Anda di halaman 1dari 13

BADEN POWELL

Lord Robert Stephenson Smith Baden Powell Of Gilwell, lahir di London bukanlah


seorang keturunan bangsawan. Beliau di angkat menjadi Lord, karena jasanya dalam Kepanduan.
Beliau adalah cucu dari Robert stephenson, seorang engenieur yang menemukan Lokomotip.
Pada usia enam tahun ayahnya meninggal dunia, sehingga beliau diasuh hanya oleh ibu
dan kakaknya. Mereka enam bersaudara, lima laki-laki dan satu perempuan. Kakaknya yang
tertua Warrington telah mengajar mereka menjadi anak laki-laki pemberani. “Seorang anank
laki-laki harus sehat dan kuat” kata Warrington “karena itu anak laki-laki harus menyukai
olahraga, dan olahraga yang paling murah adalah berenang di sungai”.
Permainan yang mereka lakukan memang hal-hal yang tidak terpikirkan oleh orang lain,
semua direncanakan oleh warrington, misalnya berlayar disungai thames, naik gunung atau
berburu kelinci di padang rumput atau sekali-kali tidur di tepi hutan memakai tenda.
Ibu Baden Powell memang sangat sayang pada anak-anaknya. Ia selalu memperhatikan
mereka dengan seksama dan penuh tanggung jawab. Tetapi rasa sayang kepada anak-anak tidak
untuk membuat mereka manja dan penakut. Harapan ibu baden powell memang bukan harapan
hampa. Anak-anak tumbuh dengan kepribadian yang menarik. Tak pernah diantaranya mereka
yang mengecewakan ibunya. Mereka hidup rukun sesama saudara dan kawan-kawannya.
Disekolahpun mereka menunjukkan kebaikan-kebaikan yang menonjol, mereka tidak pernah
tinggal kelas. Bahkan didalam beberapa hal mereka menunjukkan beberapa kelebihan. Terutama
Stehepen (nama kecil Lord Baden Powell), yang mempunyai kelebihan dalam kesenian. Ia dapat
menyanyi dengan baik dan bermain sandiwara. Yang paling mengagumkan adalah, ia dapat
menggambar dengan tangan kiri dengan tangan kanan dengan sama baiknya.
“Stephenson memang bocah luar biasa,” kata gurunya.” Mungkin kelak akan jadi pelukis
yang ternama. Atau akan menjadi seorang pelukis besar.”
Tapi ternyata dugaan gurunya tidak benar seluruhnya, sebab Stephen sendiri hanya
mempunyai cita-cita sederhana sekali. “ saya hanya ingin menjadi manusia yang berguna,” kata
Stephen pada ibunya. “ Paling sedikit berguna bagi hidup saya sendiri. Itu saja…….”.
Pada tahun 1870, Stephen berhasil menamatkan pelajaran disekolah permulaan dengan
angka bagus. Ibunya sangat bangga, tidak sia-sia telah mengawasi dan  membiayainya. Dengan
angka-angka itu Stephen mendapat bea siswa dari “ Charter House School” di London.
Disekolah itu kawan-kawannya lebih senang memanggilnya dengan nama Baden Powell saja.
Stephen amat bangga dengan nama itu.
“ Hanya satu hal yang harus dilakukan dengan nama ini adalah menjaganya baik-baik,”
kata Stephen.
Baden Powell terkenal sebagai pelajar yang serba bisa. Guru-gurunya heran pada
kemampuannya yang demikian banyak ragamnya. Terutama pada kesehatannya yang sangat
sempurna, karena itu selalu menonjol dalam bidang olah raga namun ia tidak senang pada pujian
ataupun menonjolkan diri.Ia juga pandai mengarang dan main sandiwara, mengatur dekorasi,
pemain dan mengatur musiknya pula. Salah satu cerita karangannya yang sering dipentaskan
adalah “ Perompak Budiman, ia sangat menyukai bajak laut dengan petualangan di tengah laut.
Itu yang menyebabkannya menulis “ Perompak Budiman “ si bajak laut yang baik hati. Setiap
anak Inggeris senang pada laut, tetapi kecintaan Baden Powell pada laut lebih besar lagi. Itulah
Baden Powell yang selalu dikagumi kawan-kawannya.
Tamat pada Charter House School, Baden Powell tidak melanjutkan pelajarannya
keperguruan tinggi sebagaimana yang dilakukan saudara-saudaranya yang lain. Ia memilih
sekolah militer Sandhurst, tampaknya bidang militer tempat yang cocok baginya, karena dengan
masuk militer, merupakan jembatan yang memungkinkan ia dapat mengelilingi dunia.
Apa yang diharapkan Baden Powell tampaknya mulai terlaksana, sebab ketika ia telah
selesai menamatkan pendidikannya tugas baru telah menantinya.
Tanggal 30 Oktober 1876 Baden Powell berangkat tugas ke India sebagai “ Resimen ke
XIII” pasukan berkuda yang selama ini memperkuat kekuasaan Inggeris disana, dan tiba di India
pada tanggal 6 Desmber 1876.
Kehidupan pasukan Inggeris disana harus penuh dengan ketabahan jauh dari keluarga
dengan keadaan serna keras, hampir-hampir membuat banya serdadu sinting. Tapi tidak
demikian halnya dengan Baden Powell, ia dapat bergaul dengan orang-orang India, bahkan
sering menyusuri perkampungan mereka,menjadi tamu mereka dan tak jarang makan bersama.
Yang penting ia tak pernah melanggar disiplin militer. Bahkan sering mendapat penghargaan dari
atasannya atas segala kemampuannya. Bawahannya selalu hormat padanya, meskipun
sebenarnya Baden Powell selalu keras dan tegas pada mereka, tanpa pernah kehilangan rasa
humor untuk menghibur mereka. Sifat kepemimpinan Baden Powell tampak menonjol. Ia akan
selalu memaafkan siapa yang bersalah tetapidengan jujur mengakui kesalahannya. Bahkan ia
pernah membuktikan kemampuannya ketika berhasil memperoleh piala Pigsticking yaitu
semacam olahraga memburu babi hutan yang merupakan olah raga khas India.
Pada tahun 1880 Baden Powell dikirim ke Afganistan , sebuah wilayah Inggris yang
berbatasan dengan India. Tahun 1884 dikirim ke Afrika Selatan untuk meninjau medan
pertempurandengan Bangsa Boer , tahun 1887 Baden Powell dikirim kembali kesana bergabung
dengan pasukan yang dipimpin oleh pamannya Sir Henry Smyth diwilayah bernama Zulu . pada
tahun 1889 Baden Powell ditempatkan di Matlax memimpin pasukan darat dan laut.
Tahun 1893 ia kembali ke Inggris tapi pada tahun 1896 secara mendaadak ia harus segera
di Afrika Barat mengadakan penyelidikan di wilayah Ashanti.
Disana ia bertemu dengan pemimpin bangsa Ashanti dan mempelajari adat kebiasaan
suku bangsa ini. Ia juga mengajarkan beberapa hal yang penting dan bagi mereka , baik tentang
kehidupan yang layak , kesehatan dan budi pekerti . ditempat itulah ia mulai menemukan dasar-
dasar kepanduan (Gerakan yang mengutamakan kebajikan ) . dari mereka ia mempelajari cara
membunyikan genderang . ternyata genderang unik juga , bisa untuk menyampaikan kabar ,
entah perintah entah larangan.
Di Ashanti, Baden Powell sangat dikenal dikalangan penduduk karena keterampilan dan
kecekatannya , dan penduduk menjulukinya sebagai “Impeesa” atau serigala yang tak pernah
tidur , karena Baden Powell selalu dalam keadaan sedia setiap saat ,”bersiap-siaplah selalu”kata
Baden Powell yang kemudian menjadi “semboyan pandu”
Pada tahun 1896 Baden Powell dikirim kembali ke Afrika Selatan ke daerah Bechuana,
mengusir serbuan suku Matabele .
Tahun 1897 Baden Powell kembali bertugas di India , ia sangat senang karena dapat
bertemu kembali dengan sahabatnya. Tapi pada Bulan September 1899, ia mendapat surat
perintah kembali ke afrika selatan , karena tenaga dan pemikirannya sangat diperlukan untuk
membina dan memimpin pasukan penjelajah.
Disana Baden Powell mulai mengatur rencana penyerbuan untuk menduduki kota
Mafeking , karena siapa berhasil menduduki Mafeking , maka dialah yang akan berkuasa penuh
di Afrika Selatan .Setelah berhasil menduduki Mafeking , Baden Powell dan pasukannya
berjuang mati-matian untukmempertahankannya , sampai akhirnya  bantuan yang diharapkan
datang.peristiwa itu disebut “Pengepungan kota Mafeking” Dan Baden Powell berhasil
memimpin anak buahnya dengan gemilang . setelah ia pulang kembali ke Inggris , ia mendapat
sambutan hangat dan dianggap pahlawan .
Tapi Baden Powell sendiri  tidak senang kalau dirinya menjadi pembicaraan orang .
“Sebab yang kulakukan tidak begitu istimewa” ujar Baden Powell “ aku rasa orang
lainpun dapat juga mengerjakan nya”.
“itu benar” sahut Sahabatnya “ tapi ingatlah ,yang patut dihargai adalah orang orang yang
berbuat pertama . Dan engkau sendiri telah melakukannya yang pertama, engkau telah
menemukan cara memandu (menunjukkan jalan) yang paling baik. Itulah yang menyebabkan
kemenangan-kemenangan kita di Afrika”.
Baden Powell merasa apa yang diucapkan sahabatnya tersebut mengkin benar . sehingga
ia mendapat ilham untuk menulis buku tentang cara memandu. Ia segera mengumpulkan
pengalaman-pengalamannya selama bertugas di India dan Afrika . ia menulis bagaimana caranya
mengintai musuh , menyeberangi sungai dalam keadaan daruat , juga memberi penerangan
bagaimana caranya menolong orang yang ditimpa kecelakaan dan banyak lagi hal yang berguna .
Tak lama kemudian buku yang ditulisnya terbit , judulnya “pedoman untuk Memandu” .
buku tersebut secara tidak diduga mendapat sambutan hangat, tidak saja dari kalangan militer
tapi juga pelajar, mahasiswa dan umum. Bahkan dibeberapa sekolah buku tersebut dijadikan
bacaan anak laki-laki. Hidup untuk kebahagiaan  anak-anak.
Sejak berada kembali di Inggris, Baden Powell menyadari akan sesuatu “panggilan “ dari
dasar hatinya . ia mengingat kembali pada buku catatan yang ditulisnya ketika ia masih berusia
delapan tahun.
“Saya telah melihat anak-anak lain tidak pernah bergembira dan bahagia, pada saat saya
sendiri bahagia dan gembira, saya ingin membuat mereka bergembira dan bahagia, hanya sayang
saya tidak tahu bagaimana caranya untuk itu.” Dan sekarang Baden Powell tahu caranya, dia lalu
segera berbuat sesuatu. Ia menyusun cara-cara suatu kolompok anak-anak yang bertugas
menolong sesamanya tanpa pamrih. Itulah yang dikenal sebagai kepanduan.
Pada tahun 1907 ia menghimpun sejumlah anak-anak untuk diajak berkemah di
Brownsea IsIand. Ternyata perkemahan kepanduan pertama ini terselenggara dengan baik. Anak-
anak menyenangi hidup di aiam terbuka. Mereka dapat bertukar pengalaman. Mereka juga saling
menghormati sesama kawan. Apa yang mereka lakukan tidak pernah menjadi beban mereka, dan
dikerjakan secara gotongroyong tanpa rasa terpaksa. Keberhasilan menghimpun anak-anak di
Brownsea IsIand, membuat Baden powell semakin bersemangat untuk membuktikan cita-citanya
tentang kepanduan. Pada bulan Januari sampai bulan Maret 1908, selama dua minggu sekali ia
menerbitkan tulisannya tentang kepanduan, tentang kewajiban seorang pandu dan berbagai hal
yang diketahui oleh seorang pandu. Tulisan tersebut kemudian disusun kembali dan diterbitkan
sebagai jilid buku dengan judul “Memandu untuk putra “. Buku tersebut diberi bergambar bagus-
bagus hasil coretan Baden Powell sendiri, dan tersebar sangat luas.
Begitu buku ini muncul, kelompok kepanduan muncul. Dimana-mana, juga di luar
Inggris.
Pada tahun 1909, Baden Powell muncul pada pertemuan di Crystal Palace London
sebagai tamu kehormatan, dimana ia menyaksikan belasan ribu anak-anak pandu putra berbaris
dengan rapi. Dan sejak itu perkembangan kepanduan berkembang dengan pesat. Baden Powell
masih belum puas, karena gerakan kepanduan ini belum sempurna sekali jika anak perempuan
belum diikutsertakan.Bersama Agnes adik   perempuannya, Baden Powell membentuk
kepanduan untuk anak perempuan. Kepanduan untuk anak laki-laki disebut “Boys
scout” sedangkan untuk anak perempuan disebut “Girls Guides”. Kedua gerakan ini mendapat
perhatian besar tokoh-tokoh pendidikan, orang tua dan tokoh pemerintahan. Raja Edwar VII
sendiri menilai gerakan kepanduan ini sebagai sesuatu yang harus "dipelihara" dan
"dikembangkan".
Pendidikan kepanduan bukan saja dapat membuat anak-anak menjadi gembira dan
bahagia, tetapi juga dapat membuat mereka mengetahui kewajiban-kewajiban sebagai warga
negara yang baik.                                                    

HARI-HARI TERAKHIR DI KETENANGAN ALAM. 


Pada tahun 1910 Baden Powell mengundurkan diri dari ketentaraan.. Pangkatnya yang
terakhir adalah Letnan Jenderal. Selanjutnya ia mencurahkan kehidupannya untuk dunia
kepanduan. Ialah dunia tempat  ia dapat mencurahkan seluruh tenaganya untuk mendidik anak-
anak menjadi warga dunia yang utama.    
Pada tahun 1912 Baden Powell bertemu dengan Olave St. Clair Soames, seorang wanita
sederhana dan penuh semangat. Mereka kemudian menikah pada tanggal 20 Oktober 1912. Dan
dikaruniai seorang anak laki-laki dan dua anak perempuan. Yaitu Peter (1913), Heater (1915)
dan Betty (1917). Bersama anak istrinya Baden Powell hidup berbahagia. Mereka sering
mendapat  undangan dari kepanduan di luar Inggris. Mereka sering mengadakan perjalanan
keluar negeri. Karena itu cita-cita Baden Powell untuk berkeliling dunia telah terlaksana.
Pada jamboree (pertemuan besar pandu sedunia) yang pertama diadakan di London 1920,
berkumpullah pandu sedunia. Semua utusan menunjuk Baden Powell sebagai “Bapak pandu
sedunia”.
Atas jasa-jasa dalam kepanduan, Raja George menganugrahkan gelar bangsawan yang
lebih agung bagi Baden powell. Pada tahun 1929 namanya menjadi Lord Baden Powell of
Gilwell. Akan tetapi para pandu tetap menyebutnya sebagai “B.P.” singkatan dari nama Baden
Powell.
Ketika Baden Powell mencapai umur 80 tahun, kesehatannya mulai menurun, tepi
semangatnya tetap tinggi. Dia berpesan sangat ingin melihat Afrika lagi. Bersama keluarga
Baden Powell berangkat ke Afrika. Disebut tempat yang indah, tenang, nyaman dan tentram di
Nyeri, Baden Powell mendirikan tempat tinggalnya bersama keluarga. Mereka hidup bahagia
ditengah ketenangan alam yang tenteram.Apa yang diinginkan Baden Powell memang
kesampaian, yaitu ingin mati di tempat yang tenang dan tenteram, pada tanggal 8 Januari 1941 ia
meninggal dunia dengan penuh damai dalam hatinya. Tubuhnya terbaring di tengah kicau burung
yang berloncatan dari dahan ke dahan, seakan-akan mengucapkan selamat jalan pada Baden
Powell.
Ia kini telah tiada, tetapi benih kepanduan yang ditaburkannya telah tersebar keseluruh
pelosok dunia.  
Robert Baden-Powell, Baron Baden-Powell ke-1
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Artikel ini berisi uraian tentang Pendiri Gerakan Kepanduan. Untuk musikus, baca artikel Baden
Powell de Aquino.

Robert Baden-Powell,
Baron Baden-Powell ke-1

Pendiri Kepanduan

Julukan B-P

Dinas/cabang Tentara Britania

Lama dinas 1876–1910

Pangkat Letnan Jenderal

Komando Chief of Staff, Perang Matabele

Kedua (1896–1897),

Pasukan Dragoon ke-5

di India (1897),

Inspektur Jenderal

Kavaleri, Inggris (1903)

Perang/pertempuran Perang Anglo-Ashanti,

Perang Matabele Kedua,

Siege of Mafeking,

Perang Boer Kedua

Penghargaan Bintang Ashanti (1895),[1]

Matabele Campaign, British South

Africa Company Medal (1896),[2]

Queen's South Africa Medal (1899),


[3]

King's South Africa Medal ( 1902),[4]

Boy Scouts Silver Wolf

Boy Scouts Silver Buffalo

Award (1926),[5]

World Scout Committee Bronze

Wolf (1935),[6]

Order of Merit (1937),

Wateler Peace Prize (1937),

Order of St Michael and St George,

Royal Victorian Order,

Order of the Bath

Pekerjaan lain Pendiri Gerakan Kepanduan

Internasional; penulis; seniman

Tanda tangan

Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, Baron Baden-Powell ke-


1, Bt, OM, GCMG, GCVO, KCB (/[unsupported input]ˈbeɪdən ˈpoʊ.əl/; 22 Februari 1857 - 8
Januari 1941), juga dikenal sebagai BP, bipi atau Lord Baden-Powell, adalah letnan satu umum di
tentara, penulis, dan pendiri Gerakan Kepanduan.
Setelah bersekolah di 74 altilery, Baden-Powell bertugas di Angkatan Darat Inggris dari
tahun 1876 sampai 1910 di India dan Afrika. Pada tahun 1899, selama Perang Boer Kedua di Afrika
Selatan, Baden-Powell berhasil mempertahankan kota yang di Pengepungan Mafeking. Beberapa
buku bertema militer yang ditulis untuk pengintaian dan pelatihan pandu di Afrika tahun itu banyak
dibaca oleh anak laki-laki. Berdasarkan buku-buku sebelumnya, ia menulis Scouting for Boys, yang
diterbitkan tahun 1908 oleh Pearson, untuk pembaca remaja. Selama menulis, ia menguji
gagasannya melalui perjalanan berkemah di Pulau Brownsea dengan Boys' Brigade dan anak
tetangganya yang dimulai pada 1 Agustus 1907, yang kemudian dianggap sebagai awal dari
Kegiatan Kepanduan.
Setelah pernikahannya dengan Olave St. Clair Soames, Baden-Powell, adiknya Agnes Baden-
Powell dan terutama istrinya yang sangat aktif memberikan bimbingan terhadap Gerakan
Kepanduan dan Kepanduan Putri. Baden-Powell meninggal di Nyeri, Kenya pada tahun 1941.

Daftar isi

 1Kehidupan awal
 2Karier Ketentaraan
 3Pulang ke Inggris
 4Perang Dunia I dan kejadian-kejadian selanjutnya
 5Kehidupan pribadi
o 5.1Kepercayaan pribadi
o 5.2Karya dan tulisan
o 5.3Seksualitas
 6Karya
 7Styles
 8Lihat pula
 9Catatan
 10Baca juga: biografi
 11Pranala luar
Kehidupan awal[sunting | sunting sumber]
Baden-Powell dilahirkan dengan nama Robert Stephenson Smyth Powell, atau lebih akrab dengan
panggilan Stephe Powell, di Jalan Stanhope nomor 6 (sekarang Stanhope Terrace nomor
11) Paddington, London pada 22 Februari 1857.[7] Dia diberi nama Robert Stephenson; [8] sedangkan
Smyth adalah nama gadis dari ibunya. Ayahnya seorang Pendeta bernama Baden-Powell, seorang
Savilian yang mengajar geometri di Universitas Oxford dan telah memiliki empat anak dari kedua
pernikahan sebelumnya. Pada 10 Maret 1846 di Gereja St Lukas, Chelsea, Pendeta Powell
menikahi Henrietta Grace Smyth (3 September 1824 - 13 Oktober 1914), putri sulung Laksamana
William Henry Smyth dan 28 tahun lebih muda. Dengan begitu cepat
lahirlah Warington (awal 1847), George (akhir 1847), Augustus (1849) dan Francis (1850). Setelah
tiga anaknya meninggal ketika masih sangat muda, mereka telah memiliki Stephe, Agnes (1858)
dan Baden (1860). Ketiga anak termudanya dan Augustus sering sakit-sakitan. Pendeta Powell
meninggal ketika Stephe berusia tiga tahun, dan sebagai penghormatan kepadanya serta untuk
mengatur anak-anaknya sendiri yang terpisah dari saudara dan sepupu, ibunya (Henrietta Grace
Smyth) mengubah nama keluarga menjadi Baden-Powell. Selanjutnya, Stephe dibesarkan oleh
ibunya, seorang wanita yang berketatapan bahwa anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell
berkata tentang ibunya pada tahun 1933 Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.[7][9][10]
Selepas bersekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Stephe dianugerahi beasiswa untuk
sekolah di Charterhouse. Perkenalan pertamanya pada kecakapan kepanduan, yakni kecakapan
memburu dan memasak hewan - dan menghindari guru - di hutan yang berdekatan, yang juga
merupakan kawasan terlarang. Dia juga pandai bermain piano dan biola, mampu melukis dengan
baik dengan menggunakan kedua belah tangannya serta gemar bermain peran (drama). Masa
liburan banyak dihabiskannya dengan melakukan ekspedisi pelayaran atau bermain kano dengan
saudara-saudaranya.[7]

Karier Ketentaraan[sunting | sunting sumber]


Pada tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan Hussars ke-13 di India. Pada tahun 1895 dia
bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin
Pasukan Dragoon ke-5.[11] Baden-Powell saling berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya
dengan raja Zulu Dinizulu pada awal 1880an di provinsi Natal, Afrika Selatan di mana resimennya
ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena keberaniannya. [12]
Pada tahun 1896, Baden-Powell ditugaskan ke daerah Matabele di Rhodesia Selatan (sekarang
dikenal dengan nama Zimbabwe) sebagai Kepala Staf di bawah Jenderal Frederick
Carrington selama Perang Matabele Kedua, dan disanalah pertama kalinya ia bertemu dengan
orang yang nanti menjadi sahabat karibnya, Frederick Russell Burnham, tentara kelahiran Amerika
Serikat yang menjabat sebagai kepala pasukan pengintai Inggris. Keberadaannya di sana akan
menjadi pengalaman yang sangat penting, bukan hanya karena Baden-Powell berkesempatan
memimpin misi sulit di wilayah musuh, tetapi saat-saat itulah Ia banyak mendapat inspirasi untuk
membuat sistem pendidikan kepanduan. Ia bergabung dengan tim pengintai (mata-mata) di Lembah
Matobo. Burnham mulai mengajari woodcraft kepada Baden-Powell, keahlian yang juga memberikan
inspirasi untuk menyusun program/ kurikulum dan kode kehormatan kepanduan. Woodcraft adalah
keahlian yang banyak dikenal dan dikuasai di Amerika, tetapi tidak dikenal di Inggris. Keahlian itulah
cikal bakal dari apa yang kiri sering disebut Ketrampilan Kepramukaan.
Keduanya menyadari bahwa kondisi alam dan peperangan di Afrika jauh berbeda dengan di Inggris.
Maka mereka merencanakan program pelatihan bagi pasukan tentara Inggris agar mampu
beradaptasi. Program pelatihan itu diberikan pada anak-anak muda, isinya penuh dengan materi-
materi tentang eksplorasi, trekking, kemping dan meningkatkan kepercayaan diri.
Saat itu juga merupakan kali pertama bagi Baden Powell mengenakan topi khasnya (Burnham mirip
topi koboi) sebagai pengenal dan hingga kini masih digunakan oleh anggota kepanduan di seluruh
dunia. Selain itu, Baden-Powell juga menerima sangkakala (terompet) kudu, peralatan dalam
Perang Ndebele. Terompet itu nantinya ditiup setiap pagi untuk membengunkn para peserta
Perkemahan Kepanduan pertama di Kepulauan Brown sea.

Baden-Powell pada sebuah kartu pos patriotik pada tahun 1900


Tiga tahun kemudian, di Afrika Selatan selama Perang Boer II. Baden-Powell ditempatkan di kota
kecil bernama Mafeking dengan jumlah pasukan Boer yang jauh lebih banyak daripada di tempat
sebelumnya. The Mafeking Cadet Corps adalah sekelompok anak muda yang bertugas
membawakan pesan untuk pasukan lain. Meskipun mereka tidak berpengalaman dalam
menghadapi musuh, mereka berhasil melawan musuh mempertahankan kota (1899–1900), dan
kejadian inilah yang juga menjadi salah satu faktor yang mengilhami Baden-Powell dalam membuat
materi kepanduan. Setiap orang dalam pasukan itu menerima bedge penghargaan berbentuk jarum
kompas yang dikombinasikan dengan ujung anak panah. Bedge ini bentuknya mirip dengan fleur de
lis, logo yang hingga kini digunakan sebagai logo organisasi kepanduan di banyak negara di dunia.
Di Inggris Raya, orang-orang membaca berita prestasi Baden-Powell dalam memimpin Pasukan
Mafeking sehingga di negara asalnya itu, ia menjadi “Pahlawan Nasional”. Hal ini memberikan
keuntungan, karena buku kecil yang ditulisnya “Aids to Scouting” menjadi terjual laris.
Sekembalinya ke Inggris, Ia melihat bukunya telah populer dan banyak digunakan para guru untuk
mendidik muridnya, dan juga para pemuda yang aktif dalam organisasi. Karena itulah, Ia diminta
untuk menulis ulang bukunya tersebut agar mudah dipahami oleh anak muda, terutama untuk
anggota Boys’ Brigade, sebuah orgaisasi kepemudaan yang besar dan bernuansa militer. Baden-
Powell mulai berpikir kemungkinan hal ini bisa berkembang jauh lebih besar. Ia mulai mempelajari
materi lain yang bsa menjadi bahan pelajaran dalam kepanduan.
Juli 1906, Ernest Thompson Seton mengirimi Baden-Powell salinan bukunya yang berjudul The
Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, adalah orang Kanada yang lahir di Inggris dan
tinggal di Amerika Serikat. Ia bertemu dengan aden-Powell bulan Oktober 1906, dan mereka saling
berbagi ide tentang program pelatihan bagi pemuda. Tahun 1907, Baden-Powell menulis draft buku
berjudul Boy Patrols. Pada tahun yang sama, untuk menguji idenya, Ia mengumpulkan 21 pemuda
dengan latar belakan bermacam-macam (yang diundang dari beberapa sekolah khusus laki-laki di
London, yakni Poole, Parkstone, Hamworthy, Bournemouth, dan Winton Boys’ Brigade units) dan
mengadakan perkemahan selama seminggu di Brownsea Island, Poole Harbour, Dorset, Inggris.
Metode yang diterapkan dalam perkemahan itu adalah memberikan kesempatan pada para pemuda
tersebut untuk mengatur kelompok mereka sendiri dengan membentuk kelompok kecil dan memilih
salah satu anggota kelompok sebagai pemimpin.
Brownsea, 1908
Musim panas 1907, Baden-Powell melakukan promo dan bedah buku barunya, “Scouting for Boys”.
Ia tidak sekadar menulis ulang buku “Aids to Scouting” yang lebih banyak materi kemiliterannya. DI
buku yang baru itu, aspek kemiliterannya diperkecil dan digantikan dengan teknik-tekni non-militer
(terutama survival) seperti pioneering dan penjelajahan. Ia juga memasukka perinsip edukasi yang
inovatif, disebut Scout method (metode kepramukaan). Ia juga berkreasi dengan membuat game-
game menarik sebagai sarana pendidikan mental.
Scouting for Boys awalnya diperkenalkan di Inggris pada Januari 1908 dalam 6 jilid. Pada tahun
yang sama, buku tersebut dicetak dalam bentuk satu buku utuh. Sampai saat ini, buku tersebut di
peringkat ke empat dalam daftar buku bestseller dunia sepanjang masa.
Mulanya, Baden-Powell diminta menjadi “pembina” organisasi The Boys’ Brigade, yang
didirikan William A. Smith. Kemudian, karena popularitasnya semakin meningkat serta tulisannya
tentang petualangan-petualangan di alam terbuka, banyak pemuda yang mulai membentuk
kelompok kepanduan dan Baden-Powell “kebanjiran order” untuk menjadi pembina kelompok-
kelompok itu. Mulai saat itulah Gerakan Kepanduan (Scout Movement) mulai berkembang dengan
pesat.

Pulang ke Inggris[sunting | sunting sumber]


Setelah kembali, Baden-Powell mendapati buku panduan ketentaraannya "Aids to Scouting" telah
menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda.
Kembali dari pertemuan dengan pendiri Boys' Brigade, Sir William Alexander Smith, Baden-Powell
memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan
pada tahun 1907 membuat satu perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki
yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku "Scouting for Boys"
kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.
Kanak-kanak remaja membentuk "Scout Troops" secara spontan dan gerakan Pramuka berdiri
tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat nasional, dan kemudian pada tingkat internasional.
Gerakan pramuka berkembang seiring dengan Boys' Brigade. Suatu pertemuan untuk semua
pramuka diadakan di Crystal Palace di London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan
gerakan Pandu Puteri yang pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun 1910 di bawah
pengawasan saudara perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-Powell.
Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima Tertinggi, Baden Powell memuutuskan untuk
berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan Jendral menuruti nasihat Raja
Edward VII, yang mengusulkan bahawa ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan
gerakan Pramuka.
Pada Januari 1912 Baden-Powell bertemu calon isterinya Olave Soames di atas kapal penumpang
(Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23,
Baden-Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada September tahun
yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena ketenaran Baden-Powell, karena perbedaan
usia seperti itu lazim pada saat itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka
melangsungkan pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden-Powell
hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunganannya yang gagal dengan Juliette
Magill Kinzie Gordon).
Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka membelikan Baden-Powel
hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls Royce. ‹‹‹›››

Perang Dunia I dan kejadian-kejadian selanjutnya[sunting | sunting


sumber]
Ketika pecah Perang Dunia I pada tahun 1914, Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan
Perang. Tiada tanggung jawab diberikan kepada dia, sebab, seperti yang dikatakan oleh Lord
Kitchener: "dia bisa mendapatkan beberapa divisi umum dengan mudah tetapi dia tidak dapat
mencari orang yang mampu meneruskan usaha baik Boy Scouts." Kabar angin menyatakan Baden-
Powell terkait dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha untuk menggalakkan mitos
tersebut.
Baden-Powell dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden-Powell, dari
Gilwell dalam County Essex, pada tahun 1929. Taman Gilwell adalah tempat latihan Pemimpin
Pramuka Internasional. Baden-Powell dianugerahi Order of Merit dalam sistem penghormatan
Inggris pada tahun 1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari negara-negara asing.
Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya:

“ Man, Nation,
Maiden
Please call it Baden.
Further, for Powell
Rhyme it with Noël. ”
Dibawah usaha gigihnya pergerakan Pramuka dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih
dari sejuta pramuka di 32 negara; pada tahun 1939 jumlah pramuka melebihi 3,3 juta orang.
Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak – satu anak laki-laki dan dua perempuan (yang mendapat
gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak laki-lakinya kemudian menggantikan ayahnya pada 1941:

 Peter, kemudian 2nd Baron Baden-Powell (1913-1962)


 Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)
 Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dengan Gervase Charles
Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1 perempuan)
Tidak lama selepas menikah, Baden-Powell berhadapan dengan masalah kesehatan, dan
mengalami beberapa serangan penyakit. Ia menderita sakit kepala terus menerus, yang dianggap
dokternya berasal dari gangguan psikosomatis dan dirawat dengan analisis mimpi. Sakit kepala ini
berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah ke kamar tidur baru di balkon rumahnya.
Pada tahun 1934 prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939 dia pindah ke sebuah rumah yang
dibangunnya di Kenya, negara yang pernah dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan
dimakamkan di Kenya, di Nyeri, dekat Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941.
Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden-Powell dan semua gerakan
Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi pada 1939 Royal Academy
memutuskan untuk tidak menganugerahkan hadiah untuk tahun itu, karena pecahnya Perang Dunia
II.
Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22 Februari sebagai hari B-P, tanggal lahir
bersama Robert dan Olave Baden-Powell, untuk memperingati dan meraikan jasa Ketua Pramuka
dan Ketua Pandu Puteri Dunia.
Kehidupan pribadi[sunting | sunting sumber]

Olave Baden-Powell
Pada bulan Januari 1912, Baden-Powell melakukan perjalanan menuju New York dalam Perjalanan
Dunia Kepanduan, dengan menggunakan kapal laut Arcadian, pada saat ia bertemu dengan Olave
St Clair Soames.[13][14] Dia berumur 23 tahun, sementara Baden-Powell berumur 55 tahun; mereka
memiliki tanggal lahir yang sama, 22 Februari. Mereka menjadi tunangan di bulan September pada
tahun yang sama, causing a media sensation due to Baden-Powell's fame. Untuk menghindari
gangguan media massa, mereka menikah secara rahasia pada tanggal 31 Oktober 1912, di Gereja
St Petrus, Parkstone.[15] Kepanduan Inggris masing-masing menyumbangkan satu penny untuk
membelikan hadiah pernikahan untuk Baden Powell, sebuah mobil (note that this is not the Rolls-
Royce they were presented with in 1929). Terdapat monumen pernikahan mereka dalam Gereja St
Maria, Pulau Brownsea.

Makam Baden-Powell
Baden-Powell dan Olave tinggal di Pax Hill dekat Bentley, Hampshire dari 1919 sampai 1939.
[16]
 Rumah Bentley diberikan kepada ayahnya.[17] Tidak lama setelah menikah, Baden-Powell mulai
menderita sakit kepala berkepanjangan, yang dianggap oleh dokternya berasal dari
gejala psikosomatik dan diobati dengan analisis mimpi.[7] Sakit kepala itu hilang setelah ia pindah ke
tempat tidur sementara di balkonnya.

Baden-Powell dengan istrinya dan ketiga anaknya, 1917


Baden-Powell memiliki tiga anak, satu laki-laki (Peter) dan dua perempuan. Pada tahun 1941 Peter
meneruskan gelar Baden-Powell barony.[18]

 Arthur Robert Peter (Peter), menyandang gelar Baron Baden-Powell ke-2 (1913–1962). Ia
menikah dengan Carine Crause-Boardman pada tahun 1936, dan memiliki tiga anak: Robert
Crause, later 3rd Baron Baden-Powell; David Michael (Michael), current heir to the titles, and
Wendy.
 Heather Grace (1915–1986), ia menikah dengan John King dan memiliki dua anak: Michael,
wafat ketika insiden tenggelamnya SS Heraklion, dan Timothy;
 Betty (1917–2004), ia menikah dengan Gervas Charles Robert Clay pada tahun 1936 dan
mempunyai seorang anak perempuan: Gillian, dan tiga anak laki-laki: Robin, Nigel and Crispin.
Pada suatu ketika, saudara perempuan Olave bernama Auriol Davidson alias Soames meninggal
pada tahun 1919, Olave dan Robert mengambil tiga keponakan, Christian (1912–1975), Clare
(1913–1980), dan Yvonne, (1918–1995?), dalam keluarga mereka dan menganggap mereka
sebagai anak mereka sendiri.[19]
Pada tahun 1939, Baden-Powell dan Olave pindah ke Nyeri, Kenya, dekat Gunung Kenya, di mana
ia sebelumnya telah beristirahat. Sebuah rumah sebesar ruangan kecil, yang dinamakan Paxtu,
berlokasi di kawasan Hotel Outspan, milik Eric Sherbrooke Walker, sekretaris pribadi pertama
Baden-Powell dan salah satu inspektur kepanduan pertama. [7] Walker juga memiliki Treetops Hotel,
kira-kira sejauh 17 km dari pegunungan Aberdare, sering dikunjungi oleh Baden-Powell and
masyarakat Happy Valley set. Pondok Paxtu disatukan ke dalam bangunan Hotel Outspan dan
berfungsi sebagai museum kepanduan kecil.
Baden-Powell meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 dan dimakamkan di pemakaman St. Peter,
Nyeri.[20] Batu nisannya diberi tanda sebuah lingkaran dengan titik ditengah "ʘ", yang merupakan
tanda jejak yang berarti "Kembali pulang" (Going home), atau "saya telah kembali pulang" (I have
gone home):[21] Ketika Olave istrinya wafat, abunya dikirim ke Kenya dan dimakamkan disamping
suaminya. Kenya mendirikan sebuah monumen nasional Makam Baden-Powell.[22]
Kepercayaan pribadi[sunting | sunting sumber]

Poster propaganda Perang Dunia I yang dibuat oleh Baden-Powell


Tim Jeal, yang menulis sebuah biografi berjudul Baden-Powell, berpendapat bahwa:
Baden-Powell's distrust of communism led this implicit support, through naïveté, of fascism.

— Tim Jeal
Pada tahun 1939, Baden-Powell dalam buku hariannya menulis: "Lay up setiap hari. Baca Mein
Kampf. Sebuah buku menakjubkan, dengan pemikiran bagus terhadap pendidikan, kesehatan,
propaganda, organisasi, dan lainnya. – dan pemikiran dari Hitler tidak diprakterkan di dalam
dirinya."[7]  Baden-Powell admired Benito Mussolini dalam karier awalnya sebagai pimpinan fasis
:550

Italia.
Beberapa lambang "Terima Kasih" pada Kepanduan paling awal memiliki simbol swastika di
dalamnya.[23] Dalam biografi yang ditulis oleh Michael Rosenthal, Baden-Powell memakai swastika
karena dia merupakan seorang simpatisan Nazi. Namun, Jeal berpendapat bahwa Baden-Powell
was ignorant of the symbol's growing association with Nazisme dan bahwa ia menggunakan simbol
tersebut untuk its centuries-old meaning of "semoga berhasil" di India. Selain itu juga, Baden-Powell
was named by the Nazis di "The Black Book of people to be arrested during the conquest of Britania
Agung. Scouting was regarded as a dangerous spy organisation by the Nazis. [24] Terakhir, ketika
Nazi menggunakan swastika became well-known, Kepanduan berhenti menggunakannya.
Karya dan tulisan[sunting | sunting sumber]
Baden-Powell membuat lukisan dan menggambar setiap hari dalam hidupnya. Kebanyakan memiliki
karakter humoris atau informatif. [7] Dia mempublikasikan buku dan teks lainnya selama tahun-tahun
bertugas dalam dunia militer tentang keuangan hidup-nya dan pendidikan dirinya. [7]
Baden-Powell dianggap sebagai pendongeng yang luar biasa. Selama hidupnya dia menceritakan
banyak "cerita menyenangkan" pada khalayak. Setelah menerbitkan Scouting for Boys, Baden-
Powell terus menulis buku. Diantaranya adalah buku pegangan dan bahan pendidikan untuk seluruh
anggota kepanduan. Ia juga menulis buku "Aidst to Scoutmastership" (Bantuan Dalam Membina
Pramuka). Pada tahun berikutnya ia juga menulis mengenai gerakan kepanduan dan gagasannya di
masa depan. Dekade terakhir kehidupannya dihabiskan di Afrika, dan buku - buku berikutnya
bertemakan Afrika. Saat ini, mayoritas halaman dari catatan hariannya yang dilengkapi dengan
gambar - gambar yang di gambar sendiri disimpan di Museum Kepanduan Nasional di Irving, Texas,
Amerika Serikat.
Seksualitas[sunting | sunting sumber]
Diskusi awal tentang seksualitas Baden-Powell berfokus pada hubungannya dengan teman
akrabnya Kenneth McLaren.[25] [26]  Tim Jeal kemudian mendiskusikan biography hubungan
:217–218 :48

tersebut dan menemukan bahwa tidak ada bukti yang nyata bahwa pertemanan mereka terjadi
bersifat fisik (seks).[7]  Jeal kemudian meneliti pandangan Baden-Powell tentang wanita,
:82

penghargaannya pada bentuk tubuh seorang laki - laki, hubungan militernya, dan pernikahannya,
berkesimpulan bahwa mungkin saja Baden-Powell memiliki sifat homoseksual yang tidak disadari
dan tidak diekspresikan.[7]  Kesimpulan Jeal disetujui oleh beberapa ahli biografi tapi juga ditentang
:103

oleh beberapa ahli yang lain, tapi kesimpulan Jeal ini tidak pernah diteliti secara detail oleh ahli-ahli
yang lain.[27]
:6

Karya[sunting | sunting sumber]
Buku militer Buku lainnya

 1884: Reconnaissance and Scouting  1905: Ambidexterity (berkolaborasi dengan John Jack


 1885: Cavalry Instruction  1915: Indian Memories
 1889: Pigsticking or Hoghunting  1915: My Adventures as a Spy[30]
 1896: The Downfall of Prempeh  1916: Young Knights of the Empire: Their Code, and
 1897: The Matabele Campaign Scout Yarns[31]
 1899: Aids to Scouting for N.-C.Os and Men  1921: An Old Wolf's Favourites
 1900: Sport in War  1927: Life's Snags and How to Meet Them
 1901: Notes and Instructions for the South African  1933: Lessons From the Varsity of Life
Constabulary  1934: Adventures and Accidents
 1914: Quick Training for War  1936: Adventuring to Manhood
Buku kepanduan  1937: African Adventures
 1938: Birds and Beasts of Africa
 1908: Scouting for Boys  1939: Paddle Your Own Canoe
 1909: Yarns for Boy Scouts  1940: More Sketches Of Kenya
 1912: The Handbook for the Girl Guides or How Girls Can Seni patung
Help to Build Up the Empire (berkolaborasi dengan Agnes
Baden-Powell)  1905 John Smith[32]
 1913: Boy Scouts Beyond The Sea: My World Tour
 1916: The Wolf Cub's Handbook
 1918: Girl Guiding
 1919: Aids To Scoutmastership
 1921: What Scouts Can Do: More Yarns[28]
 1922: Rovering to Success
 1929: Scouting and Youth Movements
 est 1929: Last Message to Scouts[29]
 1935: Scouting Round the World

Styles[sunting | sunting sumber]
Nama keluarga resmi berubah dari Powell untuk Baden-Powell oleh Lisensi Royal pada
tanggal 30 April 1902.[18]

 1857–1860: Robert Stephenson Smyth Powell


 1860–1876: Robert Stephenson Smyth Baden-Powell
 1876: Sub-Letnan Robert Stephenson Smyth Baden-Powell
 1876–1884: Letnan Robert Stephenson Smyth Baden-Powell
 1884–1892: Kapten Robert Stephenson Smyth Baden-Powell
 1892–1896: Mayor Robert Stephenson Smyth Baden-Powell
 1896-25 April 1897: Mayor (Bvt. Letnan Kolonel) Robert Stephenson Smyth Baden-Powell
 25 April – 8 Mei 1897: Letnan Kolonel Robert Stephenson Smyth Baden-Powell
 7 Mei 1897–1900: Letnan Kolonel (Bvt. Kolonel) Robert Stephenson Smyth Baden-Powell
 1900–1901: Mayor Jenderal Robert Stephenson Smyth Baden-Powell
 1901–1907: Mayor-Jenderal Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, CB
 1907–3 October 1909: Letnan Jenderal Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, CB
 3 October – 9 November 1909: Letnan Jenderal Sir Robert Stephenson Smyth Baden-
Powell, KCVO, CB
 9 November 1909–1912: Letnan Jenderal Sir Robert Stephenson Smyth Baden-
Powell, KCB, KCVO
 1912–1921: Letnan Jenderal Sir Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, KCB,
KCVO, KStJ
 1921–1923: Letnan Jenderal Sir Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, Bt., KCB, KCVO,
KStJ
 1923–1927: Letnan Jenderal Sir Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, Bt., GCVO, KCB,
KStJ
 1927–1929: Letnan Jenderal Sir Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, Bt., GCMG,
GCVO, KCB, KStJ
 1929–1937: Letnan Jenderal The Right Honourable The Lord Baden-Powell, GCMG, GCVO,
KCB, KStJ
 1937–1941: Letnan Jenderal The Right Honourable The Lord Baden-Powell, OM, GCMG,
GCVO, KCB, KStJ

Anda mungkin juga menyukai