Jika lampu LED mati total, kamu harus memeriksa terlebih dulu
resistornya.
Berikut adalah cara memperbaiki lampu LED yang mati total:
Cek resistor lampu LED, kemudian tes micro LED satu per satu.
Tandailah micro LED yang tak menyala.
Jika tidak memiliki multitester, kamu bisa melihat menggunakan
mata telanjang.
Di bagian dalam micro LED terdapat bercak hitam yang
menandakan micro LED putus.
Jika satu di antara LED putus, maka semua komponen tidak akan
bekerja.
Lepaslah bagian komponen luar LED. Setelah itu letakkan di
elemen solder.
Lalu, lepaslah micro LED menggunakan pinset.
Kemudian, satukan sisi positif dan negatif menggunakan solder sebagai jalur penghubung micro LED yang
lain.
6. Baterai Soak
Kerusakan yang terjadi terkadang tidak menyebabkan lampu LED mati total.
Dalam beberapa kasus, kita juga pasti sering menemukan lampu LED yang tiba-tiba menjadi redup.
Nah, kalau mengalami masalah ini, kamu harus cek aki kering.
Aki kering berkekuatan tegangan 6-12 volt DC biasanya menjadi baterai untuk lampu LED.
Begini cara memperbaiki lampu LED karena baterai soak:
Ukur tegangan baterai setelah proses pengisian daya.
Jika tegangan tidak stabil saat lampu LED nyala, artinya daya baterai sudah habis.
Kamu perlu mengganti baterai dengan yang baru.
2. Cara servis lampu LED yang mati total akibat elco (kapasitor elektrolit)
sudah tak baik
Seringkali juga terjadi ketika kita hendak menyalakan lampu, listrik di rumah malah turun.
Apabila hal tersebut terjadi karena lampu LED, cara memperbaikinya adalah dengan mengganti dioda
bridge.
Dioda bridge merupakan komponen untuk mengarahkan arus bolak-balik menjadi arus searah.
1. Tetap bisa menyala dalam kondisi ada sumber listrik (PLN) >> di sinilah diperlukan rangkaian
pengubah arus AC menjadi DC
2. Tetap bisa menyala dalam kondisi tidak ada sumber listrik (menggunakan baterai)
Listrik dari PLN biasanya merupakan listrik dengan arus bolak-balik atau Alternating Current (AC),
sedangkan kebanyakan peralatan elektronik menggunakan listrik dengan arus searah
atau Direct Current (DC).
Sehingga diperlukan rangkaian komponen yang bisa merubah arus listrik dari bolak-balik ke searah atau
lebih kita kenal dengan AC ke DC.
T1 : transformator / trafo ke 1
230V – 13V : trafo berfungsi sebagai penurun tegangan dar 230V ke 13V
b. Dioda
Nah, arus listrik yang masih berupa arus AC dari transformator harus dilanjutkan ke dioda supaya arusnya
berubah jadi DC.
Contoh dioda
Dioda berfungsi untuk menyearahkan arus listrik yang bolak balik (AC) menjadi searah (DC). Dioda akan
disusun membentuk formasi bridge converter, yang merupakan formasi penting untuk menyearahkan listrik
dari 13V AC menjadi 13V DC.
Hal ini bisa terjadi karena dioda merupakan komponen yang hanya memungkinkan arus listrik hanya ke satu
arah sesuai dengan cara kita memasang komponen tersebut.
c. Kapasitor
Resistor untuk lampu LED, tegangan AC akan ditampung dan diubah
menjadi aliran DC yang lebih stabil.
Kapasitor digunakan untuk menyimpan sebagian kecil dari arus listrik yang melaluinya, sehingga
memastikan hasil pasokan listrik DC yang lebih konsisten atau terus menerus.
Kapasitor 1000uF/25V teknologi through hole
Coba lihat gambar, pada kapasitor terdapat indikator garis biru bertanda
negatif (-). Tanda itu menunjukkan kaki dengan kutub negatif dari kapasitor
tersebut.
C1 : kapasitor ke 1
1000uF : menunjukkan kapasitas dari kapasitor yang digunakan,
dalam satuan mikro-Farad
25V : voltase / tegangan kerja dari kapasitor
IC sangat mempemudah penggunaan karena akan menyederhanakan secara keseluruhan fisik dari
rangkaian yang akan dibuat.
Contoh IC LM2940-12V
Diagram IC LM2940-12V
Pin / kaki pada IC memiliki fungsi yang berbeda-beda, contohnya pada gambar diagram di atas. Jangan
sampai salah posisi dalam memasangkan kaki-kaki IC.
Dalam rangkaian lampu emergency, fungsi dari IC yang digunakan adalah untuk meregulasi atau mengontrol
tegangan listrik yang mengalir pada rangkaian. Misalnya, harus stabil sebesar 12V.
Kestabilan voltase diperlukan karena sebagian besar komponen dalam peralatan elektronika membutuhkan
tegangan yang sesuai dengan spesifikasi. Apabila kurang atau terlalu tinggi maka beresiko merusak
komponen lainnya.
Untuk mengubah arus dari AC menjadi DC, kalian juga bisa menggunakan IC sepenuhnya tanpa trafo.
Dibandingkan dengan rangkaian sebelumya (rangkaian pengubah arus AC menjadi DC menggunakan trafo
dan dioda), ukuran rangkaian pengubah arus AC-DC yang menggunakan IC akan menjadi lebih kecil
dibanding menggunakan trafo.
Rangkaian pengubah listrik AC menjadi DC menggunakan IC
Selain menggunakan IC, ada komponen lain yang digunakan yaitu : dioda, kapasitor, sekering, dan
transistor.
Contoh IC SR037
Pada gambar rangkaian pengubah arus AC menjadi DC menggunakan IC di atas, digunakan IC dengan tipe
SR03x, tipe ini memiliki fungsi khusus untuk menurunkan tegangan dari 220V menjadi 3,3V ataupun 5V
tergantung jenis ICyang digunakan; antara SR036 atau SR037.
b. Fuse / Sekering
Simbol fuse /sekering pada rangkaian listrik
Penjelasan penamaan komponen F1 315mA T:
F1 : sekering yang ke 1
315mA : besaran arus yang bisa melalui sekering yang digunakan,
dalam satuan mili Ampere
T : menunjukkan kecepatan terputusnya sekering saat arus berlebih melalui rangkaian
Sekering dalam rangkaian berfungsi untuk membatasi arus listrik yang dapat masuk kerangkaian, dan
berfungsi sebagai pengaman untuk komponen elektonik lainnya.
c. Transistor
Simbol transistor pada rangkaian pengubah arus AC ke DC
Penjelasan penamaan komponen T1 VN2460N8:
T1 : transistor ke 1
VN2460N8 : jenis transistor yang digunakan
Secara umum, trasnsistor merupakan komponen yang befungsi seperti
saklar, yaitu untuk memutus atau menyambung arus listrik yang melewati
rangkaian. Bisa juga disebut sebagai penstabil tegangan listrik. Hal ini
terjadi secara otomatis tergntung kondisi yang menjadi pembatas dari transistor yang digunakan.
Tips: dalam penggunaan transistor, dioda, IC, ataupun komponen elektronik lainnya yang tergolong baru
untuk kita gunakan, ada baiknya kita dapat membuka sumber informasi mengenai teknis penggunaan
komponen tersebut atau sering disebut dengan datasheet yang dapat dengan mudah kita peroleh di internet.
Setelah listrik yang digunakan telah disesuaikan dengan kebutuhan menggunakan rangkaian pengubah arus
listrik, maka komponen penting lainnya adalah rangkaian lampu emergency itu sendiri.
Sebagai contoh dapat kita perhatikan salah satu skema lampu emergency di bawah ini:
Contoh Diagram rangkaian / skema lampu
emergency
Dari skema lampu emergency tersebut terlihat
bahwa sumber listrik yang berarus DC
diperoleh dari charger untuk handphone (HP),
trik ini bisa kita gunakan untuk mempermudah
perakitan komponen penyusun lampu
emergency sehingga tidak memerlukan
komponen pengubah arus AC menjadi DC.
Komponen yang digunakan untuk menyusun rangkaian lampu emergency antara lain sbb.
1. Dioda
Simbol dioda pada rangkaian lampu emergency
Dari diagram rangkaian tersebut dapat kita tentukan rangkaian tersebut
menggunakan 3 buah dioda yang bertipe 1N4007.
Fungsi dioda adalah untuk menyearahkan arus listrik dan menurunkan tegangan
yang masuk ke rangkaian berkisar kurang lebih 3.9V, atau dapat dipastikan
dengan mengukur tegangan secara langsung dengan menggunakan multimeter.
2. Transistor
3. Resistor
Simbol resistor pada rangkaian lampu emergency LED
Resistor dalam rangkaian berfungsi sebagai beban tambahan dan untuk mengontrol voltase yang melalui
suatu komponen yang dipasangkan secara seri dengan resistor. Resistor dapat juga disebut sebagai
pengaman untuk komponen yang ada pada rangkaian.
4. LED
5. Baterai
Apabila tegangan terlalu kecil maka akan beresiko untuk merusak baterai karena rangkaian dirancang untuk
tegangan yang lebih besar.
Sedangkan apabila terlalu tegangan baterai terlalu besar maka resikonya adalah baterai tidak dapat terisi
dengan baik.
Kapasitas baterai juga akan menentukan lama pakai lampu LED emergency saat tidak ada sumber listrik
(PLN). Selain itu kapasitas yang besar akan berpengaruh dalam waktu pengecasan yang diperlukan untuk
mengisi baterai hingga penuh. Semakin besar kapasitas maka akan semakin lama waktu yang diperlukan
untuk pengecasan.
Pembahasan di atas merupakan gambaran secara umum. Apabila diperoleh rangkaian lain untuk
membentuk lampu emergency maka akan sangat memungkinkan bahwa komponen yang digunakan akan
berbeda dari artikel ini.
Banyak juga rangkaian lain yang mungkin sudah menggabungkan dua bagian utama ini (pengubah arah arus
dan rangkaian lampu emergency) secara langsung. Untuk dua bagian utama dalam rangkaian dapat
disesuaikan dengan kebutuhan yang terpenting adalah kedua rangkaian memiliki spesifikasi yang saling
memenuhi.
Apabila komponen elektronik yang disarankan juga tidak bisa ditemukan biasanya masih terdapat alternatif
komponen yang sama namun dengan tipe yang berbeda. Kalian bisa menggunakan komponen yang sedikit
berbeda dengan komponen yang disarankan, yang penting pastikan penggunaan komponen tersebut tidak
beresiko untuk merusak komponen elektronik lainnya.