Macam-Macam Rangkaian
Listrik
A.RANGKAIAN ALARM
Rangkaian Alarm buatan sendiri merupakan salah satu cara agar lebih efisien dan hemat
biaya daripada membelinya di toko. Rangkaian ini tentu digunakan untuk memberikan tanda
peringatan bagi rumah. Banyak kegunaan dari alarm tersebut, salah satunya adalah alarm untuk
mencegah bahaya pencurian. Rangkaian alarm anti maling untuk mencegah tindakan kejahatan
tersebut sebenarnya bisa didapatkan di toko-toko elektronik. Tetapi bisa dibuat dan merangkai
sendiri. Untuk membuat rangkaian alarm sederhana, hanya membutuhkan 3 resistor, 3
transistor, kondensator, potensio meter dan juga speaker untuk mengeluarkan bunyi sebagai
tanda peringatan yang dihasilkan oleh rangkaian alarm tersebut.
Rangkaian alarm sederhana ini bisa dirangkai atau dibuat sendiri untuk melatih diri dalam
mengerjakan sesuatu yang simpel dan mudah. Salah satunya, Anda bisa menggunakan papan
triplek atau modifikasi yang mudah untuk dilubangi. Namun, jika ingin cara lebih mudah dan
gampang bisa menggunakan papan PCB yang tersedia di toko-toko elektronik. Tetapi biasanya
papan PCB ini digunakan untuk rangkaian alarm yang sudah cukup rumit. Pada rangkaian ini
bisa disambung dengan kawat pada papan triplek tersebut. Umumnya terdapat 2 jenis
rangkaian alarm sederhana yang bisa dibuat. Satu alarm yang menggunakan lampu dan alarm
satunya tidak menggunakan lampu. Namun, untuk mengerjakan rangkaian tersebut Anda harus
menyiapkan beberapa komponen.
Yang perlu disiapkan adalah R1 dan R2 adalah resistor dengan nilai 22 K ohm dan R3 dan
R4 adalah 47 K. Untuk kondensator, C1 : 0.09 uf dan C2 : 100 uf, sedangkan untuk transistor,
T1 : BC 109 dan T2 : 2SB178. Untuk speaker yang digunakan biasanya memiliki ukuran 8 inch.
Sedangkan sumber daya sendiri menggunakan arus DC 6 volt sebagai sumbernya. Apabila
semua komponen sudah tersedia maka bisa merangkai seperti skema rangkaian alarm pada
umumnya. Sebenarnya, perbedaan antara rangkaian alarm sederhana menggunakan lampu dan
tidak hanya terdapat di komponen potensio meter atau Vr yang bisa diatur sesuai dengan
keinginan.
Agar dapat lebih memahami cara kerja dari sistem lampu lalu lintas, rangkaian miniatur
lampu lalu lintas ini dibuat untuk jalan dengan simpang empat. Prinsip kerja rangkaian traffic
light ini terdiri dari dua blok rangkaian yaitu rangkaian timer yang menggunakan IC 555 dan
rangkaian counter menggunakan IC 4017.
Alat yang digunakan untuk membuat rangkaian miniatur lalu lintas adalah tenol, solder dan
penghisap tenol. Sedangkan bahannya adalah IC CD 4017 (1 Buah), IC NE 555 (1 Buah), LED
merah (2 Buah), LED kuning (2 Buah), LED hijau (2 Buah), PCB (Printed Circuit Board), Kabel
penghubung secukupnya, Transistor C 9016 (4 Buah), Dioda zener 4148 (8 Buah), Resistor 180
OHM (2 Buah), Resistor 47K OHM (1 Buah), Resistor 1K OHM (1 Buah), dan Electrolit
condensator 10uf 50 V (1 Buah)
IC 555
IC 4017
10 pcs LED
LED yang akan digunakan berjumlah 10 pcs. LED nya dapat dicampur dengan kombinasi
warna sesuka selera agar terlihat menarik. 10 LED tersebut nantinya akan menyala secara
bergantian. Nyala dan mati LED akan diatur oleh IC 4017. IC 4017 merupakan IC digital Decade
Counter. Decade counter sendiri merupakan sebuah counter yang menghitung dari 0-9. Selain
itu yang tidak kalah penting adalah IC 555 yang berfungsi sebagai generator gelombang. IC 555
meng-generate gelombang kotak yang nantinya dihubungkan pada input clock IC 4017. Untuk
lebih jelasnya lihat gambar rangkaian running LED berikut ini.
LED akan terhubung ke pin Q0-Q9 pada IC 4017. Pin Q0-Q9 akan aktif secara bergantian
(Dari Q0 sampai Q9 dan kembali lagi) jika pin 14 pada IC 4017 diberi clock atau gelombang
kotak. Nah, disinilah fungsi IC 555 yaitu meng-generate gelombang kotak (clock) dengan variasi
frekuensi yang dapat diatur oleh potensiometer.
Cara membuat power supply dengan menggunakan ic LM 723 berikut skema rangkaiannya.
Perhatikan skema rangkaian power supply dengan menggunakan ic LM 723 berikut komponen
yg digunakan :
IC LM 723
Transistor 2N2222
Transistor 2N3055
Resistor 0,1/10W
Potensio 20K
Capasitor 40.000uf bisa ganti 68.000uf/50V
Condensator 0.1uf
Dioda Bridege
Travo
Skema rangkaian seperti diatas sering saya jumpai pada power supply untuk catu daya
power radio rig, dengan berbagai penambahan penguatan (transistor), umumnya menggunakan
4 buah penguatan bahkan ada yang lebih, tergantung berapa besar daya yang dihasilkan,
semakin banyak transistor yg digunakan maka daya (kuat arus) yg hasilkan juga besar tetapi
bukan hanya penambahan penguat transistor saja juga besar kuat arus travo harus
diperhatikan.
Sekilas Blog diagram penguat power supply.
Saya coba buat rekayasa blog diagram penguatan untuk power supply memberikan
gambaran tentang penguatan power supply, berdasarkan pengalaman yg sering terdengar ada
yg mengatakan cukup dengan memparelel transistor saja sudah dapat menghasilkan daya
besar, ada juga yg mengatakan travonya diganti dengan amper yg besar, dan berharap artikel
ini bisa memberikan gambaran penjelasan bagaimana untuk mendapatkan catu daya yg besar
dan stabil.
Untuk apa membuat power supply dengan catu daya besar ? Setiap peralatan elektronika
membutuhkan konsumsi power yang berbeda-beda, Besar tegangan dan kuat arusnya,
tergantung kebutuhannya pada umumnya perangkat radio rig membutuhkan catu daya power
supply 12 V - 13,8 V kuat arus minimal 10 Amper bahkan ada yg lebih.
Kalau kita lihat blog diagram penguat power supply diatas,
Guna melakukan aktivitas membaca di kamar tidur biasanya menggunakan lampu baca.
Persoalan lain timbul tatkala Anda tiba-tiba tertidur pulas sehingga lupa memadamkan
(mematikan) lampu baca tersebut. Dari segi ilmu ekonomi jelas Anda rugi karena dengan tidak
memadamkan lampu baca berarti Anda tidak hemat energi. Nah untuk mengatasi masalah ini
maka terciptalah Rangkaian Lampu Baca Otomatis. Gambar skemanya kami sajikan di bawah ini.
R1 = 1K
R2 = 4K7
R3 = 10M
R4 = 1M
R5 = 10K
C1 = 470µF / 25V
C2- C4 = 100nF / 63V
C1 = 470µF / 25V
C2- C4 = 100nF 63V
D1- D4 = 1N4002
D5 = 5 mm LED warna merah
IC1 = CD4012
IC2 = CD4060
Q1 = BC 328
Q2 = BC 547
P1, P2 = Saklar
T1 = Transformator 9 Volt 1VA
RL1 = Relay 10.5V 470 Ohm 2A 220V
PL1 = Plug cowok
SK1 = Soket cewek
Rangkaian Lampu Baca Otomatis ini akan menyalakan sebuah lampu atau alat
lain untuk waktu tertentu (misalnya 30 menit) dan kemudian mematikannya. Hal ini
sangat berguna ketika Anda membaca di tempat tidur pada malam hari. Rangkaian ini
akan mematikan lampu samping di tempat tidur Anda secara otomatis setelah pembaca
tertidur. Biasanya untuk menunggu kantuk datang perlu waktu baca sekitar 30 – 60
menit. Setelah turn-on dengan menekan tombol P1, LED menyala selama sekitar 25
menit, tapi kemudian mulai berkedip selama dua menit, berhenti berkedip selama dua
menit dan berkedip selama dua menit sebelum beralih lampu padam, sehingga
menandakan bahwa tepat waktu baca ini segera berakhir. Jika Anda ingin
memperpanjang bacaan, lampu bisa mendapatkan lagi setengah jam cahaya dengan
menekan P1.
Jika Anda tertarik ingin membuat Rangkaian Penghilang Noise atau orang bule
bilang stereo noise gate. Di bawah ini silakan Anda lihat dan pelajari gambar skemanya.
Daftar komponen :
R1, R2 = 5K6
R3, R4 = 100K
R5 = 4M7
R6 = 47K
R7, R12 = 1M8
R8, R20, R24 = 10K
R9 = 4K7
R11 = 1M
R13, R22 = 12K
R14 = 1K2
R15, R17, R25, R28 = 15K
R16 = 220K
R18, R19, R23, R26 = 390
R21 R29 = 3K9
RV1 = 22K
RV2 = 1M
C1, C12 = 100uF/10V
C2, C3 = 100Nf
C4, C5, C8 = 2uF/63V
C6 = 1uF/63V
C7, C10 = 470uF/63V
C9, C11 = 10uF/25V
IC1 = LF351
Ic2 = 3140
IC3 = LM 13600N
Q1 = BC109
D1 – D4 = IN 4148
Rangkaian Penghilang Noise ini dapat dipasang, baik pada sistem mono maupun
stereo. Dengan menggunakan IC tipe LM13600N dan dilengkapi dengan dioda linier
dapat dicegah sinyal input tinggi yang masuk pada IC op-amp dan akan memberikan
distorsi yang rendah. IC2 adalah tipe MOS dan menggunakan soket 8 pin.
Daftar komponen :
C1 = Elco 10uF/150V
C2 = Elco 10uF/150V
R1 = 3K3
R2 = 100K Ohm
R3 = 100K Ohm
D1 = Dioda silikon tipe K-200
D2 = Dioda silikon tipe K-200
TL = Lampu tabung 10 Watt
S = Sakelar
Berikut ini cara menguji kondensator yang berada pada rangkaian televisi atau radio
menggunakan Rangkaian Penguji Kondensator adalah sebagai berikut.
Mula-mula rangkaian televisi atau radio dinyalakan. Kemudian melihat gambar pada
layar (untuk televisi) dan mendengarkan suara radio. Jika gambar televisi kasar, maka
kutub belakang dibuka. Kemudian jack (penjepit accu) yang menghubungkan lampu
neon (lampu tabung) dijepitkan pada kaki negatif. Apabila lampu menyala atau
berkedip-kedip maka kondensator dalam keadaan baik. Tetapi kalau tidak menyala,
berarti kondensator tersebut rusak.
Selanjutnya menyolder pada tempat semula. Cabutlah kaki kondensator berkaki positif.
Hubungkan dengan kabel berasal dari sakelar. Kemudian sakelar ditekan. Terjadilah
kontak antara komponen satu dengan lainnya yang sebelumnya telah dihubungkan. Bila
lampu neon tidak menyala, maka kondensator dinyatakan rusak.
Mencabut (melepaskan solderan) kedua kaki kondensator dari tempat asal (rangkaian).
Kemudian kutub negatif dijepit dengan penjepit negatif dan yang positif dijepit dengan
yang berhubungan sama kabel dari chasis sakelar. Selanjutnya menekan sakelar. Apabila
lampu neon menyala, berarti kondensator dalam keadaan baik.
Kalau sesudah selesai membuat dua pesawat kemudian pesawat-pesawat itu dicoba,
mungkin akan mendapatkan kenyataan bahwa mereka tidak dapat saling berhubungan.
Ini disebabkan karena stop kontak-stop kontaknya tidak dalam satu saluran.
Penerimaan-penerimaan radio dan televisi tidak akan terganggu olehnya sebab
gelombang pembawa yang dipakai adalah setinggi kira-kira 80 kHz.
Adapun cara kerja Rangkaian Interkom Canggih ini adalah sebagai berikut. Dalam
kondisi normal, sakelar tiga kutub supaya ditaruh pada posisi T (terima). Maka Q1
bekerja sebagai detektor dan Q2 sebagai penguat. Basisnya Q1 tidak mendapat
tegangan muka sebab tidak ada arus lewat pembagi tegangan R1, R2. Kalau datang
gelombang sinyal lewat saluran dan diinduksikan dari L1 ke L2, maka oleh denyut-
denyut positif dari gelombang ini Q1 menghantar dan mendeteksi. R9 dan C7
merupakan filter deteksi. C5 juga bekerja sebagai kondensator perata bagi sinyal
frekuensi tinggi yang masih tersisa.
Dengan pengeras suara yang berimpedansi 150 Ohm tidak diperlukan trafo output.
Jika sakelar ditaruh pada posisi K (kirim), maka Q1 bekerja sebagai osilator dan Q2
sebagai penguat mikrofon. Pengeras suara bekerja sebagai mikrofon. Q1 dan Q2
berderet pada sumberdaya sehingga variasi arus kolektor Q2 menyebabkan variasi pada
amplitudonya gelombang pembawa.
Getaran yang terjangkit dalam L2-C1 diinduksikan ke L1 dan kemudian lewat C10-C11
dan C12-C13 dipancarkan ke jaringan. Pelawan-pelawan R12-R14 mencegah terhubung
singkatnya getaran tersebut oleh jembatan penyearah. Adapun R3 meredam getaran-
getaran yang ada pada sirkuit L1-C10-C11 supaya tidak terjangkit harmonisa (getaran-
getaran lain).
Tegangan jepit yang diperoleh ditentukan oleh pembagi tegangan yang dibentuk oleh
C12-C13-R12-R13-R14 dan pembebanan oleh dioda-dioda penyearah. Kondensator-
kondensator C12-C13 dipakai guna memperoleh pembagi tegangan tanpa panas. C14
menindas dengung modulasi. R11 membuang muatan dari C12 dan C13 kalau interkom
kita copot dari jaringan.
Seluruh Rangkaian Interkom Canggih supaya diwadahi dalam wadah plastik (isolasi)
sebab C12 dan C13 tidak mengisolasi peralatan itu dari jaringan. Reaktansi-reaktansi C12
dan C13 bagi frekuensi 50 Hz masih cukup kecil. Dalam posisi terima konsumsi arus
adalah 10mA dengan tegangan 12 Volt. Dalam posisi kirim konsumsi arus 8mA dengan
trgangan 15 Volt.
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang
dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik
BAB 2
Macam-Macam Komponen Elektronika
dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor,
dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari
ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian
dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/ teknik elektronika dan instrumentasi.
Dalam rangkaian elektronika terdapat bermacam-macam komponen. Ada
transistor, resistor, IC, trafo dan lain-lain. Komponen-komponen ini dikategorikan
menjadi bagian-bagian berikut:
Komponen Pasif :
Komponen Aktif :
Sirkuit Digital :
Gerbang logika
flip-flop
penghitung atau pencacah (Inggris: counter)
register
multiplekser (MUX) dan DEMUX
Penjumlah (Adder), Subtraktor (Pengurang) & Pengganda (Multiplier)
Mikroprosesor
Mikrokontroler
ADC, DAC, Atmel AVR
Digital Signal Processor (DSP)
FPGA (Field-Programmable Gate Array), ASIC, FPAA, Embedded-FPGA, CPLD
Semua jenis komputer digital: komputer super, mainframe, komputer mini,
komputer pribadi desk-top,
laptop, PDA, Smart card, telepon pintar, dll
Alat ukur :
Ohm-meter
Amper-meter
Voltmeter
Multimeter
Oskiloskop
Function generator
Digital Signal Analyzer
Spectrum meter
A.RESISTOR
Tahanan listrik yang ada pada sebuah penghantar dilambangkan dengan huruf R ,
tahanan merupakan komponen yang didesain untuk memiliki besar tahanan tertentu
dan disebut pula sebagai resistor.
Rumusnya adalah sebagai berikut :
V
R=
I
Dimana : R = Tahanan dengan satuan Ohm
V = Tegangan dengan satuan Volt
I = Arus dengan satuan Ampere
Beberapa kategori resistor adalah resistor linear dan resistor non linear. Resistor
linear adalah resistor yang bekerja sesuai dengan hukum ohm sedangkan Resistor non
Linear adalah resistor yang dimana perubahan nilainya dikarenakan oleh kepekaan
tertentu (peka cahaya, peka panas, peka tegangan listrik).
B.KAPASITOR
Kapasitor merupakan komponen yang berfungsi untuk penyimpan muatan listrik
yang dibentuk dari dua permukaan yang berhubungan tapi dipisahkan oleh satu
penyekat.
Besarnya kapasitansi dapat dihitung dengan rumus seperti berikut ini : Kapasitansi C
= ( Muatan Q / Tegangan V ). Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang
berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam bentuk muatan. sebuah kapasitor pada
dasarnya terbuat dari dua buah lempengan logam yang saling sejajar satu sama lain dan
diantara kedua logam tersebut terdapat bahan isolator yang sering disebut dielektrik.
Bentuk dasar dari sebuah induktor adalah kawat yang dililitkan menjadi sebuah koil.
Induktor mempunyai sifat yang disebut dengan induktansi diri atau lebih sering disebut
dengan induktansi, artinya adalah jika arus meningkat maka medan magnet juga akan
meningkat mengikuti perbesaran dari arus.
Besar energi dalam induktor dapat dinyatakan dengan rumus berikut ini :
1
W= .L.I2
2
E.DIODA
Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir
dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah
sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur). Karenanya biasa juga disebut sebagai
penyearah
a. Dioda Zener
Dioda Zener biasanya digunakan secara luas dalam sirkuit elektronik. Fungsi
utamanya adalah untuk menstabilkan tegangan.
b. Dioda LED
Dioda LED akan hidup apabila LED dialiri arus listrik, fungsi dari LED ini biasanya
hanya sebagai indikator. Atau biasa juga disebut dengan lampu indikator.
F. TRANSFORMATOR
Menurut sejarawan abad pertama SM, Diodorus Sikolos, adalah Kadmos yang
memperkenalkan alfabet Fenesia pada orang Yunani, dan kemudian menciptakan versi
Yunani dari situ. Ini berarti bahwa Alfabet Yunani buatan Kodmos jauh lebih tua dari usia
sebenarnya. Karena jika Kodmos memang benar-benar nyata dan pernah hidup, maka
dia hidup pada Zaman Perunggu, sekitar setidaknya enam generasi sebelum perang
Argos-Thebes.
Ada suatu masa di Republik Romawi ketika bahasa Yunani digunakan oleh orang-
orang elit dan cendekiawan Romawi melebihi bahasa mereka sendiri, bahasa Latin.
Alfabet Latin pada gilirannya berhasil tersebar luas dan bahkan lebih berpengaruh
daripada alfabet Yunani. Beberapa bahasa yang dipengaruhi alfabet Latin adalah bahasa
Jerman dan bahasa Inggris.
Meskipun alfabet Yunani relatif tak berubah sejak pertama kali diciptakan, namun
selama berabad-abad bahasa Yunani sendiri telah mengalami banyak perubahan secara
regional dan rasial sehingga tercipta berbagai dialek Yunani yang berbeda beda.
B.ANGKA ROMAWI
Angka Romawi atau Bilangan Romawi adalah sistem penomeran yang berasal dari
Romawi kuno. Sistem penomeran ini memakai huruf latin untuk melambangkan angka numerik.
Untuk angka yang lebih besar (≥5.000), sebuah garis ditempatkan di atas simbol indikator
perkalian dengan 1.000. Angka Romawi sangat umum digunakan sekarang in, antara lain
digunakan di jam, bab buku, pedoman sekuel film, penomoran seri event olahraga seperti
olimpiade.
Simbol Hasil Simbol Hasil
I 1 (satu) (unus) V 5.000 (lima ribu)
V 5 (lima) (guingue) X 10.000 (sepuluh ribu)
X 10 (sepuluh) (decem) L 50.000 (lima puluh ribu)
L 50 (lima puluh) (quinquaginta) C 100.000 (seratus ribu)
C 100 (seratus) (certum) D 500.000 (lima ratus ribu)
D 500 (lima ratus) (quingenti) M 1.000.000 (satu juta)
M 1.000 (seribu) (mille)
1 I 11 XI 21
2 II 12 XII 22
Cara mudah untuk menuliskan angka yang besar dalam angka Romawi ialah dengan
menuliskan ribuan terlebih dahulu, ratusan, puluhan, kemudian satuan.
Contoh: angka 1988
Seribu adalah M, sembilan ratus adalah CM, delapan puluh adalah LXXX, delapan adalah VIII.
Digabung: MCMLXXXVIII
Daftar Pustaka
http//komponen elektronika.biz/rangkaian-alarm.html
http//kepofisika.blogspot.com/2014/09/rangkaian-lampu-lalu-lintas-mini
https://id.m.wikibooks.org/wiki/Yunani_Kuno/Huruf_Yunani
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Angka_Romawi
https://www.burgessyachts.com/en/location/new-york/
http//skemarangkaianpcb.com.