Anda di halaman 1dari 3

3.

Menurut Surbakti (2010), metode gores memerlukan keterampilan-keterampilan yang


diperoleh dari latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Metode gores memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dari cawan gores adalah :

a. Koloni yang dihasilkan adalah koloni tunggal


b. Lebih menguntungkan jika ditinjau dari segi ekonomi
c. Lebih menghemat waktu dan bahan.

Sedang kelemahan dari cawan gores adalah

a. Proses pelaksanaannya cukup sulit karena membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian


yang tinggi
b. Membutuhkan etrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan.
c. Jika kurang memanfaatkan medium mediun untuk digores dapat menyebabkan
pengenceran bakteri yang kurang optimal.
d. Penggunaan inokulum yang terlalu banyak dapat menyulitkan pemisahan sel waktu
digores.

Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum


digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah
(lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah
sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997).

4. Sebab permukaan agar miring lebih luas, sehingga sangat cocok digunakan untuk
membuat atau menumbuhkan stok kultur. Menurut (M.Sanusi. 1999) peluang kontaminasi
agar miring juga rendah.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri :

a. Nutrien
Nutrien atau zat makanan yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri harus
mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, mineral (sulfur, fosfat) dan
faktor-faktor pertumbuhan yang meliputi asam amino, purin, pirimidin dan
vitamin. Persyaratan untuk pertumbuhan bakteri beraneka ragam sesuai
dengan jenis bakterinya. Beberapa bakteri dapat memperbanyak diri pada
berbagai jenis nutrisi, sedangkan yang lain mempunyai kekhususan dan hanya
membutuhkan jenis nutrisi tertentu untuk pertumbuhanya (Jawetz dkk, 2008)
b. Suhu
Suhu optimal untuk pertumbuhan bagi bakteri sangat bervariasi tergantung
pada jenis bakteri itu sendiri. Pada suhu yang tepat (optimal), sel bakteri dapat
memperbanyak diri dan tumbuh sangat cepat. Berdasarkan rentang suhu
dimana dapat terjadi pertumbuhan, (Jawetz dkk, 2008) mengelompokkan
bakteri menjadi tiga yaitu:
 Bakteri Psikofilik : tumbuh pada suhu -5 - 30 oC, dan memiliki suhu
optimum 10 - 20oC
 Bakteri Mesofilik : tumbuh pada suhu 10 - 45 oC, dan memiliki suhu
optimum 20 - 40oC
 Bakteri Termofilik : tumbuh pada suhu 25 - 80 oC, dan memiliki suhu
optimum 50 - 60oC

Suhu optimal biasanya mencerminkan lingkungan normal bakteri tersebut,


oleh karena itu bakteri yang pathogen bagi manusia biasanya tumbuh optimal
pada suhu 37oC (Jawetz dkk, 2008).

c. Kelembaban
Bakteri membutuhkan kelembaban tinggi, pada umumya untuk pertumbuhan
bakteri yang baik dibutuhkan kelembaban diatas 85%. Udara yang sangat
kering dapat membunuh bakteri.
d. Pencahayaan
Cahaya yang berasal dari sinar matahari dapat mempengaruhi pertumbuhan
bakteri. Bakteri lebih menyukai kondisi gelap, karena terdapatnya sinar
matahari secara langsung dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Jawetz
dkk, 2008)
e. Oksigen
Kebutuhan oksigen pada bakteri tertentu mencerminkan mekanisme yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Berdasarkan kebutuhan
oksigen tersebut, (Jawetz dkk, 2008) mengelompokkan bakteri menjadi lima
kelompok:
(1) Anaerob obligat yang tumbuh hanya dalam keadaan tekanan oksigen
sangat rendah dan oksigen bersifat toksik.
(2) Anaerob aerotoleran yang tidak mati dengan adanya paparan oksigen.
(3) Anaerob fakultatif, dapat tumbuh dalam keadaan aerob dan anaerob
(4) Aerob obligat membutuhkan oksigen untuk pertumbuhanya
(5) Mikroaerofilik yang tumbuh baik pada tekanan oksigen rendah, tekanan
tinggi dapat menghambat pertumbuhannya
f. pH
pH pembenihan juga mempengaruhi kuman, kebanyakan kuma pathogen
mempunyai pH optimum 7,2 – 7,6. Meskipun suatu pembenihan pada
mulanya baik bagi suatu kuman, tetapi pertumbuhan kuman selanjutnya juga
akan terbatas karena produk metabolism kuman itu sendiri. Hal ini terutama
dijumpai pada kuman yang bersifat fermentatif yang menghasilkan sejumlah
besar asam-asam organik yang bersifat menghambat.
g. Tekanan Osmotik
Tekanan osmotik akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan osmotik
lingkungan lebih besar (hipertonis) maka sel akan mengalami plasmolysis.
Sebaliknya jika tekanan osmotik lingkungan yang hipotonis maka akan
menyebabkan sel membengkak dan juga akan megakibatkan rusaknya sel.
Oleh karena itu dalam mempertahankan hidupnya, sel bakteri harus berada
pada tingkat tekanan osmotik yang sesuai. Perbedaan tekanan osmotik dengan
lingkungannya tidak boleh terlalu besar, walaupun sel bakteri memiliki daya
adaptasi (Jawetz dkk, 2008).

Jawetz; Melnick; dan Adelberg’s. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta

M.Sanusi. 1999. LKM Mikrobiologi. Singaraja : Program StudiPendidikan Biologi Jurusan


Pendidikan MIPA STKIP Singaraja.

Surbakti, S. 2010. Asupan Bahan Makanan Dan Gizi Bagi Atlet Renang. Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Medan. Medan : 112.

Winarni, D. 1997. Diktat Teknik Fermentasi. Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS :

Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai