Anda di halaman 1dari 19

DIY: Membuat Variabel Power Supply IC LM317 1 Ampere

Power supply variabel adalah power supply (adaptor) yang keluarannya dapat diatur.
Kebutuhan power supply menjadi kebutuhan yang penting untuk saya, karena saya saat ini
kuliah di jurusan teknik elektromedik. Karena harga variable power supply yang lumayan
mahal sekitar 160rb-200rb untuk power supply variabel 1A, saya putuskan untuk
membuatnya.
Setelah saya mencari-cari rangkaian variable power supply di google, saya menemukan
sebuah rangkaian power supply yang lumayan mudah untuk dibuat. Power supply ini
menggunakan IC LM317 yang akan menghasilkan output positif 1,25v-15v DC dan ground.
Berikut adalah gambar rangkaian yang saya dapat dari http://e-
belajarelektronika.com/power-supply-variabel-lm317/

Komponen yang dibutuhkan:


1. Kabel + colokan
2. Trafo step down (220 dan 0 AC --> 18v, CT, 18v)
3. Fuse
4. Saklar
5. PCB polos
6. 2 buah dioda IN4001
7. 2 buah kapasitor(C1=1000µF, C2=10µF)
8. 2 buah resistor (R1=1,5KΩ, R2=120Ω)
9. 1 buah variabel resistor/potensiometer 5KΩ)
10. 1 buah LED
11. IC LM317
12. 2 buah penjepit buaya hitam dan merah
13. Kabel secukupnya
14. Tempat (box) power supply

Alat yang dibutuhkan:


1. Tang
2. Kawat timah
3. Solder
4. Bor minidrill
5. Fecl3
6. Lem tembak
7. Spidol permanent
8. AVO meter
9. Solder

Langkah pembuatan:
1. Membuat sambungan ke trafo

 Pertama, tegangan 220v akan disambungkan ke fuse, fuse ini berfungsi sebagai
sekring agar tidak terjadi kebakaran saat konsleting listrik. Kemudian dari fuse
sambungkan ke saklar. Saklar berfungsi sebagai tombol on/off pada power supply.
Dari saklar kabel disambungkan ke trafo 220v.
 Kedua, sambungkan kabel satu lagi ke 0v pada trafo, Kemudian untuk keluarannya
menggunakan 3 kabel untuk di keluaran 18v, CT, dan 18v

2. Membuat rangkain power supply di pcb

 Langkah awal yang harus dilakukan adalah menggambar skema rangkaian di pcb
polos menggunakan spidol permanent, seperti pada gambar

 Proses selanjutnya adalah melebur lapisan tembaga menggunakan Fecl3 yang sudah
dilarutkan dengan air panas dengan cara merendam pcb tadi dilarutan tersebut. Ketika
sudah semua lapisan tembaga larut, hapus lapisan spidol yang menutupi jalur
rangkaian menggunakan minyak kayu putih.
 Bor setiap titik yang akan dipasang komponen
 Pasangkan komponen sesuai dengan tempatnya (jangan terbalik antara kaki positif
dan negatifnya, dan kaki 1,2,3 pada IC). Untuk LED, VR1 dan output +&GND
gunakan kabel karena akan di pasang di box power supply.
 Solder semua komponen
3. Membuat sambungan dari trafo ke rangkaian

 Sambungkan kabel output trafo 18v ke kiri dan kanan pada rangkaian dan CT di titik
tengah jalur
 Setelah tersambung, pasangkan semua komponen yang menempel pada box power
supply, seperti LED, fuse, potensiometer, dan penjepit buaya menggunakan lem jika
diperlukan

 Perhatikan cara pemasangan kabel pada potensiometer yaitu di sebelah kanan dan
tengah. Agar dapat diputar searah jarum jam.
Setelah selesai, pasang penutup box power supply dan uji output power supply
menggunakan AVO meter dengan selektor 50v DCV. Dari hasil pengukuran, saya
mendapatkan output 1,25v-22v DC. LED berfungsi sebagai indikator power pada
power supply tersebut.

Sekian pembahasan dari saya mengenai pembuatan variabel power supply IC LM317,
semoga bermanfaat. Tunggu postingan saya mengenai DIY selanjutnya
Rangkaian Power Supply Variable Transistor - Hallo sahabatku, Selamat Pagi! Terima Kasih Sudah
Berkunjung di Kumpulan skema elektronika untuk hoby, Kita jumpa lagi Pada Artikel ini. Pada hari ini
Kamis, 19 Oktober 2017, saya telah siap membagikan berbagai skema sederhana buat anda. Yang
anda baca kali ini dengan judul Rangkaian Power Supply Variable Transistor, kami telah
mempersiapkan artikel ini sepesial buat anda untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya.
Kami berharap isi postingan Artikel Skema Elektronika, yang kami tulis ini bisa anda pahami dengan
mudah. Langsung aja yaa...kita mulai, Dan selamat membaca.

Baca juga

 Skema Intercom Sederhana


 Skema Adaptor Sederhana Tanpa Travo
 ELECTRONIC SHOCK
 ELECTRONIC STROBO LIGHT TL-112
 Skema Sensor Kebakaran

Daftar Komponen Rangkaian Power Supply Variable Transistor

R1 = 56ohm 2Watt
R2 = Potensiometer 330ohm
C1 = 2200uF 35V
C2 = 100uF 35V
C3 = 10uF 25V
C4 = 220uF 25V
C5 = 100nF 100V
D1 = Zener 18V 1.5W
GR1 = 4 X 1N4007
Q1 = D313
T1 = 220V 18V 1.5A

Rangkaian Power Supply Variable Transistor pada gambar diatas dapat memberikan tegangan output dari 0 hingga
+15 volt DC, dimana untuk mengtur level tegangan output Rangkaian Power Supply Variable Transistor dapat
dilakukan dengan cara mengatur posisi tuas potensiometer R2. Untuk memudahkan dalam seting tegangan output
sebaiknya pada output Rangkaian Power Supply Variable Transistor dipasang sebuah volt meter untuk mengetahui
tegangan output pada saat dilakukan pengaturan posisi potensiometer R2 tersebut. Transistor Q1 pada “Rangkaian
Power Supply Variable Transistor” akan menghasilkan panas pada saat bekerja, oleh karena itu transistor Q1 perlu
dipasang sebuah pendingin (heatsink) untuk membuang panas yang dihasilkan pada transistor Q1 terbut.

cara menaikan tegangan dc, menaikan tegangan dc, rangkaian power supply variable, skema adaptor sederhana,
rangkaian power supply dengan potensiometer,

Skema Rangkaian Power Supply 0 Volt sampai dengan 15 Volt | Rangkaian catu daya
(Power Supply) ini bisa kita atur tengangan-nya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan
peralatan yang akan kita terapkan.

Bahan-bahan komponen yang dibutuhkan, sangat mudah dan tersedia dipasaran biayanya-pun
tidak terlalu mahal. Power Supply ini sederhana, tetapi sangat efektif karena tegangan
keluaran / output nya sudah stabil (teregulasi).

Tegangan keluaran dapat kita atur melalui sebuah potensio meter (VR/R2) antara 0V sampai
dengan + 15 Vdc, sedangkan arusnya sebesar 1 A. Q1 adalah transistor 2N3055 pada
transistor ini gunakan pendingin / heatsink, untuk mengurangi / mengalirkan panas yang terus
menerus ketika bekerja. Untuk travo anda bisa menggunakan travo standart 2A yang banyak
dijual dipasaran dengan output 18 VAC.

Power Supply 0 - 15 Volt


Daftar Komponen :

 R1 = 56ohm 2W
 Q1 = 2N3055
 R2 = 330ohm pot.
 T1 =220V@18V 1.5A
 C1 = 2200uF 35V
 C2 = 100uF 35V
 C3 = 10uF 25V
 C4 = 220uF 25V
 C5 = 100nF 100V
 D1 (Zener Dioda) = 18V 1.5W
 GR1 (dioda) = 4 X 1N4007

Rangkaian power supply adalah bagian dari sistem atau perangkat elektronika yang
berfungsi untuk memberikan sumber tegangan pada sistem elektronika tersebut. Dalam suatu
perangkat elektronika rangkaian power supply ada yang menjadi satu kesatuan dengan
perangkat elektronik tersebut dan ada juga yang dibuat secara terpisah.

Jenis Rangkaian Power Supply

Rangkaian power supply dapat dibedakan menjadi 2 tipe berdasarkan sistem kerjanya, yaitu :

Stepdown Transformer Power Supply

Stepdown trasformer power supply adalah rangkaian power supply yang dibuat menggunakan
transformator step down sebagai penurun tegangannya. Contoh rangkaian power supply
sederhana jenis stepdown transformer power supply dapat dilihat pada gambar berikut :

Rangkaian Power Supply Dengan Transformer Stepdown

Stepdown Trasformer Power Supply


Dari gambar rangkaian power supply diatas komponen T1 adalah transformator jenis step
down tanpa CT. Penggunaan transformator jenis stepdown inilah yang menjadikan power
supply tersebut dinamakan stepdown transformer power supply. Sebagaimana dapat dilihat
pada gambar power supply diatas dapat kita ketahui bahwa power supply jenis stepdown
transformer power supply terdiri dari beberap bagian sebagai berikut :

1. Penurun Tegangan

Bagian ini berfungsi untuk menurunkan tegangan AC 220 volt menjadi 12 volt AC. Penurun
tegangan pada rangkaian power supply diatas menggunakan transformator tanpa CT dengan
tegangan output 12 volt.

2. Penyearah Gelombang

Bagian penyearah gelombang pada rangakian power supply diatas menggunakan dioda
bridge. Bagian ini berfungsi untukmenyerahkan tegangan AC dari output transformator.

3. Filter Pertama

Filter pertama berfungsi untuk meratakan tegangan DC hasil penyearahan gelombang yang
diproses oleh bagian penyearah gelombang. Filter yang digunakan pada rangkaian power
supply pada umumnya adalah kapasitor elektrolit (elco). Filter pertama pada rangkaian diatas
adalah kapasitor C1 degan nilai 3300 uF.

4. Regulator Tegangan

Regulator tegangan adalah bagian yang berfungsi untukmengatur teganganoutput power


supply. Pada rangkaian power supply sederhana diatas regulator tegangan yang digunakan
adalah IC 7805, sehingga output dari rangkaian power supply diatas adalah +5 volt.

5. Filter Kedua

Filter kedua pada rangkaian power supply diatas berfungsi untuk memantabkan kualitas DC
dari proses perataan tegangan yang dilakukan oleh filter pertama. Oleh karena itu nilai
kapasitas dari filter kedua ini lebih kecil dari pada filter pertama.

Rangkaian power supply diatas adalah rangkaian power supply sederhana dengan tegangan
output +5 volt yang teregulasi menggunakan chip IC 7805.

Switching Power Supply

Switching power supply merupakan rangkaian power supply yaang memeiliki efisiensi daya
yang tinggi. Rangakaian switching powes supply sederhana daat dilihat pada contoh berikut :

Rangkaian Power Supply Switching Sederhana


Rangkaian Power Supply Switching

Rangkaian power supply switching diatas cukup sederhana untuk dibuat. Rangkaian power
supply switching diatas secara prinsip bekerja dengan cara menyerahakan tegangan AC 220
volt secara langsung menggunakan dioda bridge D1 dan diratakan menggunakan filter
kapasitor C1. Kemudian tegangan DC tersebut digunakan unutk membentuk sistem regulator
PWM dengan power regulator transistor Q1 yang digunakan untuk mengandalikan
transformator. Output transformator berupa tegangan AC denga frekuensi yang tinggi
sehingga proses penyearahan tegangan cukup menggunakan sistem penyearah setengah
gelombang dan dengan filetr kapasitor dengan nilai kapasitansi yang kecil.

Kelebihan rangkaian power supply switching adalah dengan konstruksi fisik yang kecil dan
ringan dapat direproduksi power supply dengan kapasitas arus yang besar dan stabilitas
tegangan output yang lebih baik dari pada rangkaian power supply dengan transformator
stepdown.

Share "Rangkaian Power Supply" :


PRINSIP KERJA CATU DAYA/POWER SUPPLY

Hampir semua perangkat elektronika sekarang ini membutuhkan supply arus searah/DC
(direct current) yang stabil dan dengan konsumsi yang lama. Beberapa contoh perangkat
elektronika yang membutuhkan supply arus DC adalah : televisi, komputer, radio, tape
cassete, camcoder dll. Meskipun kelihatannya perangkat elektronika tersebut dicolokkan
pada sumber arus/tegangan PLN sebagai sumber tegangan dan arus AC (alternating current),
tetapi sebenarnya didalam rangkaian perangkat elekronika tersebut sudah include rangkaian
penyearah dari tegangan AC menjadi tegangan DC. Sebenarnya sudah ada catu tegangan/arus
DC yang stabil, contoh : baterai, accu, dll, tetapi sangat disayangkan catu tegangan tersebut
tidak bertahan lama, semakin lama sumber arus/tegangan dalam baterai atau accu tersebut
akan menurum sebanding dengan jumlah dan lama penggunaan. Untuk itu perlu adanya
sebiuah catu daya yang berupa sebuah rangkaian elektronika yang dapat mensuplai
kebutuhan tegangan dan arus secara continue dan tahan lama.

Komponen inti pada Power Supply PC :

Tansformator Step Down

Transformator/transformer

Transformator terdiri dari dua kumparan (sering disebut ‘gulungan’) dihubungkan oleh inti
besi, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Antara gulungan primer dan
gulunga sekunder tidak ada hubugan secara langsung, tetapi mereka dihubungkan oleh
sebuah medan magnet yang terjadi dalam inti.
Transformator Step Down

Transformers digunakan untuk mengubah tegangan listrik dari sisi primer ke sisi sekunder
dengan mengurangi kerugian daya. Mereka hanya bekerja dengan AC (alternating current)
karena mereka memerlukan medan magnet yang berubah/fluktuatif pada inti
besi. Transformers dapat berfungsi sebagai peningkat tegangan (step-up) serta mengurangi
tegangan (step-down).

Tegangan AC mengalir pada gulungan primer (input) menciptakan perubahan medan


magnet secara terus-menerus dalam inti besi. Medan magnet ini akan menginduksi sisi
gulungan sekunder. Output gulungan sekunder juga akan terinduksi sesuai dengan gerakan
fluktuasi tegangan dari lilitan primer. Jika kumparan sekunder dihubungkan ke
beban/tahanan, tegangan induksi akan membuat aliran arus induksi. Istilah yang benar untuk
tegangan induksi ini biasanya disingkat GGL (gaya gerak listrik)

Transformers memiliki dua keuntungan besar melalui metode lain dari perubahan tegangan:

1. Mereka menyediakan listrik isolasi total antara input dan output, sehingga mereka dapat
dengan aman digunakan untuk mengurangi tegangan tinggi dari pasokan listrik.
2. Hampir tidak ada daya yang terbuang di trafo. Mereka memiliki efisiensi tinggi (dari daya /
kekuatan) dari 95% atau lebih.

Pengujian Transformator dapat menggunakan sebuah multimeter yang difungsikan sebagai


ohmmeter dengan arah knob pada 1X,10X. Langkah pengujian

1. Pastikan bahwa transformator sudah terlepas dari rangkaian


2. Bedakan terlebih dahulu lilitan primer dan lilitan sekunder pada transformator. Untuk
memudahkan pembedaan dengan melihat posisi terminal. Jika terminal tersebut
dikoneksikan langsung dengan sumber tegangan 110 V, 220V dan 0 V maka terminal
tersebut berada pada lilitan primer sedangkan teminal sekunder adalah terminal yang nilai
tegangan keluarannya lebih kecil dari tegangan input.

3. Transformator dikatakan baik jika kedua probe multimeter dicolokkan antar terminal primer
harusnya jarum bergerak, begitu juga jika kedua probe multimeter dicolokkan antar terminal
sekunder jarum juga bergerak. Jarum tidak akan bergerak jika salah satu probe dicolokkan
pada salah satu terminal primer dan yang lain dicolokkan pada salah satu terminal sekunder
4. Transformator dikatakan rusak salah satu gejala berikut ini terjadi : jika kedua probe
multimeter dicolokkan antar terminal primer harusnya jarum tidak bergerak, begitu juga jika
kedua probe multimeter dicolokkan antar terminal sekunder jarum juga tidak bergerak,
dan Jarum bergerak jika salah satu probe dicolokkan pada salah satu terminal primer dan
yang lain dicolokkan pada salah satu terminal sekunder

Pada dasarnya terminal pada lilitan primer akan saling terhubung karena satu lilitan dan
begitu juga terminal pada lilitan sekunder, Sedangkan antara lilitan primer dan lilitan
sekunder tidak saling terhubung

Dioda

Dioda dan simbolnya

Dioda adalah sebuah perangkat semikonduktor paling sederhana. Saat ini, kebanyakan chip
semikonduktor dan transistor dibuat dari bahan Silikon (Si), meskipun masih ada beberapa
bahan semikomduktor yang berasal dari bahan Germanium (Ge). Silikon adalah unsur yang
sangat umum – karena merupakan unsur utama dalam pasir dan kuarsa. Jika Anda melihat
“silikon” dalam tabel periodik , Anda akan menemukan bahwa silikon berada di samping
aluminium, di bawah karbon dan di atas germanium.
Cuplikan dari tabel periodik

Karbon, silikon dan germanium memiliki properti unik dalam struktur elektron – masing-
masing memiliki empat elektron di orbital terluarnya. Semikonduktor adalah bahan yang
sifat konduktivitasnya akan menurun pada suhu yang rendah dan sifat konduktivitasnya
akan naik seiring dengan naiknya temperatur. Silikon umumnya lebih disukai sebagai bahan
semikonduktor karena tidak sensitif terhadap variasi suhu. Semikonduktor ada 2 type yaitu
semikonduktor tipe N dan semikonduktor tipe P, yang membedakan kedua tipe
semikonduktor ini adalah jumlah elektron valiensi untuk tipe N adalah 5 dan 3 untuk tipe P.

Pengujian Dioda menggunakan sebuah multimeter yang difungsikan sebagai ohmmeter


dengan arah knob pada 1X,10X. Langkah pengujian :

1. Pastikan posisi kani anoda dan kaki katoda pada dioda

Posisi anode dan cathode pada dioda. Sumber dari


http://www.gadgetjq.com/single_fire_tach_adapter_diode.jpg

2. Dioda dikatakan baik : jika probe positif dicolokkan pada kaki cathode dan probe negativ
pada anode maka jarum akan bergerak, jika probe positif dicolokkan pada kaki anode dan
probe negativ pada cathode, maka jarum tidak bergerak
3. Dioda dikatakan rusak jika kombinasi langkah ke-2 di atas jarum bergerak semua
Capasitor

Jenis-jenis kapasitor

Kapasitor atau biasa juga disebut kondensor adalah sebuah komponen pasif yang dapat
menimpan energi yang ditimbulkan oleh sepasang konduktor (plates), yang dipisahkan oleh
dielektrik (isolator). Jenis dielektrik (isolator) tersebut, menentukan jenis kapasitor itu,
apakah akan digunakan untuk rangkaian pembeda sinyal frekuensi tinggi dan frekuensi
rendah, ataukah untuk rangkaian tegangan tinggi, tergantung jenis dan ukuran dielektriknya.
Kapasitor secara luas digunakan dalam rangkaian elektronika untuk menghalangi arus searah
(DC) dan juga arus bolak-balik (AC) Beberapa Jenis kapasitor :

1. Air; Sering digunakan dalam rangkaian tuning radio


2. Mylar – Umumnya digunakan untuk rangkaian pengatur waktu seperti jam , alarm dan
penghitung
3. Greencap – sebuah kapasitor poluester
4. Monoblock – juga disebut monolitik
5. Glass – Baik untuk aplikasi tegangan tinggi
6. Keramik – Digunakan untuk tujuan frekuensi tinggi seperti antena, X-ray dan MRI mesin
7. Super kapasitor – Powers listrik dan mobil hibrida

Simbol Kapasitor

Cara kerja kapasitor dikenal sebagai proses pengisian yang menyimpan energi dalam bentuk
muatan listrik yang memiliki besar sama dengan polaritas yang berlawanan pada masing-
masing konduktor (plates) yang dipisahkan oleh dielektrik (isolator) baik dari udara atau
plastik. Kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan dinyatakan dengan kapasitansi
dalam satuan Farad. Untuk memudahkan persepsi kapasitor bisa diumpamakan seperti
bendungan air yang berfungsi mengairi sawah, jika debit air yang masuk melebihi dari air
yang dibutuhkan oleh sawah-sawah, maka sisanya air akan disimpan pada bendungan itu.
1.000 nanofarad = 1 microfarad.
Jadi 0,1 u = 100 nanofarad.
simbol untuk mewakili nanofarad adalah “n”.
Jadi 0,01 u = 10n

1.000 picofarad = 1nanofarad.


picofarad ini ditulis pF

Beberapa kapasitor secara fisik sangat kecil , untuk menyiasati hal ini, produsen telah
menghasilkan sistem penomoran dengan menggunakan 3 digit.

Hal ini didasarkan pada picofarads. Sebuah kapasitor 100 picofarad ditulis sebagai 101, A
kapasitor 1.000 picofarad ditulis 102, Sebuah kapasitor 10 nanofarad ditulis 103 dan 100
nanofarads ditulis 104.Angka ketiga menunjukkan jumlah nol itu.

Sebagai contoh: 1N = 1,000 p = 102.


10n = 10.000 = 103
100n = 100.000 = 104

Kapasitor dicatu baterai

Jika tegangan dicatukan pada pelat sebuah kapasitor (misalnya, dengan menghubungkan
salah satu konduktor (plates) ke positif dan yang lain ke terminal negatif baterai), salah satu
plat konduktor yang terhubung dengan terminal negatif baterai akan menerima elektron yang
berasal dari negatif baterai, sedangkan plat konduktor yang terhubung dengan terminal positif
baterai akan kehilangan elektron. Pada saat itu kapasitor terisi oleh elektron yang berasal dari
baterai, sehingga tegangan kapasitor menjadi sama dengan tegangan baterai (sebesar 1,5 V).
Jika tegangan kemudian dihilangkan, plat konduktor kapasitor tetap menyimpan muatan
listrik yang menginduksi potensi listrik antara pelat, dan muatan listrik itu akan dilepaskan
beberapa saat kemudian. Fenomena ini disebut induksi elektrostatik. Nilai kapasitansi
kapasitor dapat ditingkatkan dengan meningkatkan luas pelat konduktor, mengatur jarak
antara plat konduktor, atau dengan mengubah mengubah dielektrik (isolator).
kapasitor yang terhubung dengan lampu

Jika anda memiliki sebuah baterai, sebuah bola lampu dan sebuah kapasitor. Ketika Anda
menghubungkan baterai, arus mengalir dari baterai akan mengisi kapasitor, sehingga lampu
akan mati, setelah itu jika arus telah penuh memenuhi kapasitor bola lampu akan menyala
dan semakin lama akan meredup dan mati setelah arus pada kapasitor habis.

Penyearah setengah gelombang (klik untuk melihat gambar asli)

Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor) – Arus Listrik yang kita gunakan di rumah,
kantor dan pabrik pada umumnya adalah dibangkitkan, dikirim dan didistribusikan ke tempat
masing-masing dalam bentuk Arus Bolak-balik atau arus AC (Alternating Current). Hal ini
dikarenakan pembangkitan dan pendistribusian arus Listrik melalui bentuk arus bolak-balik
(AC) merupakan cara yang paling ekonomis dibandingkan dalam bentuk arus searah atau
arus DC (Direct Current).

Akan tetapi, peralatan elektronika yang kita gunakan sekarang ini sebagian besar
membutuhkan arus DC dengan tegangan yang lebih rendah untuk pengoperasiannya. Oleh
karena itu, hampir setiap peralatan Elektronika memiliki sebuah rangkaian yang berfungsi
untuk melakukan konversi arus listrik dari arus AC menjadi arus DC dan juga untuk
menyediakan tegangan yang sesuai dengan rangkaian Elektronika-nya. Rangkaian yang
mengubah arus listrik AC menjadi DC ini disebut dengan DC Power Supply atau dalam
bahasa Indonesia disebut dengan Catu daya DC. DC Power Supply atau Catu Daya ini juga
sering dikenal dengan nama “Adaptor”.

Sebuah DC Power Supply atau Adaptor pada dasarnya memiliki 4 bagian utama agar dapat
menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian utama tersebut diantaranya adalah
Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator.
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Prinsip Kerja DC Power Supply, sebaiknya
kita mengetahui Blok-blok dasar yang membentuk sebuah DC Power Supply atau Pencatu
daya ini. Dibawah ini adalah Diagram Blok DC Power Supply (Adaptor) pada umumnya.

Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor)

Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang prinsip kerja DC Power Supply (Adaptor) pada
masing-masing blok berdasarkan Diagram blok diatas.

Transformator (Transformer/Trafo)

Transformator (Transformer) atau disingkat dengan Trafo yang digunakan untuk DC Power
supply adalah Transformer jenis Step-down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan
listrik sesuai dengan kebutuhan komponen Elektronika yang terdapat pada rangkaian adaptor
(DC Power Supply). Transformator bekerja berdasarkan prinsip Induksi elektromagnetik
yang terdiri dari 2 bagian utama yang berbentuk lilitan yaitu lilitan Primer dan lilitan
Sekunder. Lilitan Primer merupakan Input dari pada Transformator sedangkan Output-nya
adalah pada lilitan sekunder. Meskipun tegangan telah diturunkan, Output dari Transformator
masih berbentuk arus bolak-balik (arus AC) yang harus diproses selanjutnya.

Anda dapat membaca lebih lengkap mengenai Transformator (Trafo) di artikel : Pengertian
Tranformator dan prinsip kerjanya.

Rectifier (Penyearah Gelombang)

Rectifier atau penyearah gelombang adalah rangkaian Elektronika dalam Power Supply (catu
daya) yang berfungsi untuk mengubah gelombang AC menjadi gelombang DC setelah
tegangannya diturunkan oleh Transformator Step down. Rangkaian Rectifier biasanya terdiri
dari komponen Dioda. Terdapat 2 jenis rangkaian Rectifier dalam Power Supply yaitu “Half
Wave Rectifier” yang hanya terdiri dari 1 komponen Dioda dan “Full Wave Rectifier” yang
terdiri dari 2 atau 4 komponen dioda.

Filter (Penyaring)

Dalam rangkaian Power supply (Adaptor), Filter digunakan untuk meratakan sinyal arus yang
keluar dari Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor (Kondensator) yang
berjenis Elektrolit atau ELCO (Electrolyte Capacitor).

Voltage Regulator (Pengatur Tegangan)


Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC (arus searah) yang tetap dan stabil, diperlukan
Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga tegangan Output tidak
dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga tegangan input yang berasal Output
Filter. Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda Zener, Transistor atau IC
(Integrated Circuit).

Pada DC Power Supply yang canggih, biasanya Voltage Regulator juga dilengkapi dengan
Short Circuit Protection (perlindungan atas hubung singkat), Current Limiting (Pembatas
Arus) ataupun Over Voltage Protection (perlindungan atas kelebihan tegangan).

Baca juga : Jenis-jenis IC Voltage Regulator (Pengatur Tegangan)

Rangkaian Sederhana DC Power Supply (Catu Daya/Adaptor)

Berikut ini adalah Rangkaian Dasar dari sebuah DC Power Supply :

Anda mungkin juga menyukai