Anda di halaman 1dari 22

Lampu LED (Philips LED 4 Watt)

LED sebagai media penerangan sudah cukup populer saat ini. Contoh sederhana LCD
TV/Monitor/Laptop yang background lightning-nya menggunakan LED menggeser CCFL
based. Di jalan-jalan protokol lampu incandescent sudah mulai tergusur dan penggantinya
tentu saja LED based. Alasan utamanya lampu LED lebih efisien dalam masalah output/daya
input atau bahasa kerennya Lumen/Watt yang dihasilkan bisa berkali-kali lipat jika
dibandingkan dengan Incandescent based bahkan CFL based.

Home lightning pun juga menjadi sasarannya. Bisa dilihat semakin membanjirnya produk
lampu LED dari berbagai merk/produsen seperti Philips, Osram, Panasonic, dkk. Merk lokal
seperti Shinyoku, Hannoch sampai merk wang-hung-lo tidak mau kalah dari produsen besar.
MURAH !!! Ya, alasan membanjirnya lampu led ini adalah harga sudah masuk kategori
murah jika dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Ditambah lagi iming-iming efisiensi daya
yang konsumen dapatkan, we can’t resist.

Kali ini saya mencoba untuk melakukan bedah/teardown lampu led buatan philips dengan
daya klaim dari produsennya 4 Watt. Lampu model ini “kata bakulnya” generasi ke dua
(IIRC). Saya penasaran dengan “jeroan” yang digunakan didalamnnya.

Kita bisa melihat strukturnya seusai dibedah. Untuk Philips LED 4 Watt, ternyata saya
menemukan 2 tipe jeroan untuk led gen 2 ini. Tipe emitter yang digunakan pun berbeda. 

-          Tipe A menggunakan 16 emitter (XNOVA 2016) dan Tipe B menggunakan 7 emitter
(XNOVA 3030, 3V) special edition karena datasheet tipe ini tidak tercantum di situs
Luminus. Keduanya konfigurasi seri.
-          Tipe A, hanya menggunakan FR-4 based PCB sedang tipe B menggunakan MCPCB (Metal
Core PCB). Poin ini jelas MCPCB menang karena thermal resistance yang dimilikinya lebih
rendah. Akan tetapi ada hal unik dari FR-4 PCB yang digunakan tipe A, yakni temperatur
antara top copper vs botttom copper (NO-VIAS) yang bisa dibilang “serupa”. So PCB yang
digunakan juga masuk kategori “spesial” karena jika hanya menggunakan FR-4 standar,
umumnya temperatur top vs bottom copper cenderung jauh selisihnya jika tidak
menggunakan vias.
-          Konstruksi casing bagian luar terbuat dari plastik untuk Tipe A dan Tipe B terbuat dari
logam. Lagi dari sisi ini tipe B lebih unggul dalam hal pelepasan kalor (dissipation).
-          Untuk TIpe A emitter di drive 48,8VDC @ 69mA, Untuk Tipe B emitter di drive 21.6VDC
@ 155mA. WOW !!! Dengan klaim 350 lumen output. LEBIH DARI 100 Lumen/Watt
untuk Emitternya itu sendiri. Sayang saya tidak mempunya alat/sarana untuk menguji real
outputnya.

Beralih ke driver. Bisa dipastikan driver yang digunakan pun berbeda. Saya mencoba untuk
menguji drivernya itu sendiri untuk mengetahui seberapa besar efisiensinya. Oh iya, ini hanya
tes sederhana menggunakan alat-alat seadanya (semua alat dari beli tidak pernah dikalibrasi
ulang) so don’t expect an accurate result.

-          Driver yang digunakan Tipe A tidak se-macho driver Tipe B.


-          Keduanya menggunakan ELCO merk Aishi. PFTTT !!! Memang ratingnya sudah 105 deg
C, but COME ON !!!
-          Build quality dari kedua driver memang TOP NOTCH. PCB Bersih dari sisa reflow/solder
flux dan kuantitas timah soldernya pas (no blob or dry joint).
-          Driver Tipe A. Input = 6.2 VA ; Output = 3.3 VA. Efisiensi 53%, What The …. !!!
-          Driver Tipe B. Input = 4.9 VA ; Output = 2.7 VA. Efisiensi 55%, Still BLEGHHHH !!!
Efisiensi drivernya itu sendiri masuk kategori MENGERIKAN !!!.
Satu hal yang perlu diperhatikan, bahwa output current dari driver Tipe B lebih rendah dari
aktual pengujian. Mungkin dikarenakan penggantian 2 diode (General purpose dan Schottky)
yang retak saat proses bedah. Saya terpaksa menggunakan brute force (di-PALU) untuk
menguarkan driver dari cangkangnya karena konstruksinya yang terbuat dari logam.

Lampu LED (lagi) Philips LED 3 Watt dan 4 Watt Gen 4

Sesuai judulnya, LED ini generasi terbaru dari Philips. Modelnya agak lonjong, dengan daya
output 3W dan 4W. Sekilas, dari penampakannya kedua model tersebut bak pinang dibelah
kampak. Tetapi setelah dibedah, ternyata berbeda total. Mulai dari emitter yang digunakan,
konstruksi casing, dan driver.

Kita mulai dari konstruksi casing. Untuk model 3W cangkang bagian luar menggunakan
bahan semacam "plastik" dan di bagian dalam menggunakan aluminium yang dicetak/mold
menyatu sedangkan untuk model 4W casing aluminium bagian dalam dapat terpisah dari
cangkang luarnya.
Untuk dimitter, 3W menggunakan 12x 2016 (2.0 x 1.6 mm) dan 4W menggunakan 7x 2835
(2.8 x 3.5mm) entah siapa produsen dari emitter ini.
Beralih ke driver, 3W menggunakan rangkaian yang sangat simpel berbeda dengan 4W yang
menggunakan constant current ic controller. 
Kiri driver LED 3W, kanan driver LED 4W.

Sedikit hasil pengukuran, output led driver 3W hanya dikisaran 2,2W. Lain halnya yang 4W
outputnya yang mendekati klaimnya yakni 3.9W.

Skema yang dipakai oleh kedua tipe Philips LED tersebut.


Tipe 4W lebih advance karena menggunakan IC Controller buatan BP Semi (BP2831).
Akan tetapi ada satu drawback yang "konyol" menurut saya. Driver ini didesain hanya
bekerja di 190-240VAC, buat yang tinggal di daerah pelosok seperti saya jelas saat LED ini
saat dicoba tidak akan menyala (barang rusak saat pengiriman) maklum di tempat saya
tegangan PLN hanya diberkisar 190VAC dan bisa drop sampai kisaran 140VAC saat peaknya
pukul 18.00-21.00 (FTW !!!).

Padahal jika kita melihat datasheet BP2381, controller ini bisa dikerja pada tegangan 85-
240VAC (Full Range). Ternyata oh ternyata, pada driver ini desainer menambahkan satu
resistor lagi dengan nilai 120K Ohm dari pin 4 ke Ground yang fungsinya jelas sebagai
voltage devider yang tujuannya mengeset batas bawah tegangan di kisaran 190VAC.

Obatnya cukup simpel, ganti resistor tersebut dengan menggunakan nilai yang lebih tinggi
agar batas bawah tegangannya lebih rendah lagi Disini saya menggunakan 220K, karena
kebetulan saya hanya mempunya nilai tersebut. Oh iya, komponennya SMD ukuran 1206,
jadi masih tidak terlalu sulit untuk menggantinya.
Josssss hasilnya. dengan menggunakan poorman variac saya coba menurunkan tegangan
hingga 103VAC dan lampu LED ini masih bekerja dengan normal plus asiknya driver ini
tanpa efek dimming seperti yang 3W!

DO IT AT YOUR OWN RISK !!!

Posted by Tjeret at 7:19 AM


Labels: 3Watt 4Watt, Modifikasi, Philips Gen 4, Philips LED 3W 4W

Teardown / Bedah Lampu LED Philips 9.5 Watt Scene (Dual Color)

Lampu ini memiliki fitur unik, yakni dual color temperature. Putih / Cool White (6500K) dan
Kuning / Warm White (3000K).
Cara mengaktifkannya juga unik, saat dinyalakan pertama kali lampu akan berwana putih,
saat saklar dimatikan kemudian dinyalakan kembali dengan jeda < 5 detik lampu akan
berpidah mode ke warna kuning.
Cocok buat yang ingin mencoba efek warna lampunya itu sendiri. Mayoritas orang lebih
familiar dengan putih, akan tetapi ada juga yang suka Kuning. Saya sendiri kurang suka
warna Cool White, tapi sayangnya kuningnya juga kebangetan menurut saya :)
Maklum saya lebih terbiasa dengan warna Natural White (4000~ 5000K) yang tidak terlalu
putih dan tidak juga terlalu kuning.

Seperti biasa dengan metode brute force atau secara paksa, saya membongkar lampu ini. Bisa
dilihat konstruksi case mirip dengan versi 7 Watt dengan porsi heatsink yang lebih lebar
menyesuaikan dissipasi LEDnya itu sendiri.

Driver yang digunakan masih menggunakan "flyback" mode. Saya lebih suka dengan driver
yang terdapat pada adiknya 7 Watt (true constant current). Saya terlalu malas untuk
melakukan reverse engineering pada skema driver.
Bisa dilihat langsung komponen pada sisi sebaliknya pada driver ini.
Untuk emitternya sendiri, sesuai dugaan saya menggunakan 2 macam emitter yakni Warm
White pada bagian luar dan Cool White pada bagian dalam. Perhatikan warna fosfor diatas
emitter tersebut.

PCB emitter yang digunakan juga Aluminium Metal Core PCB. Layoutnya kurang lebih
seperti ini
Kalau saya simplified jadinya seperti ini.

Dengan konfigurasi common anode, di dalam driver ada selektor atau semacam relay NO/NC
antara emitter warna putih dan emitter warna kuning pada bagian cathodenya.

 
Konfigurasi 2 paralel 8 seri untuk masing-masing warna. Emitter yang digunakan juga sama
dengan versi 7W yakni tipe 2016 (20 x 16 mm).
Dengan tergangan output driver 48 Volt memang mengkonfirmasi hal ini (6 Volt x 8 string).
Jika diperhatikan secara seksama, tidak ada ballast resistor atau semacamnya untuk
membalance arus yang lewat pada masing-masing string.
Walupun tidak akan seimbang arus yang lewat dikedua string, saya pikir no problem
mengingat kedua string di mount pada PCB/Heatsink yang sama. Otomatis kedua string tetap
akan sharing temperatur antara satu dengan lainnya.

Bedah dan Modifikasi LED Philips 10W (Lampu Darurat)

Lampu Philips LED ini merupakan Generasi 2 dengan klaim daya 10Watt.

Setelah dibongkar
PCB untuk emitternya sendiri menggunakan Aluminium MCPCB dengan jumlah emitter 19
buah yang dirangkai secara seri. Jika dilihat dari beberapa pads yang belum terisi,
kemungkinan besar versi yang lebih besar dayanya juga menggunakan PCB yang sama.

Bagian cangkang terbuat dari aluminium yang dimold secara langsung dengan casing terluar,
mirip dengan konstruksi pada versi 3 Watt.
Driver yang digunakan. Maaf, saya terlalu malas untuk melakukan "reverse engineering"
untuk membuat skemanya.
Hasil pengukuran output driver ini 58,6VDC @ 148mA atau sekitar 8,7 Watt. Sedikit lebih
rendah dari klaimnya yakni 10 Watt.

Untuk memodifikasi jelas lebih mudah karena data tegangan dan arus led sudah diketahui.
Saya berencana menggunakan Power Bank sebagai sumber daya yang otomatis tegangan
inputnya juga diketahui yakni 5 VDC, jadi penggunaan XL6009 sebagai Boost Converter
atau step-up sudah cukup. Mengingat IC ini mampu berkeja higga tegangan tersebut.

Cara memodifikasi Kit step-up juga cukup mudah dan bisa dibaca secara lengkap pada
postingan saya sebelumnya. Mengingat tegangan kerja LED yang cukup tinggi dikisaran 58V
maka mustahil menggunakan XL6009 tanpa merombak "total" komponennya (silahkan lihat
postingan sebelumnya tentang XL6009 CC High Voltage) maka ambil cara lain dengan
memodifikasi agar konfigurasi LED tersebut menjadi 2 Parallel x 9 Seri dari yang
sebelumnya 1 paralel x 19 seri. Otomatis 1 LED (emitter no 10) kita non-aktifkan agar
tegangan led diantara kedua string bisa seimbang.

Langkah pertama, lepas 2 buah resistor 0R/Jumper yang berada ditengah kemudian ambil 2
kabel sebagai jumper mengikuti skema di atas.
Perhatikan 2 kabel putih sebagai jumper yang saya gunakan, kerik pada jalur diantara Emitter
no 9 dan 10 agar kabel bisa disolder pada bagian tersebut.

Lanjut ke bagian driver, cukup dimodif bagian resistor untuk setting arus
Data original adalah 148mA x 2 (ingat emitter sudah dirubah konfigurasinya menjadi 2
parallel), menggunakan rumus Mbah Ohm untuk menentukan nilai resistor yang dibutuhkan
R = V/I atau 1.25V / (0.148A*2)
R = 4,22R atau 4,22 Ohm
Nilai segitu jelas sulit didapat, tapi bisa diakali dengan cara memparallel resistor
Saya menggunakan 2 buah resistor 4,7 Ohm dan 47 Ohm yang hasilnya menjadi 4.27 Ohm.
Meleset sedikit dari target dan no problemo.

Driver aslinya dibuang dan diganti dengan rangkaian diatas ternyata hasilnya beta suka.
Dengan sedikit memotong bagian pinggir pcb agar bisa masuk ke dalam cangkang
menggantikan driver aslinya. Bak pinang dibelah kapak, sama-sama tinggal colok langsung
nyala.

Terangnya, secara teori hanya kalah sedikit karena ada satu emitter yang dinonaktifkan.
Versi modifikasi dengan menggunakan PSU 5VDC, Byorrrrrr.
Arus input dikisaran 2.1A
BOROS?!  Jelas, sesuai dengan daya output dikisaran 8 Watt
Versi asli menggunakan 220VAC, tidak begitu tampak perbedaannya.

Sebagai pembanding dengan LED 3W merek abal-abal menggunakan sumber 220VAC.


Tertinggal 7 kecamatan :D
Ketiga foto diatas menggunakan setting kamera yang sama :)

Tell me where to go, tell me what to do


I'll be right there for you
Legacy by Eminem
Posted by Tjeret at 6:36 PM
Labels: 5V, Boost Converter, DC-DC Converter, Emergency Lamp, Joule Thief, JT Skema,
Lampu darurat, Lampu LED Philips, Philips 10 Watt, Philips 10W, Servis Lampu LED,
Teardown Philips LED, XL6009 Constant Current

DIY Li-Ion 18650 SUPER CHARGER

Biasanya saya mengandalkan Nitecore i4 untuk mengecas koleksi baterai 18650 akan tetappi
lama kelamaan bosen juga harus menunggu semalaman untuk mengecas 4 buah baterai
dengan kapasitas 4 x 3000mAh. Terpikir untuk membuat sendiri charger, dengan style
tentunya.

Kontroler menggunakan TP5100 yang sudah cukup "teruji" menurut saya. Tetap setia
menggunakan program Eagle dalam pembuatan layout. Pemisahan PCB Controller dan
Mainboard semata-mata untuk mempermudah jika saya ingin mengganti dengan kontroler
lain dimasa yang akan datang.
Hasil PCB dan beberapa komponen setelah mounting. Hmmmm MERAH, sedap !

Komponen SMD tipe 1206 untuk mempermudah proses penyolderan secara manual, hanya
kontroler dan diode yang terpaksa menggunakan blower.
Untuk holdernya sendiri saya menggunakan Keystone 1048 Clone.

Mounting sebagian part terlebih dahulu untuk proses debugging dan Alhamdulillah bekerja
normal
All component on-board
Power supply menggunakan adaptor 12V 5A

FULL LOAD menggunakan baterai Panasonic NCR18650A

Hasil pengukuran
Slot 1 – CV 4.14X Volt
Slot 2 – CV 4.19X Volt
Slot 3 – CV 4.20X Volt
Slot 4 – CV 4.20X Volt
Arus output dikisaran 1.54 – 1.58 Ampere

Karena kontrolernya indifidual, maka waktu pengecasan antara 1 baterai hingga 4 baterai
sekaligus  tetap sama.
Keempat buah baterai tersebut terisi penuh dalam waktu 2 Jam 20 menitan. Need For Speed.
Dibandingkan sama NITECORE i4 saya yang bisa makan >10 Jam dari kondisi kosong.
NO CONTEST !!!

Anda mungkin juga menyukai