Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Aliran – Aliran Dalam Sosiologi Agama”


(Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Sosiologi Agama)

Dosen Pengampu : Dr. Alpizar, M.Si

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3
Handimas Amirullah Pasaribu (12030316608)
Esy Sukma Nurmadhani (12030327408)

STUDI AGAMA AGAMA / LOKAL 3A

FAKULTAS USHULUDDIN
UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
banyak nikmat, nikmat yang tak terhingga banyaknya, Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Aliran-Aliran Dalam Sosiologi Agama” ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta
salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir
pada kita di hari akhir kelak.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari bapak Dr. Alpizar, M.Si pada
mata kuliah Sosiologi Agama di UIN SUSKA RIAU. Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Aliran – aliran dalam
sosiologi agama.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen


mata kuliah sosiologi agama. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Baik dalam pengejaan dan juga
kesalahan – kesalahan lain. Mengingat akan pengetahuan penulis yang masih terbatas.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan – masukan
yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini dan makalah – makalah yang
akan datang.

Pekanbaru, 1 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR........................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................... 1

A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN..................................................................... 3

A. Pengertian Sosiologi Agama.................................................... 3


B. Macam – Macam Aliran Dalam Sosiologi Agama.................. 4

BAB III : PENUTUP............................................................................. 8

A. Kesimupulan............................................................................ 8
B. Kritik dan Saran....................................................................... 8

DAFTAR KEPUSTAKAAN................................................................. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Studi mengenai kehidupan sosial tidak akan pernah Memberikan suatu
penjelasan yang memuaskan terutama apabila pendekatan yang digunakan
kurang tepat, karena sistem sosial yang kompleks mengandung elemen-elemen
tertentu yang mempunyai karakteristik tersendiri. Oleh karenanya memerlukan
kajian yang tepat terutama dalam kaitan menentukan pendekatan yang
digunakan. Salah satu faktor terpenting dalam membentuk perilaku sosial adalah
agama. Oleh karena itu salah satu penjelasan atau pendekatan yang menawarkan
kepuasan dalam upaya memahami masalah-masalah sosial hanya dapat
diharapkan secara wajar melalui studi khusus yang disebut sosiologi agama.
Kajian terhadap masyarakat dan kehidupannya adalah hal yang menarik,
dan dalam kajian keilmuan nya bermuara pada ilmu-ilmu sosial, atau sosiologi.
Dan seiring berkembangnya masyarakat dan agama, muncul pula ilmu yang
mengkaji terhadap masyarakat dan selanjutnya munculnya kajian sosiologi
agama.
Sosiologi agama bagian dari sosiologi umum yang tujuannya
mempelajari masyarakat Agama secara sosiologis untuk mendapatkan
penjelasan penjelasan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan demi
kepentingan masyarakat Agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
Dengan demikian, obyek material atau sasaran kajian sosiologi agama adalah
menangani agama dalam konteks sosiologi dan bukan agama sebagai ajaran
(dogma dan moral) akan tetapi agama sejauh ini ia sudah mengejawantah dalam
bentuk kemasyarakatan yang nyata atau agama yang dipersepsikan dalam
kehidupan sosial

1
Dalam sosiologi agama ada beberapa Aliran-aliran yang terdapat dalam
sosiologi agama diantaranya yaitu aliran klasik, aliran positivisme, aliran teori
konflik, dan aliran fungsionalisme.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas pada makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana Pengertian Sosiologi Agama ?
2. Apa saja macam-macam aliran dalam sosiologi agama ?

C. Tujuan
Adapun tujuan makalah dari rumusan masalah diatas yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian sosiologi agama.
2. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam aliran dalam sosiologi
agama.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosiologi Agama


Secara Etimologi / harfiah atau berdasarkan makna kata sosiologi berasal
dari dua suku kata yaitu dari kata Latin “ Socius “yang berarti kawan dan kata
Yunani “Logos “ yang berarti kata fikiran atau ilmu pengetahuan.atau berbicara
jadi menurut Auguste Comte Sosiologi berarti “berbicara mengenai
masyarakat“.
Secara terminologi Sosiologi ialah ilmu pengetahuan tentang pergaulan
hidup manusia, yaitu hubungan perseorangan dengan golongan, hubungan
golongan dengan golongan. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu tentang
perilaku sosial ditinjau dari kecenderungan individu dengan individu lain,
dengan memperhatikan simbol-simbol interaksi.
Sedangkan secara umum pengertian sosiologi agama adalah studi tentang
fenomena sosial dan memandang fenomena agama sebagai fenomena sosial,dan
ilmu yang membahas tentang hubungan antara berbagai kesatuan masyarakat,
perbedaan atau masyarakat secara utuh dengan berbagai sistem agama, tingkat
dan jenis spesialisasi berbagai peranan agama dalam berbagai masyarakat dan
system keagamaan yang berbeda.
Adapun definisi Sosiologi agama menurut para ahli diantaranya yaitu :
1) Drs. D. Hendropuspito, O.C dalam bukunya "Sosiologi Agama"
menerangkan bahwa sosiologi agama adalah suatu cabang sosiologi umum
yang mempelajari masyarakatagama secara sosiologis guna mencapai
keterangan-keterangan ilmiah dan pasti demi kepentingan masyarakat
agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
2) Menurut Dr. H. Goddijn Sosiologi Agama ialah bagian dari Sosiologi
Umum (versi Barat) yang mempelajari suatu ilmu budaya empiris, profan

3
dan positif yang menuju pada pengetahuan umum, yang jernih dan pasti dari
struktur, fungsi-fungsi dan perubahan-perubahan kelompok keagamaan dan
gejala-gejala kelompok kegamaan.

B. Macam-Macam Aliran Dalam Sosiologi Agama


Ada beberapa aliran dalam sosiologi agama yang akan di bahas pada
makalah ini di antaranya yaitu :
1. Aliran Klasik
Sosiologi agama aliran klasik adalah sebuah studi sistematis tentang
masyarakat dan kehidupan sosial pada periode paling awal. Aliran ini muncul
pada abad ke 19 dan belahan pertama dari abad ke 20 yang ditopang oleh
sejumlah sarjana seperti Durkheinm,Weber, Toqueville, marks, Tiennis,
Simmel, Pareto, Spencer dan lain-lain. Karya mereka lebih bercorak kepada
sosiologi dasar dari pada sosiologi agama dengan pengecualian Durkheinm
dan Weber. Bagi mereka kedudukan sosiologi agama sangat dekat dengan
sejarah dan filsafat dan merupakan suatu refleksi dan analisis sistematis
terhadap masyarakat, kebudayaan dan agama.
Tujuan aliran ini adalah hendak mengungkap pola-pola social dasar dan
peranannya dalam mencipatakan masyarakat. Instansi pemerintah dan
kalangan agama yang berkonsultasi dengan pendukung aliran ini, akan
mendapat jawaban panjang tentang sejarah dari masyarakat agama yang
bersangkutan dan akan ditunjukkan kekuatan-kekuatan (social) yang
mendorong berdirinya unsur-unsur budaya yang menopang kelangsungan
hidup,disbanding dengan tuntutan-tuntutan modern dalam situasi yang sudah
berubah, lantas mempersilahkan instansi yang bersangkutan untuk
mengadakan perubahan yang sesuai.
2. Aliran Positivisme
Aliran ini mengikuti sosiologi yang empiris-positivistis dan
menyetarakan masyarakat agama dengan benda-benda alamiah. Ia

4
menyibukkan diri dengan kuantifikasi dari dimensi masyarakat yang kualitatif
dengan metode pengukuran yang eksak dan menarik kesimpulan yang
dibuktikan dengan fakta-fakta, Tokoh Aliran Positivisme ini adalah Auguste
Comte.
Dengan kata lain, kesimpulan yang sifatnya netral tanpa diwarnai
pertimbangan teologis atau filosofis, dilepas dari konteks sejarah
perkembangan yang dialami masyarakat itu dalam waktu yang lampau. Cara
penganalisisan demikian itu dipegang ketat dan konsekuen demi tercapainya
hasil yang diinginkan,yaitu hasil yang subjektif mungkin. Instansi pemerintah
atau keagamaan yang berkonsultasi dengan pendukung aliran ini untuk
mengadakan penelitian mengenai lembaganya atau organisasinya, akan
mendapat keterangan banyak tentang struktur organisasinya, mengenai
kualitas pemimpinnya dan reaksi  (baik positif maupun negative) dari
naggota-anggota lemaganya. Instansi yang berkonsultasi akan diyakinkan
mengenai pentingnya keterangan (ilmiah) itu, tetapi kepadanya diserahkan
sepenuhnya untuk menentukan sendiri bagaimana ia akan menggunakan
informasi itu.
3. Aliran Teori Konflik (Teori Kritis)
Menurut ahli sosiologi teori ini, masyarakat yang baik ialah masyarakat
yang hidup dalam situasi konfliktual. Masyarakat yang hidup dalam
keseimbangan (equilibrium) dianggap sebagai masyarakat yang tertidur dan
berhenti dalam peruses kemajuannya. Karena konflik social dianggapnya
sebagai kekuatan social utama dari perkembangan masyarakat yang ingin
maju kepada tahap-tahap yang lebih sempurna. Gagasan ini dicetuskan oleh
Hegel, Karl Marx dan Weber. Sebagai sarana mutlak (yang diberikan oleh
alam sendiri) untuk memajukan masyarakat manusia.
Aliran ini tidak sepakat dengan para ahli aliran fungsionalisme yang
melihat keseimbangan soosial masyarakat sebagai bentuk hidup yang ideal,
karena dianggap kurang menyadari atau membiarkan adanya kekurangan dan
ketidakadilan yang dibungkam oleh struktur kekuasaan yang bertahan. Aliran

5
ini juga tidak menyetujui metode kuantitatif dari aliran positivism, karena
dianggap sebagai suatu hal yang mengasingkan orang dari masyarakat. Aliran
ini tidak dapat memusatkan perhatiannya pada problem mikro saja, karena
pengkajian masalah yang kecil akan mengundang persoalan yang lebih besar.
Dan hal yang tidak boleh dilupakan dalam analisisnya adalah usaha
menempatkan situasi yang dhadapi dalam kurun sejarah perkembangan yang
telah dilewati yang tidak dapat dilepaskan dari masalah baru yang hendak
dicari pemecahannya. Aliran sosiologi ini mempunyai persamaan dengan
aliran sosiologi kalsik yang selalu tertarik pada problem-problem makro, dan
masalah-masalah mikro hanya diperhatikan sejauh itu dapat memberikan
keterangan bagi pemecahan masalah yang besar. Jika salah satu instansi
pemerintah dan keagamaan berkonsultasi dengan pendukung aliran ini, maka
mereka akan mendapat seperangkat penjelasan tentang unsur-unsur
pertentangan yang ada dalam tubuh organisasinya, dan yang berhasil digali
dari keasadaran kelompok-kelompok yang saling bertentangan, lalu diberikan
solusi yang dipandang tepat untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
4. Aliran Fungsionalisme
Sosiolog agama aliran fungsional dengan tokoh utamanya Durkheim
menekankan pada fungsi agama bagi masyarakat. Dalam perkembangannya,
sosiologi agama mengalami perubahan pendekatan dramatik yang tidak hanya
terbatas pada persoalan fungsi agama dan dimensi-dimensi sosial dari suatu
agama, tetapi juga mulai memasuki ruang-ruang privat dari sebuah agama
atau paling tidak hubungan dialektik antara dimensi privat dan dimensi publik
agama.
Aliran fungsional, yaitu aliran yang memandang masyarakat sebagai
suatu lembaga sosial yang berada dalam keseimbangan, yang memolakan
kegiatan manusia berdasarkan norma- norma yang dianut bersama serta
dianggap sah dan dan mengikat peran serta manusia itu sendiri. Para
pendukung aliran ini bertolak belakang dari pendirian dasar bahwa
masyarakat itu suatu sistem perimbangan, di mana setiap kelompok

6
memberikan sumbangannya yang khas melalui peranannya masing-masing
yang telah ditentukan demi lestarinya suatu masyarakat. Menurut mereka,
timbulnya suatu bentrokan dalam organisasi dipandang berfungasi korektif
untuk membenahi kesalahan-kesalahan yang telah terjadi, yang tidak berjalan
baik. Penelitian yang dilakukan sebegaian besar bertujuan untuk mendapatkan
keterangan-keterangan tentang apakah tugas-tugas yang dilaksanakan oleh
pimpinan adan anggotanya berjalan dengan baik. Aliran ini menerima prinsip
kerja yang memperkecil penelitiannya pada suatu problem mikro, yang
dianggap berguna sebagai sampel untuk mengetahui kedaan keseluruhannya
sebagai system keseimbangan. Apabila pendukung aliran ini diminta untuk
melakukan sebuah penelitian terhadap suatu masyarakat agama, maka ada 2
hal pokok yang menjadi perhatian utamanya:
a. Bagian mana dari lembaga tersebut yang berfungsi baik
b. Bagian mana dari lembaga tersebut yang tidak berfungsi sebagaimana
mestinya.

Penelitian yang dilakukan oleh aliran fungsionalisme telah melahirkan


kesimpulan-kesimpulan yang sangat berguna bagi instansi-instansi
keagamaan/ pemerintah. Menurut aliran ini, baik masyarakat religious
maupun masyarakat profan, keduanya mengembang fungsi bagi umat
manusia, dan mempunyai kewajiban moril untuk menyadari sifat saling
ketergantungannya.

Teori ini melihat agama sebagai suatu bentuk kebudayaan yang istimewa,
yang pengaruhnya meresapi tingkah laku manusia penganutnya, baik
lahiriyah maupun bathiniyah, sehingga system sosialnya untuk sebagian besar
terdiri dari kaidah-kaidah yang dibentuk oleh agama

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian tentang “Aliran-Aliran Dalam Sosiologi Agama” yang telah
dipaparkan diatas, maka dapat di simpulkan bahwa Sosiologi agama merupakan
studi tentang fenomena sosial dan memandang fenomena agama sebagai
fenomena sosial. Sosiologi agama selalu berusaha untuk menemukan prinsip-
prinsip umum mengenai hubungan agama dengan masyarakat. Ia adalah suatu
cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis
guna mencapai keterangan-keterangan ilmiah dan pasti, demi kepentingan
masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada umumnya. Adapun
aliran-aliran dalam sosiologi agama yaitu aliran klasik, aliran positivisme, aliran
teori konflik, dan aliran fungsionalism. Penyebab terjadinya beberapa aliran
dalam sosilogi agama tersebut adalah karena terdapat perbedaan visi atas realitas
masyarakat, selain itu juga karena penggunaan metode dan pendekatan yang
berbeda juga untuk mempelajari masyarakat
B. Kritik dan Saran
Sebagai seorang manusia tentunya mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Oleh sebab itu, dalam memandang segala sesuatu penulis sarankan
agar dengan hati yang jernih sehingga mudah bagi kita menerima kebenaran,
karena segala sesuatu mempunyai manfaat. Dan juga, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna seperti kata pepatah tak ada gading

8
yang tak retak, oleh sebab itu penulis masih memerlukan banyak masukan yang
sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah
yang akan datang.

9
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Puspito, Hendro. 1983. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius

Kahmad, Dadang. 2006. Sosiologi Agama. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Haryanto, Sindung. 2015. Sosiologi Agama Dari Klasik Hingga


Postmodern. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA

https://tirto.id/mengenal-3-teori-besar-sosiologi-dari-durkheim-karl-
marx-weber-f8oL

https://orthevie.wordpress.com/2010/02/13/pengertian-tempat-
fungsi-dan-aliran-aliran-serta-metode-penelitian-dalam-sosiologi-
agama/

10

Anda mungkin juga menyukai