Anda di halaman 1dari 7

Menentukan Nilai Resistor Untuk Rangkaian LED

LED (Light Emiting Diod), adalah salah satu jenis komponen pasif elektronika keluarga
dari diode, hanya saja diode ini dapat mengeluarkan cahaya. Oleh karena itulah diode
banyak dipakai sebagai indikator untuk mengetahui apakah suatu sistem sedang aktif
atau tidak. Pada elektronika digital diode dipakai untuk output logika misal jika led
menyala artinya logika 1 dan jika led mati logika 0. Seiring perkembangan jaman, fungsi
led semakin luas diantaranya sebagai lampu penerangan baik dirumah ataupun dijalan
raya bahkan pada kendaraan bermotor dan mobil lampunya sudah menggunakan
lampu led. Selain untuk lampu led juga dipakai untuk layar monitor pengganti LCD
(liquid crystal display) walaupun teknologi LCD masih digunakan tetapi LED mempunyai
lebih banyak keuntungan.

Baiklah cukup sudah penjelasan tentang led, kali ini kita akan belajar memanfaatkan led
paling mendasar yaitu untuk indikator dan sebagai lampu menerangan ataupun variasi
pada kendaraan bermotor. Ada pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang,
marilah kita berkenalan dulu dengan led. Kalau diawal kita bahas fungsi dan aplikasi led
tetapi belum kenal betul apa itu led. Secara fisik led tampak seperti pada gambar
berikut:

Gambar LED secara fisik dan simbol LED


Gambar LED jenis clear

Led mempunyai dua kaki yang panjangnya berbeda antara satu kaki dengan kaki
lainya, kaki yang lebih panjang adalah kaki anoda (+) dan yang pendek adalah katoda (-
). Kalau terbalik polaritasnya (+/-) maka led tidak akan menyala. Led bekerja dengan
tegangan DC dengan tegangan kerja ideal adalah 1,7 - 2,2 VDC dengan arus 10-20 mA
atau jika dikonversi ke Ampere adalah 0,01 - 0,02 Ampere. Oleh karena itu perlu
menggunakan resistor dalam aplikasinya, karena tegangan kerja peralatan elektronik
biasanya mulai dari 5, 9, 12, 24 dan bahkan lebih. Tujuan penggunaan resistor adalah
untuk menentukan arus yang diterima oleh LED. Berdasarkan hukum OHM, untuk
mencari resistansi adalah dengan menggunakan persamaan dasar berikut:
R = V/I sehingga persamaan menjadi

R = Vs-(VL*JL)/I

Dimana:
VS = teg sumber (Volt)
VL = teg led ideal
JL = jumlah led (Banyaknya LED dalam rangkaian
I = arus led (Ampere)
Contoh kasus 1, kita akan menyalakan satu buah led dengan sumber tegangan 5 V DC.
Berapakah nilai resistor yang digunakan?

Berdasarkan rumus diatas:


R = Vs - (VL*JL) / I
R = 5 - (1,7 * 1) / 0,01
R = 330 Ohm
Jadi resistor yang dibutuhkan adalah resistor dengan nilai 330 Ohm.

Contoh kasus 2, kita akan menyalakan dua buah lampu led yang disusun seri dengan sumber tegangan 5 V DC. Berapakah
nilai resistor yang digunakan?
R = Vs - (VL*JL) / I

R = 5 - (1,7 * 2) / 0,01
R = 160 Ohm
Jadi resistor yang dibutuhkan adalah resistor dengan nilai 160 Ohm.

Contoh kasus 3, kita akan menyalakan tiga buah lampu led yang disusun seri dengan sumber tegangan 12 VDC. Berapakah
nilai resistor yang digunakan?

R = Vs - (VL*JL) / I

R = 12 - (1,7 * 3) / 0,01
R = 690 Ohm
Jadi resistor yang dibutuhkan adalah resistor dengan nilai 160 Ohm.
Bagaimana untuk rangkaian lampu LED yang langsung menggunakan tegangan 220V
AC? tentunya bisa juga hanya saja tetap harus menggunakan penyearah diode dan
rangkaian filter R dan C. Diode yag digunakan adalah dengan seri IN4007 untuk
tegangan tinggi AC, contoh rangkaianya adalah sebagai berikut:

Rangkaian diatas dapat menyalakan lampu LED sebanyak 20 yang dirangkai secara
seri-paralel (10 seri led diparalel dengan 10 seri led) atau seri saja artinya 20 led
langsung dijajar.
Baiklah semoga bermanfaat, jika ada pertanyaan silahkan tinggalkan dikomentar.

Anda mungkin juga menyukai