Anda di halaman 1dari 24

IMPLEMENTASI PARIWISATA BERKELANJUTAN

DI GEOPARK BATUR
(Nama Dosen)

Oleh :

Nama : Ni Putu Mika Arisa


No Absen : 33
NIM : 211308127
Semester/Kelas : Parbud Sore

JURUSAN PARIWISATA BUSAYA


FAKULTAS DHARMA DUTA
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA
DENPASAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya-lah dalam segala keterbatasan saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Implementasi Pariwisata Berkelanjutan Di Geopark Batur”.
Pada makalah ini, kami menjelaskan mengenai bagaimana “Implementasi Pariwisata
Berkelanjutan Di Geopark Batur”.. Saya menyadari bahwa terselesaikannya makalah ini
adalah berkat dukungan dan bantuan semua pihak. Harapan saya semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi penulis pribadi maupun bagi semua yang
membacanya.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, saya megharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna untuk
kesempurnaan makalah ini. Saya juga tak lupa meyampaikan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Saya berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan pembaca.

Denpasar, 3 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 4
2.1. Gambaran Umum .............................................................................................................. 4
2.2 Prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan di daya tarik wisata Geopark Batur .......... 5
2.2.1 Sumber daya lingkungan .............................................................................. 6
2.2.2 Sosial Budaya ............................................................................................... 6
2.2.3 Ekonomi Jangka Panjang ............................................................................. 8
2.3 Indikator pengembangan pariwisata berkelanjutan di daya tarik wisata Geopark
Batur.................................................................................................................................... 9
2.3.1 Meningkatkan partisipasi masyarakat .......................................................... 9
2.3.2 Memperluas aksesibilitas............................................................................ 10
2.3.3 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pengelolaan pariwisata 11
2.3.4 Meningkatkan keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi dampak
lingkungan yang merugikan. .................................................................................. 11
2.4 Tata kelola pariwisata berkelanjutan dan partisipasi masyarakat di daya tarik
wisata Geopark Batur ..................................................................................................... 12
2.4.1 Tata kelola pariwisata berkelanjutan .......................................................... 12
2.4.2 Partisipasi masyarakat di Geopark Batur ................................................... 13
2.5 Permasalahan yang dihadapi dan solusi di daya tarik wisata Geopark Batur ......... 16
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 18
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 18
3.2 Saran ................................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 20

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rencana Strategis Pariwisata Berkelanjutan dan Pekerjaan Layak yang Ramah
Lingkungan di Indonesia bertujuan mengajak-sert berbagai mitra nasional dalam bertukar
pandangan dan membangun konsensus untuk membangun industri kepariwisataan yang
kuat di Indonesia yang menciptakan Pekerjaan Layak yang Ramah Lingkungan. Penyiapan
Rencana Strategis dimaksudkan untuk membantu Pemerintah, berbagai mitra sosial dan
masyarakat luas umumnya untuk mengenal penting dan strategisnya kepariwisataan
berkelanjutan dalam pembangunan Indonesia dan menemukenali langkah langkah menuju ke
arah itu melalui serangkaian strategi kunci yang dapat didukung pada tingkat nasional,
provinsi dan lokal. Rencana Strategis ini dirancang berdasarkan pada proses konsultasi
yang melibatkan berbagai kelompok pemangku kepentingan kunci dari semua tingkat
pemerintahan, berbagai komunitas, industri, lembaga pendidikan dan pelatihan, mitra
sosialdan masyarakat umum, mengidentifikasi “ramuan”/unsur-unsuryang hilang untuk
dapat memperoleh kemauan politis yang sudah nyata melembaga kuat dalam pembangunan
kepariwisataan berkelanjutan.
Pariwisata dan ekonomi kreatif memainkan peran penting dalam pembangunan
Indonesia. Hal ini dapat dilihat antara lain dari kontribusinya terhadap PDB dan
lapangan kerja, baik langsung maupun tidak langsung. Secara bersamaan, pariwisata
dan ekonomi kreatif memberikan kontribusi 11,8% terhadap PDB Indonesia dan
14,66% terhadap total lapangan kerja. Dalam mengembangkan sektor ini, Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menetapkan visi yaitu "terwujudnya
kesejahteraan dan kualitas hidup rakyat Indonesia, melalui pariwisata dan ekonomi
kreatif". Keberlanjutan jelas merupakan kunci dalam pencapaian visi ini, karena
kualitas hidup tidak akan pernah menjadi kenyataan tanpa keberlanjutan.(laporan
Kemenparekraf, 2012).
Konsep pariwisata berkelanjutan sangatlah penting dalam perkembangan sebuh daya
tarik wsata, salah satunya adalah Geopark Batur, dikarenakan hal tersebut perlunya analisa

1
mengenai implementasi pariwisata berkelanjutan di daya tarik wisata Geopark Batur, demi
menjaga perkembangan Geopark Batur. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untum
mebahas lebih lanjut mengenai bagaimana Implementasi Pariwisata Berkelanjutan Di
Geopark Batur kabupaten Bangli.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana gambaran umum daya tarik wisata Geopark Batur?
2. Bagaimana prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan di daya tarik wisata Geopark
Batur?
3. Bagimana indikator pengembangan pariwisata berkelanjutan di daya tarik wisata
Geopark Batur?
4. Bagimana Bagaimana tata kelola pariwisata berkelanjutan dan partisipasi masyarakat
di daya tarik wisata Geopark Batur?
5. Apa permaslahan yang dihadapi dan solusi di daya tarik wisata Geopark Batur?

1.3 Tujuan
1. Untuk memaparkan bagaimana gambaran umum daya tarik wisata Geopark Batur?
2. Untuk mendeskripsikan bagaimana prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan di daya
tarik wisata Geopark Batur?
3. Untuk menganalisis bagimana indikator pengembangan pariwisata berkelanjutan di
daya tarik wisata Geopark Batur?
4. Untuk memaparkan bagimana tata kelola pariwisata berkelanjutan dan partisipasi
masyarakat di daya tarik wisata Geopark Batur?
5. Untuk mendeskripsikan apa permaslahan yang dihadapi dan solusi di daya tarik
wisata Geopark Batur?

1.4 Teknik pengumpulan data


Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan beberapa metode untuk
mengumpulkan data, seperti (1) observasi, (2) wawancara, (3) dokumentasi, (4) studi
kepustakaan. Dalam wawancara yang dilaksanakan penulis memilih 2 orang informan yang

2
menurut penliis merupakan informan yang tepat yaitu pengelola atas nama Bapak Suhendra
dan Staff atas nama Wayan Sulios. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2023
yang berlokasi langsung di Geopark Batur Kabupaten Bangli.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.1 Gambaran Umum


Geopark Batur terletak di wilayah Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia. Kawasan ini
diakui sebagai Geopark UNESCO pada tahun 2012. Sejarah Geopark Batur bermula pada
tahun 2001, saat dimulainya program penelitian geologi yang dikenal sebagai 'Batur Global
Geopark'. Program ini dipimpin oleh Universitas Udayana dan mendapat dukungan dari
UNESCO dan pemerintah Indonesia. Tujuan dari program ini adalah untuk mengkaji
keanekaragaman geologi, geomorfologi, dan budaya di kawasan Gunung Batur. Program ini
juga bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wisata geologi dan memberikan manfaat
ekonomi kepada masyarakat setempat. Setelah beberapa tahun melakukan penelitian dan
pengembangan, pada tahun 2011, Geopark Batur diusulkan untuk diakui sebagai Geopark
Global oleh UNESCO. Pada tahun 2012, Geopark Batur resmi diakui sebagai Geopark
Global UNESCO selama 4 tahun pertama, kemudian diperpanjang hingga tahun 2020.
Secara geografis Kecamatan Kintamani terletak di sebelah Timur Laut Kota Denpasar
dengan jarak ± 67 km, atau sebelah Utara Kota Bangli dengan jarak ± 27 km. Secara
administrasi kawasan perencanaan meliputi 15 desa. Luas wilayah kintamani adalah 366,92
Km² dengan jumlah KK (Kepala Keluarga) sebanyak 2.328 KK. Penduduk laki-laki
berjumlah 46.386 orang, perempuan berjumlah 46.540 orang sehingga jumlah total penduduk
kintamani adalah 92.926 Jiwa. Kepadatan penduduk di Kecamatan Kintamani 253/Km². Laju
pertumbuhan penduduk di kintamani pada tahun 1980-1990 (1,21%), 1990-2000 (1,42%),
2000-2010 (1.16%).
Sumber Ekonomi penduduk Kintamani sebagian besar berasal dari sector pertanian.
Ini dibuktikan dengan jumlah petani yang ada di kintamani sebanyak 608 orang dengan luas
area produktif 41 Ha dengan luas produksi 6.505 Ton. Hasil pertanian utama adalah jagung
dengan luas panen 1.039 Ha dengan jumlah produksi 46.370,82 Ton, Kubis dengan luas
panen 589 Ha dengan jumlah produksi 189.999 Ton, Sawi; Luas panen 93 Ha dengan jumlah
produksi 9.858 Ton (Sumber: Bangli dalam angka 2013).

4
Berdasarkan SK Bupati Bangli No. 15 Tahun 1995, Kawasan di Dalam Kaldera
Geopark Batur memiliki beberapa objek wisata alam unggulan yaitu Toyabungkah,
Penelokan, Penulisan, Terunyan dan Kintamani. Kawasan ini sangat terkenal bagi wisatawan
baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Hal ini disebabkan karena di dalam
kawasan terdapat beberapa potensi alamiah yang menawan dan menakjubkan yaitu
perpaduan antara alam pegunungan (Gunung Batur dan Gunung Abang) dengan kaldera serta
danau (Danau Batur) yang berada di dalam kaldera. Selain itu, Kawasan di Dalam Kaldera
Geopark Batur memiliki sejumlah keunikan adat istiadat masyarakat lokal yang terlihat dari
berbagai aktivitas spiritual yang ditunjukkan dari adanya Pura-Pura bersejarah dan
pemukiman tradisional.

2.2 Prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan di daya tarik wisata Geopark Batur


Pariwisata berkelanjutan didefinisikan oleh United Nations World Tourism
Organization (UNWTO) sebagai pariwisata yang memperhitungkan sepenuhnya dampak
ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan di masa depan, menangani kebutuhan
pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat setempat”, dan dapat diaplikasikan ke
semua bentuk aktifitas pariwisata di semua jenis destinasi wisata, termasuk wisata masal dan
berbagai jenis kegiatan wisata lainnya. Ada tiga prinsip yang diperlukan untuk keberlanjutan
jangka panjang industri pariwisata sebagaimana konsep UNWTO.
1. Memanfaatkan sumber daya lingkungan secara optimal yang merupakan elemen
kunci dalam pengembangan pariwisata, pentingnya mempertahankan proses ekologis
dan membantu melestarikan warisan alam dan keanekaragaman hayati’
2. Menghormati keaslian sosial budaya dari masyarakat lokal, pelestarian warisan
budaya dan nilai-nilai tradisional yang dibangun, dan berkontribusi pada pemahaman
dan toleransi antar budaya;.
3. Memastikan operasi ekonomi jangka panjang yang layak, memberikan manfaat sosial
ekonomi bagi semua pemangku kepentingan untuk didistribusikan secara adil,
termasuk kesempatan kerja yang stabil dan peluang memperoleh penghasilan serta
layanan sosial kepada masyarakat setempat, dan berkontribusi pada pengentasan
kemiskinan.

5
Berdasarkan pemaparan tersebut, prinsip pariwisata berkelanjutan di daya tarik wisata
Geopark Batur yaitu sebagai berikut :
2.2.1 Sumber daya lingkungan
Dalam perkembangannya daya tarik wisata Geopark Batur memiliki potensi wisata
alam yang baik jika dimanfaatkan sebagai pariwisata, Kawasan Kaldera Geopark Batur,
memiliki warisan geologi yaitu kaldera, kawah, lava, goa, dan mata air panas. Kaldera yang
ada yaitu Kaldera Luar/Kaldera Catur dan Kaldera Dalam/Kaldera Batur. Kaldera Catur
dengan ukuran 13,8 km. x 10 km dan ketinggian antara 1.267 - 2.152 m., menjulang sekitar
500 m., dari dasar kaldera, serta Kaldera Batur yang memiliki garis tengah sekitar 7,5 km.,
terletak 300 m., di bawah Kaldera Catur. Kaldera ini menjadi panorama yang sangat indah
jika dilihat dari Penelokan. Kawah, lava, goa dengan lorong lava, dan mata air panas
merupakan warisan geologi yang berpotensi untuk pengembangan pariwisata, edukasi, serta
konservasi.
Potensi geologi yang dimiliki oleh Kecamatan Kintamani berpotensi dikembangkan
untuk edukasi dan pariwisata. Kaldera Batur terdiri atas berbagai lapisan vulkanik yang
terbagi atas dua bentuk kaldera hasil erupsi, Catur (13 x 10 km2) dan Batur (diameter 7,5
km) dibentuk di tengah-tengah. Tinggi dari lingkaran kaldera bervariasi dari 1.267 m sampai
2.152 m asl. Sisi timur kaldera ditempati oleh danau. Puncak Batur yang aktif (1.717 m)
terletak di 8°14‟30” selatan dan 115°22‟30” timur yang berada di pusat kaldera. Menurut
Kemmerling (1918), Gunung Sukawana dan Gunung Abang (2.152 m) merupakan sisa-sisa
vulkanik. Diduga kalau Gunung Batur purba (pre-caldera) lebih tinggi dari Gunung Agung
(3.142 m), dan area kaldera yang terbentuk saat ini dibentuk dari stratovolcavo tua yang
gugur.
2.2.2 Sosial Budaya
Berdasarkan hasil research penulis mengenai pemanfaatan kebudayaan di kawasan
wisata Geopark Batur, di website geopark batur menjelaskan bahwa di destinasi wisata
Geopark Batur terdapat daya tarik wisata yang bernama Trunyan dan Tari Kreasi Kang
Ching-Wie. Berdasarkan hasil wawancara bersama pengelola Geopark Batur Bapak Bapak
Suhendra menjelaskan bahwa

6
“Jika dari potensi kebudayaan disini hal yang paling menonjol adalah Desa trunyan dan
juga Tari Kreasi Kang Ching-Wie”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa pemanfaatan kebudayaan sebagai daya


tarik wisata di Geopark Batur adalah desa Trunyan dan Tari Kreasi Kang Ching-Wie
1. Desa Trunyan
Desa Terunyan, yang terpencil di pesisir timur dan biasanya dijangkau dengan
perahu. Desa Trunyan terletak kurang lebih 5 kilometer dari Desa Kedisan atau
kurang lebih 32 kilometer dari kota Bangli atau 70 kilometer dari Denpasar. Desa
Trunyan merupakan salah satu Desa Bali Asli (Bali Aga). Disebut demikian karena
penduduk di sana merupakan penduduk asli yang beragama Hindu, sedangkan
lingkungannya merupakan lingkungan alam pegunungan karena terletak di lereng
Gunung Batur yaitu di tepi sebelah Timur Danau Batur. Untuk mencapai desa tersebut
dapat ditempuh dengan jalan kaki, atau menyeberang melalui Danau Batur dari Desa
Kedisan dengan mempergunakan perahu motor/boat dengan lama perjalanan kurang
lebih 30 menit. Nama Trunyan berasal dari kata “Taru” dan “Menyan”, pohon yang
tumbuh di desa tersebut. Penduduk Trunyan menganggap pohon sangat penting.
Desa Trunyan mempunyai suatu tradisi unik, berbeda dengan masyarakat Bal
umumnya yang membakar mayat (kremasi) dalam upacara ngaben, masyarakat
Trunyan meletakkan mayat di atas tanah, sistem penguburan jenazah yang jauh
berbeda dengan desa-desa lainnya di Bali. Mayat warga yang meninggal hanya
ditutup dengan kain putih dan tutup bamboo yang disebut “Ancak Saji”, namun
wajahnya dibiarkan terbuka, kemudian ditaruh di kuburan tanpa dikubur. Tradisi dari
upacara ini disebut “mapasah”, yang tengkorak dan kerangkanya masih banyak yang
utuh sampai sekarang Di desa ini terdapat pohon terunyan yang konon pohon ini
hanya terdapat di desa Terunyan . Kata Terunyan sendiri berasal dari kata taru
menyan atau pohon wangi yang dipercaya menjadi kunci mengapa jenazah tidak
beraroma busuk meski hanya diletakkan di atas tanah.
Sistem tersebut didasarkan atas mitologi, bahwa di sana pada jaman dahulu
khawatir akan bau harum dari sebuah pohon tercium sampai ke sorga, maka beliau
memerintahkan rakyat agar tidak mengubur mayat-mayat warga yang meninggal

7
sehingga akan terciumlah bau busuk, namun akibat bau harum tersebut bau busuk
dari mayat-mayat warga tak tercium lagi. Telaahan hasil pengamatan di lapangan
adalah sbb.: Dengan tetap menghormati dan melestarikan tradisi yang sudah ada,
dapatkah diberlakukan “pembuangan” mayat lama, jika ada mayat baru, dengan lebih
rapi dan bersih, serta dibudayakan estetikanya. Topografi pinggir danau yang
umumnya merupakan tebing curam tampak rawan longsor, dan perlu perhatian yang
berwenang.
2. Tari Kreasi Kang Ching-Wie
Tari Kreasi Kang Ching-Wie yang mengisahkan mendaratnya Kapal saudagar Cina
diperairan Balingkang beserta putrinya yang bernama Kang Ching Wie. Dalam
perdagangannya di wilayah Kerajaan Balingkang bertemulah Kang Ching Wei
dengan rajanya yang bergelar Sri Jaya Pangus. Dari pertemuan itu timbul rasa
ketertarikan sampai akhirnya mereka menjalin hubungan cinta kasih. Akan tetapi
cinta terlarang itu kemudian diketahui oleh permaisuri dan dikutuklah kedua
pasangan tersebut sehingga menjadi Barong Landung yang kita warisi sampai
sekarang. Tarian ini terinspirasi dari kisah nyata dari kerajaan Balingkang yang
merupakan kerajaan pertama di Bali. Akulturasi budaya Bali kuno dengan Cina
tampak pada garapan seni ini. Tari kreasi ini diiringi oleh seperangkat Gambelan
Baleganjur. Dan kehidupan sosial masyarakat di sekitar Kaldera Gunung Batur juga
masih terpengaruh oleh kisah Raja Jayapangus dengan Putri Kang Ching Wie.
2.2.3 Ekonomi Jangka Panjang
Aspek ekonomi dalam pariwisata berkelanjutan merupakan aspek yang sangat
penting, Berdasarkan hasil wawancara bersama pengelola Geopark Batur Bapak Suhendra
menjelaskan bahwa :
“Dalam aspek perekonomian disini lita sudah selalu berkoordinasi antara masyarakat,
pelaku wisata stakeholder dan juga pengelola, dimana kita biasanya rutin mnegadakan
rapat agar sesuai dengan tujuan kita semua disini, yang paling utama kita harapkan kan
dari perekonomian masyarakat sekitar, agar masyarakat dapat merasakan dampak dari
adaya Geopark ini”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat penulis simpulkan bahwa aspen


ekonomi jangka panjang sudah dipersiapkan sejak dini, dimana pengelola rutin

8
melaksanakan rapat dengan pelaku wisata, stakeholder dan juga masyarakat sekitar, agar
dapat menghasilkan keputusan dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan yang tepat.
Berdasarkan hasil observasi penulis pada destinasi ini juga banyak terdapat akomodasi-
akomodasi pariwisata yang dimiliki oleh masyarakat sekitar, mulai dari villa, homestay,
resto, coffeshop, warung makan dan toko sovenir, hal ini menunjukan bahwa aspek ekonomi
jangka panjang di destinasi ini sudah terbentuk dan diharapkan kedepannya akan semakin
berkembang dan makin banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi sebagai penyedia
akomodasi pariwisata lainnya.

2.3 Indikator pengembangan pariwisata berkelanjutan di daya tarik wisata


Geopark Batur
Menurut UNWTO, beberapa indikator pengembangan pariwisata berkelanjutan
antara lain:
1. Meningkatkan partisipasi dan keterlibatan masyarakat lokal dalam industri pariwisata
2. Memperluas aksesibilitas ke wilayah pariwisata yang kurang berkembang
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pengelolaan pariwisata
4. Meningkatkan keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi dampak lingkungan
yang merugikan.
2.3.1 Meningkatkan partisipasi masyarakat
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pariwisata adalah penting karena hal itu
dapat membantu mengembangkan pariwisata secara berkelanjutan dan memperbaiki
kesejahteraan sosial dan ekonomi di daerah tersebut. Berdasarkan hasil wawancara bersama
pengelola Geopark Batur Bapak Suhendra menjelaskan bahwa :
“Dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam dunia pariwisata ini, kita sudah
melakukan beberapa hal seperti pembagian keuntungan, kita promosi mengenai budaya
kita, kita juga melkuakn pelatihan bagi pelaku wisata, dimana yang kita harapkan
adalah dengan adanya program: seperti itu masyarakat yang lain iukut berpartisipasi
agar kedepannya pariwisata kita semakin maju, perekonomian masyarakatpun juga
begitu”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat penulis simpulkan bahwa untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat pengelola yang bekerja sama dengan pemerintah sudah melaksanakan

9
beberapa program, yaitu seperti pelatihan, pembagian keuntungan dan yang lainnya.
Membangun hubungan yang kuat antara industri pariwisata dan masyarakat lokal dapat
membantu meningkatkan partisipasi masyarakat. Ini dapat dilakukan dengan memberikan
pelatihan dan dukungan kepada masyarakat lokal untuk memulai bisnis pariwisata atau
dengan mengadakan acara dan pertemuan untuk mempromosikan dialog dan kerjasama
antara pihak-pihak terkait.
2.3.2 Memperluas aksesibilitas
Tujuan dari memperluas aksesibilitas ke wilayah pariwisata yang kurang berkembang
adalah untuk meningkatkan potensi pariwisata di wilayah tersebut. Dengan memperluas
aksesibilitas, jumlah wisatawan yang datang ke wilayah tersebut dapat meningkat, sehingga
dapat membuka peluang bagi masyarakat setempat untuk mendapatkan penghasilan dari
industri pariwisata. Selain itu, memperluas aksesibilitas ke wilayah pariwisata yang kurang
berkembang juga dapat membantu mengembangkan infrastruktur dan sumber daya manusia
di wilayah tersebut, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat. Hal
ini dapat membuka peluang bagi masyarakat setempat untuk mendapatkan pekerjaan dan
meningkatkan kesejahteraan mereka. Selain manfaat ekonomi, memperluas aksesibilitas ke
wilayah pariwisata yang kurang berkembang juga dapat membantu mempromosikan
kekayaan budaya dan alam di wilayah tersebut, sehingga dapat memperkaya pengetahuan
dan pengalaman wisatawan yang datang ke sana. Hal ini juga dapat membantu menjaga dan
melestarikan warisan budaya dan alam di wilayah tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara bersama pengelola Geopark Batur Bapak Suhendra
menjelaskan bahwa :
“Dalam hal ini kita masih belum ada program khsus, kalo yang bisa saya lihat hanya
support pemerintah saja, untuk memperluas aksesibilitas kan hal yang bisa kita lakukan
adalah mebangun jalan, sarana transportasi dan yang lain sebaginya, tapi kalo dari kita
sumber informasi kita punya, kita ada website ebagai sumber informasi mengenai
destinasi ini”

Berdasarkan hasil wawancara dapat penulis simpulkan bahwa dalam memperluas


aksesibilitas, dari pengelola masih belum ada program khusus, mereka baru sampai penyedia
informasi lewat website yang selalu mereka update, akan tetapi berdasarkan pengamatan

10
pengelola program yang baru berjalan adalah program dari pemerintah yaitu seperti
membangun jalan dan sarana transportasi
2.3.3 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pengelolaan pariwisata
Terdapat beberapa tujuan dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dan pengelolaan pariwisata, melalui pengembangan kualitas sumber daya manusia dan
pengelolaan pariwisata yang baik, maka akan mampu meningkatkan daya saing destinasi
pariwisata. Hal ini akan membawa dampak positif pada pertumbuhan ekonomi, penciptaan
lapangan kerja, serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara bersama pengelola Geopark Batur Bapak Suhendra
menjelaskan bahwa :
“Dalam meningkatkan kualitas SDM kita memiliki standar kita tersendiri, kita punya
sistem rekrutmen kita sendiri, dan tentunya yang elalu kita berikan arahan dan
bimbingan, akan tetapi bimbingan yang kita berikan pada saat kerja di lapangan saja,
kita masih belum ada program khusus seperti seminar dan yang lainnya. Untuk
pengelolaan kita senantiasa untuk terus mengikuti perkembangan yang ada, dan
selalu mencoba inovasi” baru agar mendapat sitem pengelolaan yang semakin baik”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat penulis simpulkan bahwa dalam meningkatkan
kualitas SDM di Geopark Batur dimuali dari sistem rekrutmen dan pelatihan secara langsung
di lapangan. Dan untuk pengeloaan pengelola selalu berinovasi untuk mengikuti
perkembangan dan menemukan pola pengelolaan yang terbaik. Hal ini juga disukung
berdasarkan pernyataan dari salah satu staff yang menyatakan bahwa :
“Kita selalu diberikan bimbingan jika kita membuat kesalahan ataupun kekeliruan,
untuk program khusu bimbingan masih belum ada”

2.3.4 Meningkatkan keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi dampak


lingkungan yang merugikan.
Meningkatkan keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi dampak lingkungan
yang merugikan sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan
keberlangsungan hidup manusia di bumi. Dampak lingkungan yang merugikan seperti polusi
udara, air dan tanah, deforestasi, perubahan iklim, dan hilangnya keanekaragaman hayati
dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan hidup dan kesehatan manusia.
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberlanjutan lingkungan juga sangat

11
penting. Edukasi tentang cara hidup yang ramah lingkungan dan penggunaan produk yang
berkelanjutan dapat membantu mengurangi dampak lingkungan yang merugikan. Dengan
mengurangi dampak lingkungan yang merugikan, kita dapat memperbaiki kualitas hidup kita
dan memastikan bahwa generasi mendatang juga dapat menikmati keindahan dan
keberagaman lingkungan hidup yang ada di bumi.

Berdasarkan hasil wawancara bersama pengelola Geopark Batur Bapak Suhendra


menjelaskan bahwa :
“Dalam hal mengurangi dampak linkungan yang merugikan, yang kita lakukan
adalah selalu menjaga kebersihan dan memillah sampah antara sampah organik dan
anorganik”
Berdasarkan hasil wawancara dapat penulis simpulkan bahwa dari pihak pengelola selalu
meastikan kebersihan area wisata dan pemilahan sampah antara sampah organik dan
anorganik.

2.4 Tata kelola pariwisata berkelanjutan dan partisipasi masyarakat di daya tarik
wisata Geopark Batur
2.4.1 Tata kelola pariwisata berkelanjutan
Tata kelola pariwisata berkelanjutan adalah suatu sistem manajemen yang melibatkan
semua stakeholder yang terkait dalam kegiatan pariwisata di kawasan tersebut. Hal ini
bertujuan untuk memastikan bahwa pariwisata di Geopark Batur dapat dijalankan secara
berkelanjutan, sehingga tidak merusak lingkungan dan budaya setempat, serta memberikan
manfaat ekonomi yang adil bagi masyarakat setempat.
Berdasarkan hasil wawancara bersama pengelola Geopark Batur Bapak Suhendra
menjelaskan bahwa :
“Untuk pengelolaan pariwisata berkelanjutan kita selalu berusaha selalu
memperhatiakn dari aspek budaya, alam dan juga masyarakat setempat. Dari budaya
dan alam yang mana berpotensi kita kembangkan sebagai sebuag daya tarik baru”

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti beberapa hal yang dapat
dilakukan dalam tata kelola pariwisata berkelanjutan di Geopark Batur antara lain:

12
1. Mengembangkan rencana pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan, yang
mencakup pengendalian jumlah wisatawan, pengaturan akses ke situs-situs geologi
dan budaya, serta pengembangan produk wisata yang ramah lingkungan.
2. Melakukan edukasi kepada wisatawan tentang pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan dan budaya setempat. Hal ini dapat dilakukan melalui papan informasi di
sekitar kawasan geopark, brosur, atau bahkan melalui aplikasi ponsel.
3. Mengembangkan program pengembangan ekonomi berbasis pariwisata yang
memberdayakan masyarakat setempat, seperti pelatihan untuk mengembangkan
produk wisata kreatif, atau pemberian akses ke pasar untuk produk lokal.
4. Menjaga kualitas lingkungan dan kebersihan di sekitar kawasan geopark dengan
melakukan pengelolaan sampah dan pengurangan emisi karbon dioksida.
5. Menjaga keaslian budaya lokal dengan mengembangkan program konservasi
kebudayaan dan pengembangan warisan budaya.
Dengan melakukan tata kelola pariwisata berkelanjutan di Geopark Batur, diharapkan
pariwisata dapat memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat
setempat, serta menjaga kelestarian lingkungan dan budaya setempat untuk generasi yang
akan datang.
2.4.2 Partisipasi masyarakat di Geopark Batur
Kawasan pariwisata yang ada di dalam Geopark Batur yang memiliki beberapa obyek
wisata baik dalam maupun buatan yang memiliki keunikan tersendiri. Objek wisata yang ada
di kawasan wisata Geopark Batur yang menjadi daya tarik unggulan yaitu seperti Kaldera
Gunung dan danau Batur, Penelokan Trunyan dan kawasan kintamani. Kawasan ini sudah
sangat terkenal bagi para wisatawan nusantara. Kintamani sebagai kawasan Geopark yang
menyebabkan keberadaan perkembangan pariwisata Kintamani semakin mengalami
perkembangan. Pendekatan pembangunan yang menekankan pada keberadaan dan
partisipasi masyarakat lokal harus mulai di ikutsertakan dalam proses pengembangan
kepariwisataan. Pendekatan ini harus mampu menilai dan mengembangkan pengetahuan dan
meningkatkan keterampilan masyarakat di bidang pariwisata serta melakukan perombakan
dalam seluruh praktek dan pemikiran di dalam melakukan pembangunan.

13
Partisipasi masyarakat lokal Kintamani di dalam pengembangan kawasan wisata
Geopark Batur sangat berperan besar dan sangat aktif. Melihat partisipasi masyarakat yang
sangat aktif sehingga perlu di dilakukannya pembinaanpembinaan, pemahaman-pemahaman
tentang Geopark, dan pelatihan mengenai kepariwisataan itu sendiri. Kintamani yang sudah
ditetapkan sebagai anggota dari Global Geopark Network yang tidak dapat terpisah dari
peran aktif masyarakat yang mendukung partisipasi dari masyarakat lokal itu sendiri secara
pnuh di dalam melakukan konservasi kawasan Kintamani sehingga dapat memenuhi tujuan
dan ditetapkannya Kintamani sebagai kawasan wisata Geopark Batur. Adapun beberapa
partisipasi masyarakat lokal yang ada di Kintamani, yaitu:
1. Menjaga Kelestrian Hayati Flora dan Fauna (Endemic), Di kawasan wisata Geopark
Batur terdapat berbagai macam keragaman Hayati yang cukup besar baik yang ada di
kawasan Geopark maupun di luar kawasan Geopark. Flora yang berkembang di
Kintamani yang sudah dikenal sampai ke mancanegara, jenis-jenis tanaman yang
dilestarikan yaitu seperti: kopi arabika, jeruk kintamani. Tanaman-tanaman tersebut
dapat kita jumpai dengan sangat mudah di perkebunan-perkebunan yang digarap oleh
masyarakat yang berkecimpung sebagai petani. Adapun jenis fauna atau satwa yang
menjadi ciri khas dari Kintamani yaitu seperti: ikan mujair dan anjing kintamani.
Pelestarian ikan mujair yang dilakukan oleh masyarakat Kintamani yang bertempat
di kawasan Danau Batur dengan membangun kuramba-kuramba pengembangbiakan
ikan mujair sehingga keberadaan ikan mujair tidak mengalami kepunahan.
2. Pengadaan Failitas-Fasilitas, Pariwisata Fasilitas pariwisata merupakan salah satu
faktor penting di dalam menunjang tumbuh kembangnya kawasan wisata Geopark
Batur. Keberadaan Kintamani yang kini belum dikuasai oleh banyak investor
keberadaan fasilitas-fasilitas pariwisata yang ada di kawasan wisata Geopark Batur
sudah sangat memadai danlam menunjang tumbuh kembangnya kawasan wisata
Geopark Batur. Fasilitas pariwisata yang ada di kawasan Geopark Batur yang dimiliki
oleh masyarakat-masyarakat lokal yang memiliki banyak modal untuk menyediakan
fasilitas-fasilitas pariwisata dalam mendukung perkembangan kawasan wisata
Geopark Batur.

14
3. Pengembangan Kuliner, Mujair Nyat-nyat Khas Kintamani Salah satu kuliner yang
sedang berkembang adalah kuliner mujair nyat-nyat yang ada di Kintamani. Ikan
mujair merupakan ikan yang berasal dari Danau Batur, yang menjadi salah satu
kuliner yang harus dinikmati oleh wisatawan yang sedang berkunjung ke kawasan
wisata Geopark Batur. Ikan mujair yang menjadi ciri khas dari kawasan wisata
Geopark Batur, kini menjadi peluang bisnis bagi masyarakat lokal untuk membuka
sebuah usaha
4. Menjaga Kelestarian Budaya, Seni budaya masyarakat Kintamani yang diwariskan
oleh para leluhur mereka yang sangat beragam, seiring dengen berkembangnya
kawasan wisata Geopark Batur masyarakat kembali ingin membangkitkan seni
budaya yang mereka miliki. Untuk mewujudkan dan melestarikan budaya-budaya
tersebut dilaksanakannya langkah nyata dengan menggali potensi-potensi pada setiap
daerah di kawasan Kintamani. Seni budaya yang dimiliki oleh masyarakat Kintamani
seperti bermacam-macam taritarian yang ada dari masing-masing daerah, cara
penguburan ari-ari yang digantung di pohon bukal, penguburan mayat yang
diletakkan di bawah pohon kemenyan dan lain sebagainya.
5. Mengambil Pekerjaan di Bidang Pariwisata, Dengan mamanfaatkan perkembangan
pariwisata masyaraat lokal yang ada dikawasan Kintamani mulai berkecimpung ke
dalam dunia pariwisata. Keberadaan fasilitas-fasilitas pariwisata yang ada di
Kintamani yaitu seperti Hotel, Restaurant, Coffee Shop dan lain sebagainya yang
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal. Masyarakat-masyarakat lokal
Kintamani sebagian besar berkecimpung ke dalam dunia pariwisata selain menjadi
karyawann dari fasilitas-fasilitas yang ada masyarakat juga sebagai pemilik tempat
wisata serta sebagai lokal guide untuk memberikan informasi mengenai keberadaan
obyek-obyek wisata yang ada di Kintamani.
6. Menjaga Kelestarian Alam, Masyarakat Kintamani didalam menjaga kelestarian
hutan dengan cara bekerjasama dengan dinas-dinas terkait seperti: Dinas Perkebunan,
Dinas Pertanian, Kebudayan dan Pariwisata, BKSDA, dan komponen-komponen
masyarakat, seperti: perguruan tinggi, pencinta alam, LSM dan sebagainya untuk
melakukan penanaman bibit-bibit pohon di kawasan Kintamani yang merupakan

15
realisasi dari visi Danu Kerthi, upaya nyata untuk menjaga kesucian dan kelestarian
sumber-sumber air, seperti: sungai, mata air dan Danau serta Wana Kerthi, menjaga
kesucian dan kelestarian hutan-hutan yang ada dikawasan Geopark.
7. Pembentukan Petugas Keamanan, Keamanan merupakan faktor penting yang harus
ditingkatkan dalam pengembangan kawasan wisata Geopark Batur, karena dengan
keamanan maka wisatawan yang sedang berkunjung akan mendapatkan ketenangan
dan rasa aman. Pada setiap daerah yang ada di kawasan wisata Geopark Batur yang
memiliki kelompok keamanan yang bernama pecalang melibatkan partisipasi
masyarakat yang masuk dalam organisasi pecalang dari masing-masing desa yang
akan membuat peran aktif masyarakat dalam menjaga keamanan kawasan wisata
Geopark Batur. Pecalang-pecalang yang disiapkan akan berkordinasi di dalam
menjaga, mengontrol dan mengamankan mulai dari pihak-pihak pendatang yang
masuk Kintamani, keamanan pada tiap-tiap daya tarik wisata yang ada di kawasan
Geopark Batur.

2.5 Permasalahan yang dihadapi dan solusi di daya tarik wisata Geopark Batur
Dalam setiap daya tarik wisata tentunya memilik permaslahan-permasalahan yang
dihadapi, Berdasarkan hasil wawancara bersama pengelola Geopark Batur Bapak Suhendra
menjelaskan bahwa :

“Permasalahan yang kita hadapi sekarang adalah menurunnya kunjungan wisatawan,


dimana kita semenjak covid kunjungan sangat menurun, sekarang walaupun sudah
naik tapi masih belum kembali normal seperi dulu”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat penulis simpulkan bahwa di Kondisi pandemi
kemarin masih terasa dampaknya bagi Geopark Batur, dampat yang paling dirasakan saat ini
adalah belum pulih kembalinya kunjungan wisatawan seperti masa sebelum ada pandemi.
Dengan permasalah tersebut peneliti memiliki beberapa cara yang dapat dicoba/dilakukan
untuk meningkatkan kunjungan wiatawan yaitu sebagai berikut:

1. Menyediakan promosi dan penawaran khusus: Dalam situasi menurunnya kunjungan


wisatawan, penting untuk membuat promosi khusus dan menawarkan harga yang

16
menarik. Hal ini dapat menarik minat calon wisatawan untuk mengunjungi daerah
atau tempat wisata tersebut.
2. Meningkatkan kualitas layanan dan fasilitas: Menjaga kualitas layanan dan fasilitas
yang baik akan meningkatkan kepuasan wisatawan yang sudah datang, sehingga
mereka akan merekomendasikan daerah atau tempat wisata tersebut kepada orang
lain.
3. Berinovasi dengan pengembangan produk baru: Melakukan inovasi dengan
mengembangkan produk baru seperti tempat wisata baru atau aktivitas yang menarik
dapat memberikan daya tarik bagi calon wisatawan.
4. Meningkatkan pemasaran melalui media sosial: Media sosial merupakan sarana yang
efektif untuk mempromosikan destinasi wisata. Meningkatkan pemasaran melalui
media sosial dapat menjangkau lebih banyak calon wisatawan.
5. Meningkatkan kerjasama antar sektor: Kerjasama antar sektor seperti antara
pemerintah, pengusaha, dan masyarakat setempat dapat membantu dalam
mempromosikan dan mengembangkan destinasi wisata.
6. Menjaga keamanan dan kesehatan: Keamanan dan kesehatan menjadi faktor penting
bagi calon wisatawan dalam memilih destinasi wisata. Memastikan destinasi wisata
tersebut aman dan sehat akan memberikan rasa nyaman bagi wisatawan untuk
berkunjung.
7. Meningkatkan aksesibilitas: Meningkatkan aksesibilitas ke destinasi wisata seperti
transportasi dan akomodasi dapat memudahkan wisatawan dalam melakukan
perjalanan.
Dengan melakukan beberapa langkah di atas, diharapkan dapat membantu mengatasi
menurunnya kunjungan wisatawan di Geopark Batur.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Geopark Batur terletak di wilayah Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia. Kawasan ini
diakui sebagai Geopark UNESCO pada tahun 2012. Berdasarkan pemaparan tersebut, prinsip
pariwisata berkelanjutan di daya tarik wisata Geopark Batur yaitu sebagai berikut : 1) Sumber
daya lingkungan, memiliki warisan geologi yaitu kaldera, kawah, lava, goa, dan mata air
panas, 2) Sosial Budaya memiliki trunyan dan Tari Kreasi Kang Ching-Wie, 3) Ekonomi
Jangka Panjang, yaitu senantiasa ada koordinasi antara stakeeholder, pengelola dan juga
masyarakat.
Indikator pengembangan pariwisata berkelanjutan di daya tarik wisata Geopark Batur
yaitu: 1) Meningkatkan partisipasi masyarakat, pengelola memiliki beberapa program yaitu
pelatihan, pembagian keuntungan, 2) Memperluas aksesibilitas, pengelola sudah
menyediakan website sebagai sumber informasi, 3) Meningkatkan SDM, pengelola selalu
memberikan bimbingan stiap staff, 4) mengurangi dampak lingkungan yang merugikan,
kebersihan area wisata dan pemilahan sampah antara sampah organik dan anorganik.
Tata kelola pariwisata berkelanjutan, pengelola selalu memperhatikan tiga aspek
dalam pengelolaannya yaitu lingkungan (alam), budaya dan masyarakat. Beberapa partisipasi
masyarakat lokal yang ada di Kintamani, yaitu: 1) Menjaga Kelestrian Hayati Flora dan
Fauna (Endemic), 2) Pengadaan Failitas-Fasilitas, 3) Pengembangan Kuliner, 4) Menjaga
Kelestarian Budaya, 5) Mengambil Pekerjaan di Bidang Pariwisata, 6) Menjaga Kelestarian
Alam, 7) Pembentukan Petugas Keamanan. Permasalahan yang dihadapi pengelola adalah
belum stabilnya kunjungan wisatawan, Kondisi pandemi kemarin masih terasa dampaknya
bagi Geopark Batur, dampat yang paling dirasakan saat ini adalah belum pulih kembalinya
kunjungan wisatawan seperti masa sebelum ada pandemi.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan

18
kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena saya hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan Dan saya juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari saya semoga dapat
diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Daniel, Valerina (2019). “Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia”. Bahan Presentasi sebagai


Ketua Tim Percepatan Pembangunan Pariwisata Berkelelanjutan pada FGD Program
Kerja Sustainable Tourism Observatories (STO) Tahun 2019 tanggal 12 Maret 2019
di Hotel Horison, Bekasi Jawa Barat.
Teguh Sambodo, Leonardo A.A. “Arah Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan” Bahan
Presentasi Stdev Forum Seri 1-2021 Kemenparekraf-ISTC, tanggal 25 Februari 2021.
Anonim. UNESCO. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
Sukma, Rohman. 2019. Perencanan pariwisata dan Keberlanjutan Lingkungan. Denpasar:
Cakra Media Utama.

20

Anda mungkin juga menyukai