Anda di halaman 1dari 1

Penggagas Kampung Youtuber Bondowoso

Imam Januar, warga Dusun Posong, Desa Tapen, Kecamatan Tapen merupakan sosok penggerak
kampung YouTuber di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.

Imam mulai menjadi YouTuber pada tahun 2017 lalu sampai sekarang. Motivasi awalnya, untuk mencari
sampingan, karena cak imam bekerja sebagai karyawan di toko baju sejak tahun 2006.

Awalnya mas imam mencari inspirasi di mesin pencarian Google dengan kata kunci "cara mendapatkan
uang dari internet". Dapatlah informasi bahwa YouTube bisa menghasilkan uang.

Dia mulai membuat akun YouTube. Namun, proses mengembangkan YouTube selalu gagal karena tidak
tahu caranya.

Mas imam, Akhirnya coba cari seorang guru tanya sana-sini tidak ada yang merespon, namun selalu
dicueki. Imam putuskan belajar secara otodidak dan belajar dari kesalahan selama 6 bulan. Dia membuat
konten tentang kesehatan menggunakan HP.

Konten yang ia buat sederhana dan mudah digarap. “Saya pilih konten sederhana karena tidak punya
modal. Saya pilih konten yang abadi dan bermanfaat serta menghibur. Seperti konten cara mengobati
sakit gigi yang dibutuhkan oleh banyak orang.

Penghasilan pertama Pada bulan kesembilan, dengan nilainya sangat fantastis, yakni Rp 45 juta.

Sejak itulah, dirinya bertambah semangat untuk terus menekuni YouTube dan mengajarkan youtuber
pemula. Dia ingin memberikan pesan pada YouTuber lain yang pelit ilmu. “Biar dia membuka mata
hatinya, bahwa ilmu itu bisa di-copy, tapi rezeki tidak bisa di-paste,”.

Banyak YouTuber dari luar kota yang datang ke rumahnya. Akhirnya, pemuda sekitar baru percaya
tentang potensi YouTube. Saat itulah, dia mulai membagikan ilmunya pada para pemuda di kampungnya.

Imam mengibaratkan subscriber merupakan pelanggan, sedangkan YouTube adalah toko. Agar menarik
pelanggan atau subscriber, maka harus menjual atau mengunggah konten yang yang bernilai. Baik itu
menghibur atau bermanfaat.

Setelah warga tidak asing dengan YouTube, dia ingin menjadikan dusunnya sebagai kampung YouTuber.
Tujuannya untuk mengurangi angka pengangguran. Tujuan yang sangat mulia.

Dia merasa tidak bermanfaat jika apa yang diperoleh hanya untuk dirinya sendirinya. Akhirnya ilmunya
dibagikan pada pemuda lain.

Menurut mas imam, ada 5 faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat konten.

1. Membuat konten yang abdai


2. Membuat konten tanpa modal
3. Membuat konten yang memiliki pangsa pasar luas dari usia anak2 sampai orang dewasa, laki-laki
ataupun perempuan.
4. Membuat konten yang tidak harus memiliki keahlian khusus dan tidak memerlukan tim/ sdm
orang lain.
5. Membuat konten yang sangat fleksibel, yaitu kitab isa membuat konten tanpa menggunakan
waktu dan tempat khusus.

Anda mungkin juga menyukai