Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Nama : Rizki Andika

NIM : 044476672

1. Dalam buku yang berjudul “Diplomasi Indonesia dan Pembangunan Konektivitas


Maritim (2018), Indonesia berada di dalam garis equator yang berada di antara dua
benua yaitu Benua Asia dan Australia, serta beada di antara samudra Hindia dan
Pasifik. Indonesia tengah berupaya untuk memanfaatkan posisi tersebut untuk
menjadi poros maritime dunia.

Lakukanlah analisis terkait pentingnya posisi geografis Indonesia baik di tingkat


ASEAN maupun dunia!

Letak geografis Indonesia adalah posisi negara Indonesia yang dilihat dari
permukaan secara nyata. Letak geografis menekan pada fenomena alam berupa
keadaan alam yang melingkupi wilayah tersebut. Hal ini berarti benua, samudera,
danau, laut, dan sebagainya. Batasan letak geografis Indonesia secara umum diapit
oleh dua benua dan dua samudera.

 Bagian barat laut : Wilayah Indonesia dibatasi dengan Benua Asia


 Bagian tenggara : Batasan wilayah Indonesia dengan Benua Australia
 Bagian barat : Indonesia sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia
 Bagian timur : wilayah laut Indonesia berbatasan dengan Samudera Pasifik

Pengaruh dari letak geografis Indonesia adalah:

1. Indonesia menjadi persimpangan lalu lintas dan perdagangan dunia

Letak geografis Indonesia yang strategis selalu menjadi persimpangan lalu


lintas dunia, baik lalu lintas udara maupun lalu lintas laut. Selain itu, indonesia
juga menjadi titik persilangan kegiatan perekonomian dunia, terutama
perdagangan antara negara-negara industri dan negara-negara yang sedang
berkembang. Misalnya, Indonesia menjadi titik persilangan perdagangan
antara Jepang, Korea, RRC dengan negara-negara di Afrika, Australia dan
Eropa.

2. Indonesia memiliki 4 chokepoint dari 10 chokepoint di dunia

Chokepoint adalah alur pelayaran utama internasional yang dilalui oleh


berbagai kapal niaga dan kapal-kapal lainnya. Dari 10 Chokepoint dunia,
empat diantaranya ada di Indonesia, yaitu Selat Malaka, Selat Sunda, Selat
Lombok, dan Selat Makasar. Titik-titik strategis ini dilalui oleh 40% kapal-
kapal asing karena merupakan jalur utama perdagangan Internasional.

3. Indonesia memiliki beragam kebudayaan

Beragam kebudayaan, agama, bahasa, dan seni di Indonesia dipengaruhi oleh


orang-orang asing dari berbagai bangsa yang masuk ke Indonesia. Selain
berdagang dan berlayar, mereka juga menyebarkan kebudayaan dan agama di
Indonesia.

4. Indonesia memiliki dua musim

Letak geografis Indonesia yang diapit oleh dua benua dan dua samudera serta
dilintasi oleh garis khatulistiwa menyebabkan Indonesia dilalui oleh angis
muson barat dan angin muson timur.

Angin muson barat bergerak dari Benua Asia kemudian melewati Samudera
Hindia menuju ke Benua Australia. Angin muson barat ini membawa uap air
dalam jumlah besar sehingga menyebabkan musin penghujan di Indonesia.

Angin muson timur bergerak dari Benua Australia menuju ke Benua Asia.
Angin muson timur membawa udara kering dari gurun pasir di bagian utara
Benua Australia dan juga hanya melewati laut yang sempit. Sehingga, angin
muson timur menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau.

5. Adanya fenomena Arlindo (Arus lintas Indonesia)


Letak geografis Indonesia menyebabkan terjadinya fenomena Arlindo.
Fenomena ini terjadi karena perbedaan gradien tekanan yang memicu aliran
arus dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia. Arlindo menjadi massa air
utama arus lalu lintas migrasi biota ikan dan biota laut.

Keuntungan Letak Geografis Indonesia:

1. Proses ekspor dan impor mudah

Proses ekspor dan impor mudah dikarenakan Indonesia menjadi pusat


pelayanan dan perdagangan internasional. Indonesia menjadi titik persilangan
perekonomian negara maju dan berkembang yang menyebabkan mudahnya
pemasaran produksi di Indonesia.

2. Membantu perekonomian masyarakat

Banyak orang berkebangsaan asing yang berlayar dan lantas singgah di


Indonesia. Keberadaan mereka menambah penghasilan masyarakat sekitar
yang berdagang di sekitar pelabuhan dan tempat singgah.

3. Kemajuan di bidang sosial-budaya

Bangsa asing mempengaruhi sosial budaya di Indonesia menjadi lebih maju


lagi. Pengarung bangsa asing pada kemajuan Indonesia misalnya pada
penguasaan dan berkembangnya IPTEK. Selain itu, akulturasi budaya
membuat masyarakat dinamis dengan pengetahuan mode pakaian maupun
gaya hidup yang sedang populer. Demikian pula, penggunaan bahasa-bahasa
asing dalam komunikasi sehari-hari meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan
masyarakat.

4. Indonesia memiliki banyak suber daya alam

Berlalunya angin muson di wilayah Indonesia berdampak pada iklim. Iklim


tropis di Indonesia ideal untuk berbagai usaha budidaya pertanian,
perkebunan, kehutanan, kelautan, dan pariwisata.

5. Indonesia memiliki banyak ikan dan biota laut


Arus Lintang Indonesia (Arlindo) yang bergerak dari Samudera Pasifik
menuju ke Samudera Hindia menyebabkan perairan Indonesia menjadi hangat
karena adanya proses upwelling. Perairan yang hangat sangat disukai oleh
nutrien, ikan, dan biota laut.

Keuntungan letak geografis Indonesia, khususnya bagi negara-negara di kawasan


Benua Asia:

1. Kapal-kapal yang lintas transit tidak dikenakan pajak sesuan dengan perjanjian
UNCLOS.

2. Kapal-kapal asing yang melewati titik-titik strategis Chokepoint diberikan


jaminan pelayanan dan pengamanan oleh Indonesia.

3. Lokasi strategis Indonesia mempermudah perdagangan dari negara-negara di


Benua Asia ke Australia, dan sebaliknya.

4. Lokasi strategis Indonesia memberikan kemudahan pemasaran prouk-produk


buatan negara-negara asia.

5. Banyaknya investasi oleh negara-ngara Asia karena letak Indonesia yang


strategis.

2. Sebagai warga negara Indonesia kita harus bisa ikut berpatisipasi secara aktif dalam
melindungi berbagai bentuk Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan
(ATHG) agar dapat mewujudkan ketahanan nasional. Ganguan tersebut bisa berasal
dari dalam dan luar negeri serta bisa berupa fisik dan non fisik.

Uraikan peran Anda sebagai mahasiswa agar dapat melindungi Negara Kesatuan
Republik Indonesia dari (ATHG) baik yang berasal dari dalam dan luar negeri serta
berupa fisik dan non fisik!

Istilah bela negara dapat kita temukan dalam rumusan Pasal 27 ayat 3 UUD
NRI 1945. Pasal 27 ayat 3 menyatakan “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara.” Dalam buku “Pemasyarakatan UUD NRI 1945
oleh MPR (2012)” dijelaskan bahwa Pasal 27 ayat 3 ini dimaksudkan untuk
memperteguh konsep yang dianut bangsa dan negara Indonesia di bidang pembelaan
negara., yakni upaya bela negara bukan hanya monopoli TNI, tetapi merupakan hak
sekaligus kewajiban setiap warga negara. Oleh karena itu, tidak benar jika ada
anggapan bela negara berkaitan dengan militer atau militerisme dan seolah-olah
kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara
Nasional Indonesia. Berdasarkan pasal 27 ayat 3UUD NRI 1945 tersebut dapat
disimpulkan bahwa usaha pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban setiap
orang Indonesia. Hal ini berkonsekuensi bahwa setiap warga negara berhak dan wajib
untuk turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan negara melalui
lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan
yang berlaku termasuk pula aktivitas bela negara. Selain itu, setiap warga negara
dapat turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara sesuai dengan kemampuan dan
profesi masing-masing.
jika bela negara tidak hanya mencakup perang mempertahankan negara maka
konsep bela negara memiliki cakupan yang luas. Bela negara dapat dibedakan secara
fisik maupun nonfisik. Secara fisik, yaitu dengan cara “memangkul senjata”
menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela negara secara fisik dilakukan untuk
menghadapi ancaman dari luar. Pengertian ini dapat disamakan dengan bela negara
dalam arti militer. Sedangkan bela negara secara nonfisik dapat didefinisikan sebagai
“segala upaya untuk mempertahakan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan
terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, termasuk
penanggulangan ancaman. Bela negara demikian dapat dipersamakan dengan bela
negara secara nonmiliter. Secara umum, setiap negara berpotensi
menghadapi ancaman militer, dan non militer termasuk ancaman hibrida (hybrid
warfare) atau gabungan ancaman militer dan non militer sebagai dampak dari
kemajuan teknologi komunikasi dan informasi.
Berikut ini hal yang dapat dilakukan mahasiswa dalam melindungi Negara
Kesatuan Republik Indonesia dari (ATHG) baik dari dalam dan luar negeri serta
berupa fisik dan nonfisik.
1. ATHG dari dalam negeri
a. Penguatan ideologi pancasila dengan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, diawali dilingkungan keluarga.
b. Memberikan ketauladanan sebagai pemuda pemudi yang
berpendidikan dengan mengedepankan toleransi dan keharmonisan
dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Menunjukan moralitas dan karakter yang kuat.
d. Mahasiswa harus mampu mengembangkan inovasi dan menghargai
kearifan likal agar bangsa ini tidak ketergantungan terhadap nilai-nilai
asing.
e. Melatih kepemimpinankarena dalam kepemimpinan, karakter
menempati prosentasi tertinggi yaitu 80% sementara ilmu 5%
pengetahuan umum 5% dan pengambilan keputusan 10%.
f. Mempersiapkan diri menjadi manusia Indonesia seutuhnya serta peka
dancermat terhadap hal-hal yang menyimpang dari jati diri dan nilai-
nilai kebangsaan.
2. ATHG dari luar negeri.
a. Nahasiswa berperan sebagai the agent of change dengan cara
mendorong motivasi berprestasi, berfikir positif, kritis, kreatif, serta
inovatif.
b. Mahasiswa berperan dalam control social (idealisme).
c. Selalu berusaha untuk meng-upgrade diri mengenai perubahan dari
segi geoekonomi dan geopolitik serta kemajuan teknologi dan
informasi.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan bela negara dengan menghadirkan
kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman,
mendorong pendidikan kewarganegaraan seperti penguatan patriotisme, cinta tanah
air, dan semangat bela negara, serta upaya untuk memperteguh kebhinnekaan.

3. Upaya pembangunan integrasi nasional selalu mendapat Ancaman, Tantangan,


Hambatan, dan Gangguan atau yang disingkat dengan ATHG. Hal tersebut dapat
memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa yang bisa berasal dari dalam danluar
negeri serta bisa berupa fisik dan nonfisik.
Lakukanlah analisis penyebab munculnya ATHG yang bisa memecah belah NKRI!

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia, dalam menjaga kedaulatan dan membangun integrasi nasional, bangsa
Indonesia dihadapkan pada Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan (ATHG).
Yang dimaksud ATHG adalah:

 Ancaman adalah suatu upaya yang bersifat membahayakan yang dapat


merubah atau merombak kebijaksanaan dalam negeri yang dilakukan secara
sengaja atau di kehendaki. Ancaman ini bisa berasal dari dalam maupun dari
luar, misal dari dalam negeri adalah munculnya gerakan separatisme
kedaerahan.
 Tantangan adalah suatu hal atau usaha bersifat mengunggah kemampuan
dalam negara, dan menuntut untuk segera ditanggulangi. Dengan tantangan
yang ada apakah kemampuan negara kita dapat mengatasinya, dan
menyelesaikannya. Misal seperti tantangan era serba digital pada saat ini,
negara dituntut untuk bisa beradaptasi dengan cepat.
 Hambatan adalah suatu hal atau usaha yang berasal dari diri sendiri artinya
berasal dari dalam negeri yang bertujuan melemahkan atau menghalangi
secara tidak konseptual atau tidak sesuai dengan kehendak kita. Contohnya
hambatan dari dalam negara adalah budaya kebodohan, keterbelakangan dan
kejumudan.
 Gangguan secara umum berasal dari luar tubuh jika dikontekskan ke dalam
negara artinya berasal dari luar negara, yang bertujuan melemahkan atau
menghalangi yang tidak sesuai dengan kehendak kita atau tidak konseptual.
Misal gangguan dari negara asing dll.

Penyebab munculnya ATHG yang bisa memecah belah keutuhan NKRI:

1. Kurangnya sikap toleransi antar masyarakat Indonesia

Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menerima perbedaan


dariberbagai perilaku, ras, suku, agama, bahasa, budaya, dan etnis yang ada di
dunia ini. Toleransi tumbuh dengan adanya kesadaran bahwasannya
keragaman itu terjadi karena sejarah dengan semua yang memengaruhinya.

Padahal, menghargai keragaman merupakan salah satu cara untuk menjaga


persatuan dan mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.

Oleh karena itu masyarakat harus dapat menumbuhkan sikap toleransi antar
masyarakat, jika tidak maka akan menyebabkan munculnya di negara
Indonesia yang dapat memecah negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
seperti: Perpecahan bangsa karena konflik sosial dalam masyarakat bisa juga
karena ekonomi, status sosial, ras, suku, agama, kebudayaan. Serta pandangan
dan sikap terhadap budaya lain.

2. Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia atas ancaman dan gangguan dari


luar

Ancaman ini muncul dari berkembangnya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi (IPTEK) di era revolusi industri 4.0. Di negara Indonesia,
contohnya pada daerah Natuna Kepulauan di Laut Cina Selatan, di daerah
Natuna ini menjadi peluang terjadinya konflik baru. Karena, daerah Natuna
berada di sisi utara pulau Kalimantan dimana sering terjadi Tiongkok konflik
wilayah yang saling tumpang tindih antara beberapa negara seperti Brunei,
Malaysia, Vietnam, Taiwan, dan Taiwan.

Di sisi masyarakat, masyarakat Indonesia seperti terlena dengan kecanggihan


dan kemajuan dari teknologi, tanpa disadari banyak sekali dampak-dampak
negatif, ancaman dan gangguan dari luar yang tanpa disadari masyarakat
menerima dan dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia, oleh karena itu
masyarakat harus mulai menyaring dan menggunakan kemajuan dari teknologi
ini dengan baik.

Karena jika tidak, maka akan muncul Ancaman, Tantangan, Hambatan dan
Hambatan di negara Indonesia yang dapat memecah bela Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
3. Dampak negatif globalisasi

Globalisasi memberikan dampak negatif pada kehidupan masyarakat


Indonesia seperti terjadinya sosial, sikap individualistik, pola hidup
masyarakat yang konsumtif, pola hidup masyarakat mengalami dan perubahan
pergaulan.

Disisi lain terjadinya globalisasi perekonomian dapat membuka peluang pasar


masuknya produk-produk dalam negeri ke pasar Internasional. Dan
sebaliknya, dapat membuka peluang masuknya produk-produk global masuk
ke pasar lokal (domestik).

Masyarakat harus bisa mengikuti arus globalisasi tanpa harus terjebak dalam
dampak negatifnya.Jika dampak negatif ini terus-menerus terjadi maka akan
muncul Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan di negara Indonesia
yang dapat memecah negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

4. Ancaman non militer dibidang politik

Ancaman non militer dibidang politik, seperti provokasi, kamus dan juga
blokade politik. Hal ini dapat memicu terjadinya Ancaman, Tantangan,
Hambatan dan di negara Indonesia yang dapat memecah Gangguan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) apabila Indonesia tidak dapat mengatasi
hal ini.

5. Ancaman dibidang sosial budaya

Ancaman dibidang sosial budaya dapat berasal dari dalam negeri dan dari luar
negeri. Ancaman dari dalam negeri yang disebabkan oleh kegemaran,
keterbelakangan, ketidakadilan dan isu-isu kemiskinan. Jika ancaman ini tidak
dapat diatasi maka yang dapat memecah bela Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Untuk menghadapi ATHG yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, perlu dikerahkan segenap kemampuan,
kekuatan, serta potensi yang ada pada bangsa Indonesia yang terwujud sebagai
kesadaran berkemampuan bela negara. Karena itu seluruh warga negara sejak dini
perlu dibekali dengan kemampuan tersebut melalui Pendidikan pendahuluan bela
negara (PPBN). PPBN ini bertujuan untuk: 1. meningkatkan kecintaan pada tanah air;
2. meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara; 3. meningkatkan keyakinan
Pancasila sebagai ideologi bangsa; 4. meningkatkan kesadaran bela negara; 5.
mengembangkan kemampuan awal bela negara.

4. Pancasila merupakan dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang menjadikan pedoman
untuk hidup berbangsa dan bernegara. Kondisi sekarang ini banyak teradapat
Ancaman, Tantangan, hambatan dan Gangguan (ATHG) yang dapat merusak
ketahanan nasional, sehingga Pancasila seharusnya dinternalisasikan bukan hanya
sekedar dihafalkan supaya ketahanan nasional negara Indoneisa menjadi kokoh.

Lakukanlah telaah bagaimana cara memperkuat ideologi Pancasila sebagai usaha


untuk memperkuat wawasan ideologi Indonesia terkait dengan pembinaan ketahanan
nasional!

Ketahanan nasional (national resilience) adalah konsep tentang kemampuan


bangsa untuk mempertahankan kedaulatan dan kesatuannya dalam menghadapi
ancaman baik dari luar maupun dari dalam serta mengusahakan sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan hidup warga negaranya. Ketahanan nasional merupakan kondisi
dinamis suatu bangsa dalam mengembangkan kekuatan nasional untuk menghadapi
berbagai tantangan zaman, hambatan, serta gangguan demi persatuan dan
kelangsungan suatu bangsa menuju kejayaan bangsa dan negara.
Ketahanan nasional memiliki pengertian dan cakupan yang luas. Namun pada
intinya, gagasan pokok ketahanan nasional adalah bahwa suatu bangsa atau negara
hanya akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila negara atau
bangsa itu memiliki ketahanan nasional. Di Indonesia, istilah ketahanan nasional
diperkenalkan oleh Lembaga Pertahanan Nasional Repubik Indonesia (Lemhanas RI)
sekitar tahun 1960-an. Seorang ahli GPH S. Suryomataraman mengutarakan beberapa
rupa kethanan nasional, yakni:
1. Ketahanan nasional sebagai konsepsi atau doktrin.
2. Ketahanan nasional sebagai kondisi.
3. Ketahanan nasional sebagai strategi, cara atau pendekatan.
Pengertian pertama, ketahanan nasional sebagai konsepsi merupakan upaya
menanggulangi segala ancaman baik bwesifat kultural maupun material, dari dalam
maupun dari luar. Dalam konteks Indonesia, konsep ketahanan nasional dirumuskan
berdasarkan ajaran Asta Gatra. Asta Gatra merupakan gabungan dari Tri Gatra (tiga
aspek ilmiah) dan Panca Gatra (lima aspek sosial). Tri Gatra terdiri dari aspek
geografi, kekayaan alam, dan kependudukan. Sedangkan Panca Gatra terdiri dari
ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan dan keamanan.
Pengertian kedua, yakni ketahanan sosial sebagai kondisi merupakan analisis
keadaan nasional dari masa ke masa. Sebagai kondisi, ketahanan nasional bersifat
dinamis yang dapat meningkat maupun menurun dari tahun ke tahun. Analisis kondisi
ketahanan nasional dilakukan berdasarkan faktor-faktor Tri Gatra dan Panca Gatra
dalam Astra Gatra.
Sedangkan pengertian ketiga, ketahanan nasional sebagai strategi, yakni
berkaitan dengan pertanyaan tentang apa sebab dan bagaimana Indonesia bisa terus
bertahan dan dengan pertanyaan tentang apa sebab dan bagaimana Indonesia bisa
terus bertahan dan berkembang walaupun menghadapi banyak ancaman dan bahaya.
Dalam pengertian ini, ketahanan nasional merupakan cara untuk pendekatan dengan
menggunakan ajaran Asta Gatra yang memasukan segala aspek alamiah dan sosial
untuk dibaca dalam usaha menanggulangi ancaman yang ada.
Pancasila adalah ideologi dan juga dasar negara Indonesia. Hal ini membuat
indonesia akan berusaha untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsanya dengan
mengikuti atau berpedoman pada nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam
Pancasila. Hal ini juga sesuai dengan salah satu fungsi dan kedudukan Pancasila bagi
bangsa Indonesia, yaitu sebagai dasar negara. Sebagai dasar negara, para
penyelenggara pemerintah harus bisa mencerminkan nilai-nilai yang ada pada
Pancasila dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Ketahanan ideologi berlandaskan Pancasila. Ideologi Pancasila memiliki
kemampuan untuk memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan
menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa. Ketahanan ideologi merupakan kondisi mental bangsa Indonesia
yang berpegang pada ideologi Pancasila yang menjadi ideologi nasional. Pancasila
sebagai ideologi negara merupakan seperangkat prinsip dasar yang sistematik dan
menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik individual maupun sosial dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai pancasila mengutamakan persatuan
dan kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa sebagai kepentingan bersama
di atas kepentingan individu dan golongan. Nilai-nilai pancasila turut mengajarkan
cinta tanah air dan mengembangkan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.
Untuk membina ketahanan nasional, berikut ini adalah cara yang bisa
dilakukan untuk memperkuat ideologi Pancasila dalam rangka memperkuat wawasan
ideologi:
 Pendidikan: pemerintah bisa menciptakan suatu kurikulum yang berkaitan
dengan pendidikan Pancasila sehingga para peserta didik bisa mengetahui
setiap nilai dan makna yang ada pada Pancasila dan juga bisa
mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
 Legislasi: setiap aparatur pemerintah dan penyelenggara negara harus bisa
memiliki pandangan dan pemahaman yang sama mengenai Pancasila
sehingga jalannya kehidupan berbangsa dan bernegara bisa disesuaikan
dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila.
 Hukum: pemerintah harus bisa menciptakan kebijakan dan peraturan yang
progresif untuk mendorong terimplementasinya nilai-nilai yang ada pada
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Sumber Referensi :
BMP MKDU4111 Pendidikan Kewarganegaraan
http://pintar.jatengprov.go.id/uploads/users/tarjani/materi/
SD_Letak_Geografis_dan_Astronomis_Indonesia_serta_Pengaruhnya_2014-10-15/
Letak_Geografis_dan_Astronomis_Indonesia_serta_Pengaruhnya.pdf
https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_tim/buku-tim-public-97.pdf
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/letak-geografis-indonesia-pengaruh-dan-
keuntungannya-1
https://www.kemhan.go.id/2015/06/15/mahasiswa-berperan-dalam-memperkokoh-ketahanan-
nasional.html,
https://roboguru.ruangguru.com/forum/penyebab-munculnya-athg-yang-bisa-memecah-
belah-nkri-_FRM-Y065R19C, https://www.kemdikbud.go.id/main/contact.

Anda mungkin juga menyukai