NIM : 045299388
1. Kapal-kapal laut yang lintas transit tidak dikenakan pajak sesuai dengan
perjanjian UNCLOS.
2. Kapal-kapal asing yang melewati titik-titik strategis Chokepoint diberikan
jaminan pelayanan dan pengamanan oleh Indonesia.
3. Lokasi strategis Indonesia mempermudah perdagangan dari negara-negara di
Benua Asia ke Australia, dan sebaliknya.
4. Lokasi strategis Indonesia memberikan kemudahan pemasaran produk-produk
buatan negara-negara Asia.
5. Banyaknya investasi oleh negara-negara Asia karena letak Indonesia yang
strategis. Banyak sekali keuntungan yang dimiliki oleh Indonesia berkat
letak geografisnya, maka dari itu, sebagai Warga Negara Indonesia, kita harus
bangga memiliki negara dengan banyak kekayaan dan kelebihan yang dimiliki.
Padahal, ini masih keuntungan Indonesia dari letak geografisnya saja, belum
lagi keuntungan dari letak astronomis dan geologisnya. Jadi pastinya, kita harus
semakin bangga dengan Indonesia.
2. Sebagai warga negara Indonesia kita harus bisa ikut berpatisipasi secara aktif
dalam melindungi berbagai bentuk Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan
(ATHG) agar dapat mewujudkan ketahanan nasional. Ganguan tersebut bisa berasal dari
dalam dan luar negeri serta bisa berupa fisik dan non fisik. Uraikan peran Anda sebagai
mahasiswa agar dapat melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari (ATHG)
baik yang berasal dari dalam dan luar negeri serta berupa fisik dan non fisik!
Jawab:
Sebagai negara besar dengan berbagai ragam, suku, bangsa, budaya dan bahasa,
Indonesia tidak pernah terlepas dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan baik secara internal maupun eksternal, baik militer maupun non militer
dengan berbagai proxy war. Ini menjadi sesuatu yang harus kita cermati semua.
Untuk menjadi ATHG tersebut diperlukan sinergi dari seluruh elemen bangsa,
salah satunya dengan peran sentral dari perguruan tinggi, di mana mahasiswa berada di
dalamnya yang memiliki peranan penting dalam menangkal ATHG tersebut. Perguruan
tinggi dapat mengambil bagian dalam merumuskan kembali arah kebijakan pertahanan
nasional Indonesia, melalui kurikulum pendidikan bela negara dan wawasan kebangsaan
yang sejalan dengan kekinian.
Berdasarkan Pasal 27 Ayat 3 UUD NRI 1945, dapat disimpulkan bahwa usaha
pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban setiap negara Indonesia. Hal ini
berkonsekuensi bahwa setiap warganegara berhak dan wajib untuk turut serta dalam
menentukan kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan
sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku termasuk pula
aktifitas bela negara. Selain itu, setiap warga negara dapat turut serta dalam setiap usaha
pembelaan negara sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing. Dalam Undang-
Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pasal 9 ayat 1 disebutkan bahwa setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan
dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
Bela negara dapat dibedakan secara fisik maupun nonfisik. Secara fisik yaitu dengan
cara "memanggul senjata" menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara
fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Pengertian ini dapat disamakan
dengan bela negara dalam arti militer. Sedangkan bela negara secara nonfisik dapat
didefinisikan sebagai "segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik
Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara,
termasuk penanggulangan ancaman. Bela negara demikian dapat dipersamakan dengan
bela negara secara nonmiliter. Bentuk ancaman di era modern semakin luas dan
kompleks. Bahkan ancaman yang sifatnya nonfisik dan nonmiliter lebih banyak
mempengaruhi kondisi ketahanan nasional. Berikut ini hal yang dapat dilakukan
mahasiswa dalam melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari (ATHG) baik yang
berasal dari dalam dan luar negeri serta berupa fisik dan non fisik:
Indonesia tidak terbebas dari ancaman yang dapat memecah belah bangsa. Ancaman
bagi integrasi nasional tersebut datang dari luar maupun dari dalam negeri Indonesia
sendiri. Ancaman muncul dalam berbagai dimensi kehidupan berupa ancaman militer dan
nonmiliter. Ancaman di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan
dan keamanan.
Referensi:
Lasiyo, Reno, W., & Hastangka. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka. Nuwarnadi, P.,dkk. 2016.