Anda di halaman 1dari 5

JURNAL REFLEKSI GURU

Nama Sekolah : SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar


Mata Pelajaran : Agama
Nama Guru : Siprianus Umbu,S.Fil
Kelas : VIII (Delapan)
Hari/Tanggal : Jumat, 2 Oktober 2020
Pertemuan ke : 1 (Pertama)

Kompetensi Dasar : Beriman akan Yesus Kristus sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia.

Materi Pokok : Yesus Pemenuhan Janji Allah

1. Jenis Kegiatan belajar yang telah berlangsung (yang dilaksanakan para


peserta didik) :
Pada hari Jumat, 2 Oktober 2020 pukul 08.00 – 09.00 kegiatan pembelajaran metematika
kelas VIII-B dilaksanakan secara daring. Metode Pembelajaran yang dilaksanakan adalah
Problem Based Learning (PBL) mode daring. Sedangkan media pembelajaran
menggunakan WhatsApp Group, Google Classroom, dan Zoom Meeting. Siswa yang aktif
belajar sebanyak 32 orang.

2. Kejadian-kejadian penting selama kegiatan pembelajaran :


Kegiatan pembelajaran diawali dengan menggunakan Zoom Meeting dan terlebih dahulu telah
memberitahukan informasi tentang aturan dan etika dalam mengikuti zoom meeting melalui
WhatsApp Group. Peserta Didik sangat antusias dalam mengikuti
pembelajaran meskipun dari jarak jauh. Hal itu terlihat dari kehadiran mereka di Zoom
Meeting 10 menit sebelum kegiatan dimulai, menggunakan seragam sekolah yang rapi dan
menyediakan alat tulis dan buku paket pelajaran.

3. Peran yang saya lakukan dalam proses pembelajaran :


1. Motivator, memberi semangat kepada Peserta Didik bahwa meskipun melalui
pembelajaran jarak jauh tidak mengurangi semangat kita untuk terus belajar dan menggali
ilmu.
2. Fasilitator, memberikan pelayanan kepada siswa untuk dapat memudahkan siswa
menerima materi pelajaran. Sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efisien
3. Sebagai pengelolah, sebagai pemegang kendali penuh atas iklim dalam suasana
pembelajaran melalui zoom meeting, maka saya memastikan suasana pembelajaran
berjalan dengan aman, nyaman dan kondusif. Oleh karena itu, saya menetapakan beberapa
peraturan dalam berbicara, bertanya dan meniggalkan zoom.
4. Reflektor, membantu siswa dalam merefleksikan materi belajar yang telah dipelajari.

4. Hal-hal positif (keberhasilan) yang telah saya capai dalam proses pembelajaran :

1. Peserta didik mengikuti proses pembelajaran dengan tertib dan disiplin sesuai dengan
peraturan dan tata tertib yang telah saya tetapkan

2. Saya mampu mengambil perhatian peserta didik melalui beberapa gambar menarik yang
saya tampilkan untuk menghantarkan mereka kepada pemahaman tentang Yesus
Pemenuhan Janji Allah.

Konsekuensi Sebuah Janji

“Waduh, bingung aku! Apa yang mesti kulakukan?” Begitulah kegundahan hati Siska setelah ia menyanggupi
permintaan ibunya untuk mencuci pakaian. Persoalannya, Siska sudah berjanji pada Anastasia untuk datang ke
rumahnya. Ia akan membantu Anas menyelesaikan tugas sekolahnya. Kegundahan Siska ini dilihat oleh kakaknya.
“Ada apa, Sis? Kok kelihatan bingung begitu?” tanya kakak Siska. “Ya, Kak, aku bingung nih,” sahut Siska.
Kemudian kakaknya bertanya lagi, “Bingung kenapa?” Siska menjawab, “Begini, Kak. Akus sudah janji pada Anas
untuk datang ke rumahnya. Aku mau membantu Anas menyelesaikan tugas sekolahnya. Nah, kebetulan tadi Ibu
memintaku untuk melanjutkan mencuci baju. Aku kasihan melihat Ibu sudah tampak capek begitu, makanya
kusanggupi. Gimana dong, Kak?”
Kemudian kakak Siska memberikan nasihat, “Janji memang harus ditepati. Jika janji tidak ditepati, akan
merugikan diri sendiri dan juga orang yang diberi janji. Kalau kita sering melupakan janji, orang menjadi tidak
percaya lagi pada kita. Nah, kamu bilang sanggup kepada Ibu untuk melanjutkan mencuci baju. Jadi, kamu juga
harus menepati janji itu!”
“Tuh, kan, aku jadi bingung. Aku mesti memenuhi janji yang mana dulu?” timpal Siska. Lalu kakaknya
meminta Siska memikirkan sejenak, katanya, “Sis, coba pikirkan. Baju yang sudah Ibu cuci kira-kira bisa
dikerjakan nanti atau tidak? Lalu, bisakah kamu telepon Anas dan minta waktu pertemuan diundur sebentar?” Siska
berpikir sejenak, kemudian menjawab, “Iya, Kak, cucian Ibu tidak mungkin ditunda lagi. Kalau Ibu melihat cucian
itu, bisa-bisa malah diselesaikan sendiri. Kalau ke rumah Anas? Ya, aku akan telepon Anas dan bilang kalau aku
agak terlambat datang ke rumahnya karena harus membantu Ibu dahulu”. Mendengar hal itu, kakak Siska
tersenyum. “Nah, begitu dong. Enggak usah dipikirin terus, sana cepat telepon Anas biar enggak buang-buang
waktu,” kata kakak Siska. “Sip, makasih ya, Kak,” sahut Siska. “Ah, akhirnya, selesai sudah kegundahan
pikiranku. Thanks, God! Kau bantu aku melalui kakakku,”ucap syukur Siska dalam hati.

3. Kualitas pembelajaran yang telah berlangsung


Pembelajaran berjalan secara kondusi dan semua materi dapat tersampaikan sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan. Meskipun ada beberapa siswa yang
keluar masuk zoom dikarenakan faktor jaringan internet yang kurang lancar.
4. Capaian siswa (dibandingkan dengan tujuan pembelajaran yang ditargetkan tercapai setelah
mengikuti pembelajaran)
Setelah kegiatan pembelajaran melalui zoom meeting selesai, maka dilanjutkan dengan penilaian
untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penilaian
dilakukan lewat aplikasi QUIZZIZ. Dan didapatkan hasil capaian siswa yang cukup baik, yakni
seluruh peserta didik mencapai nilai KKM.

5. Hal positif yang saya rasakan tentang proses pembelajaran


Melalui Pembelajaran melalui zoom meeting saya sangat senang sekaligus terharu karena dapat
melihat wajah peserta didik dan mendengar suara mereka meskipun hanya melalui laptop. Dalam
pertemuan tersebuat kami saling menguatkan dan berdoa bersama agar kiranya Pandemi COVID
19 dapat segera berakhir.

6. Hal negatif yang saya rasakan tentang proses pembelajaran


Dalam pembelajaran jarak jauh khususnya melalui zoom meeting, kita tidak bisa secara leluasa
menyampaikan materi dan berdiskusi kepada peserta didik karena waktu yang disediakan terbatas
hanya selama 40 menit.
Selain itu saya juga sangat terbatas untuk bisa menjangkau secara personal dalam membantu
peserta didik yang masih kurang paham materi yang saya sampaikan.

7. Materi/kemampuan yang saya rasakan sulit untuk mentransfer (membelajarkannya) pada


peserta didik
Saya merasa tidak ada kesulitan untuk mentransfer (membelajarkan) materi/kemampuan kepada
peserta didik. Hal tersebut dikarenakan materi yang saya sampaikan saya sajikan dalam berbagai
bentuk media pembelajaran, baik itu dalam bentuk video, slide presentasi, word, dll. Akan tetapi,
Saya menyadari bahwa setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima
materi yang kita ajarkan. Oleh karena itu saya memberikan pelayanan khusus bagi peserta didik
yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran dengan chat pribadi, video call atau datang
langsung ke sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan.

8. Hal-hal yang seharusnya saya lakukan


1. Saya harus selalu mengedepankan efektivitas belajar selama daring ini.
2. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum kenaikan kelas maupun kelulusan.
3. Memfokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19.
4. Memberikan variasi aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah antarsiswa, sesuai
minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas
belajar dari rumah.
5. Memberikan umpan balik terhadap bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah yang bersifat
kualitatif dan berguna bagi guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kualitatif

9. Hal-hal yang akan saya lakukan pada pertemuan pembelajaran berikutnya


merancang dan mendesain pembelajaran daring melalui video, slide presentasi animasi, buku
teks, slide presentasi, dan lain lain dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang
tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Serta memilih dan membatasi cakupan materi
yang akan disampaikan dan menggunakan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar
yang digunakan.

10. Hasil utama ( kesimpulan ) yang saya peroleh dari refleksi ini
Dalam menghadapai situasi Pandemi COVID 19, Pembelajaran Jarak Jauh ( Daring ) adalah
pilihan terbaik agar proses pendidikan dapat tetap berjalan. Oleh sebab itu para pendidik
dituntut untuk terus belajar menguasai teknologi informasi karena harus melayani pembelajaran
jarak jauh. Selain itu guru juga harus mengembangkan kreatifitasnya melalui berbagai model
pembelajaran agar pembelajarannya tidak membosankan melainkan menyenangkan peserta
didik.

Anda mungkin juga menyukai