Anda di halaman 1dari 10

AKUA: Jurnal Akuntasi dan Keuangan

https://journal.yp3a.org/index.php/AKUA
e-ISSN 2809-851X | p-ISSN 2810-0735
Vol. 1 No. 2 (April 2022) 216-225
DOI: 10.54259/akua.v1i2.786

Penyebab Ekuitas Negatif: Uji Signifikansi Pada Laba


Bersih dan Nilai Utang

Suwandi
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Institut Ilmu Sosial dan Bisnis Andi Sapada, Parepare, Indonesia
Email: suwandiak307@gmail.com

Abstract
This causal study aims to analyze the effect of net income and debt value on negative equity in
companies with a special label “tato” listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2020. This
study involved 59 companies and as many as 22 companies were selected based on sample
criteria. 22 observational data. The data collection technique uses the documentation method in
the form of financial reports that have been published through www.idx.co.id. The data that has
been collected is processed using the SPSS version 23 program. The data analysis technique
used is multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that, partially net
income has a positive and insignificant effect on negative equity, while the value of debt has a
negative and significant effect on negative equity. Meanwhile, simultaneously net income and
debt value have a significant negative effect on equity. Following up on the findings of this
study, the measurement of the causes of negative equity must be identified early on and
analyzed carefully so that it can be controlled so as to increase the company's equity value.

Keywords: Debt Value, Negative Equity, Net Profit

Abstrak
Studi kausal ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba bersih dan nilai utang terhadap
ekuitas negatif pada perusahaan berlabel khusus “tato” yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2020. Penelitian ini melibatkan 59 perusahaan dan sebanyak 22 perusahaan dipilih
berdasarkan kriteria sampel, sehingga digunakan 22 data pengamatan. Teknik pengumpulan
data menggunakan metode dokumentasi yang berupa laporan keuangan yang telah
dipublikasikan melalui www.idx.co.id. Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan
program SPSS versi 23. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linear
berganda. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa, secara parsial laba bersih memiliki pengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap ekuitas negatif, sedangkan nilai utang memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap ekuitas negatif. Sementara itu, secara simultan laba bersih dan
nilai utang berpengaruh signifikan terhadap ekuitas negatif. Menindaklanjuti temuan penelitian
ini, pengukuran terhadap penyebab ekuitas negatif harus diidentifikasi sejak awal dan dianalisis
dengan cermat agar dapat terkendali, sehingga dapat meningkatkan nilai ekuitas perusahaan.

Kata Kunci: Nilai Utang, Ekuitas Negatif, Laba Bersih

1. PENDAHULUAN

Ekuitas memberikan informasi penting bagi investor untuk berinvestasi. Ekuitas adalah hak
pemilik perusahaan atas seluruh aset setelah dikurangi dengan kewajiban [2]. Ekuitas termasuk
bagian dalam pengukuran nilai perusahaan pada saat ini [33]. Untuk mencapai hal itu, manajer
harus mampu mengelola seluruh sumber daya perusahaan dengan baik [11] dan mampu
mengendalikan risiko keuangan perusahaan [51], sehingga hasilnya dapat memberikan laba
dan akhirnya menambah ekuitas perusahaan. Namun yang terjadi, risiko keuangan tidak dapat
dikendalikan dengan baik sehingga akhiranya kerugian besar didapatkan perusahaan [8].
Dampaknya, menurunkan ekuitas perusahaan. Lebih jauh, kegagalan dalam menghadapi risiko
keuangan dapat menyebabkan nilai ekuitas menjadi negatif [37].

Diterima Redaksi: 20-04-2022 | Selesai Revisi: 27-04-2022 | Diterbitkan Online: 29-04-2022


216
Suwandi
AKUA (Jurnal Akuntansi dan Keuangan) Vol. 1 No. 2 (2022) 216 – 225

Ekuitas dengan nilai negatif menjadi permasalahan yang serius bagi perusahaan-perusahaan
besar di Indonesia. Ekuitas negatif dapat terjadi sebab jumlah ekuitas periode sekarang jauh
lebih kecil daripada periode lalu, dan bahkan dibutuhkan dana tambahan untuk menutupinya
[37]. Akibatnya pertumbuhan perusahaan akan sulit di masa akan datang [10] dan penawaran
saham perusahaan menjadi menurun [9]. Lebih jauh lagi, perusahaan di mata investor dinilai
buruk karena menganggap akan menghadapi kesulitan keuangan pada periode-periode
mendatang [13,53], dan lebih parahnya lagi perusahaan bakal mengalami kebangkrutan [30].
Salah satu penyebab ekuitas negatif adalah perusahaan tidak mampu mencapai laba bersih,
bahkan mengalami kerugian yang besar [49].
Laba bersih (net profit) menjadi salah satu ukuran keberhasilan perusahaan. Laba bersih
ditunjukkan dari hasil usaha yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi pajak [34]. Kinerja
keuangan yang baik dan hasil investasi yang optimal [17], serta dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham [20], menandakan perusahaan mencapai laba bersih yang terbilang cukup
tinggi. Kenyataannya, sebagian besar perusahaan-perusahaan di Indonesia mencatatkan laba
bersih yang dicapai mengalami penurunan setiap periodenya [6,26]. Lebih parahnya lagi, di
antaranya menghasilkan laba bersih negatif alias rugi [4,35]. Hasilnya, nilai ekuitas mengalami
penurunan [24]. Padahal, laba bersih dibutuhkan perusahaan untuk meningkatkan jumlah
ekuitas.
Selain laba bersih, nilai utang (debt value) juga memiliki hubungan yang erat dengan
perubahan pada ekuitas. Utang diperlukan dalam hal menunjang aktivitas operasi perusahaan.
Utang menjadi sumber pendanaan eksternal perusahaan berupa pinjaman [50], yang wajib
dikembalikan pada waktu tertentu dengan mengorbankan sejumlah sumber ekonomis [45]. Aset
atau kekayaan yang dimiliki perusahaan menunjukkan porsi nilai utang di dalamnya [16].
Semakin besar nilai utang dalam mendanai aset, maka semakin tinggi tingkat risiko
pengembaliannya yang berujung pada kesulitan keuangan perusahaan [46]. Bahkan, jika nilai
utang melebihi dari nilai aset maka terjadi ekuitas negatif [39]. Parahnya, perusahaan akan
mengalami kebangkrutan [43]. Dengan demikian, nilai utang yang tinggi mengindikasikan
ekuitas negatif semakin tinggi.
Kondisi umum yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan besar di Indonesia saat ini adalah
kesulitan keuangan. Hal tersebut disebabkan sebagian perusahaan di Indonesia belum optimal
mengelola keuangannya [21]. Akibatnya, tingkat nilai ekuitas tinggi yang seharusnya dicapai
perusahaan-perusahaan tersebut tidak maksimal [38]. Hasilnya adalah ekuitas mengalami
penurunan [22], bahkan bernilai negatif [29]. Padahal, ekuitas dibutuhkan oleh perusahaan
dalam menghadapi kesulitan keuangan.
Berbagai penelitian terkait analisis ekuitas pada perusahaan-perusahaan di Indonesia
sebenarnya sudah dilakukan. Di antaranya, penelitian [23,25,32,52,54] yang meneliti tentang
penilaian ekuitas. Lalu, penelitian [12,31,41,48] tentang nilai perusahaan. Lainnya, analisis
ekuitas pada perusahaan di Indonesia lebih sering dilakukan pada struktur modal
[7,15,20,27,40]. Sejalan dari berbagai kajian tersebut, penelitian yang mengkaji tentang laba
bersih dan nilai utang serta pengaruhnya terhadap ekuitas negatif belum pernah dilakukan.
Kajian ini perlu dilakukan sebab dapat memberikan informasi tentang kedua faktor tersebut
dalam mempengaruhi nilai ekuitas negatif perusahaan. Selain itu, hasil temuan ini dapat
menjadi dasar dalam pengelolaan keuangan perusahaan agar terhindar dari terjadinya ekuitas
negatif. Hasilnya juga dapat digunakan sebagai pedoman bagi para manajer perusahaan dalam
pengambilan keputusan pendanaan. Sejalan dengan itu, tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh laba bersih dan nilai utang terhadap ekuitas negatif.
Bertolak dari pemaparan di atas dapat digambarkan kerangka konseptual penelitian seperti
berikut ini.

Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)


217
Suwandi
AKUA (Jurnal Akuntansi dan Keuangan) Vol. 1 No. 2 (2022) 216 – 225

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian


Sumber: Diolah peneliti
Keterangan:
H1 : Laba bersih berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ekuitas negatif.
H2 : Nilai utang berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekuitas negatif.
H3 : Laba bersih dan nilai utang secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap ekuitas
negatif.

2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kausal [47], yang mengkaji penyebab perubahan ekuitas
negatif (Y) yang disebabkan oleh laba bersih (X1) dan nilai utang (X2). Penelitian ini dilakukan
dari Bulan Desember 2021 sampai Bulan Februari 2022. Populasi penelitian ini adalah seluruh
perusahaan yang berlabel khusus “tato” di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2020 [42].
Totalnya, terdapat 59 perusahaan. Adapun kategori sampel digunakan: (1). Perusahaan yang
memiliki ekuitas negatif, (2). Perusahaan yang telah menyajikan laporan keuangan audit dan
(3). Perusahaan yang melakukan penjualan selama tahun 2020. Oleh karena itu, teknik
purposive sampling digunakan pada proses penarikan sampel [47]. Hasilnya, terdapat 22
perusahaan terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini, sehingga diperoleh sebanyak 22 data
pengamatan.

Data sekunder merupakan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan
yang telah dipublikasikan. Data diperoleh melalui teknik dokumentasi dengan mengakses pada
www.idx.co.id [3]. Data tersebut merupakan data time series dengan periode pengamatan
tahun 2020.

Adapun operasionalisasi variabel dirumuskan sebagai berikut:

LBsP
𝑁𝑃𝑀 = (1)
PB
TU
𝐷𝐴𝑅 = (2)
TA

EN = TEN (3)

NPM adalah Net Profit Margin yang merupakan indikator pengukuran variabel laba bersih, LBsP
adalah Laba Bersih setelah Pajak dan PB adalah Penjualan Bersih [5]. DAR adalah Debt to
Asset Ratio yang merupakan indikator pengukuran variabel nilai utang, TU adalah Total Utang
dan TA adalah Total Aset [18]. EN adalah Ekuitas Negatif dan TEN adalah Total Ekuitas Negatif
yang merupakan indikator pengukuran variabel ekuitas negatif. Pengukuran variabel ekuitas
negatif ini ditentukan sendiri oleh peneliti. Alasannya, belum ada kajian terdahulu atau sumber
lainnya yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuan pengukuran tersebut.
Data yang telah terkumpul, kemudian dianalisis menggunakan regresi linear berganda.
Tujuannya, menguji apakah ada pengaruh signifikan dari masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Data diolah melalui program SPSS 23. Formula regresi ini [28]
ditunjukkan sebagai berikut:

Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)


218
Suwandi
AKUA (Jurnal Akuntansi dan Keuangan) Vol. 1 No. 2 (2022) 216 – 225

Y = a + b1X1 + b2X2 + 𝑒 (4)

Keterangan:

Y : Variabel dependen ekuitas negatif

a : Konstanta

b1, b2 : Koefisien regresi

X1 : Variabel independen laba bersih

X2 : Variabel independen nilai utang

e : Error

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Hasil Penelitian
3.1.1 Uji Asumsi Klasik
Tabel 1. Hasil Uji Asumsi Klasik
Normalitas Multikolonieritas Heteroskedastisitas
Variabel
(p >0,05) (VIF <10) (p >0,05)
X1 1,046 0,356
0,057
X2 1,046 0,296
Sumber: Data sekunder diolah
Tabel 1 di atas menjelaskan bahwa data-data keuangan yang terkumpul dari perusahaan yang
menjadi sampel penelitian ini, setelah dilakukan pengujian, seluruh data telah memenuhi uji
asumsi klasik yang menyatakan bahwa uji normalitas sebesar 0,057 > 0,05, uji multikolonieritas
sebesar 1,046 < 10, dan uji heteroskedastisitas untuk variabel X1 sebesar 0,356 > 0,05 dan
variabel X2 sebesar 0,296 > 0,05. Hasil uji ini dinyatakan layak digunakan dalam model regresi
selanjutnya.
3.1.2. Statistik Deskriptif
Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif
Variabel N Min. Max. Mean Std. Dev.
X1 22 -2725,23 15557,17 452,42 3421,89
X2 22 107,47 346197,76 16446,84 73670,65
Y 22 -11303553,00 -7011,00 -1169381,09 2485555,28
Sumber: Data sekunder diolah
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam kajian ini sebanyak 22
data pengamatan yang diambil dari laporan keuangan perusahaan yang berlabel khusus “tato”
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2020. Berdasarkan hasil olah data diketahui bahwa
variabel laba bersih yang diproksikan dengan Net Profit Margin (NPM) mencapai nilai rata-rata
(mean) sebesar 452,42 yang berarti sangat sedikit perusahaan yang mencapai laba bersih
dalam pengamatan ini. Variabel nilai utang yang diproksikan dengan Debt to Asset Ratio (DAR)
didapat nilai rata-rata (mean) sebesar 16.446,84 yang berarti secara keseluruhan total utang
perusahaan dalam pengamatan ini lebih besar daripada total asetnya. Variabel ekuitas negatif
yang diukur dari total ekuitas negatif memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar -1.169.381,09
yang berarti nilai ekuitas negatif perusahaan dalam pengamatan ini cukup tinggi.
3.1.3. Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Unstandardized Coefficients
Model
B Std. Error
Constant -678325,85 235453,03
X1 25,89 69,07
X2 -30,57 3,21
Sumber: Data sekunder diolah

Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)


219
Suwandi
AKUA (Jurnal Akuntansi dan Keuangan) Vol. 1 No. 2 (2022) 216 – 225

Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dibentuk sebuah persamaan regresi linear berganda dan
penafsirannya.
Y = −678.325,85 + 25,89X1 – 30,57X2 + 𝑒

Bertolak dari persamaan di atas dapat dijelaskan: (1). Nilai konstanta -678.325,85 menunjukkan
besarnya pengaruh laba bersih dan nilai utang terhadap ekuitas negatif, (2). Nilai koefisien
pada laba bersih 25,89 menunjukkan bahwa laba bersih memiliki hubungan positif dengan
ekuitas negatif dan (3). nilai koefisien pada nilai utang -30,57 menunjukkan bahwa nilai utang
memiliki hubungan negatif dengan ekuitas negatif.
Berdasarkan dari hasil analisis regresi linear berganda di atas, juga diketahui hasil uji hipotesis
dari variabel-variabel yang dikaji. Berikut ini ditampilkan hasil uji hipotesis.
Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis
Variabel Uji t*) Uji F*) R-Square**)
X1 0,712
0,000 0,836
X2 0,000
*) p <0,05, maka uji hipotesis adalah signifikan
**) Semakin mendekati angka 1, maka semakin baik variabel X

dalam menjelaskan Variabel Y


Sumber: Data sekunder diolah
Bertolak dari tabel 4 di atas, pada uji t atau uji parsial untuk variabel laba bersih diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,712. Nilai signifikansi ini menunjukkan >0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa laba bersih memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap ekuitas negatif. Pada variabel
nilai utang diperoleh nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi ini menunjukkan <0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa nilai utang memiliki pengaruh signifikan terhadap ekuitas negatif.
Berdasarkan uji F atau uji simultan pada tabel 4 di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi 0,000.
Nilai signifikansi ini menunjukkan <0,05, sehingga disimpulkan bahwa laba bersih dan nilai
utang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ekuitas negatif. Hal ini berarti bahwa
pada model regresi yang mengkaji hubungan pada variabel-variabel independen dengan
variabel dependen tersebut sudah tepat, yang berarti besar kecilnya ekuitas negatif terbentuk
oleh tinggi rendahnya laba bersih dan nilai utang yang dimiliki perusahaan.
Berdasarkan uji koefisien determinasi pada tabel 4 di atas diketahui bahwa nilai R-Square
0,836. Nilai ini menunjukkan 83,6% variabel ekuitas negatif mampu diterangkan oleh variabel
laba bersih dan nilai utang, sedangkan sisanya sebesar 16,4% diterangkan oleh faktor lain yang
tidak terdapat dalam model kajian ini.
Berdasarkan hasil analisis regresi dan uji hipotesis di atas, dapat diketahui bahwa: (1). Laba
bersih berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ekuitas negatif. Temuan ini tidak
sejalan dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yang berarti H0 diterima dan Ha
ditolak. (2). Nilai utang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ekuitas negatif. Temuan ini
juga tidak sejalan dengan hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini, yang berarti H 0
diterima dan Ha ditolak. (3). Laba bersih dan nilai utang secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap ekuitas negatif. Hasil temuan ini sejalan dengan hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa laba bersih dan nilai utang mampu mempengaruhi
ekuitas negatif. Berkaitan dengan hal tersebut, belum ada penelitian terdahulu yang mengkaji
kedua variabel independen tersebut dalam mempengaruhi ekuitas negatif. Namun demikian,
earning telah dilaporkan mampu meningkatkan nilai ekuitas [23,25,52], begitu pula pada nilai
perusahaan [41]. Kebijakan utang pun juga demikian, bahwa telah dilaporkan mampu
meningkatkan nilai perusahaan [31,48]. Baik nilai ekuitas maupun nilai perusahaan [36,44], dan
termasuk ekuitas negatif dalam kajian ini merupakan unsur pengukuran kinerja perusahaan.
3.2. Pembahasan
3.2.1. Pengaruh Laba Bersih terhadap Ekuitas Negatif
Laba bersih yang dicapai perusahaan dalam kajian ini mampu mempengaruhi ekuitas negatif
secara positif dan tidak signifikan. Hal ini berarti tingginya laba bersih yang diperoleh akan
meningkatkan jumlah ekuitas negatif perusahaan, namun peningkatannya tidak signifikan.
Kondisi ini ditandai bahwa hampir keseluruhan perusahaan sampel dalam penelitian ini

Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)


220
Suwandi
AKUA (Jurnal Akuntansi dan Keuangan) Vol. 1 No. 2 (2022) 216 – 225

memperoleh laba bersih negatif alias rugi bersih. Lebih lanjut, laba bersih negatif yang dicapai
perusahaan mengakibatkan ekuitas perusahaan mengalami penurunan [24], juga kegagalan
dalam menghasilkan laba mengakibatkan penurunan pada ekuitas perusahaan [37]. Akibatnya,
jumlah ekuitas negatif perusahaan semakin meningkat.
Laba atau rugi bersih merupakan hasil usaha netto yang dicapai perusahaan selama periode
tertentu. Perusahaan yang menghasilkan rugi bersih selama periode tertentu menandakan
ketidakmampuan perusahaan dalam melakukan penjualan untuk menghasilkan laba. Disisi lain,
laba bersih yang diperoleh perusahaan sering kali dijadikan ukuran dalam pembagian dividen
kepada para pemegang saham. Ketika laba bersih dibagikan dalam bentuk dividen tanpa
mencadangkan sebagian ke saldo laba ditahan, dan saat itu laba ditahan bersaldo rendah atau
bahkan mendekati nilai negatif, maka akhirnya berakibat jumlah ekuitas menjadi rendah dan
bahkan negatif. Fakta ini dapat menurunkan tingkat pencapaian ekuitas perusahaan [1].
Manajer didorong untuk dapat menilai berbagai faktor yang dapat meningkatkan laba bersih
yang berujung pada peningkatan jumlah ekuitas perusahaan, terutama penilaian terhadap
kemampuan penjualan. Berdasarkan kajian ini, beberapa perusahaan masih memiliki tingkat
penjualan yang sangat rendah sehingga tidak dapat menutupi pengeluaran biaya yang besar.
Oleh karena itu, selain penilaian atas kemampuan penjualan dan pembagian dividen, penilaian
laba bersih yang dilaporkan dapat meningkatkan nilai ekuitas negatif sangat dianjurkan.
3.2.2. Pengaruh Nilai Utang terhadap Ekuitas Negatif
Nilai utang yang dimiliki perusahaan dalam kajian ini mampu menurunkan nilai ekuitas negatif
secara signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi nilai utang maka semakin rendah jumlah ekuitas
negatif perusahaan. Keadaan ini dapat dijelaskan, ketika perusahaan mampu memperoleh
tingkat pengembalian (return) yang tinggi atas penggunaan aset yang didanai oleh utang maka
pengembalian tersebut juga akan berdampak pada besarnya modal pemilik. Akibatnya dapat
meminimalkan jumlah ekuitas negatif. Lebih jelasnya, utang yang tinggi dapat meningkatkan
nilai ekuitas yang pada akhirnya dapat menekan tidak terjadinya ekuitas negatif [48]. Hal ini
sejalan bahwa kebijakan utang meningkatkan kinerja ekuitas [31]. Akibatnya, jumlah ekuitas
negatif perusahaan menjadi kecil.
Utang merupakan sumber pendanaan eksternal yang diperlukan perusahaan untuk membiayai
kebutuhan asetnya saat sumber pendanaan internal di rasa tidak cukup. Ketika manajemen
mampu mengelola aset perusahaan dengan efektif dan efisien, maka akan memperoleh tingkat
pengembalian yang tinggi dan akhirnya akan menghasilkan nilai ekuitas yang tinggi pula. Fakta
ini menunjukkan bahwa perolehan aset (modal kerja) yang dibiayai oleh utang akan
meningkatkan kinerja perusahaan, termasuk nilai ekuitas, dapat dicapai jika aset tersebut dapat
dikelola dengan cermat [15]. Selain pengelolaan aset ini, manajer juga harus mengelola struktur
pendanaan yang mendukung peningkatan ekuitas perusahaan. Untuk mencapai yang demikian,
seorang manajer harus mampu mengambil kebijakan yang tepat dalam perolehan utang.
3.2.3. Pengaruh Laba Bersih dan Nilai Utang terhadap Ekuitas Negatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba bersih dan nilai utang secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap ekuitas negatif. Hal ini berarti setiap terjadinya kenaikan atau penurunan
ekuitas negatif dapat dipengaruhi oleh laba bersih dan nilai utang.
Pada kedua variabel independen yang paling bisa menyebabkan ekuitas negatif meningkat
adalah laba bersih. Hal ini diakibatkan, ketika perusahaan tidak mampu memperoleh laba
bersih karena tidak mampu melakukan penjualan maka akan menghasilkan rugi bersih setiap
periodenya. Hasilnya, laba ditahan menjadi berkurang yang akhirnya meningkatkan ekuitas
negatif. Hasil kajian ini konsisten dengan [43] bahwa rugi bersih menyebabkan laba ditahan
berkurang dan mengakibatkan ekuitas bernilai negatif. Fatalnya, dapat mengakibatkan
perusahaan mengalami kebangkrutan.

4. KESIMPULAN
Penelitian ini difokuskan pada pengaruh laba bersih dan nilai utang terhadap ekuitas negatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba bersih secara parsial berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap ekuitas negatif. Hal ini berarti perusahaan yang memperoleh rugi bersih
mengakibatkan jumlah ekuitas negatif menjadi tinggi. Penyebabnya, penjualan yang rendah
dan pembagian dividen menjadikan jumlah ekuitas menjadi rendah dan bahkan negatif.
Sedangkan, nilai utang secara parsial memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap ekuitas

Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)


221
Suwandi
AKUA (Jurnal Akuntansi dan Keuangan) Vol. 1 No. 2 (2022) 216 – 225

negatif. Ini berarti, ketika aset yang dibiayai oleh utang mampu dikelola oleh manajemen
dengan baik maka tentu akan memperoleh tingkat pengembalian aset yang tinggi dan mampu
menurunkan jumlah ekuitas negatif perusahaan. Sementara itu, laba bersih dan nilai utang
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ekuitas negatif. Penurunan atau peningkatan
jumlah ekuitas negatif disebabkan oleh tinggi rendahnya laba bersih dan nilai utang.

Bertolak dari hasil penelitian, pengukuran laba bersih dan nilai utang dalam menilai penyebab
ekuitas negatif sangat diperlukan. Penilaian atas ekuitas negatif perusahaan sedini mungkin
perlu dilakukan agar para manajer segera mungkin mengetahui penyebab ekuitas negatif itu
terjadi. Selain itu, penelitian lebih lanjut yang mengkaji komponen-komponen keuangan lainnya,
selain laba bersih dan nilai utang terhadap ekuitas negatif juga perlu dilakukan. Penelitian
tersebut akan dapat memberikan informasi mengenai kelebihan dan kekurangan yang
ditemukan apabila dibandingkan dengan hanya menggunakan komponen laba bersih dan nilai
utang. Selain itu, penelitian yang mengkaji pengukuran laba bersih dan nilai utang terhadap
penilaian komponen kinerja keuangan lainnya juga tetap dilakukan agar pengambil keputusan
mengetahui manfaat apa saja yang diperoleh melalui pengukuran laba bersih dan nilai utang
dalam penilaian kinerja perusahaan.

REFERENCES

[1] Ardhianto, W. N. (2019). Buku Sakti Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.

[2] Bastian, I. (2007). Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik. Jakarta: Erlangga.

[3] Bursa Efek Indonesia. (2020). Laporan Keuangan dan Tahunan. Retrieved Desember 17, 2021, from
https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/

[4] Carolina, V., Marpaung, E. I., & Pratama, D. (2017). Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi
Kondisi Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014-2015). Jurnal Akuntansi, 9(2), 137-145.
https://doi.org/10.28932/jam.v9i2.481

[5] Darmawan. (2020). Dasar-dasar Memahami Rasio dan Laporan Keuangan. Yogyakarta: UNY Press.

[6] Dayanty, A. & Setyowati, W. (2020). Pengaruh Kinerja Keuangan dan Struktur Modal terhadap Nilai
Perusahaan yang Dimoderasi Variabel Ukuran Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Sektor
Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018).
Magisma: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, 8(2), 77-87. https://doi.org/10.35829/magisma.v8i2.88

[7] Dzikriyah, D. & Sulistyawati, A. I. (2020). Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva, Ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal. Solusi, 18(3), 99-115.
http://dx.doi.org/10.26623/slsi.v18i3.2612

[8] Ekadjaja, A. & Ekadjaja, M. (2020). Tata Kelola Perusahaan, Risiko Keuangan, dan Kinerja
Perbankan di Indonesia. Jurnal Ekonomi, 25(3), 391-412. http://dx.doi.org/10.24912/je.v25i3.687

[9] Fauziah, I. N. & Sudiyatno, B. (2020). Pengaruh Profitabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2018). Dinamika Akuntansi Keuangan
dan Perbankan, 9(2), 107-118.

[10] Fitriah, S. (2020). Pengaruh Kesempatan Bertumbuh dan Leverage terhadap Earnings Response
Coefficient. Akurasi: Jurnal Studi Akuntansi dan Keuangan, 3(1), 15-30.
https://doi.org/10.29303/akurasi.v3i1.26

[11] Ginting, G. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Keputusan Investasi,
dan Struktur Modal terhadap Profitabilitas, Perusahaan Property, Konstruksi dan Real Estate yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2017. Jurnal TEDC, 13(2), 116-126.

[12] Hamdiah, C. (2015). Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Kualitas Laba terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi
Manajemen dan Akuntansi (JEMSI), 1(1), 1-9. https://doi.org/10.32672/jemsi.v1i1.188

[13] Harahap, B. & Effendi, S. (2020). Pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, dan Arus Kas
Pendanaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode
2014-2019. Jurnal Akuntansi Barelang, 5(1), 1-11. https://doi.org/10.33884/jab.v5i1.2647

Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)


222
Suwandi
AKUA (Jurnal Akuntansi dan Keuangan) Vol. 1 No. 2 (2022) 216 – 225

[14] Hidayat, L. & Muttaqien, D. (2009). Peranan Modal Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Keuangan.
Jurnal Ilmiah Ranggagading, 9(2), 124-136.

[15] Hidayat, O. E., Nurlaela, S., & Samrotun, Y. C. (2021). Pengaruh Current Ratio, Struktur Aktiva dan
Return on Asset terhadap Struktur Modal. INOVASI, 17(2), 217-227.
http://dx.doi.org/10.29264/jinv.v17i2.9199

[16] Hidayat, R. (2018). Pengaruh Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio dan Profitabilitas terhadap
Nilai Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Studi
Akuntansi & Keuangan, 2(1), 27-36.

[17] Ikatan Akuntan Indonesia. (2008). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

[18] Irfani, A. S. (2020). Manajemen Keuangan dan Bisnis: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

[19] Kartajaya, H. et al. (2021). CI-EL Kapabilitas setelah Covid-19. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

[20] Khoiriyah, D. & Rasyid, R. (2020). Pengaruh Risiko Bisnis, Profitabilitas dan Pertumbuhan Aset
terhadap Struktur Modal Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index. Jurnal Kajian
Manajemen dan Wirausaha, 2(2), 43-51. http://dx.doi.org/10.24036/jkmw0284920

[21] Kusumawardhani, R. (2018). Pengaruh Luas Pengungkapan Informasi Konsentrasi Kepemilikan dan
Diversifikasi pada Biaya Modal Ekuitas: Studi pada Perusahaan Non-keuangan di Indonesia. Jurnal
Siasat Bisnis, 22(2), 182-202. https://doi.org/10.20885/jsb.vol22.iss2.art5

[22] Lubis, N. I. (2018). Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan Menggunakan Dupont System. JAKK|
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Kontemporer, 1(1), 1-19.
http://dx.doi.org/10.30596%2Fjakk.v1i1.3806

[23] Mukminah, Maslichah, & Mawardi, M. C. (2018). Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap
Penilaian Ekuitas Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2017). Jurnal Ilmiah Riset
Akuntansi, 7(4), 48-61.

[24] Muria, G. S. (2018). Pengaruh Pendapatan dan Biaya Operasional terhadap Laba Bersih (Studi
Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di BEI Periode
2012-2016). Eqien: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 5(1), 19-33. https://doi.org/10.34308/eqien.v5i1.11

[25] Novalia, F. & Nindito, M. (2016). Pengaruh Konservatisme Akuntansi Dan Economic Value Added
terhadap Penilaian Ekuitas Perusahaan. Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi, 11(2), 1-13.
https://doi.org/10.21009/10.21.009/wahana.011/2.1

[26] Pasca, Y. D. (2019). Pengaruh Pendapatan Usaha dan Biaya Operasional terhadap Laba Bersih
Survey pada Perusahaan Jasa Sub Sektor Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 4(9), 163-173. http://dx.doi.org/10.36418/syntax-
literate.v4i9.719

[27] Purnama, M. & Purnama, O. (2020). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Aset
terhadap Struktur Modal. eCo-Buss, 2(3), 18-31. https://doi.org/10.32877/eb.v2i3.137

[28] Rachbini, W., Sumarto, A. H., & Rachbini, D. J. (2018). Statistika Terapan: Cara Mudah dan Cepat
Menganalisis Data. Jakarta: Mitra Wacana Media.

[29] Rahmadani, N., Sujana, E., & Darmawan, N. A. (2014). Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio
Profitabilitas, Rasio Rentabilitas Ekonomi dan Rasio Laverage terhadap Prediksi Financial Distress
(Studi Kasus pada Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013). JIMAT (Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 2(1), http://dx.doi.org/10.23887/jimat.v2i1.4375

[30] Rahmawati, A. & Sareli, F. (2020). Analisis Prediksi Kebangkrutan dengan Metode Altman Z-Score
(Studi pada Perusahaan PT. HM Sampoerna, Tbk dan pada PT. Gudang Garam, Tbk. yang Terdaftar
di Bursa EfekIndonesia (BEI) Periode 2018-2019). Jurnal Mirai Management, 5(2), 500-508.
https://doi.org/10.37531/mirai.v5i2.647

[31] Rajagukguk, L., Ariesta, V., & Pakpahan, Y. (2019). Analisis Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Keputusan Investasi, dan Kebijakan Utang terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Inspirasi
Bisnis dan Manajemen, 3(1), 77-90.

Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)


223
Suwandi
AKUA (Jurnal Akuntansi dan Keuangan) Vol. 1 No. 2 (2022) 216 – 225

[32] Ramadhan, M. A. & Irawan, F. (2021). Penilaian Ekuitas pada Rencana Akuisisi PT Link Net Tbk
oleh PT MNC Vision Networks. Jurnal Pajak dan Keuangan Negara (PKN), 2(2), 1-16.
https://doi.org/10.31092/jpkn.v2i2.1179

[33] Ramdhonah, Z., Solikin, I., & Sari, M. (2019). Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan,
Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2017). Jurnal
Riset Akuntansi dan Keuangan, 7(1), 67-82. https://doi.org/10.17509/jrak.v7i1.15117

[34] Rangkuti, F. (2013). SWOT Balanced Scorecard: Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif
plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

[35] Ratna, I. & Marwati, M. (2018). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kondisi Financial Distress
pada Perusahaan yang Delisting dari Jakarta Islamic Index Tahun 2012-2016. Jurnal Tabarru’:
Islamic Banking and Finance, 1(1), 51-62. https://doi.org/10.25299/jtb.2018.vol1(1).2044

[36] Safitri, K. & Handayani, S. (2020). Dampak Kinerja Keuangan dalam Memediasi Hubungan
Corporate Governance dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi AKUNESA, 9(1), 1-9.

[37] Samsul, M. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.

[38] Sanjaya, S. & Rizky, M. F. (2018). Analisis Profitabilitas dalam Menilai Kinerja Keuangan pada PT
Taspen (Persero) Medan. KITABAH: Jurnal Akuntansi dan Keuangan Syariah, 2(2), 1-17.

[39] Setianto, B. (2016). Prospek Investasi Saham Matahari Departement Store Tbk. per Laporan
Keuangan Q2 2016. Jakarta: BSK Capital.

[40] Setiawati, M. & Veronica, E. (2020). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan,
Risiko Bisnis, Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan Perusahaan, Likuiditas terhadap Struktur
Modal pada Perusahaan Sektor Jasa Periode 2016-2018. Jurnal Akuntansi, 12(2), 294-312.
https://doi.org/10.28932/jam.v12i2.2538

[41] Siallagan, H. (2009). Pengaruh Kualitas Laba terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi
Kontemporer, 1(1), 21-32. https://doi.org/10.33508/jako.v1i1.416

[42] Sidik, S. (2021). 32 Emiten Ekuitas Negatif 'Ditato' BEI, AirAsia-Bakrie Masuk! Retrieved Januari 14,
2022, from https://www.cnbcindonesia.com/market/20210412181622-17-237254/32-emiten-ekuitas-
negatif-ditato-bei-airasia-bakrie-masuk

[43] Silaen, M. F., Butarbutar, M., & Nainggolan, C. D. (2020). Analisis Perbandingan Financial Distress
Metode Altman dan Springate sebagai Peringatan Dini Kesulitan Keuangan. JPIM (Jurnal Penelitian
Ilmu Manajemen), 5(2), 138-148.

[44] Sindhudiptha, I. N. & Yasa, G. W. (2013). Pengaruh Corporate Social Responsibility pada Kinerja
Keuangan Perusahaan dan Implikasinya terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 4(2), 388-405.

[45] Soetedjo, S. (2009). Pembahasan Pokok-pokok Pikiran Teori Akuntansi Vernon Kam. Surabaya:
Airlangga University Press.

[46] Subiyanti, R. & Budiyanto, B. (2019). Pengaruh Kebijakan Hutang, Likuiditas dan Profitabilitas
terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor Manufaktur yang Tercatat di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen (JIRM), 8(1), 1-16.

[47] Suhartanto, D. (2020). Analisis Data untuk Riset Bisnis: SPSS, AMOS, dan PLS. Bandung: Politeknik
Negeri Bandung.

[48] Sukirni, D. (2012). Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden, dan
Kebijakan Hutang Analisis terhadap Nilai Perusahaan. Accounting Analysis Journal, 1(2), 1-12.

[49] Sunaryo, K. (2018). Sistem Pengendalian Manajemen dan Perilaku Disfungsional: Studi Empiris
terhadap 12 BUMN Industri Strategis di Indonesia. Bogor: CerdasPublika.

[50] Suratno. (2019). Bahan Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa. Malang: CV IRDH.

[51] Triyuwono, E., Ng, S., & Daromes, F. E. (2020). Tata Kelola Perusahaan sebagai Mekanisme
Pengelolaan Risiko untuk Meningkatkan Nilai Perusahaan. Media Riset Akuntansi, Auditing &
Informasi, 20(2), 205-220. http://dx.doi.org/10.25105/mraai.%20v20i2.5597

Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)


224
Suwandi
AKUA (Jurnal Akuntansi dan Keuangan) Vol. 1 No. 2 (2022) 216 – 225

[52] Wijaya, A. H. & Hasniar, N. (2016). Pengaruh Konservatisma Akuntansi terhadap Nilai Ekuitas
Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Daerah, 11(2), 1-15.

[53] Yasmin, A. & Fitdiarini, N. (2020). Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan. Jurnal
Manajemen Bisnis, 17(4), 548-565. https://doi.org/10.38043/jmb.v17i4.2717

[54] Yenti, Y. E. & Syofyan, E. (2013). Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap Penilaian Ekuitas
dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di PT BEI). Wahana Riset Akuntansi, 1(2), 201-218.
https://doi.org/10.24036/wra.v1i2.2638

Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)


225

Anda mungkin juga menyukai