Anda di halaman 1dari 5

Nama :…………………………….. / Kelas : ……………………………….

TUGAS 01 MATPEL PRE XI TAV

A. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat :
3.1. Merancang komponen semikonduktor sebagai penguat daya (C3)
4.1. Mengimlementasikan komponen semikonduktor sebagai penguat daya

B. MATERI : 1. Umum

2. Rangkaian Dasar Transistor


3. Hubungan Dasar Transistor
4. Transistor sebagai Sakelar
5. Konsep Pengatur Arah Putaran pada Motor DC pada tegangan Tunggal
6. Konsep Pengatur Arah Putaran pada Motor DC pada tegangan Ganda (+
GND -)

1. Umum
Transistor dibedakan dalam dua jenis yaitu transistor NPN dan Transistor PNP, yang merupakan
susunan dari tiga layer semikonduktor yang membentuk komposisi buah dioda PN seperti yang
ditunjukkan pada gambar 4.1.

2. Rangkaian Dasar Transistor


a. Klas Penguat klas A
Penguat klas A menguatkan semua bagian sinyal input. Penguat tersebut memiliki kerugian daya
besar, pada saat tidak ada sinyal, efisiensi lebih kecil serta kerugian daya besar

Penguat kelas A menempatkan ICQ ½ dari IC maks , dan tegangan UCE ½ dari UCE maks

b. Penguat klas B
Penguat klas B ditetapkan tegangan kolektor-emitor UCE pada saat tanpa sinyal adalah sebesar
tegangan sumber, sedangkan arus kolejtor IC ditetapkan pada titik 0. Karena pada saat tanpa sinyal
tidak ada arus kolektor Ic yang mengalir, maka efisiensi daya pada saat tanpa sinyal adalah besar.

Namun penguat klas B ini masih memiliki kelemahan, yaitu transistor baru bekerja pada saat
tegangan basis emitor UBE = 0,7 Volt, akibatnya ada keterlambatan pada sinyal output. Untuk
mengatasi hal tersebut, bisa dibuat rangkaian penguat klas AB
c. Penguat klas AB
Untuk memperbaiki performansi dari penguat klas B, maka bisa di atasi dengan penguat klas AB, di
mana titik kerja ditetapkan pada daerah sedikit di atas cut off (tegangan kolektor-emitor pada
tegangan 10 Volt, A), dengan demikian transistor sudah diberi tegangan bias di atas 0,7 Volt pada
saat tanpa sinyal.

d. Penguat klas C
Penguat klas C, titik kerja ditetapkan pada daerah tidak linier. Tegangan kolektoremitor berada di
atas tegangan sumber, Tuntutan ini hanya bisa difasilitasi dengan
memasang induktor pada kolektor. Penguat klas C ini memiliki output yang tidak
sama dengan sinyal inputnya.

Sinyal output berupa sinyal harmonisa yang terkandung dalam bentuk sinyal output kurang dari
setengah gelombang sinus

3. Hubungan Dasar Transistor


Transistor sebagai penguat memiliki tiga konfigurasi berdasarkan penempatan input dan output.
Ketiga konfigurasi tersebut adalah common Base, common kolektor dan common emitor dimana
masing masing mempunyai karakteristik yang berbeda beda.

a. Hubungan Basis (common base).


Apabila input ditempatkan antara basis dan emitor sedangkan output ditempatkan antara basis dan
emitor, maka basis dimiliki oleh input dan output, maka penguat tersebut dinamakan penguat
dengan hubungan basis bersama (common base).

b. Hubungan Emiter bersama(Common Emitor)


Apabila input ditempatkan antara basis dan emitor sedangkan output ditempatkan antara kolektor
dan emitor, maka emitor dimiliki oleh input dan output. Maka penguat tersebut dinamakan penguat
dengan hubungan emitor bersama (common emitor).

c. Hubungan kolektor bersama (common collector) atau Pengikut Emiter (emitor follower)
Apabila input ditempatkan antara basis dan kolektor sedangkan output ditempatkan antara basis
dan kolektor, maka kolektor dimiliki oleh input dan output. Maka penguat tersebut dinamakan
penguat dengan hubungan kolektor bersama (common collector). Perhatikan gambar 4.36 di bawah
ini, kolektor ada pada jaringan masukan dan keluaran (sebagai Acuan/ Ground pada gambar atas
dan melalui supply pada gambar bawah)

4. Transistor sebagai Sakelar


Ketika kecepatan akan pensakelaran dari sistem tidak lagi mampu dilayani oleh sakelar mekanik
maupun elektromekanik, maka solusinya adalah dengan menggunakan komponen semikonduktror
seperti transistor mosfet dan lain lain sebagai gantinya. Contoh dalam aplikasi switching power
supply, kecepatan ON dan OFF minimal adalah 20 Khz, artinya sebanyak 20.000 kali ON ke OFF setiap
detiknya. Jelas hal ini tak mungkin lagi dilakukan oleh sakelar mekanik. Secara rinci perbedaan antara
sakelar mekanik dan elektronik ada pada tabel 4.2 dibawah ini.

5. Konsep Pengatur Arah Putaran pada Motor DC pada tegangan


Tunggal
Gambar 4. 41 Pengatur Arah putaran motor DC
Dari informasi diatas dapat dijelaskan bahwa pemberian tegangan catu DC pada motor
menyebabkan kemagnetan pada kumparan motor yang arahnya sesuai dengan aturan kaidah diatas,
magnet yang ditimbulkan tersebut akan menyebabkan gaya tarik jika berlawanan kutubnya dan
saling menolak jika sejenis

kutubnya dengan konstruksi yang dibuat sedemikian rupa sehingga gaya tarik dan tolak tersebut
saling mendukung untuk menjadikan suatu momen putar.
Dan dengan membalik polaritas dari catu yang dipasangkan pada motor maka
motor inipun akan membalik arah puatarannya. Secara konsep pensakelaran dengan sakelar
mekanik untuk dapat mengatur arah putar motor DC pada catu daya tunggal bisa direalisasikan
dengan bantuan 4 buah sakelar yang disusun secara jembatan seperti gambar dibawah ini.
Pada gambar 4.42(1) keempat sakelar (S1 sd S4) dalam keadaan OFF, kedua terminal motor tersebut
tidak ada yang terhubung ke polaritas positip maupun negatip (0V) sehingga tegangan pada motor
0V.

Pada gambar 4.42(2) sakelar (S1 dan S4) dalam keadaan ON, sedangkan S2 dan S3 dalam keadaan
OFF Hal ini menyebabkan titik A dari motor tersebut mendapatkan catu + dan titik B terhubung pada
tegangan OV akibatnya motor mendapatkan tegangan VCC dengan terminal A positip dan B negatip
dan menyebabkan motor berputar ke kanan seperti gambar 4.42(2)

Pada gambar 4.43(3) dua sakelar (S2 dan S3) dalam keadaan ON, sedangkan S1 dan S4 dalam
keadaan OFF Hal ini menyebabkan titik B dari motor tersebut mendapatkan catu + dan titik A
terhubung pada tegangan OV akibatnya motor mendapatkan tegangan VCC dengan terminal B
positip dan A negatip dan menyebabkan motor berputar ke kiri seperti gambar 4.43(3)

Pada gambar 4.43(4) sakelar (S1 dan S3) dalam keadaan ON, sedangkan S2 dan S4 dalam keadaan
OFF Hal ini menyebabkan titik B dari motor tersebut mendapatkan catu + dan titik A mendapatkan
tegangan yang sama pula terhubung pada tegangan +Vcc akibatnya kedua terminal motor
mendapatkan tegangan +VCC, dan menyebabkan motor tidak berputar seperti gambar 4.43
Pada gambar 4.44(5) dua sakelar (S2 dan S4) dalam keadaan ON, sedangkan S1 dan S3 dalam
keadaan OFF Hal ini menyebabkan titik B dari motor tersebut mendapatkan catu 0V dan titik A
mendapatkan tegangan yang sama pula terhubung pada tegangan 0V akibatnya kedua terminal
motor mendapatkan tegangan 0V, dan menyebabkan motor tidak berputar seperti gambar 4.44(5)

Pada gambar 4.44(6) dua sakelar (S1 dan S2) dalam keadaan ON, sedangkan S3 dan S4 dalam
keadaan OFF Hal ini menyebabkan hubung singkat arus hubung singkat melalui S1 dan S2 , dan
menyebabkan motor tidak berputar seperti gambar 4.44(6)

Dari penjelasan diatas konsep yang dapat di implementasikan adalah gambar 1,2 dan 3 dengan
menggunakan transistor sebagai sakelarnya dan mengkombinasikan antara transistor NPN dan PNP
sebagai main switch (sakelar utama) dengan type TIP120 dan TIP125 dimana keduanya adalah
transistor darlington yang memiliki penguatan arus tinggi dan drivernya menggunakan 2N2222

6. Konsep Pengatur Arah Putaran pada Motor DC pada tegangan Ganda (+ GND -)
Pengendalian arah putaran motor DC pada tegangan ganda lebih simpel dari pada dengan
menggunakan tegangan tunggal , dari gambaran dibawah cukup diperlukan dua buah sakelar untuk
dapat merubah polaritas tegangan ke Motor yaitu dengan mengoperasikan S1 dan S2 yang di ON kan
dalam waktu yang sama hanya boleh salah satu saja.
Putaran kekanan dapat diperoleh jika S1 ON, terminal motor A dapat polaritas +(positip) dan
terminal motor B 0V (GND) seperti yang ditunjukkan gambar 4.49(2).
Putaran kekiri dapat diperoleh jika S2 ON, terminal motor A dapat polaritas (negatip) dan terminal
motor B 0V (GND) seperti yang ditunjukkan gambar 4.49(2). sehingga B lebih positip terhadap A dan
motor berputar ke kiri. Yang tidak boleh terjadi adalah kedua sakelar dalam keadaan ON bersamaan,
karena hal ini akan menghubung singkat catu dari +Vcc GND dan –Vcc

Gambar 4. 49

Pengatur putaran motor tegangan ganda Secara Elektronik implementasi dari gambar diatas adalah
dapat dituangkan dengan rangkaian dibawah. Secara sepintas hampir tidak ada bedanya, namun
gambar dibawah dapat dikendalikan secara elektronik yaitu dengan memberikan tegangan kemudi
pada input sakelar. Lebih lanjut nanti akan di realisasikan dalam rangkaian pengendali atau kontrol
posisi.

D. Aktifitas Pembelajaran
Untuk lebih memahami materi tentang Transistor sebagai penguat pada kegiatan belajar ini,
lakukanlah percobaan berikut ini dengan teliti, kreatif dan dapat bekerjasama dalam kelompok,
maupun antar kelompok.
1. Penguat Emitor Bersama (Common Emitter)
a. Pengukuran Titik Kerja DC (Statis)
Langkah kerja :
1) Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini, dengan nilai resistor seperti yang tertera pada
daftar komponen.
2) Hubungkan rangkaian dengan sumber tegangan 12V DC
3) Pasang nilai R1 sekitar 100k dan ukurlah tegangan pada UC sesuai yang diminta yaitu UC = ½ US
dengan cara mencoba nilai R1 berada pada kisaran 100k (110k atau 82k) jika telah tercapai, ukurlah
tegangan yang lain pada tabel 1A ( pengukuran tegangan)
Kegiatan Pembelajaran 4
110 | Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
4) Hitungah arus yang mengalir pada rangkaian seperti yang ditunjukkan pada tabel 1B dengan
petunjuk perhitungannya

b. Pengukuran Penguatan Tegangan (Dinamis dengan Rl 100kΩ)

c. Pengukuran Resistansi Masukan Dinamis (rIN)

d. Pengukuran Resistansi Keluaran Dinamis (rOUT)

e. Menentukan Penguatan Daya (AP)

E. Latihan/Tugas
1. Sebutkan jenis transistor beserta symbol dan deskripsi singkatnya.
2. Sebutkan cara memberikan bias pada transistor beserta gambarnya dan penjelasan singkat dari
gambar tersebut.
3. Diketahui rangkaian seperti gambar di bawah
a. Berapa nilai resistor basis R1 dan resistor kolektor RL, bila arus Ic = 2 mA dan 

Teknik Audio Video KK D
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan | 117
4. Gambar di bawah ini adalah penguat tunggal common emitor dengan biasvoltage devider dan
umpan balik arus emitor,gambarkanlah rangkaian penguatan tegangannya?
F. Rangkuman
1. Transistor dibedakan dalam dua macam : NPN dan PNP, yang merupakan komposisi dari dua buah
dioda PN. Penguatan arus transistor merupakan perbandingan arus Kolektor IC dan arus Basis IB





 
 





Anda mungkin juga menyukai