Anda di halaman 1dari 3

Rubrik Wawancara

Mohd. Agoes Aufiya


Menjadi Youtuber Antimainstream

Sebetulnya Mohd. Agoes Aufiya tengah merampungkan kuliah S3 di Jawaharlal Nehru


University, Delhi. Namun, jalan takdir menjadikan dirinya terjun menjadi Youtuber yang
konsisten menampilkan keunikan India. Niatnya adalah untuk tidak membully negara lain,
tetapi menampilkan kelebihannya guna ditiru.

Dengan gaya yang antimainstream tersebut, channel miliknya banyak digemari. Padahal pria
asal Martapura ini tidak pernah meminta penonton mensubcribe vidionya. Apa keunikan
lainnya? Mari ikuti petikan wawancara dengan Zulfi, jurnalis Panalogi.com:

Mengapa tertarik menjadi Youtuber?

Saya mendapat masukan dari istri agar berbagi pengalaman kehidupan di India melalui video
di Youtube. Agar banyak pencinta Bollywood yang dapat melihat keadaan yang
sesungguhnya, yang masih banyak belum diketahui atau dikupas Youtuber Indonesia
terutama yang berada di India.

Namun alasan yang paling mempengaruhi saat itu adalah bagaimana agar para perempuan
Indonesia yang ingin menikah dengan pria warganegara India agar bisa menjalin hubungan
yang mereka harapkan.

Sebab ada beberapa cerita perempuan Indonesia yang sudah sampai di India untuk bertemu
dan menikah, tapi ternyata kandas dan ada yang merasa tertipu. Maka saya membuat video
khusus tips menikah dengan warganegara India agar perempuan Indonesia bisa menuju pada
jenjang pernikahan yang diharapkan.

Kapan pertama kali aktif?

Sekitar awal tahun 2017. Namun saya benar-benar berusaha konsisten saat satu video saya
terbilang banyak penontonnya pada awal Februari 2019 dengan penambahan subscriber
seribu setiap harinya dalam 4 hingga 6 hari berturut-turut. Sejak itu saya berusaha setiap
pekan merilis video tentang India.

Bagaimana membagi waktu?


Awal 2019 saya sedang kuliah Ph.D, jadi tidak ada kelas sehingga terbilang lebih fleksibel
membuat video. Saya dedikasikan hari Sabtu dan Ahad untuk jalan-jalan di sekitar kota New
Delhi sambil membuat video. Ini sebelum keluarga saya datang ke India di awal 2020 dan
sebelum pandemi Covid-19.

Saat sudah ada keluarga dan pandemi Covid-19 sedang berlangsung, saya upayakan untuk
setiap dua hari sekali rilis video. Dan biasanya saya membuat video jika pekerjaan rumah
tangga dan kuliah sudah selesai.

Saya memiliki peran sebagai kepala rumah tangga seperti mengurus keperluan rumah tangga.
Saya mendidik anak dan tak lupa sebagai mahasiswa S3 untuk menyelesaikan perkuliahan.

Apa yang membuat terus konsisten?

Ini karena kebiasaan. Dan masih banyak hal menarik tentang India yang ingin saya bagikan
kepada Mere Dost, yang artinya teman-teman. Selain itu juga pastinya saya apresiasi para
Mere Dost yang selalu menunggu video terbaru dari saya.

Apa modal yang harus dipunyai seorang Youtuber ?

Bagi saya saat ini selain peralatan seperti ponsel pintar, mic dan tripod juga perlu ide serta
konsistensi untuk terus membuat video serta tak lupa terus berkreatifitas dan berinovasi.

Pernah kah merasa kesulitan mencari konten?

Tentu. Konten atau ide menarik memang kadang sulit didapatkan. Terlebih saat pandemi
Covid-19. Biasanya saya dengan leluasa keluar rumah mencari konten, namun saat ini lebih
banyak membuat konten di rumah dan sekitarnya. Sehingga saya harus terus berusaha
mencari konten menarik walau tidak keluar rumah. Ini tantangan tersendiri bagi content
creator yang menguji inovasi serta kreatifitas kita.

Kenapa di setiap kontennya tidak menganjurkan untuk mensubscribe?

Betul, ini adalah prinsip saya yang mungkin berbeda dengan channel lain. Saya tidak ingin
memberikan beban moral atau paksaan kepada penonton untuk mensubcribe. Sebab saya
lebih senang jika itu dilakukan sesuai keinginan mereka dalam menilai channel atau video
saya.

Apa konten yang pernah meledak?


Pertama sekali waktu itu kalau tidak salah yang berjudul Melihat Pemukiman Warga India.
Ini bisa diakses di link berikut: https://youtu.be/KdHj3evmCTU. Lalu baru diikuti video
lainnya seperti Pembakaran Mayat di Sungai Gangga, Merasakan Kehidupan Keluarga India,
Makan Siang di Asrama Kampus India, Profesi Unik Pembersih Telinga, dan lainnya.

Apakah selalu memperhatikan algoritma YouTube?

Saya kurang tahu sebenarnya apa saja algoritma YouTube. Namun saya berusaha untuk bisa
mencari topik dan informasi menarik.

Saya tahu video terkait makanan India yang jorok-jorok dan sejenisnya yang cenderung
menggambarkan sisi negatif, tapi bisa menjadi viral dan menaikkan penonton serta subscriber
bahkan adsense . Sebab banyak disukai warga kita sebagaimana banyak dilakukan oleh
media-media online di Indonesia yang cenderung demi menaikkan rating.

Saya berprinsip buat apa kita cari kekurangan negara lain sedangkan negara kita masih
banyak kekurangan. Justru kita cari kelebihan India sebagai pelajaran mengatasi masalah
kita.

Saya selalu berusaha menyelamatkan Mere Dost sekalian daripada keuntungan pribadi, walau
ada godaan itu. Karena efek negatifnya lebih banyak dari manfaat terutama bagi kemajuan
Indonesia. Sadarkah kita jika terlalu sering membully India selain menambah dosa juga kita
tidak sadar kalau apa yang ditampilkan itu membentuk pola pikir bahwa India tertinggal jauh
dari Indonesia. Sehingga kita berleha-leha seakan sudah baik .

Maka kita harus stop pemikiran seperti ini. Justru secara sains dan teknologi justru kita yang
tertinggal dari India. Belum lagi secara kekuatan militer dan konomi serta status sebagai
kekuatan regional, terlepas masih ada kekurangan India sebagai negara.

Saya berharap vlog serta @india_unik dapat memberikan gambaran seimbang terhadap India
pada pola pikir masyarakat kita. Mohon maaf jika vlog saya tidak mengikuti mainstream
media online di Indonesia, agar kita lebih banyak memperbaiki diri dan terus berusaha lebih
baik. (Zulfi)

Anda mungkin juga menyukai