Anda di halaman 1dari 5

Modifikasi Lampu LED Agar Bisa Dihidupkan dgn Aki 12

Volt

Setelah teknologi lampu pijar, lampu TL-hemat energi, kini dipasaran mulai populer
lampu yag berbasis Light Emitting Diode atau disingkat lampu LED.

Perkembangan "alat penerangan" yang berawal dari penggunaan kawat berpijar


dalam bola keca, hingga yang terbaru yang bebasis LED tersebut, disebabkan
semakin terbatasnya ketersediaan energi (listrik) yang dibarengi dengan
meningkatnya pengguna / konsumsi energi tersebut.

Teknologi lampu LED diyakini mempunyai banyak kelebihan dibanding


pendahulunya. Dalam hal penggunaan daya, lampu LED dapat menghemat
penggunaan daya listrik hingga 90%.

Faktor kerugian daya yang berubah menjadi panas cukup kecil. Mayoritas daya yang
dikonsumsi diubah sepenuhnya menjadi cahaya, sehingga lampu LED cenderung
lebih dingin dibanding teknologi pendahulunya. Faktor ini juga diyakini menyebabkan
usia-pakai lampu LED lebih panjang/ awet.

Sebuah lampu LED yang banyak dijual dipasaran sebenarnya tersusun dari beberapa
LED SMD kecil. Jumlah LED SMD tersebut mempengaruhi daya (watt) yang
digunakan. Semakin banyak LED SMD yang terpasang pada 1 unit lampu LED akan
membuatnya semakin terang. Dan tentu saja membutuhkan daya yang semakin
besar.

Satu elemen LED SMD sebenarnya dapat dihidupkan oleh tegangan 3 volt DC.
DC? Bukannya AC?
Ya, benar tegangan searah/ DC. Ini disebabkan oleh sifat dioda yang hanya
mempunyai 2 kaki yakni Anoda (+) dan Kathoda (-).
Karena "bisa dinyalakan" dengan tegangan DC, maka seharusnya bisa dong lampu
LED dihidupkan langsung dengan Aki/ batere?
Tunggu dulu. Dalam hal ini harap bedakan antara elemen LED SMD dengan lampu
LED hemat energi.

Sebuah lampu LED hemat energi (AC) terdiri dari beberapa elemen LED SMD (DC)
dan sirkuit pengubah tegangan AC menjadi DC.

Lampu LED = Beberapa LED SMD + Downverter tegangan

Dengan sedikit modifikasi kita dapat membuat agar lampu LED hemat energi biasa
yang ada dipasaran menjadi dapat dihidupkan dengan aki/ batere. Silakan mengikuti
terus tulisan ini.

PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

1. Sebuah lampu LED Hemat Energi.


Untuk percobaan beli lah yang berdaya kecil dulu/ berharga murah. Kalau bisa
memilih, pilihlah lampu LED yang susunan LED SMD-nya berjumlah kelipatan 3;
seperti 6, 9, 12 dan seterusnya. Memang agak sulit melihat jumlah LED SMD di saat
membeli, karena tidak semua toko membolehkan kita membuka cup plastik lampu
LED -untuk sekedar melihat jumlah LED SMD tersebut.
2. Solder berikut timah.
3. Pisau cutter.
4. Aki 12 volt atau Adaptor, untuk mengetes hasil percobaan nantinya.

CARA PELAKSANAAN

1. Buka cup bulat lampu LED dengan cara diputar sambil ditarik. Pada umumnya cup
penutup tersebut menggunakan pengait di tepian agar bisa dibuka. Namun bila Anda
mendapatkan lampu LED yang cup penutupnya melekat mati/ di lem Alteco, maka
untuk membukanya perlu menggunakan gergaji yang bergerigi kecil.

2. Pelajari skema rangkaian lampu LED yang Anda miliki.

Agar mudah melihat alur PCB-nya, kita bisa menerawang lampu LED tersebut pada
latar belakang yang terang -TANPA PERLU melepas PCB dari fitting lampu.

Secara umum sirkuit di dalam lampu LED seperti yang tergambar pada skema
berikut ini:
(skema digambar berdasarkan komponen yg terlihat di sisi permukaan atas PCB.
Komponen yang ada di sisi bawah PCB tidak diperhatikan)
Skema Awal

3. Modifikasi yang perlu dilakukan agar lampu LED tsb bisa dihidupkan dengan
tegangan DC 12 volt hanya dengan melakukan 3 hal berikut ini:
a. Men-Jumper Capasitor 474 yang pertama.
b. Memotong jalur LED SMD pada tiap ruas kelipatan 3 buah LED SMD.
Untuk memotong jalur pada PCB, saya gunakan pisau cutter. Jangan lupa siapkan
titik sambungan (pad) dimana nanti akan disolder, dengan mengerik permukaan PCB
dengan cutter -hingga permukaan tembaga-nya terlihat.

c. Memasang jumper LED SMD, sehingga didapatkan paralel dari 3 buah LED SMD
yang terhubung seri.

Mengapa harus kelipatan 3, bukan 4 atau 5 dan seterusnya?

Hal ini disebabkan 1 elemen LED SMD membutuhkan tegangan sekitar 3 volt. Jika
diseri 3 buah maka tegangan yang dibutuhkan menjadi 3 x 3 = 9 volt saja. Namun
pada prakteknya jika 3 LED SMD seri dihubungkan pada sumber tegangan 9 volt
cahaya nya redup, dan cukup terang jika menggunakan tegangan 12 volt. Dengan
demikian kita simpulkan saja tiap 3 elemen LED SMD membutuhkan tegangan 12
volt agar bercahaya cukup terang.
Skema Modifikasi

Dioda bridge/ kuproks yang ada pada sirkuit dibiarkan/ tidak perlu dibuang, agar
nantinya kita bisa memasang kutup plus minus sumber tegangan DC secara bebas
tanpa perlu khawatir terbalik polaritasnya.

Jalur LED SMD dipotong dengan Cutter. Titik Sambungan dan Jumper yang sudah terpasang
solder dibuat dengan mengerik sedikit
lapisan cat di permukaan PCB

4. Selesai. Cup ditutup kembali, dan lampu LED siap untuk dicoba dengan tegangan
12 volt DC.

Jangan lupa tandai lampu LED yang sudah di modif agar dapat dibedakan dengan
lampu LED yang masih standar, demi terhindar dari salah penggunaan. Lampu LED
yang sudah di modif tersebut TIDAK BISA lagi dipakai pada tegangan AC 220 volt
standar rumahan.

PENUTUP

Lampu LED yang sudah di modif dapat digunakan sebagai lampu darurat yang
dihidupkan dengan aki disaat listrik padam. Atau barangkali ke depannya kita bisa
juga meyiapkan instalasi jaringan penerangan alternatif di dalam rumah
menggunakan tegangan 12 volt yang bersumber dari Aki/ batere yang terus
menerus di charge secara otomatis dari panel surya.

Selamat ber-eksperimen!

Lampu hasil modif dihidupkan dengan Adaptor 12v, 500 mA

Lihat video hasil percobaan saya dibawah ini:

---oOo---

Update 28 Juni 2016

Banyak pertanyaan yang masuk pada saya terkait dengan artikel ini. Kebanyakan
pemula masih bingung kaitan antara perubahan/ modifikasi pada skema dengan
implemetasinya pada sirkuit/ PCB yang dimilikinya.

Berikut ini saya tampilkan animasi perubahan yang dilakukan pada PCB lampu LED
yang ada pada saya. Dengan memperhatikan skema-skema sebelumnya
diharapkan menjadi semakin mudah untuk dipahami.

Anda mungkin juga menyukai