UAS Fara
UAS Fara
a. Fungsi makanan
Primer: makanan sebagai sumber zat gizi (harus
seimbang). Sekunder: makanan sbg pemuas
selera dan rasa lapar. Tersier: makanan sbg
Pencegahan Penyakit (pangan fungsional).
b. Pemilihan makanan instan dengan cara
memperhatikan pengemasan yg digunakan,
memperhatikan tanggal kadaluarsa dan
memperhatikan kandungan gizi pada makanan
a. instan tsb.
Pangan fungsional: bahan pangan yg dapat c. Agar tubuh dapat berkembang dengan baik dan
memberikan manfaat kesehatan disamping zat kesehatan tetap terjaga maka perlu
gizi yg dikandungnya. Pangan bergizi: bahan mengkonsumsi makanan dengan gizi dan nutrisi
pangan yang memiliki nilai gizi seimbang dan yang cukup. Jika kita tidak menjaga asupan
mengandung nilai gizi esensial bagi tubuh seperti makan kita dapat menyebabkan atau
vitamin, mineral, karbohidrat, protein, lemak, menimbulkan penyakit yang bisa berdampak
kalsium, serat dan air. Pangan biasa: bahan untuk kesehatan tubuh
pangan yang biasa dikonsumsi sehari-hari yang 4.
mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh untuk a. Soluble dietary fiber: serat larut dalam air yang
proses tumbuh kembang. dapat memperlambat pencernaan dan penyerapan
Diagram: Fungsi makanan dalam menjaga makanan didalam usus. Serat ini banyak terdapat
kesehatan tubuh diantaranya yaitu untuk pada buah dan sayur. Yg termasuk dalam serat ini
memperoleh tenaga bagi kesehatan sel, mengatur adalah pektin yang merupakan bagian dalam dari
fungsi tubuh, mengganti sel-sel yang rusak, dan sel pangan nabati.
melindungi tubuh dari serangan penyakit. Insoluble dietary fiber: serat tidak larut dalam
b. Syarat pangan fungsional: berasal dari bahan2 air, yang termasuk dalam serat ini adalah
alami, kandungannya spesifik dpt meningkatkan selulosa, hemiselulosa dan lignin, yang banyak
kesehatan, dpt dikonsumsi sbg bagian konsumsi ditemukan pada serealia, kacang dan sayuran.
sehari2, jelas sifat fisik dan kimianya serta b. Antioksidan alami: antioksidan yang berasal
kualitas dan jumlahnya, aman dikonsumsi tidak dari tanaman dan ditambahkan ke produk pangan
menurunkan atau berlawanan nilai gizinya, tidak dalam bentuk tanaman aslinya ataupun hasil
berbentuk obat. Tidak mengklaim pangan yang ekstraksinya. Banyak ditemukan dalam sayuran
dapat menyembuhkan penyakit.. dan buah-buahan. Komponen yang terkandung
c. Prospek pangan fungsional pada era milenial didalam antioksidan alami ini adalah vitamin C,
memiliki prospek yang tinggi, dikarenakan vitamin E, β-karoten, flavonoid, isoflavon,
semakin banyaknya masyarakat yang sadar akan flavon, antosianin, dll.
kesehatan. Maka dari itu masyarakat cenderung Antioksidan sintetik: antioksidan yang
memilih pangan dengan mempertimbangkan diperoleh hasil sintesis reaksi kimia dan
kandungan zat gizi didalamnya. Kandungan diproduksi untuk tujuan komersial dalam
nutrasetikal pada pangan fungsional dinilai dapat makanan dan minuman yang dibuat dari
mengurangi berbagai risiko penyakit degeneratif. bahan-bahan kimia antara lain (BHA), (BHT),
2. (TBHQ) dan (PG).
a. Paket pangan fungsional dan nutrasetikal sesuai 5.
potensi daerah asal saya yaitu berupa teh hijau a. Fitokimia fenolik adalah metabolit sekunder
yang digunakan sebagai minuman fungsional disintesis yang diproduksi oleh tumbuhan.
berbasis teh hijau dan rempah (kayu manis dan Fitokimia fenolik diproduksi tumbuhan untuk
kapulaga). melindungi dirinya dari patogen dan paparan
b. Senyawa bioaktif yang terkandung didalam teh energi radiasi yang tinggi. Fitokimia fenolik
hijau yaitu katekin yang dimana katekin sendiri banyak ditemui pada buah-buahan (apel, pisang,
berfungsi sebagai zat antioksidan yang dapat anggur); sayuran yang biasa dikonsumsi (tomat,
menangkal terjadinya radikal bebas. kol), biji-bijian, serta kacang-kacangan. Setiap
c. Komponen fungsional: komponen yg trdpt dlm buah, sayur atau kacang-kacangan mengandung
pgn fungsional, yg berdasarkan kajian ilmiah jenis fitokimia fenolik berbeda dengan manfaat
terbukti tdk membahayakan kesehatan dan dpt yang berbeda juga.
memberikan manfaat kesehatan di luar manfaat
yg umumnya diberikan oleh komponen tsb.
Persyaratan: yg memiliki zat gizi dan non gizi.
Zat gizi dapat berupa zat gizi makro yg
mempunyai efek fisiologis, atau zat gizi mikro
yang jumlah konsumsinya melebihi rekomendasi
konsumsi per hari. Komponen non gizi
contohnya adalah mikroorganisme atau bagian
kimia dari tumbuhan,
1. a. Pengembangan dari tanaman sorgum terutama ini dipotong – potong menyerupai flake. Hasil
untuk pangan yaitu digunakan sebagai tepung potongan ini dikeringkan dengan roller drying.
sorgum yang nantinya tepung sorgum ini dapat Penyajiannya dengan menuangkan air panas
dikembangkan atau disubtitusikan untuk berbagai kedalam flake tersebut sambil diaduk.
macam olahan pangan seperti cookies, cake, dll. Pengadukan ini akan menyebabkan flake berubah
b. Produk olahan berbahan baku sagu yaitu menjadi bubur yang kental seperti pasta dan
kwetiau sagu yang terbuat dari tepung sagu. dimakan sebagai saus atau makanan utama.
Tepung sagu dicampur dengan air dan diaduk
sampai tepung larut. Adonan dituangkan kedalam
loyang sampai permukaan tertutup adonan,
loyang yg digunakan yaitu loyang yg sudah
diolesi dengan minyak merata. Setelah itu
dikukus hingga adonan menjadi bening 3-4 mnt.
Setelah itu diangkat dan permukaan kwetiau
diolesi minyak agar tidak lengket saat digulung
dan dipotong.