Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
Handimas Amirullah Pasaribu (12030316608)
FAKULTAS USHULUDDIN
UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
banyak nikmat, nikmat yang tak terhingga banyaknya, Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Masa Diaspora Yahudi” ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari
akhir kelak.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari ibu Dr. Khotimah M.Ag pada
mata kuliah Agama Yahudi di UIN SUSKA RIAU. Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai Masa Diaspora
Yahudi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Baik dalam pengejaan dan juga
kesalahan – kesalahan lain. Mengingat akan pengetahuan penulis yang masih terbatas.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan – masukan
yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini dan makalah – makalah yang
akan datang.
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN..................................................................... 6
A. Kesimupulan............................................................................ 15
B. Kritik dan Saran....................................................................... 15
KEPUSTAKAAN................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diaspora Yahudi adalah suatu istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan
terjadinya perpindahan, penyebaran, keterpencaran, atau penyerakan suatu suku bangsa
dari daerah asalnya ke daerah yang lain. Istilah ini semula dipakai untuk menjelaskan
keterpencaran orang-orang Yahudi dari daerah asal mereka keberbagai negara lain di
kawasan Benua Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia karena terusir oleh penguasa atau
kerajaan tertentu, dan dalam sejarahnya peristiwa ini sudah dimulai sejak orangorang
Yahudi terusir oleh Kerajaan Asyiria, Babilonia, Mesir kuno, Romawi, hingga masa-
masa sesudahnya. Kemudian, ruang lingkup dan istilah diaspora berkembang dan juga
digunakan untuk menggambarkan proses terjadinya penyebaran suku bangsa atau etnis
lain keberbagai kawasan, seperti diaspora orang-orang Afrika, diaspora orang-orang
Arab, diaspora bangsa Palestina, diaspora bangsa Indonesia, dan lain-lain.
Paskah runtuhnya negara Israel di bawah gempa dan orang-orang assyria,
penduduk Yahudi berpencar-pencar dan tidak memiliki tempat tinggal tetap, serta tidak
terdapat suatu hal yang patut disebut dalam sejarah. Sedangkan orang-orang Yahudi
yang lari ke Babilonia setelah keruntuhan kerajaan yahuda ialah mereka yang sempat
kembali ke Betlehem (baiat al-maqdis) pada maaa Quraisy. Tadi sudah di singgung
bahwa orang-orang Yahudi tunduk pada kekuasaan Mesir, Babilonia, Persia, bathalisah
dan Romawi. Mereka kemudian bersekongkol dan melancarkan pemberontakan
terhadap raja dan pemimpin-pemimpinnya.
Oleh karena perbuatan dan tingkah laku mereka sendiri itulah para raja dan
pemimpin kemudian tidak segan-segan menghancurkan dan menyiksanya. Tahun 135 m
merupakan tahun tamatnya riwayat kehidupan Yahudi di Palestina. Mereka mengerti
dan memahami sepenuhnya bahwa tidak ada tempat yang layak lagi baginya untuk
tinggal di negeri itu, maka mereka pun berniat mengembara di muka bumi tinggal
berbagai tempat (tidak menetap dan selalu berpindah-pindah).
Mulailah mereka mengalami masa-masa pengembaraan yang panjang, yang oleh
Rane sedillot digambarkan bahwa sejatinya orang-orang Yahudi tersebut sedang
kembali kepada jalan hidupnya yang pertama pasca keluarnya mereka dari Mesir
bersama Musa. Dalam pengembaraan yang panjang itulah banyak dari mereka yang
akhirnya mendiami beberapa kawasan Eropa sebagaimana pula mereka mendiami
Mesir, Afrika Utara, Yaman dan lain sebagainya.1
1
Prof Dr. Syalabi, Sejarah Yahudi dan Zionisme, Alih bahasa Anang Rikza Masyhadi, dkk. (Jakarta: CV
Arti Bumi Intaran, 2005), hlm.198.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas pada makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana Pengertian diaspora yahudi ?
2. Bagaimana Sejarah masa diaspora yahudi?
3. Bagaimana Masa diaspora pra-romawi ?
4. Bagaimana Masa diaspora setelah masa romawi?
C. Tujuan
Adapun tujuan makalah dari rumusan masalah diatas yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian diaspora yahudi.
2. Untuk mengetahui dan memahami sejarah masa diaspora yahudi
3. Untuk mengetahui dan memahami masa diaspora pra-romawi
4. Untuk mengetahui dan memahami masa diaspora setelah romawi
BAB II
PEMBAHASAN
2
Imam Santoso, Diaspora: Globalisme, Keamanan, dan Keimigrasian, (Bandung: Pustaka Reka Cipta,
2014), h.1.
mengenai pergerakan dan penyebaran orang Yahudi keberbagai wilayah serta situasi
kehidupan orangorang Afrika (kulit hitam) di luar negara mereka, mendominasi dan
semakin luas. Namun demikian, kajian mengenai diaspora orang-orang Palestina dan
orang-orang China juga ada dan dilakukan, tetapi masih dalam lingkup yang terbatas.3
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian diaspora adalah masa
tercerai-berainya suatu bangsa yang tersebar diberbagai penjuru dunia dan bangsa
tersebut tidak memiliki negara, misalnya bangsa Yahudi sebelum negara Israel berdiri
pada tahun 1948.4
3
Imam Santoso, Diaspora: Globalisme, Keamanan, dan Keimigrasian, (Bandung: Pustaka Reka Cipta,
2014), h.2.
4
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2012), h.325.
Secara historis, istilah diaspora digunakan untuk merujuk secara khusus kepada
penduduk Yahudi yang di buang dari Yudea pada 586 SM oleh Babel, dan Yerusalem
pada 135 M oleh kekaisaran Romawi. Istilah ini digunakan berganti-ganti untuk
merujuk kepada gerakan historis dari penduduk etnis Israel yang tersebar,
perkembangan budaya penduduk itu, atau penduduk itu sendiri.5
Baik orang-orang Yahudi yang berimigrasi ke Israel maupun orang-orang
Yahudi Diaspora lainnya punya sejarah penyerakan yang panjang ke seluruh penjuru
dunia. Lebih dari 2.700 tahun yang lalu, kerajaan Asiria kuno menaklukkan Samaria
(tahun 722 s.M.), ibu kota Israel kuno, dan mengusir 27.000 penduduknya sekitar 2.400
tahun yang lalu, kerajaan Babilonia kuno menawan dan mengasingkan penduduk
kerajaan Yehuda di selatan Israel kuno dari tanah leluhurnya (pada tahun 597 dan 586
S.M.). Sebagian kecil dari mereka di Babilonia kuno, setelahnya dikuasai kerajaan
Media-Persia kemudian diizinkan kembali ke Israel kuno, tapi sebagian besar dari
mereka kehilangan identitasnya, tetap tinggal di Babilonia kuno atau merantau ke Timur
sejauh China, Jepang, dan bahkan ke suatu kawasan di Sumatera sebagai penginjil. Pada
masa kekaisaran Roma kuno, jumlah total orang Yahudi di dalam dan di luar kekaisaran
itu antara 7 dan 8 juta orang; sekitar 75 persen dari mereka tinggal di luar kekaisaran
itu, termasuk di Babilonia kuno dan Mesir kuno. Ketika Kaisar Roma kuno, Vespasian,
dan puteranya, Titus, menghancurkan Yerusalem pada tahun 66 M dan 72 M, orang-
orang Yahudi di kota itu ditawan dan diserak-serakkan dengan paksa keberbagai
penjuru kekaisaran itu. Masa penyerakan atau penyebaran orang-orang Yahudi zaman
kuno itu dikenal dengan istilah diaspora dan galut. Diaspora mengacu pada penyerakan
mereka oleh Asiria kuno, Babilonia kuno, dan kemudian oleh berbagai bangsa lain di
Eropa, Afrika Utara, dan Asia keempat benua: Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika. Galut
mengacu pada penyerakan mereka secara paksa oleh Roma kuno zaman Vespasian dan
Titus. Akan tetapi, dalam sejarah perantauan orang Yahudi, istilah diasporalah yang
5
Eman Surachman, “Edukasi Migran Berkualitas dan Diaspora Indonesia: Dimensi Kependudukan dalam
Berkelanjutan Pembangunan”, Jurnal SPATIAL, Volume 9, Nomor 1, 2011, h.50-51.
lebih dikenal. Sehingga, orang-orang Yahudi perantauan lalu dikenal sebagai Yahudi
Diaspora.6
6
Laevi dan Swedenburg, dalam Arie Setyaningrum, 2004, 182.
Roma, pengganti dinasti Seleukus. Pada 63 SM, Pompeyus menyerbu Yerusalem, dan
Gabinius memaksa orang-orang Yahudi membayar upeti.
1) Populasi diaspora awal
Pada pertengahan zaman ke-2 SM, penulis Yahudi yang mengarang buku ketiga
Oracula Sibyllina, cakap kepada "bangsa pilihan", katanya: "Setiap daratan penuh
dengan engkau, demikian pula setiap samudra." Saksi-saksi yang sangat beraneka
ragam, seperti misalnya Strabo, Filo, Seneca, pengarang Kisah para Rasul, dan Yosefus,
semuanya memberikan kesaksian terhadap kenyataan bahwa bangsa Yahudi tersebar di
seluruh bidang dunia yang dikenal pada waktu itu.
Raja Agripa I, dalam suratnya kepada Caligula, menyebutkan di selang provinsi-
provinsi yang dihuni oleh diaspora Yahudi hampir semua negara Helenis dan non-
Helenis di Timur. Penyebutan ini sama sekali tidak lengkap, karena Italia dan Kirene
tidak diikutsertakan. Penemuan epigrafi dari tahun ke tahun menambah jumlah dari
komunitas-komunitas Yahudi yang dikenal. Hanya aci sedikit sekali informasi
mengenai seberapa akbar sesungguhnya komunitas-komunitas Yahudi yang beraneka
ragam ini; dan informasi ini mesti diperlakukan dengan hati-hati. Setelah Tanah Israel
dan Babel, menurut Yosefus di Suriah terdapat populasi Yahudi yang paling padat;
khususnya di Antiokhia dan kesudahan di Damsyik. Di Damsyik inilah, pada waktu
terjadi pemberontakan akbar, 10.000 (menurut sebuah versi yang lain 18.000) orang
Yahudi dibantai. Filo menyebutkan bahwa jumlah orang Yahudi di Mesir mencapai
1.000.000 orang; seperdelapan dari seluruh populasinya. Dibandingkan dengan tempat-
tempat yang lain, Alexandria merupakan komunitas Yahudi yang paling penting. pada
masa Filo, orang Yahudi menghuni dua dari lima bidang kota itu. Menilai dari laporan-
laporan mengenai pembantaian besar-besaran pada 115, jumlah penduduk Yahudi di
Kirenaika di Siprus, dan di Mesopotamia tentunya juga akbar. Di Roma, pada
permulaan pemerintahan Kaisar Augustus, aci lebih dari 8.000 orang Yahudi. Inilah
jumlah yang mendampingi para utusan yang datang untuk menuntut digulingkannya
Arkhelaus. Akhirnya, bila jumlah orang-orang yang ditangkap oleh propraetor Flakus
pada tahun 62 benar-benar mewakili pajak didrakhma per kepala selama satu tahun,
barangkali bisa kita simpulkan dengan terjamin bahwa di Asia Kecil penduduk Yahudi
berjumlah 45.000 laki-laki, atau jumlah semuanyanya setidak-tidaknya 180.000 orang.
Bila laporan-laporan ini bisa dipercaya, tampaknya tidak terhindari bahwa
komunitas Yahudi yang begitu banyak di daerah-daerah seperti Alexandria tidak
seluruhnya terdiri dari emigran. Probabilitas akbar beberapa akbar dari mereka
merupakan orang-orang yang berubah agama dijadikan Yahudi. Perlu dikenal bahwa
sebelum kehancuran Bait Allah, komunitas Yahudi melakukan aktivitas yang
dipekerjakan misioner. Salah seorang terkenal yang dijadikan Yahudi merupakan
Herodes Luhur, seorang Idumaea.
Awal mula berdirinya negara Israel yang pada masanya itu dimana akhirnya
Inggris memang benar-benar telah berhasil melakukan proses " yaudinasi" atas
Palestina, dan mengajukan pemikiran-pemikiran perlunya pembagian kekuasaan. Lalu
Inggris bersama para sekutunya menggunakan seluruh wibawa dan kekuatan materinya
di perserikatan bangsa-bangsa (PBB), sehingga mereka berhasil memperoleh dukungan
suara mayoritas. Inggris selalu mendeklarasikan bahwa dirinya akan segera menarik diri
dari Palestina pada tanggal 15 Mei 1948, di mana pada saat yang sama ia menyerahkan
Palestina kepada Yahudi setelah mereka benar-benar yakin bahwa kaum Yahudi di sana
dapat membentuk dan menguasai pemerintahan.
Negara-negara Arab pun segera memprotesnya dan berupaya untuk tetap
mempertahankan arabisme Palestina, hingga mengobarkan beberapa peperangan
melawan Yahudi. Namun kemudian perlawanan dan kobaran perang pun mulai redup
bersamaan dengan intervensi yang dilakukan oleh para imperialis terhadap bangsa-
bangsa Arab untuk menghentikan perang hingga beberapa waktu. Kesempatan ini tidak
disia-siakan oleh negara-negara imperialis barat yaitu dengan cara membekali dan
mempersenjatai Yahudi di Palestina, sehingga menyebabkan Yahudi memperoleh
kemenangan pada peperangan peperangan berikutnya.
Kesalahan bangsa Arab yang paling besar adalah dengan mempercayakan
kepemimpinan militer kepada para tentara Yordania, yang komandan tertingginya
dipegang oleh seorang bernama globe Pasya, seorang berkewarganegaraan Inggris yang
sudah tentu akan melakukan apa saja demi mendahulukan kepentingan ke negerinya
sendiri.
Demikianlah negara Israel berdiri dan Amerika pun segera mengakuinya,
bersama Rusia dan negara-negara barat. Orang-orang Yahudi di Israel bergegas
membereskan peran orang-orang Arab di sana,serta merampas semua harta benda dan
7
Sergio DellaPergola, Yehezkel Dror, and Shalom S. Wald. Annual Assessment 2005: A Rapidly
Changing World. Jerusalem: Jewish People Policy Planning Institute. (Summary, pdf)
jabatan mereka. Orang-orang Yahudi melontarkan para pengungsi Palestina, dan
membiarkan pula mereka hidup di perkemahan di tengah-tengah pasir. Israel pun
menolak secara terang-terangan keputusan dan resolusi PBB yang mewajibkan
melindungi dan memberi bagi para pengungsi. Pada tahun 1966, Israel bersekutu
dengan Perancis dan Inggris untuk memerangi Mesir.8
3. Diaspora Dalam Kehidupan Yahudi
Selang penghancuran Yudea oleh kekaisaran Romawi dengan pembentukan
kembali sebuah negara Yahudi, yaitu Israel pada 1948, semua orang Yahudi dianggap
hidup di Diaspora. Masa ini, istilah ini digunakan untuk mengacu kepada orang-orang
Yahudi yang hidup di luar Israel.
Berbagai pembuangan dan penganiayaan maupun kondisi dan kesempatan
politik dan ekonomi memengaruhi jumlah dan dinamika diaspora Yahudi. Pada 2005,
jumlah terbesar orang Yahudi hidup di Amerika Serikat (5.280.000), Kesan Uni Soviet
(1.000.000), Perancis (494.000), Argentina (395.000) Kanada (372.000), dan Britania
Raya (298.000).9
8
Prof Dr. Syalabi, Sejarah Yahudi dan Zionisme, Alih bahasa Anang Rikza Masyhadi, dkk. (Jakarta: CV
Arti Bumi Intaran, 2005), hlm.82-83.
9
Sergio DellaPergola, Yehezkel Dror, and Shalom S. Wald. Annual Assessment 2005: A Rapidly
Changing World. Jerusalem: Jewish People Policy Planning Institute. (Summary, pdf)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masa diaspora yahudi bahwasannya
diaspora berasal dari bahasa Yunani kuno (586 SM) yang berarti penyebaran atau
penaburan benih. Kata itu mulanya digunakan bangsa Yunani untuk merujuk warga
kerajaan yang bermigrasi ke suatu daerah jajahan untuk tujuan membuat koloni demi
mengasimilasi wilayah itu ke dalam wilayah kerajaan. Kata itu juga muncul dalam
Kitab Perjanjian Lama untuk merujuk orang Yahudi yang dibuang dari Jerusalem.Pada
perkembangannya, kata diaspora pun akhirnya digunakan beberapa bangsa Eropa, mulai
Inggris, Prancis, hingga Jerman. Secara umum, mereka mengartikan diaspora sebagai
penyebaran. Namun, seiring dengan perkembangan budaya di sana, diaspora akhirnya
tidak hanya digunakan untuk mewakili konsep penyebaran, tetapi juga mengandung arti
lain, yang sebenarnya masih mempunyai keterikatan.
Prof Dr. Syalabi, Sejarah Yahudi dan Zionisme, Alih bahasa Anang Rikza Masyhadi,
dkk. (Jakarta: CV Arti Bumi Intaran, 2005).
Imam Santoso, Diaspora: Globalisme, Keamanan, dan Keimigrasian, (Bandung:
Pustaka Reka Cipta, 2014).
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2012).
Eman Surachman, “Edukasi Migran Berkualitas dan Diaspora Indonesia: Dimensi
Kependudukan dalam Berkelanjutan Pembangunan”, Jurnal SPATIAL, Volume 9,
Nomor 1, 2011.
Laevi dan Swedenburg, dalam Arie Setyaningrum, 2004.
Sergio DellaPergola, Yehezkel Dror, and Shalom S. Wald. Annual Assessment 2005: A
Rapidly Changing World. Jerusalem: Jewish People Policy Planning Institute.
(Summary, pdf).