Geopark Batur
Geopark Batur
DI GEOPARK BATUR
(Nama Dosen)
Oleh :
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya-lah dalam segala keterbatasan saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Implementasi Pariwisata Berkelanjutan Di Geopark Batur”.
Pada makalah ini, kami menjelaskan mengenai bagaimana “Implementasi Pariwisata
Berkelanjutan Di Geopark Batur”.. Saya menyadari bahwa terselesaikannya makalah ini
adalah berkat dukungan dan bantuan semua pihak. Harapan saya semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi penulis pribadi maupun bagi semua yang
membacanya.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, saya megharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna untuk
kesempurnaan makalah ini. Saya juga tak lupa meyampaikan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Saya berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mengenai implementasi pariwisata berkelanjutan di daya tarik wisata Geopark Batur, demi
menjaga perkembangan Geopark Batur. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untum
mebahas lebih lanjut mengenai bagaimana Implementasi Pariwisata Berkelanjutan Di
Geopark Batur kabupaten Bangli.
1.3 Tujuan
1. Untuk memaparkan bagaimana gambaran umum daya tarik wisata Geopark Batur?
2. Untuk mendeskripsikan bagaimana prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan di daya
tarik wisata Geopark Batur?
3. Untuk menganalisis bagimana indikator pengembangan pariwisata berkelanjutan di
daya tarik wisata Geopark Batur?
4. Untuk memaparkan bagimana tata kelola pariwisata berkelanjutan dan partisipasi
masyarakat di daya tarik wisata Geopark Batur?
5. Untuk mendeskripsikan apa permaslahan yang dihadapi dan solusi di daya tarik
wisata Geopark Batur?
2
menurut penliis merupakan informan yang tepat yaitu pengelola atas nama Bapak Suhendra
dan Staff atas nama Wayan Sulios. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2023
yang berlokasi langsung di Geopark Batur Kabupaten Bangli.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Berdasarkan SK Bupati Bangli No. 15 Tahun 1995, Kawasan di Dalam Kaldera
Geopark Batur memiliki beberapa objek wisata alam unggulan yaitu Toyabungkah,
Penelokan, Penulisan, Terunyan dan Kintamani. Kawasan ini sangat terkenal bagi wisatawan
baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Hal ini disebabkan karena di dalam
kawasan terdapat beberapa potensi alamiah yang menawan dan menakjubkan yaitu
perpaduan antara alam pegunungan (Gunung Batur dan Gunung Abang) dengan kaldera serta
danau (Danau Batur) yang berada di dalam kaldera. Selain itu, Kawasan di Dalam Kaldera
Geopark Batur memiliki sejumlah keunikan adat istiadat masyarakat lokal yang terlihat dari
berbagai aktivitas spiritual yang ditunjukkan dari adanya Pura-Pura bersejarah dan
pemukiman tradisional.
5
Berdasarkan pemaparan tersebut, prinsip pariwisata berkelanjutan di daya tarik wisata
Geopark Batur yaitu sebagai berikut :
2.2.1 Sumber daya lingkungan
Dalam perkembangannya daya tarik wisata Geopark Batur memiliki potensi wisata
alam yang baik jika dimanfaatkan sebagai pariwisata, Kawasan Kaldera Geopark Batur,
memiliki warisan geologi yaitu kaldera, kawah, lava, goa, dan mata air panas. Kaldera yang
ada yaitu Kaldera Luar/Kaldera Catur dan Kaldera Dalam/Kaldera Batur. Kaldera Catur
dengan ukuran 13,8 km. x 10 km dan ketinggian antara 1.267 - 2.152 m., menjulang sekitar
500 m., dari dasar kaldera, serta Kaldera Batur yang memiliki garis tengah sekitar 7,5 km.,
terletak 300 m., di bawah Kaldera Catur. Kaldera ini menjadi panorama yang sangat indah
jika dilihat dari Penelokan. Kawah, lava, goa dengan lorong lava, dan mata air panas
merupakan warisan geologi yang berpotensi untuk pengembangan pariwisata, edukasi, serta
konservasi.
Potensi geologi yang dimiliki oleh Kecamatan Kintamani berpotensi dikembangkan
untuk edukasi dan pariwisata. Kaldera Batur terdiri atas berbagai lapisan vulkanik yang
terbagi atas dua bentuk kaldera hasil erupsi, Catur (13 x 10 km2) dan Batur (diameter 7,5
km) dibentuk di tengah-tengah. Tinggi dari lingkaran kaldera bervariasi dari 1.267 m sampai
2.152 m asl. Sisi timur kaldera ditempati oleh danau. Puncak Batur yang aktif (1.717 m)
terletak di 8°14‟30” selatan dan 115°22‟30” timur yang berada di pusat kaldera. Menurut
Kemmerling (1918), Gunung Sukawana dan Gunung Abang (2.152 m) merupakan sisa-sisa
vulkanik. Diduga kalau Gunung Batur purba (pre-caldera) lebih tinggi dari Gunung Agung
(3.142 m), dan area kaldera yang terbentuk saat ini dibentuk dari stratovolcavo tua yang
gugur.
2.2.2 Sosial Budaya
Berdasarkan hasil research penulis mengenai pemanfaatan kebudayaan di kawasan
wisata Geopark Batur, di website geopark batur menjelaskan bahwa di destinasi wisata
Geopark Batur terdapat daya tarik wisata yang bernama Trunyan dan Tari Kreasi Kang
Ching-Wie. Berdasarkan hasil wawancara bersama pengelola Geopark Batur Bapak Bapak
Suhendra menjelaskan bahwa
6
“Jika dari potensi kebudayaan disini hal yang paling menonjol adalah Desa trunyan dan
juga Tari Kreasi Kang Ching-Wie”
7
sehingga akan terciumlah bau busuk, namun akibat bau harum tersebut bau busuk
dari mayat-mayat warga tak tercium lagi. Telaahan hasil pengamatan di lapangan
adalah sbb.: Dengan tetap menghormati dan melestarikan tradisi yang sudah ada,
dapatkah diberlakukan “pembuangan” mayat lama, jika ada mayat baru, dengan lebih
rapi dan bersih, serta dibudayakan estetikanya. Topografi pinggir danau yang
umumnya merupakan tebing curam tampak rawan longsor, dan perlu perhatian yang
berwenang.
2. Tari Kreasi Kang Ching-Wie
Tari Kreasi Kang Ching-Wie yang mengisahkan mendaratnya Kapal saudagar Cina
diperairan Balingkang beserta putrinya yang bernama Kang Ching Wie. Dalam
perdagangannya di wilayah Kerajaan Balingkang bertemulah Kang Ching Wei
dengan rajanya yang bergelar Sri Jaya Pangus. Dari pertemuan itu timbul rasa
ketertarikan sampai akhirnya mereka menjalin hubungan cinta kasih. Akan tetapi
cinta terlarang itu kemudian diketahui oleh permaisuri dan dikutuklah kedua
pasangan tersebut sehingga menjadi Barong Landung yang kita warisi sampai
sekarang. Tarian ini terinspirasi dari kisah nyata dari kerajaan Balingkang yang
merupakan kerajaan pertama di Bali. Akulturasi budaya Bali kuno dengan Cina
tampak pada garapan seni ini. Tari kreasi ini diiringi oleh seperangkat Gambelan
Baleganjur. Dan kehidupan sosial masyarakat di sekitar Kaldera Gunung Batur juga
masih terpengaruh oleh kisah Raja Jayapangus dengan Putri Kang Ching Wie.
2.2.3 Ekonomi Jangka Panjang
Aspek ekonomi dalam pariwisata berkelanjutan merupakan aspek yang sangat
penting, Berdasarkan hasil wawancara bersama pengelola Geopark Batur Bapak Suhendra
menjelaskan bahwa :
“Dalam aspek perekonomian disini lita sudah selalu berkoordinasi antara masyarakat,
pelaku wisata stakeholder dan juga pengelola, dimana kita biasanya rutin mnegadakan
rapat agar sesuai dengan tujuan kita semua disini, yang paling utama kita harapkan kan
dari perekonomian masyarakat sekitar, agar masyarakat dapat merasakan dampak dari
adaya Geopark ini”
8
melaksanakan rapat dengan pelaku wisata, stakeholder dan juga masyarakat sekitar, agar
dapat menghasilkan keputusan dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan yang tepat.
Berdasarkan hasil observasi penulis pada destinasi ini juga banyak terdapat akomodasi-
akomodasi pariwisata yang dimiliki oleh masyarakat sekitar, mulai dari villa, homestay,
resto, coffeshop, warung makan dan toko sovenir, hal ini menunjukan bahwa aspek ekonomi
jangka panjang di destinasi ini sudah terbentuk dan diharapkan kedepannya akan semakin
berkembang dan makin banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi sebagai penyedia
akomodasi pariwisata lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat penulis simpulkan bahwa untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat pengelola yang bekerja sama dengan pemerintah sudah melaksanakan
9
beberapa program, yaitu seperti pelatihan, pembagian keuntungan dan yang lainnya.
Membangun hubungan yang kuat antara industri pariwisata dan masyarakat lokal dapat
membantu meningkatkan partisipasi masyarakat. Ini dapat dilakukan dengan memberikan
pelatihan dan dukungan kepada masyarakat lokal untuk memulai bisnis pariwisata atau
dengan mengadakan acara dan pertemuan untuk mempromosikan dialog dan kerjasama
antara pihak-pihak terkait.
2.3.2 Memperluas aksesibilitas
Tujuan dari memperluas aksesibilitas ke wilayah pariwisata yang kurang berkembang
adalah untuk meningkatkan potensi pariwisata di wilayah tersebut. Dengan memperluas
aksesibilitas, jumlah wisatawan yang datang ke wilayah tersebut dapat meningkat, sehingga
dapat membuka peluang bagi masyarakat setempat untuk mendapatkan penghasilan dari
industri pariwisata. Selain itu, memperluas aksesibilitas ke wilayah pariwisata yang kurang
berkembang juga dapat membantu mengembangkan infrastruktur dan sumber daya manusia
di wilayah tersebut, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat. Hal
ini dapat membuka peluang bagi masyarakat setempat untuk mendapatkan pekerjaan dan
meningkatkan kesejahteraan mereka. Selain manfaat ekonomi, memperluas aksesibilitas ke
wilayah pariwisata yang kurang berkembang juga dapat membantu mempromosikan
kekayaan budaya dan alam di wilayah tersebut, sehingga dapat memperkaya pengetahuan
dan pengalaman wisatawan yang datang ke sana. Hal ini juga dapat membantu menjaga dan
melestarikan warisan budaya dan alam di wilayah tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara bersama pengelola Geopark Batur Bapak Suhendra
menjelaskan bahwa :
“Dalam hal ini kita masih belum ada program khsus, kalo yang bisa saya lihat hanya
support pemerintah saja, untuk memperluas aksesibilitas kan hal yang bisa kita lakukan
adalah mebangun jalan, sarana transportasi dan yang lain sebaginya, tapi kalo dari kita
sumber informasi kita punya, kita ada website ebagai sumber informasi mengenai
destinasi ini”
10
pengelola program yang baru berjalan adalah program dari pemerintah yaitu seperti
membangun jalan dan sarana transportasi
2.3.3 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pengelolaan pariwisata
Terdapat beberapa tujuan dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dan pengelolaan pariwisata, melalui pengembangan kualitas sumber daya manusia dan
pengelolaan pariwisata yang baik, maka akan mampu meningkatkan daya saing destinasi
pariwisata. Hal ini akan membawa dampak positif pada pertumbuhan ekonomi, penciptaan
lapangan kerja, serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara bersama pengelola Geopark Batur Bapak Suhendra
menjelaskan bahwa :
“Dalam meningkatkan kualitas SDM kita memiliki standar kita tersendiri, kita punya
sistem rekrutmen kita sendiri, dan tentunya yang elalu kita berikan arahan dan
bimbingan, akan tetapi bimbingan yang kita berikan pada saat kerja di lapangan saja,
kita masih belum ada program khusus seperti seminar dan yang lainnya. Untuk
pengelolaan kita senantiasa untuk terus mengikuti perkembangan yang ada, dan
selalu mencoba inovasi” baru agar mendapat sitem pengelolaan yang semakin baik”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat penulis simpulkan bahwa dalam meningkatkan
kualitas SDM di Geopark Batur dimuali dari sistem rekrutmen dan pelatihan secara langsung
di lapangan. Dan untuk pengeloaan pengelola selalu berinovasi untuk mengikuti
perkembangan dan menemukan pola pengelolaan yang terbaik. Hal ini juga disukung
berdasarkan pernyataan dari salah satu staff yang menyatakan bahwa :
“Kita selalu diberikan bimbingan jika kita membuat kesalahan ataupun kekeliruan,
untuk program khusu bimbingan masih belum ada”
11
penting. Edukasi tentang cara hidup yang ramah lingkungan dan penggunaan produk yang
berkelanjutan dapat membantu mengurangi dampak lingkungan yang merugikan. Dengan
mengurangi dampak lingkungan yang merugikan, kita dapat memperbaiki kualitas hidup kita
dan memastikan bahwa generasi mendatang juga dapat menikmati keindahan dan
keberagaman lingkungan hidup yang ada di bumi.
2.4 Tata kelola pariwisata berkelanjutan dan partisipasi masyarakat di daya tarik
wisata Geopark Batur
2.4.1 Tata kelola pariwisata berkelanjutan
Tata kelola pariwisata berkelanjutan adalah suatu sistem manajemen yang melibatkan
semua stakeholder yang terkait dalam kegiatan pariwisata di kawasan tersebut. Hal ini
bertujuan untuk memastikan bahwa pariwisata di Geopark Batur dapat dijalankan secara
berkelanjutan, sehingga tidak merusak lingkungan dan budaya setempat, serta memberikan
manfaat ekonomi yang adil bagi masyarakat setempat.
Berdasarkan hasil wawancara bersama pengelola Geopark Batur Bapak Suhendra
menjelaskan bahwa :
“Untuk pengelolaan pariwisata berkelanjutan kita selalu berusaha selalu
memperhatiakn dari aspek budaya, alam dan juga masyarakat setempat. Dari budaya
dan alam yang mana berpotensi kita kembangkan sebagai sebuag daya tarik baru”
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti beberapa hal yang dapat
dilakukan dalam tata kelola pariwisata berkelanjutan di Geopark Batur antara lain:
12
1. Mengembangkan rencana pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan, yang
mencakup pengendalian jumlah wisatawan, pengaturan akses ke situs-situs geologi
dan budaya, serta pengembangan produk wisata yang ramah lingkungan.
2. Melakukan edukasi kepada wisatawan tentang pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan dan budaya setempat. Hal ini dapat dilakukan melalui papan informasi di
sekitar kawasan geopark, brosur, atau bahkan melalui aplikasi ponsel.
3. Mengembangkan program pengembangan ekonomi berbasis pariwisata yang
memberdayakan masyarakat setempat, seperti pelatihan untuk mengembangkan
produk wisata kreatif, atau pemberian akses ke pasar untuk produk lokal.
4. Menjaga kualitas lingkungan dan kebersihan di sekitar kawasan geopark dengan
melakukan pengelolaan sampah dan pengurangan emisi karbon dioksida.
5. Menjaga keaslian budaya lokal dengan mengembangkan program konservasi
kebudayaan dan pengembangan warisan budaya.
Dengan melakukan tata kelola pariwisata berkelanjutan di Geopark Batur, diharapkan
pariwisata dapat memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat
setempat, serta menjaga kelestarian lingkungan dan budaya setempat untuk generasi yang
akan datang.
2.4.2 Partisipasi masyarakat di Geopark Batur
Kawasan pariwisata yang ada di dalam Geopark Batur yang memiliki beberapa obyek
wisata baik dalam maupun buatan yang memiliki keunikan tersendiri. Objek wisata yang ada
di kawasan wisata Geopark Batur yang menjadi daya tarik unggulan yaitu seperti Kaldera
Gunung dan danau Batur, Penelokan Trunyan dan kawasan kintamani. Kawasan ini sudah
sangat terkenal bagi para wisatawan nusantara. Kintamani sebagai kawasan Geopark yang
menyebabkan keberadaan perkembangan pariwisata Kintamani semakin mengalami
perkembangan. Pendekatan pembangunan yang menekankan pada keberadaan dan
partisipasi masyarakat lokal harus mulai di ikutsertakan dalam proses pengembangan
kepariwisataan. Pendekatan ini harus mampu menilai dan mengembangkan pengetahuan dan
meningkatkan keterampilan masyarakat di bidang pariwisata serta melakukan perombakan
dalam seluruh praktek dan pemikiran di dalam melakukan pembangunan.
13
Partisipasi masyarakat lokal Kintamani di dalam pengembangan kawasan wisata
Geopark Batur sangat berperan besar dan sangat aktif. Melihat partisipasi masyarakat yang
sangat aktif sehingga perlu di dilakukannya pembinaanpembinaan, pemahaman-pemahaman
tentang Geopark, dan pelatihan mengenai kepariwisataan itu sendiri. Kintamani yang sudah
ditetapkan sebagai anggota dari Global Geopark Network yang tidak dapat terpisah dari
peran aktif masyarakat yang mendukung partisipasi dari masyarakat lokal itu sendiri secara
pnuh di dalam melakukan konservasi kawasan Kintamani sehingga dapat memenuhi tujuan
dan ditetapkannya Kintamani sebagai kawasan wisata Geopark Batur. Adapun beberapa
partisipasi masyarakat lokal yang ada di Kintamani, yaitu:
1. Menjaga Kelestrian Hayati Flora dan Fauna (Endemic), Di kawasan wisata Geopark
Batur terdapat berbagai macam keragaman Hayati yang cukup besar baik yang ada di
kawasan Geopark maupun di luar kawasan Geopark. Flora yang berkembang di
Kintamani yang sudah dikenal sampai ke mancanegara, jenis-jenis tanaman yang
dilestarikan yaitu seperti: kopi arabika, jeruk kintamani. Tanaman-tanaman tersebut
dapat kita jumpai dengan sangat mudah di perkebunan-perkebunan yang digarap oleh
masyarakat yang berkecimpung sebagai petani. Adapun jenis fauna atau satwa yang
menjadi ciri khas dari Kintamani yaitu seperti: ikan mujair dan anjing kintamani.
Pelestarian ikan mujair yang dilakukan oleh masyarakat Kintamani yang bertempat
di kawasan Danau Batur dengan membangun kuramba-kuramba pengembangbiakan
ikan mujair sehingga keberadaan ikan mujair tidak mengalami kepunahan.
2. Pengadaan Failitas-Fasilitas, Pariwisata Fasilitas pariwisata merupakan salah satu
faktor penting di dalam menunjang tumbuh kembangnya kawasan wisata Geopark
Batur. Keberadaan Kintamani yang kini belum dikuasai oleh banyak investor
keberadaan fasilitas-fasilitas pariwisata yang ada di kawasan wisata Geopark Batur
sudah sangat memadai danlam menunjang tumbuh kembangnya kawasan wisata
Geopark Batur. Fasilitas pariwisata yang ada di kawasan Geopark Batur yang dimiliki
oleh masyarakat-masyarakat lokal yang memiliki banyak modal untuk menyediakan
fasilitas-fasilitas pariwisata dalam mendukung perkembangan kawasan wisata
Geopark Batur.
14
3. Pengembangan Kuliner, Mujair Nyat-nyat Khas Kintamani Salah satu kuliner yang
sedang berkembang adalah kuliner mujair nyat-nyat yang ada di Kintamani. Ikan
mujair merupakan ikan yang berasal dari Danau Batur, yang menjadi salah satu
kuliner yang harus dinikmati oleh wisatawan yang sedang berkunjung ke kawasan
wisata Geopark Batur. Ikan mujair yang menjadi ciri khas dari kawasan wisata
Geopark Batur, kini menjadi peluang bisnis bagi masyarakat lokal untuk membuka
sebuah usaha
4. Menjaga Kelestarian Budaya, Seni budaya masyarakat Kintamani yang diwariskan
oleh para leluhur mereka yang sangat beragam, seiring dengen berkembangnya
kawasan wisata Geopark Batur masyarakat kembali ingin membangkitkan seni
budaya yang mereka miliki. Untuk mewujudkan dan melestarikan budaya-budaya
tersebut dilaksanakannya langkah nyata dengan menggali potensi-potensi pada setiap
daerah di kawasan Kintamani. Seni budaya yang dimiliki oleh masyarakat Kintamani
seperti bermacam-macam taritarian yang ada dari masing-masing daerah, cara
penguburan ari-ari yang digantung di pohon bukal, penguburan mayat yang
diletakkan di bawah pohon kemenyan dan lain sebagainya.
5. Mengambil Pekerjaan di Bidang Pariwisata, Dengan mamanfaatkan perkembangan
pariwisata masyaraat lokal yang ada dikawasan Kintamani mulai berkecimpung ke
dalam dunia pariwisata. Keberadaan fasilitas-fasilitas pariwisata yang ada di
Kintamani yaitu seperti Hotel, Restaurant, Coffee Shop dan lain sebagainya yang
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal. Masyarakat-masyarakat lokal
Kintamani sebagian besar berkecimpung ke dalam dunia pariwisata selain menjadi
karyawann dari fasilitas-fasilitas yang ada masyarakat juga sebagai pemilik tempat
wisata serta sebagai lokal guide untuk memberikan informasi mengenai keberadaan
obyek-obyek wisata yang ada di Kintamani.
6. Menjaga Kelestarian Alam, Masyarakat Kintamani didalam menjaga kelestarian
hutan dengan cara bekerjasama dengan dinas-dinas terkait seperti: Dinas Perkebunan,
Dinas Pertanian, Kebudayan dan Pariwisata, BKSDA, dan komponen-komponen
masyarakat, seperti: perguruan tinggi, pencinta alam, LSM dan sebagainya untuk
melakukan penanaman bibit-bibit pohon di kawasan Kintamani yang merupakan
15
realisasi dari visi Danu Kerthi, upaya nyata untuk menjaga kesucian dan kelestarian
sumber-sumber air, seperti: sungai, mata air dan Danau serta Wana Kerthi, menjaga
kesucian dan kelestarian hutan-hutan yang ada dikawasan Geopark.
7. Pembentukan Petugas Keamanan, Keamanan merupakan faktor penting yang harus
ditingkatkan dalam pengembangan kawasan wisata Geopark Batur, karena dengan
keamanan maka wisatawan yang sedang berkunjung akan mendapatkan ketenangan
dan rasa aman. Pada setiap daerah yang ada di kawasan wisata Geopark Batur yang
memiliki kelompok keamanan yang bernama pecalang melibatkan partisipasi
masyarakat yang masuk dalam organisasi pecalang dari masing-masing desa yang
akan membuat peran aktif masyarakat dalam menjaga keamanan kawasan wisata
Geopark Batur. Pecalang-pecalang yang disiapkan akan berkordinasi di dalam
menjaga, mengontrol dan mengamankan mulai dari pihak-pihak pendatang yang
masuk Kintamani, keamanan pada tiap-tiap daya tarik wisata yang ada di kawasan
Geopark Batur.
2.5 Permasalahan yang dihadapi dan solusi di daya tarik wisata Geopark Batur
Dalam setiap daya tarik wisata tentunya memilik permaslahan-permasalahan yang
dihadapi, Berdasarkan hasil wawancara bersama pengelola Geopark Batur Bapak Suhendra
menjelaskan bahwa :
16
menarik. Hal ini dapat menarik minat calon wisatawan untuk mengunjungi daerah
atau tempat wisata tersebut.
2. Meningkatkan kualitas layanan dan fasilitas: Menjaga kualitas layanan dan fasilitas
yang baik akan meningkatkan kepuasan wisatawan yang sudah datang, sehingga
mereka akan merekomendasikan daerah atau tempat wisata tersebut kepada orang
lain.
3. Berinovasi dengan pengembangan produk baru: Melakukan inovasi dengan
mengembangkan produk baru seperti tempat wisata baru atau aktivitas yang menarik
dapat memberikan daya tarik bagi calon wisatawan.
4. Meningkatkan pemasaran melalui media sosial: Media sosial merupakan sarana yang
efektif untuk mempromosikan destinasi wisata. Meningkatkan pemasaran melalui
media sosial dapat menjangkau lebih banyak calon wisatawan.
5. Meningkatkan kerjasama antar sektor: Kerjasama antar sektor seperti antara
pemerintah, pengusaha, dan masyarakat setempat dapat membantu dalam
mempromosikan dan mengembangkan destinasi wisata.
6. Menjaga keamanan dan kesehatan: Keamanan dan kesehatan menjadi faktor penting
bagi calon wisatawan dalam memilih destinasi wisata. Memastikan destinasi wisata
tersebut aman dan sehat akan memberikan rasa nyaman bagi wisatawan untuk
berkunjung.
7. Meningkatkan aksesibilitas: Meningkatkan aksesibilitas ke destinasi wisata seperti
transportasi dan akomodasi dapat memudahkan wisatawan dalam melakukan
perjalanan.
Dengan melakukan beberapa langkah di atas, diharapkan dapat membantu mengatasi
menurunnya kunjungan wisatawan di Geopark Batur.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Geopark Batur terletak di wilayah Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia. Kawasan ini
diakui sebagai Geopark UNESCO pada tahun 2012. Berdasarkan pemaparan tersebut, prinsip
pariwisata berkelanjutan di daya tarik wisata Geopark Batur yaitu sebagai berikut : 1) Sumber
daya lingkungan, memiliki warisan geologi yaitu kaldera, kawah, lava, goa, dan mata air
panas, 2) Sosial Budaya memiliki trunyan dan Tari Kreasi Kang Ching-Wie, 3) Ekonomi
Jangka Panjang, yaitu senantiasa ada koordinasi antara stakeeholder, pengelola dan juga
masyarakat.
Indikator pengembangan pariwisata berkelanjutan di daya tarik wisata Geopark Batur
yaitu: 1) Meningkatkan partisipasi masyarakat, pengelola memiliki beberapa program yaitu
pelatihan, pembagian keuntungan, 2) Memperluas aksesibilitas, pengelola sudah
menyediakan website sebagai sumber informasi, 3) Meningkatkan SDM, pengelola selalu
memberikan bimbingan stiap staff, 4) mengurangi dampak lingkungan yang merugikan,
kebersihan area wisata dan pemilahan sampah antara sampah organik dan anorganik.
Tata kelola pariwisata berkelanjutan, pengelola selalu memperhatikan tiga aspek
dalam pengelolaannya yaitu lingkungan (alam), budaya dan masyarakat. Beberapa partisipasi
masyarakat lokal yang ada di Kintamani, yaitu: 1) Menjaga Kelestrian Hayati Flora dan
Fauna (Endemic), 2) Pengadaan Failitas-Fasilitas, 3) Pengembangan Kuliner, 4) Menjaga
Kelestarian Budaya, 5) Mengambil Pekerjaan di Bidang Pariwisata, 6) Menjaga Kelestarian
Alam, 7) Pembentukan Petugas Keamanan. Permasalahan yang dihadapi pengelola adalah
belum stabilnya kunjungan wisatawan, Kondisi pandemi kemarin masih terasa dampaknya
bagi Geopark Batur, dampat yang paling dirasakan saat ini adalah belum pulih kembalinya
kunjungan wisatawan seperti masa sebelum ada pandemi.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
18
kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena saya hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan Dan saya juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari saya semoga dapat
diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
20