Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Elektronika merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik dengan arus lemah
yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran electron atau partikel bermuatan
listrik. Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika disebut peralatan
elektronika(electronic devices). elektronika memiliki komponen untuk menyusun
sebuah rangkaian elektronika dan berfungsi sesuai dengan kegunaannya masing-
masing. Komponen elektronika ini terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika,
yang terdiri dari satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan, untuk desain
rangkaian yang diinginkan dapat berfungsi sesuai dengan fungsi masing-masing
komponen, ada yang untuk mengatur arus dan tegangan, meratakan arus,
menyekat arus, memperkuat sinyal arus dan masih banyak fungsi lainnya.

Dalam makalah ini saya akan membahas apa itu komponen elektronika secara
lebih spesifik agar dapat dimengerti oleh pembvaca dan juga bagi saya sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
adapun rumusuan masalah makalah kali ini adalah:
1. Apa itu komponen elektronika?
2. Apa saja bagian dari komponen aktif dan komponen pasif?
3. Apa saja fungsi dari setiap komponen pasif dan komponen aktif?
C. TUJUAN PENNULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui komponen elektronika
2. Untuk mengetahui kemponen aktif dan komponen pasif
3. Untuk mengetahui fungsi dari setiap komponen aktif dan komponen pasif

1
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat untuk umum:
1. Komponen elektronika ini adalah alat yang bersifat umum dan merupakan
komponen yang ada di dalam setiap alat elektronik yang ada di rumah.
2. Komponen elektronika bukan merupakan ilmu yang harus di pelajari oleh
jurusan elekto saja. Karena komponen ini ada di sekitar kita
Manfaat untuk mahasiswa/i:
1. Mengetahui dasar dari ilmu yang digeluti itu penting terutama bagi jurusan
yang menggeluti bidang kelistrikan.
2. Komponen ini menjadi dasar ilmu yang penting bagi ilmu yang mendalami
kelistrikan.
Manfaat bagi penulis:
1. Untuk melatih saya dalam menyusun KTI dengan baik
2. Untuk memahami jurusan yang saya tekuni untuk menunjang perkuliahan
dan praktek saya kedepannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

Komponen elektronika berupa sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian
pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan
kegunaannya. Mulai dari yang menempel langsung pada papan rangkaian baik
berupa PCB, CCB, Protoboard maupun Veroboard dengan cara disolder atau tidak
menempel langsung pada papan rangkaian (dengan alat penghubung lain,
misalnya kabel).

Komponen elektronika ini terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika, yang
terdiri dari satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan, untuk desain
rangkaian yang diinginkan dapat berfungsi sesuai dengan fungsi masing-masing
komponen, ada yang untuk mengatur arus dan tegangan, meratakan arus,
menyekat arus, memperkuat sinyal arus dan masih banyak fungsi lainnya.

B. KOMPONEN PASIF
Komponen elektronika pasif adalah jenis komponen elektronika yang tidak
memerlukan sumber arus listrik eksternal untuk pengoprasiannya. Yang termasuk
dalam ekomponen pasif:

1. Resistor

Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain
untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai
resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara
kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus
dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm: “bahwa besar
arus listyrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus
dengan beda potensial.”

3
Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit
elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan.
Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat
resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-
kromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan
induktansi.

Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak,
bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit,
kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus
rangkaian agar tidak terbakar.

a. Komposisi karbon

Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif berbentuk tabung
dengan kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor dilindungi
dengan cat atau plastik. Resistor komposisi karbon lawas mempunyai badan yang
tidak terisolasi, kawat penghubung dililitkan disekitar ujung unsur resistif dan
kemudian disolder. Resistor yang sudah jadi dicat dengan kode warna sesuai
dengan nilai resistansinya.

Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator (biasanya
keramik). Resin digunakan untuk melekatkan campuran. Resistansinya ditentukan
oleh perbandingan dari serbuk karbon dengan bahan isolator. Selain itu, jika
resistor menjadi lembab, panas solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi
dan resistor jadi rusak. Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal.
Resistansinya berkisar antara beberapa miliohm hingga 22 MOhm.

4
b. Film karbon

Selapis film karbon diendapkan pada selapis substrat isolator, dan potongan
memilin dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan sempit. Dengan
mengubah lebar potongan jalur, ditambah dengan resistivitas karbon (antara 9
hingga 40 µΩ-cm) dapat memberikan resistansi yang lebar.[1] Resistor film karbon
memberikan rating daya antara 1/6 W hingga 5 W pada 70 °C. Resistansi tersedia
antara 1 ohm hingga 10 MOhm. Resistor film karbon dapat bekerja pada suhu di
antara -55 °C hingga 155 °C. Ini mempunyai tegangan kerja maksimum 200
hingga 600 v.[2]

c. Film logam

Resistor foil merupakan resistor dengan presisi dan stabilitas terbaik. Salah satu
parameter penting yang memengaruhi stabilitas adalah koefisien temperatur dari
resistansi (TCR). TCR dari resistor foil sangat rendah. Resistor foil ultra presisi
mempunyai TCR sebesar 0.14ppm/°C, toleransi ±0.005%, stabilitas jangka
panjang 25ppm/tahun, 50ppm/3 tahun, stabilitas beban 0.03%/2000 jam, EMF
kalor 0.1μvolt/°C, desah -42 dB, koefisien tegangan 0.1ppm/V, induktansi
0.08μH, kapasitansi 0.5pF.

d. Penandaan resistor

Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan


resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar
untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan
terlalu kecil untuk dapat ditandai.

Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk
menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada
salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit
ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit
resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan

5
toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%)
pada ujung lainnya.

e. Identifikasi empat pita

Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan.
Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua
pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga
merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit
resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang
terdapat pita kelima yang menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan
dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.

Pita Pita Pita kelima


Pita Pita
Warna ketiga keempat (koefisien
pertama kedua
(pengali) (toleransi) suhu)
Hitam 0 0 × 100
Cokelat 1 1 ×101 ± 1% (F) 100 ppm
Merah 2 2 × 102 ± 2% (G) 50 ppm
Jingga
3 3 × 103 15 ppm
(oranye)
Kuning 4 4 × 104 25 ppm
Hijau 5 5 × 105 ± 0.5% (D)
Biru 6 6 × 106 ± 0.25% (C)
Ungu 7 7 × 107 ± 0.1% (B)
Abu-abu 8 8 × 108 ± 0.05% (A)
Putih 9 9 × 109
Emas × 10−1 ± 5% (J)
Perak × 10−2 ± 10% (K)

6
Kosong ± 20% (M)

f. Identifikasi lima pita

Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%,
0.1%), untuk memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan
harga resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi.
Resistor lima pita dengan pita keempat berwarna emas atau perak kadang-kadang
diabaikan, biasanya pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat
adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien suhu.

g. Resistor pasang-permukaan

Gambar ini menunjukan empat resistor pasang


permukaan (komponen pada kiri atas adalah
kondensator) termasuk dua resistor nol ohm.
Resistor nol ohm sering digunakan daripada
lompatan kawat sehingga dapat dipasang
dengan mesin pemasang resistor.

Resistor pasang-permukaan dicetak dengan


harga numerik dengan kode yang mirip dengan kondensator kecil. Resistor
toleransi standar ditandai dengan kode tiga digit, dua pertama menunjukkan dua
angka pertama resistansi dan angka ketiga menunjukkan pengali (jumlah nol).
Contoh:

"334" = 33 × 10.000 ohm = 330 KOhm

"222" = 22 × 100 ohm = 2,2 KOhm

"473" = 47 × 1,000 ohm = 47 KOhm

"105" = 10 × 100,000 ohm = 1 MOhm

Resistansi kurang dari 100 ohm ditulis: 100, 220, 470. Contoh:

7
"100" = 10 × 1 ohm = 10 ohm

"220" = 22 × 1 ohm = 22 ohm

Kadang-kadang harga-harga tersebut ditulis "10" atau "22" untuk mencegah


kebingungan.

Resistansi kurang dari 10 ohm menggunakan 'R' untuk menunjukkan letak titik
desimal. Contoh:

"4R7" = 4.7 ohm

"0R22" = 0.22 ohm

"0R01" = 0.01 ohm

Resistor presisi ditandai dengan kode empat digit. Dimana tiga digit pertama
menunjukkan harga resistansi dan digit keempat adalah pengali. Contoh:

"1001" = 100 × 10 ohm = 1 kohm

"4992" = 499 × 100 ohm = 49,9 kohm

"1000" = 100 × 1 ohm = 100 ohm

"000" dan "0000" kadang-kadang muncul bebagai harga untuk resistor nol ohm

Resistor pasang-permukaan saat ini biasanya terlalu kecil untuk ditandai.

h. Penandaan tipe industri

Format: XX YYYZ[4]

 X: kode tipe
 Y: nilai resistansi
 Z: toleransi

8
Rating Daya pada 70 °C

Kode Tipe Rating Daya (Watt) Teknik MIL-R-11 Teknik MIL-R-39008

BB ⅛ RC05 RCR05

CB ¼ RC07 RCR07

EB ½ RC20 RCR20

GB 1 RC32 RCR32

HB 2 RC42 RCR42

GM 3 - -

4 - -
HM

Kode Toleransi

Teknik Teknik
Toleransi
Industri MIL

±5% 5 J

±20% 2 M

±10% 1 K

±2% - G

±1% - F

±0.5% - D

±0.25% - C

±0.1% - B

Rentang suhu operasional membedakan komponen kelas komersil, kelas industri


dan kelas militer.

 Kelas komersil: 0 °C hingga 70 °C


 Kelas industri: −40 °C hingga 85 °C (seringkali −25 °C hingga 85 °C)

9
 Kelas militer: −55 °C hingga 125 °C (seringkali -65 °C hingga 275 °C)
 Kelas standar: -5 °C hingga 60 °C

2. Kapasitor

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat
menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang
disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai
"kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama
disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari
bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan
suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa
dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada
perkataan bahasa Italia "condensatore", bahasa Perancis condensateur, Indonesia
dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.

 Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif
dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.

 Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih


rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya,
kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan
lainnya seperti tablet atau kancing baju.

Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema


elektronika.

10
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung
pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang
tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau
lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor
(capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf
(C). Satuan dari kapasitansi kondensator adalah Farad (F).

1. Menyusunnya berlapis-lapis.
2. Memperluas permukaan variabel.
3. Memakai bahan dengan daya tembus besar.

Permitivitas Relatif Dielektrik

Dielektrik Permitivitas

Keramik rugi rendah 7

Keramik k tinggi 50.000

Mika perak 6

Kertas 4

Film plastik 2,8

Polikarbonat 2,4

Polistiren 3,3

Poliester 2,3

Polipropilen 8

Elektrolit aluminium 25

11
Permitivitas Relatif Dielektrik

Dielektrik Permitivitas

Elektrolit tantalum 35

Wujud

Karakteristik kondensator

Frekue Sud Resist


Tegan Koefis
Teganga nsi ut ansi
Tolera gan ien
Jangka n AC pancu rugi bocora Stabili
Tipe nsi DC suhu
uan lazim ng ( n ( tas
(%) lazim (ppm/
(V)
(V) C)
(MHz) ) )

10 nF - 300 0,1 M 109 lumay


Kertas ± 10% 500 V 600 V 0,01
10 uF ppm/C Hz an

11
Mika 5 pF - ± 100 10 MH 0,00 10 Baik
- 400 V
perak 10 nF 0,5% ppm/C z 05 sekali

5 pF - 1 30 10 MH 108
Keramik ± 10% 250 V 400 V 0,01 Baik
uF ppm/C z

12
Polystyre 50 pF - -150 10 MH 0,00 10 Baik
± 1% 150 V 500 V
ne 500 nF ppm/C z 05 sekali

12
Karakteristik kondensator

Frekue Sud Resist


Tegan Koefis
Teganga nsi ut ansi
Tolera gan ien
Jangka n AC pancu rugi bocora Stabili
Tipe nsi DC suhu
uan lazim ng ( n ( tas
(%) lazim (ppm/
(V)
(V) C)
(MHz) ) )

11
100 pF 400 0,00 10
Polyester ± 5% 400 V 400 V 1 MHz Cukup
- 2 uF ppm/C 1

10
Polyprop 1 nF - 170 0,00 10
± 5% 600 V 900 V 1 MHz Cukup
ylene 100 uF ppm/C 05

Elektrolit 108
1 uF - 1 Terpolar 1500 0,05
aluminiu ± 50% 400 V 0,05 Cukup
F isasi ppm/C MHz
m

8
Elektrolit 1 uF - Terpolar 500 0,1 M 0,00 10
± 10% 60 V Baik
tantalum 2000 uF isasi ppm/C Hz 5

a. Jenis

Berdasarkan kegunaannya kondensator dibagi dalam:

1. Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah)


2. Kondensator elektrolit (Electrolite Condenser = Elco)
3. Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah)

13
1) Kondensator tetap

Kondensator tetap ialah suatu kondensator yang nilainya konstan dan tidak
berubah-ubah. Kondensator tetap ada tiga macam bentuk:

 Kondensator keramik (Ceramic Capacitor)

Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat berwarna merah, hijau,
coklat dan lain-lain. Dalam pemasangan di papan rangkaian (PCB), boleh dibolak-
balik karena tidak mempunyai kaki positif dan negatif. Mempunyai kapasitas
mulai dari beberapa piko Farad sampai dengan ratusan Nano Farad (nF). Dengan
tegangan kerja maksimal 25 volt sampai 100 volt, tetapi ada juga yang sampai
ribuan volt.

Contoh misal pada badannya tertulis = 203, nilai kapasitasnya = 20.000 pF = 20


nF = 0,02 µF.

Jika pada badannya tertulis = 502, nilai kapasitasnya = 5.000 pF = 5 nF = 0,005


µF

 Kondensator polyester

Pada dasarnya sama saja dengan kondensator keramik begitu juga cara
menghitung nilainya. Bentuknya persegi empat seperti permen. Biasanya
mempunyai warna merah, hijau, coklat dan sebagainya.

 Kondensator kertas

Kondensator kertas ini sering disebut juga kondensator padder. Misal pada radio
dipasang seri dari spul osilator ke variabel condensator. Nilai kapasitas yang
dipakai pada sirkuit oscilator antara lain:

 Kapasitas 200 pF - 500 pF untuk daerah gelombang menengah (Medium


Wave / MW) = 190 meter - 500 meter.

14
 Kapasitas 1.000 pF - 2.200 pF untuk daerah gelombang pendek (Short
Wave / SW) SW 1 = 40 meter - 130 meter.
 Kapasitas 2.700 pF - 6.800 pF untuk daerah gelombang SW 1, 2, 3 dan 4,
= 13 meter - 49 meter.

Nilai kapasitasnya ada yang tertulis langsung ada juga ada pula yang memakai
kode warna.

Gambar dibawah salah satu jenis dari Kondensator Kertas:

Table Perkalian Kondensator Kertas

Warna Nomor Faktor Perkalian Toleransi Voltase maksimum

Hitam 0 ×1 ±20%

Coklat 1 ×101 100V

Merah 2 ×102 250V

Jingga 3 ×103 250V

Kuning 4 ×104 400V

Hijau 5 ×105 400V

Biru 6 630V

Ungu 7 630V

Abu-abu 8 630V

Putih 9 ±10% 630V

15
2) Kondensator elektrolit

Kondensator elektrolit atau Electrolytic Condenser (sering disingkat Elco) adalah


kondensator yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki
berpolaritas positif dan negatif, ditandai oleh kaki yang panjang positif sedangkan
yang pendek negatif atau yang dekat tanda minus ( - ) adalah kaki negatif. Nilai
kapasitasnya dari 0,47 µF (mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad dengan voltase
kerja dari beberapa volt hingga ribuan volt.

Berbagai macam lambang gambar untuk Kapasitor Elektrolit pada skema


elektronika :

Tampak pada gambar di atas polaritas negatif pada kaki Kondensator Elektrolit.

Selain kondensator elektrolit yang mempunyai polaritas pada kakinya, ada juga
kondensator yang berpolaritas yaitu kondensator solid tantalum.

Kerusakan umum pada kondensator elektrolit di antaranya adalah:

16
 Kering (kapasitasnya berubah)
 Korsleting (Hubungan arus pendek)
 Meledak, yang dikarenakan salah dalam pemberian tegangan positif dan
negatifnya, jika batas maksimum voltase dilampaui juga bisa meledak.

3) Kondensator variabel

Kondensator variabel dan trimmer adalah


jenis kondensator yang kapasitasnya bisa
diubah-ubah. Kondensator ini dapat berubah
kapasitasnya karena secara fisik mempunyai poros yang dapat diputar dengan
menggunakan obeng.

a) Kondensator variabel

Kondensator variabel terbuat dari logam, mempunyai kapasitas maksimum sekitar


100 pF (pikoFarad) sampai 500 pF (100pF = 0.0001µF).

Kondensator variabel dengan spul antena dan spul osilator berfungsi sebagai
pemilih gelombang frekuensi tertentu yang akan ditangkap.

Lambang gambar untuk Kondensator Variable pada skema


elektronika

b) Kondensator trimer

17
Sedangkan kondensator trimer dipasang paralel dengan variabel kondensator
berfungsi untuk mengatur pemilihan gelombang frekuensi tersebut.

Kondensator trimer mempunyai kapasitas di bawah 100 pF (pikoFarad).

Lambang gambar untuk Kondensator Trimer pada skema elektronika:

Kerusakan umumnya terjadi jika:

 Korsleting
 Setengah korsleting (penangkapan gelombang pemancar menjadi tidak
normal)

4. Induktor

Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif


(kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet
yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk
menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry.
Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi
kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam
kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu
komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan
tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses
arus bolak-balik.

a. fisika

Induktansi (L) (diukur dalam Henry) adalah efek dari medan magnet yang
terbentuk disekitar konduktor pembawa arus yang bersifat menahan perubahan
arus. Arus listrik yang melewati konduktor membuat medan magnet sebanding

18
dengan besar arus. Perubahan dalam arus menyebabkan perubahan medan magnet
yang mengakibatkan gaya elektromotif lawan melalui GGL induksi yang bersifat
menentang perubahan arus. Induktansi diukur berdasarkan jumlah gaya
elektromotif yang ditimbulkan untuk setiap perubahan arus terhadap waktu.
Sebagai contoh, sebuah induktor dengan induktansi 1 Henry menimbulkan gaya
elektromotif sebesar 1 volt saat arus dalam indukutor berubah dengan kecepatan 1
ampere setiap sekon. Jumlah lilitan, ukuran lilitan, dan material inti menentukan
induktansi.

b. Faktor Q

Sebuah induktor ideal tidak menimbulkan kerugian terhadap arus yang melewati
lilitan. Tetapi, induktor pada umumnya memiliki resistansi lilitan dari kawat yang
digunakan untuk lilitan. Karena resistansi lilitan terlihat berderet dengan induktor,
ini sering disebut resistansi deret. Resistansi deret induktor mengubah arus listrik
menjad bahang, yang menyebabkan pengurangan kualitas induktif. Faktor kualitas
atau "Q" dari sebuah induktor adalah perbandingan reaktansi induktif dan
resistansi deret pada frekuensi tertentu, dan ini merupakan efisiensi induktor.
Semakin tinggi faktor Q dari induktor, induktor tersebut semakin mendekati
induktor ideal tanpa kerugian.

Dengan menggunakan inti feromagnetik, induktansi dapat ditingkatkan untuk


jumlah tembaga yang sama, sehingga meningkatkan faktor Q. Lilitan induktor
pada inti feromagnetik mungkin jenuh pada arus tinggi, menyebabkan
pengurangan induktansi dan faktor Q yang sangat signifikan. Hal ini dapat
dihindari dengan menggunakan induktor inti udara. Sebuah induktor inti udara
yang didesain dengan baik dapat memiliki faktor Q hingga beberapa ratus.

Sebuah kondensator nyaris ideal (faktor Q mendekati tak terhingga) dapat dibuat
dengan membuat lilitan dari kawat superkonduktor pada helium atau nitrogen cair.
Ini membuat resistansi kawat menjadi nol. Karena induktor superkonduktor

19
hampir tanpa kerugian, ini dapat menyimpan sejumlah besar energi listrik dalam
lilitannya.

c. Penggunaan

Induktor dengan dua lilitan 20mH, sering dijumpai


pada pencatu daya.

Induktor sering digunakan pada sirkuit analog dan


pemroses sinyal. Induktor berpasangan dengan
kondensator dan komponen lain membentuk sirkuit
tertala. Penggunaan induktor bervariasi dari
penggunaan induktor besar pada pencatu daya untuk
menghilangkan dengung pencatu daya, hingga induktor kecil yang terpasang pada
kabel untuk mencegah interferensi frekuensi radio untuk dprd melalui kabel.
Kombinasi induktor-kondensator menjadi rangkaian tala dalam pemancar dan
penerima radio. Dua induktor atau lebih yang terkopel secara magnetik
membentuk transformator. Induktor yang memiliki induktansi sangat tinggi dapat
disimulasikan dengan menggunakan girator.

d. Konstruksi induktor

Induktor, skala dalam sentimeter.

Sebuah induktor biasanya dikonstruksi sebagai sebuah lilitan dari bahan


penghantar, biasanya kawat tembaga, digulung pada inti magnet berupa udara atau

20
bahan feromagnetik. Bahan inti yang mempunyai permeabilitas magnet yang lebih
tinggi dari udara meningkatkan medan magnet dan menjaganya tetap dekat pada
induktor, sehingga meningkatkan induktansi induktor. Induktor kecil dapat
dicetak langsung pada papan rangkaian cetak dengan membuat jalur tembaga
berbentuk spiral. Beberapa induktor dapat dibentuk pada rangkaian terintegrasi
menhan menggunakan inti planar. Tetapi bentuknya yang kecil membatasi
induktansi. Dan girator dapat menjadi pilihan alternatif.

e. Jenis-jenis lilitan
1) Lilitan ferit sarang madu

Lilitan sarang madu dililit dengan cara bersilangan untuk mengurangi efek
kapasitansi terdistribusi. Ini sering digunakan pada rangkaian tala pada penerima
radio dalam jangkah gelombang menengah dan gelombang panjang. Karena
konstruksinya, induktansi tinggi dapat dicapai dengan bentuk yang kecil.

2) Lilitan inti toroid

Sebuah lilitan sederhana yang dililit dengan bentuk silinder menciptakan medan
magnet eksternal dengan kutub utara-selatan. Sebuah lilitan toroid dapat dibuat
dari lilitan silinder dengan menghubungkannya menjadi berbentuk donat,
sehingga menyatukan kutub utara dan selatan. Pada lilitan toroid, medan magnet
ditahan pada lilitan. Ini menyebabkan lebih sedikit radiasi magnetik dari lilitan,
dan kekebalan dari medan magnet eksternal.

3) Rumus induktansi

Besaran (SI, kecuali disebutkan


Konstruksi Rumus
khusus)
 L = induktansi
Lilitan silinder
 μ0 = permeabilitas vakum

21
 K = koefisien Nagaoka
 N = jumlah lilitan
 r = jari-jari lilitan
 l = panjang lilitan

 L = induktansi
 l = panjang kawat
Kawat lurus
 d = diameter kawat

 L = induktansi (µH)
 r = jari-jari lilitan (in)
Lilitan silinder pendek berinti
 l = panjang lilitan (in)
udara
 N = jumlah lilitan

 L = induktansi (µH)
 r = rerata jari-jari lilitan (in)
Lilitan berlapis-lapis berinti  l = panjang lilitan (in)
udara  N = jumlah lilitan
 d = tebal lilitan (in)

 L = induktansi
 r = rerata jari-jari spiral
Lilitan spiral datar berinti
 N = jumlah lilitan
udara
 d = tebal lilitan

 L = induktansi
 μ0 = permeabilitas vakum
 μr = permeabilitas relatif bahan
Inti toroid inti
 N = jumlah lilitan
 r = jari-jari gulungan
 D = diameter keseluruhan

22
f. Dalam sirkuit elektrik

Sebuah induktor menolak perubahan arus. Sebuah induktor ideal tidak


menunjukkan resistansi kepada arus rata, tetapi hanya induktor superkonduktor
yang benar-benar memiliki resistansi nol. Pada umumnya, hubungan antara
perubahan tegangan, induktansi, dan perubahan arus pada induktor ditentukan.

Jika ada arus bolak-balik sinusoida melalui sebuah induktor, tegangan sinusoida
diinduksikan. Amplitudo tegangan sebanding dengan amplitudo arus dan
frekuensi arus.

Pada situasi ini, fase dari gelombang arus tertinggal 90 dari fase gelombang
tegangan. Jika sebuah induktor disambungkan ke sumber arus searah, dengan
harga "I" melalui sebuah resistansi "R" dan sumber arus berimpedansi nol,
persamaan diferensial diatas menunjukkan bahwa arus yang melalui induktor akan
dibuang secara eksponensial:

1) Analisis sirkuit Laplace (s-domain)

Ketika menggunakan analisis sirkuit transformasi Laplace, impedansi pemindahan

dari induktor ideal tanpa arus sebelumnya ditunjukkan dalam domain s oleh:

di mana
L adalah induktansi
s adalah frekuensi kompleks

2) Jejaring induktor

Induktor dalam konfigurasi kakap memiliki beda potensial yang sama. Untuk
menemukan induktansi ekivalen total (Leq):

23
Arus dalam induktor deret adalah sama, tetapi tegangan yang membentangi setiap
induktor bisa berbeda. Penjumlahan dari beda potensial dari beberapa induktor
seri sama dengan tegangan total. Untuk menentukan todu total digunakan rumus:

Hubungan tersebut hanya benar jika tidak ada kopling magnetis antar kumparan.

Energi yang tersimpan

Energi yang tersimpan di induktor ekivalen dengan usaha yang dibutuhkan untuk
mengalirkan arus melalui induktor, dan juga medan magnet:

Di mana L adalah induktansi dan I adalah arus yang melalui induktor.

5. Transformator

Transformator atau trafo adalah alat yang memindahkan tenaga listrik antar dua
rangkaian listrik atau lebih melalui induksi elektromagnetik.

a. Prinsip kerja

Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan


masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang

24
idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini
menginduksikan gaya gerak listrik (ggl) dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi
sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.

b. Jenis
1) Step-Up

lambang transformator step-up

Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih


banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik
tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan
dalam transmisi jarak jauh.

2) Step-Down

skema transformator step-down

Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan


primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini
sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.

3) Autotransformator

25
skema autotransformator

Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik,
dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga
merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan
dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa
dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa.
Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan
kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis
ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan
sekunder.

Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih
dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

4) Autotransformator variabel

skema autotransformator variabel

Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang


sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-
sekunder yang berubah-ubah.

5) Transformator isolasi

26
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan
lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi
pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk
mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi
antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak
digantikan oleh kopling

6) Transformator pulsa

Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk


memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu,
fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya
terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan
keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.

7) Transformator tiga fase

Transformator tiga fase (3-phase) sebenarnya adalah tiga transformator yang


dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan
secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta.

c. Hubungan primer-sekunder

27
Fluks pada transformator

Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah dan rumus

untuk ggl. induksi yang terjadi di lilitan sekunder adalah .

Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama, maka

Dengan menyusun ulang persamaan akan didapat Dari rumus-rumus di atas,

didapat pula:

Dengan kata lain, hubungan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder
ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer dengan lilitan sekunder.

d. Kerugian dalam transformator

Perhitungan di atas hanya berlaku apabila kopling primer-sekunder sempurna dan


tidak ada kerugian, tetapi dalam praktik terjadi beberapa kerugian yaitu

1. kerugian tembaga. Kerugian dalam lilitan tembaga yang disebabkan


oleh resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.
2. Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder
tidak sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan

28
primer memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan
menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder.
3. Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar
yang terdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat
memengaruhi efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini
dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara
semi-acak (bank winding)
4. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik
arah. Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah
fluks magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan
menggunakan material inti reluktansi rendah.
5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-
balik, arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini
memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif
lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu
kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk
frekuensi radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga
sebagai ganti kawat biasa.
6. Kerugian arus Eddy. Kerugian yang disebabkan oleh ggl masukan yang
menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks
magnet yang membangkitkan ggl. Karena adanya fluks magnet yang
berubah-ubah, terjadi tolakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini
berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapis.

e. Efisiensi

Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus Sebagai akibat adanya


kerugian pada transformator. Maka efisiensi transformator tidak dapat mencapai
100%. Untuk transformator daya frekuensi rendah, efisiensi bisa mencapai 98%.

29
C. KOMPONEN AKTIF
Komponen elektronika aktif adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan
arus eksternal untuk dapat beroperasi. Dengan katalain, komponen elektronika
aktif hanya dapat berfungsi apabila mendapat sumber arus listrik dari luar:
1. Diode
Diode adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat
semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi
panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur).
Diode sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik kesearahan yang sempurna,
melainkan mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan kompleks yang
tidak linier dan seringkali tergantung pada teknologi atau material yang digunakan
serta parameter penggunaan. Beberapa jenis diode juga mempunyai fungsi yang
tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan.

Awal mula dari diode adalah peranti kristal Cat's Whisker dan tabung hampa (juga
disebut katup termionik). Saat ini diode yang paling umum dibuat dari bahan
semikonduktor seperti silikon atau germanium.

a. Dioda termionik

Simbol untuk diode tabung hampa pemanasan tak langsung, dari atas kebawah
adalah anode, katode dan filamen pemanas

30
Dioda termionik adalah sebuah peranti katup termionik yang merupakan susunan
elektrode-elektrode di ruang hampa dalam sampul gelas. Dioda termionik pertama
bentuknya sangat mirip dengan bola lampu pijar.

Dalam diode katup termionik, arus listrik yang melalui filamen pemanas secara
tidak langsung memanaskan katode, elektrode internal lainnya dilapisi dengan
campuran barium dan strontium oksida, yang merupakan oksida dari logam alkali
tanah yang dipilih karena memiliki fungsi kerja yang kecil.

b. Dioda semikonduktor

Sebagian besar diode saat ini berdasarkan pada teknologi pertemuan p-n
semikonduktor. Pada diode p-n, arus mengalir dari sisi tipe-p (anode) menuju sisi
tipe-n (katode), tetapi tidak mengalir dalam arah sebaliknya. Tipe lain dari diode
semikonduktor adalah diode Schottky yang dibentuk dari pertemuan antara logam
dan semikonduktor (sawar Schottky) sebagai ganti pertemuan p-n konvensional.

c. Karakteristik arus–tegangan

Karakteristik arus–tegangan dari diode, atau kurva I–V, berhubungan dengan


perpindahan dari pembawa melalui yang dinamakan lapisan penipisan atau daerah
pengosongan (hole) yang terdapat pada pertemuan p-n di antara semikonduktor. P.
Daerah disekitar pertemuan p-n menjadi dikosongkan (hole) dari pembawa
muatan dan karenanya berlaku sebagai isolator.

d. Jenis-jenis diode semikonduktor

Dioda Dioda Zener

31
LED Dioda foto

Dioda terobosan Dioda varaktor

Dioda Schottky SCR

Ada beberapa jenis dari diode pertemuan yang hanya menekankan perbedaan pada
aspek fisik baik ukuran geometrik, tingkat pengotoran, jenis elektrode ataupun
jenis pertemuan, atau benar-benar peranti berbeda seperti diode Gunn, diode laser
dan diode MOSFET.

Dioda biasa

Diode biasa memiliki symbol yang meninjukkan karakteristik diode itu sendiri.
Gambar segitiga menunjukkan arah aliran arus lisrtrik dan garis lurus
menunjukkan bahwa arus listrik dari arah yang berlawanan tidak bias melewati
diode. Dalam hal ini diode biasa memiliki fungsi sebagai saklar, yaitu dengan cara
mengatur tegangan luar yang diberikan pada terminal diode dan sebagai penyerah
sepeti karakteristik khususnya.

Dioda bandangan

32
Dioda yang menghantar pada arah terbalik ketika tegangan panjar mundur
melebihi tegangan dadal dari pertemuan P-N. Secara listrik mirip dan sulit
dibedakan dengan diode Zener, dan kadang-kadang salah disebut sebagai diode
Zener, padahal diode ini menghantar dengan mekanisme yang berbeda yaitu efek
bandangan. Efek ini terjadi ketika medan listrik terbalik yang membentangi
pertemuan p-n menyebabkan gelombang ionisasi pada pertemuan, menyebabkan
arus besar mengalir melewatinya, mengingatkan pada terjadinya bandangan yang
menjebol bendungan. Dioda bandangan didesain untuk dadal pada tegangan
terbalik tertentu tanpa menjadi rusak. Perbedaan antara diode bandangan (yang
mempunyai tegangan dadal terbalik diatas 6.2 V) dan diode Zener adalah panjang
kanal yang melebihi rerata jalur bebas dari elektron, jadi ada tumbukan antara
mereka. Perbedaan yang mudah dilihat adalah keduanya mempunyai koefisien
suhu yang berbeda, diode bandangan berkoefisien positif, sedangkan Zener
berkoefisien negatif.

Dioda Cat's whisker

Ini adalah salah satu jenis diode kontak titik. Dioda cat's whisker terdiri dari kawat
logam tipis dan tajam yang ditekankan pada kristal semikonduktor, biasanya
galena atau sepotong batu bara[5]. Kawatnya membentuk anode dan kristalnya
membentuk katode. Dioda Cat's whisker juga disebut diode kristal dan digunakan
pada penerima radio kristal.

Dioda arus tetap

Ini sebenarnya adalah sebuah JFET dengan kaki gerbangnya disambungkan


langsung ke kaki sumber, dan berfungsi seperti pembatas arus dua saluran (analog
dengan Zener yang membatasi tegangan). Peranti ini mengizinkan arus untuk
mengalir hingga harga tertentu, dan lalu menahan arus untuk tidak bertambah
lebih lanjut.

33
Esaki atau diode terobosan

Dioda ini mempunyai karakteristik resistansi negatif pada daerah operasinya yang
disebabkan oleh quantum tunneling, karenanya memungkinkan penguatan isyarat
dan sirkuit dwimantap sederhana. Dioda ini juga jenis yang paling tahan terhadap
radiasi radioaktif.

Dioda Gunn

Dioda ini mirip dengan diode terowongan karena dibuat dari bahan seperti GaAs
atau InP yang mempunyai daerah resistansi negatif. Dengan panjar yang
semestinya, domain dipol terbentuk dan bergerak melalui dioda, memungkinkan
osilator gelombang mikro frekuensi tinggi dibuat.

Penyearah arus

Penyearah arus dibuat dari diode, di mana diode digunakan untuk mengubah arus
bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Pada adaptor, diode digunakan untuk
menyearahkan arus bolak-balik menjadi arus searah. Sedangkan contoh yang lain
adalah alternator otomotif, di mana diode mengubah AC menjadi DC dan
memberikan performansi yang lebih baik dari cincin komutator dari dinamo DC.

Diode pancaran cahaya

LED

34
Diode pancaran cahaya (bahasa Inggris: light-emitting diode; LED) adalah
suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak
koheren ketika diberi tegangan maju.

Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan bergantung


pada bahan semikonduktor yang dipakai, dan bisa juga ultraviolet dekat atau
inframerah dekat.

Diode foto

Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan
diode biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus
listrik. Aplikasi diode foto mulai dari penghitung kendaraan di jalan umum secara
otomatis, pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan di bidang medis.

Simbol dari diode foto

Diode laser

Dioda laser adalah sejenis dioda di mana media aktifnya menggunakan sebuah
semikonduktor persimpangan p-n yang mirip dengan yang terdapat pada diode
pemancar cahaya. Dioda laser kadang juga disingkat LD atau ILD.

35
Dioda laser baru ditemukan pada akhir abad ini oleh ilmuwan Universitas
Harvard. Prinsip kerja diode ini sama seperti diode lainnya yaitu melalui sirkuit
dari rangkaian elektronika, yang terdiri dari jenis p dan n. Pada kedua jenis ini
sering dihasilkan 2 tegangan, yaitu:

1. biased forward, arus dihasilkan searah dengan nilai 0,707 utk pembagian v
puncak, bentuk gelombang di atas ( + ).
2. backforward biased, ini merupakan tegangan berbalik yang dapat merusak
suatu komponen elektronika.

Dioda Zener

Dioda Zener adalah diode yang memiliki karakteristik menyalurkan arus listrik
mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas
"tegangan tembus" (breakdown voltage) atau "tegangan Zener". Ini berlainan dari
diode biasa yang hanya menyalurkan arus listrik ke satu arah.

Dioda Zener digunakan secara luas dalam sirkuit elektronik. Fungsi utamanya
adalah untuk menstabilkan tegangan. Pada saat disambungkan secara parallel
dengan sebuah sumber tegangan yang berubah-ubah yang dipasang sehingga
mencatu-balik, sebuah dioda Zener akan bertingkah seperti sebuah kortsleting
(hubungan singkat) saat tegangan mencapai tegangan tembus dioda tersebut.

3. Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai


sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi
sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran
listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya.

36
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai
untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis,
yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik


modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator)
dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi
rangkaian-rangkaian lainnya.

Jenis-jenis transistor

PNP P-channel

NPN N-channel

BJT JFET

Simbol Transistor dari Berbagai Tipe

Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:

37
 Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
 Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface
Mount, IC, dan lain-lain
 Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET,
VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor
yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
 Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
 Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
 Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF
transistor, Microwave, dan lain-lain
 Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi,
dan lain-lain

4. IC

Sirkuit terpadu (integrated circuit) adalah komponen yang terdiri dari resistor,
transistor, dan lain-lain. IC terdiri dari beberapa komponen yang dipakai sebagai
otak peralatan elektronika.

Pengelompokan

a. SSI, MSI dan LSI

SSI (small scale integration), yaitu sirkuit digital yang membuat beberapa puluh
transistor atau beberapa logam gate. SSI digunakan pada proyek awal
kedirgantaraan dan mendorong perkembangan teknologi sirkuit terpadu sebagai
teknologi-teknologi lainnya. Kemudian SSI berkembang menjadi MSI (medium
scale interration) pada akhir 1960-an, ditandai dengan munculmya chip yang
memuat beberapa ratus transistor yang memngkinkan system yang lebih kompleks
dalam sebuah chipdan menghasilkan lebih sedikit komponen untuk dirakit pada
circuit board. Dan yang terakhir LSI (large scale integration), yaitu beberapa
sirkuit terpadu dengan beberapa puluh rib transistor per chip yaitu 10.000

38
transistor yang diproduksi sekitar tahun 1974 untuk main memori pada computer
dan mikroprocesor generasi kedua.

b. VLSI

VLSI (very large scale integration) telah diproduksi untuk bnyak aplikasi yang
terdiri dari miliaran transistor pada tahun 2009. Beragam teknologi dibutuhkan
densitas sirkuit terpadu. Produsen beralih pada proses teknologi yang lebih kecil
untuk memuat lebih banyak transistor dalam sebuah chip hokum Moore.

39
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Komponen elektronika adalah berupa sebuah alat berupa benda yang menjadi
bagian pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan
kegunaannya. Komponen elektronika terbagi atas dua jenis, yaitu komponen aktif
dan komponen pasif. Yang termasukdalam komponen pasif adalah resistor,
kapasitor, inductor, transformator dan yang termasuk dalam komponen aktif
adalah diode, transistor, IC. Dan semua komponen elektronika ini memiliki fungsi
yang berbeda dan memiliki berbagai jenis.
B. SARAN
Sebagai mahasiswa dengan jurusan kelistrikan harus mengerti komponen dasar
dari elektronika ini untuk menjadi acuan dalam langkah-langkah selanjutnya,

40
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Elektronika
https://id.wikipedia.org/wiki/Resistor
https://id.wikipedia.org/wiki/Kondensator
https://id.wikipedia.org/wiki/Kondensator_tetap
https://id.wikipedia.org/wiki/Kondensator_elektrolit
https://id.wikipedia.org/wiki/Kondensator_variabel
https://id.wikipedia.org/wiki/Induktor
https://id.wikipedia.org/wiki/Transformator
https://id.wikipedia.org/wiki/Diode
https://id.wikipedia.org/wiki/Diode_pancaran_cahaya
https://id.wikipedia.org/wiki/Fotodiode
https://id.wikipedia.org/wiki/Diode_laser
https://id.wikipedia.org/wiki/Dioda_Zener
https://id.wikipedia.org/wiki/Penyearah_terkendali_silikon
https://id.wikipedia.org/wiki/Transistor
https://id.wikipedia.org/wiki/MOSFET
https://id.wikipedia.org/wiki/Transistor_sambungan_dwikutub
https://id.wikipedia.org/wiki/Transistor_dwikutub_gerbang-terisolasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Transistor_Darlington
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hukum_Moore

41

Anda mungkin juga menyukai