik dalam
Kitab suci Veda atau susastra Hindu. Dalam pelaksanaannya lebih jauh (dewasa ini)
dilaksanakan mandiri dengan pemilihan topik-topik yang menarik di sesuaikan dengan tema-
tema tertentu dan umumnya dikaitkan dengan perayaan hari-hari raya keagamaan.
Dharmayatra yakni praktek langsung untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan
ajaran agama dengan ziara atau persembahyangan ketempat-tempat suci. Dharmasadhana
artinya realisasi ajaran dharma dalam diri seseorang. Dharmasanti adalah suatu acara berupa
pertemuan untuk saling maaf memaafkan.
Dengan benten Dharma Agama yang kuat dipastikan generasi muda Hindu akan dapat
mengaplikasikan Dharma Negara yang jauh dari perilaku (korupsi, kolusi, nepotisme dan
aliran garis keras) untuk mewujudkan Indonesia Maju. Penerapan Dharma Agama dan
Dharma Negara untuk Indonesia maju sejalan dengan kutipan dalam Yajurveda XXII.15 yang
menyampaikan tentang merekan yang berpegang teguh pada dharma akan memiliki kejayaan
yang utama.
Yang artinya Oh Manusia pemberani, peliharalah tubuhmu agar kuat dan kokoh. Buatlah
pengorbanan dirimu sendiri. Hidup hendaknya selalu dibimbing dalam ajaran agama
(Dharma). Tidak seorang pun menyamai kejayaanmu.
Sumber Referensi :
Dharma Agama Hindu (05 Mei 2022) kompasiana.com dari
https://www.kompasiana.com/amandaramantari/6273e7d6bb44862fa26c5c12/dharma-agama-
dan-hukum
Asweka Dharma (20 Desember 2020) https://kemenag.go.id/read/asewaka-dharma-y5a0z