Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH BUDAYA KOREA TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA

KELAS 11 IPS DI SMA NEGERI 1 GARUT


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Guru Pembimbing : Nurunnisa Aulia S.Pd.

Disusun oleh :
1. Dinda Alsyafira Putri (08)
2. Muhamad Razan Nurfajri (12)
3. Nabilla Nur Aufa Rizqi (29)
4. Sabrina Natsia Lairi Oktora (32)
5. Shelsa Citra Utami (34)
6. Tharminy Intan Nuraeni (35)
Kelas : X-8

SMAN 1 GARUT
Jl. Merdeka No. 91, Jayaraga, Kec. Tarogong Kidul, Kab. Garut, Jawa Barat 44151
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Pengaruh Budaya Korea Terhadap Kepribadian
Siswa Kelas 11 IPS di SMA Negeri 1 Garut " dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran sosiologi. Dengan
disusunnya makalah ini, maka dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan penulis tentang bagaimana pengaruh budaya Korea.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Saya ucapkan
terima kasih kepada Ibu Nurun Nisa yang tak lelah memberi pengarahan saat penyusunan
makalah ini. Kemudian kepada siawa SMA Negeri 1 Garut kelas 11 IPS yang bersedia saya
wawancarai. tanpa kesediaan mereka, peneliti tidak akan mendapatkan data yang lengkap untuk
menyusun laporan ini.
Selain itu penulis sangat berterima kasih kepada orang tua, sahabat, dan teman-teman.
Mereka telah memberikan dukungan serta doa sehingga penulis memiliki kekuatan lebih untuk
mengumpulkan data dan melakukan analisis.

Penulis menyadari bahwa penyusunana makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan
makalah dimasa mendatang.

24 November 2022

Penulis
Commented [MOU1]: Nabilla dan Tharminy

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1


1.1 Latar belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................... 3
2.1 Konsep ............................................................................................... 3
2.2 Ciri Ciri ............................................................................................... 12
2.3 Faktor Pendorong ............................................................................... 12
2.4 Hipotesis ............................................................................................. 13
BAB III METODE PENELITIAN.................................................. 14
3.1 Metode Penelitian ............................................................................... 14
3.2 Partisipan ............................................................................................ 14
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................. 15
4.1 Data Diri Narasumber......................................................................... 15
4.2 Hasil Data Dan Pembahasan Rumusan Masalah ................................ 15
BAB V PENUTUP ............................................................................ 17
5.1 Simpulan ............................................................................................. 17
5.2 Saran ................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 19
LAMPIRAN ...................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebudayaan merupakan salah satu aspek kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan
nilai budaya yang beragam, termasuk keseniannya. Dari kebudayaan jugalah gaya hidup
tercipta. Gaya hidup saat ini tengah mengguncang kesadaran manusia menjadi komoditas.
Masyarakat kini cenderung terserap dalam keperkasaan budaya populer dengan segala
atributnya. Budaya populer merupakan suatu pola tingkah laku yang disukai sebagian besar
masyarakat. Tanda-tanda pesatnya pengaruh budaya populer ini dapat di lihat pada
masyarakat Indonesia yang konsumtif karena budaya populer menjadikan seseorang tidak
sadar mengikuti apa yang sedang terjadi saat itu. Saat ini budaya populer telah merasuki
setiap sisi masyarakat, khususnya di Indonesia. Selain itu kemajuan zaman yang seolah
menggerus budaya tradisional khas Indonesia juga menjadi faktor pendukung dari
berkembangnya dan lahirnya budaya-budaya baru, serta tidak menutup kemungkinan untuk
budaya dari luar bangsa yang meraih hati masyarakat Indonesia.

Salah satu contoh yang terjadi saat ini yaitu kegemaran masyarakat Indonesia
terhadap budaya Korea Selatan. Sejak beberapa tahun terakhir hampir disetiap media
massa televisi di Indonesia menyuguhkan berbagai hal bernuansa Korea. Berbagai produk
yang “berbau” budaya Korea, mulai dari drama hingga lagu dan fashion, serta dari gaya
hidup hingga produk industri, sudah mulai mewarnai kehidupan masyarakat di berbagai
belahan dunia, termasuk Indonesia. Ketika budaya Korea berkembang pesat luas dan
diterima oleh masyarakat, fenomena "gelombang" Korea pun terjadi. Gelombang Korea/
Demam Korea/ Korean Wave atau yang lebih dikenal dengan sebutan Hallyu merupakan
istilah buatan yang memiliki makna pengaruh budaya modern Korea di negara-negara lain
di dunia termasuk salah satunya Indonesia. Istilah-istilah tersebut bukanlah hal yang asing
lagi didengar saat ini. Karena berbagai media massa dan masyarakat di dunia tengah
memperhatikan dan membicarakan fenomena ini yang tanpa sadar ikut mengkonsumsinya.

Merebaknya Korean Wave di negara-negara di dunia telah menunjukkan adanya aliran


budaya populer dari Korea ke negara-negara tetangganya. Terlepas dari dampak panjang
yang akan terus berlanjut, Korean Wave memang suatu fenomena tersendiri dalam dunia
industri hiburan modern. Dalam situasi dunia pada saat pertukaran informasi terjadi
hampir tanpa halangan apa pun, Korea telah menjejakkan pengaruhnya di seluruh dunia.
Di Indonesia saja hampir di setiap stasiun televisi menyuguhkan berbagai program acara
hiburan bernuansa Korea seperti program acara musik, drama dan film. Peneliti telah
mengamati sebelumnya bahwa musik korea sangat digemari, program acara musik asli
Korea Music Bank disuguhkan setiap hari sabtu dan minggu selama satu setengah jam.
Budaya populer Korea telah menjadi hal yang lumrah dan dianggap “kekinian” oleh
1
berbagai tingkatan umur di Indonesia, terkhususnya bagi kalangan remaja yang masih
sangat mudah untuk menyerap segala hal yang setuju ditampilkan dan terlihat dalam
kehidupan sehari, baik berupa iklan, film, produk-produk kebutuhan sehari-hari dan lain-
lain. Kehidupan remaja yang masih dipenuhi dengan kebiasaan untuk menghibur dan
menyenangkan diri, membuat begitu mudah bagi budaya populer Korea untuk menjadi
salah satu produk konsumsi yang banyak digemari kalangan remaja Indonesia. Karena
para remaja cenderung merasa gengsi jika tidak mengikuti perkembangan zaman
meskipun bertentangan dengan nilai nilai ajaran agama dan budaya nya. Berdasarkan
pemaparan latar belakang permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk menggali
dan membahas lebih lanjut mengenai fenomena tersebut. Maka dari itu dirumuskan
penelitian yang berjudul "Pengaruh Budaya Korea Terhadap Kepribadian Siswa Kelas 11
IPS di SMA Negeri 1 Garut" Commented [MOU2]: Shelsa Citra Utami

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang lebih terarah peneliti memfokuskan pada inti
Masalah ke dalam beberapa sub masalah, yaitu :
1. Bagaimana dampak budaya korea terhadap kepribadian siswa kelas 11 IPS di SMAN 1
Garut? Commented [MOU3]: Dinda Alsyafira Putri

2. Bagaimana bentuk budaya korea yang berdampak terhadap kepribadian siswa kelas 11
IPS di SMAN 1 Ga
3. Apa penyebab terpengaruhnya siswa/siswi 11 IPS oleh budaya korea? Commented [MOU4]: Dinda Alsyafira Putri

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dampak budaya korea terhadap kepribadian siswa kelas 11 IPS di
SMAN 1 Garut.
2. Untuk mengetahui bentuk budaya korea yang berdampak terhadap kepribadian siswa
kelas 11 IPS di SMAN 1 Garut.
3. Untuk mengetahui penyebab terpengaruhnya siswa/siswi 11 IPS oleh budaya korea Commented [MOU5]: Nabilla Nur Aufa

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk menambah wawasan pembaca mengenai dampak budaya korea terhadap siswa.
2. Untuk menambah ilmu pengetahuan para pembaca. Commented [MOU6]: Tharminy Intan Nuraeni

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep
1. Definisi Budaya dan Kepribadian Commented [MOU7]: ! Nabilla, Sabrina, Razan

a. Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Seseorang bisa berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan di
antara mereka, sehingga membuktikan bahwa budaya bisa dipelajari.
Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosial-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu
perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung
pandangan atas keistimewaannya sendiri. "Citra yang memaksa" itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di
Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang, dan "kepatuhan kolektif" di
Tiongkok.
1. Wujud Kebudayaan
Wujud kebudayaan menurut Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan
sebagainya yang sifatnya abstrak yaitu tidak dapat diraba atau
disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam pemikiran masyarakat.
Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam
bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam
karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat
tersebut.

3
2) Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut
dengan sistem sosial, yang terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia
lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata
kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan
dapat diamati, serta didokumentasikan.
3) Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud
kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud
kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan
yang lain. Sebagai contoh, wujud kebudayaan ideal mengatur dan
memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Sementara itu, menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan dibagi
menjadi nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik.
a. Nilai-nilai Budaya
Setilah ini merujuk kepada penyebutan unsur-unsur kebudayaan
yang merupakan pusat dari semua unsur yang lain. Nilai-nilai
kebudayaan yaitu gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh warga
sejak usia dini sehingga sukar diubah. Gagasan inilah yang kemudian
menghasilkan berbagai benda yang diciptakan oleh manusia
berdasarkan nilai-nilai, pikiran, dan tingkah lakunya.
b. Sistem Budaya
Dalam wujud ini, kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya
dapat diketahui dan dipahami. Kebudayaan dalam wujud ini juga
berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu.
c. System Sosial
Sistem sosial merupakan pola-pola tingkah laku manusia yang
menggambarkan wujud tingkah laku manusia yang dilakukan
berdasarkan sistem. Kebudayaan dalam wujud ini bersifat konkret
sehingga dapat diabadikan.

4
d. Kebudayaan Fisik
Kebudayaan fisik ini merupakan wujud terbesar dan juga
bersifat konkret. Misalnya bangunan megah seperti candi
Borobudur, benda-benda bergerak seperti kapal tangki, komputer,
piring, gelas, kancing baju, dan lain-lain.
2. Sifat-sifat Budaya
Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama,
seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang
berbeda, tetapi setiap kebudayaan mempunyai ciri atau sifat yang sama. Sifat
tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal. Dimana
sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua
kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau
pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya di mana
pun.
Sifat hakiki dari kebudyaan tersebut antara lain: (1) budaya terwujud dan
tersalurkan dari perilaku manusia. (2) budaya telah ada terlebih dahulu dari
pada lainya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia
generasi yang bersangkutan. (3) budaya diperlakukan oleh manusia dan
diwujudkan dalam tingkah lakunya. (4) budaya mencakup aturan-aturan yang
berisikan kewajiban kewajiban, tindakan-tindakan yang dilarang, dan
tindakan-tindakan yang diizinkan.
3. System Budaya
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat
abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, konsep serta
keyakinan dengaan demikian sistem kebudayaan merupakan bagian dari
kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai adat
istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma dan disitulah salah
satu fungsi sistem budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan
dan tingkah laku manusia.
Kebudayaan memiliki unsur-unsur, dikenal adanya tujuh unsur
kebudayaan yang bersifat universal. Dikatakan universal karena dapat
dijumpai dalam setiap kebudayaan di mana pun dan kapan pun kebudayaan itu
berada. Tujuh unsur kebudayaan tersebut, yaitu: (a) 15 Sistem peralatan dan
perlengkapan hidup (teknologi), (b) Sistem mata pencarian hidup, (c) Sistem
kemasyarakatan atau organisasi sosial, (d) Bahasa, (e) Kesenian, (f) Sistem
pengetahuan (g) Sistem religi.

5
4. Unsur-unsur Kebudayaan
Unsur kebudayaan menurut Bronislaw Malinowski adalah sebagai berikut:
(1) Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya, (2) Organisasi
ekonomi, (3) Alat-alat dan lembaga pendidikan, (4) Organisasi kekuatan.
Melville J. Herkovits menyebut unsur pokok kebudayaan adalah sebagai
berikut: (a) Alat-alat teknologi, (b) Sistem ekonomi, (c) Keluarga, (d)
Kekuasaan politik.
5. Etika Berbudaya
Etika bisa disamakan artinya dengan moral (mores dalam bahasa Latin),
akhlak, kesustlaan. Kaitanya dengan budaya atau kebudayaan adalah manusia
menjadikan norma etik atau moral sebagai acuan dalam bereprilaku. Dengan
begitu manusia dapat membedakan mana prilaku yang baik dan mana prilaku
yang buruk. Ketika manusia beretika berarti manusia itu baik dan sesuai
dengan norma-norma etik.
Etika dalam berbudaya mengharuskan budaya yang diciptakan
mengandung nilai-nilai etik yang bersifat universal dan dapat diterima di
masyarakat. Menurut Hermianto "Budaya yang memiliki nilai-nilai etik
adalah budaya yang mampu menjaga, mempertahankan, bahkan mampu
meningkatkan harkat dan martabat manusia itu sendiri. Sebaliknya, budaya
yang tidak beretika adalah kebudayaan yang akan merendahkan atau bahakan
menghancurkan martabat kemanusiaan. Commented [MOU8]: M. Razan Nurfajri

b. Kepribadian
Kepribadian atau personality berasal dari kata persona. Kata tersebut merujuk
pada kedok atau topeng, yaitu sebuah penutup muka yang kerap digunakan oleh
pemain drama panggung. Dimana hal tersebut menggambarkan sebuah perilaku,
kepribadian, dan watak seseorang. Biasanya topeng tersebut digunakan oleh para
pemain drama di Zaman Romawi. Bagi bangsa Roma, “persona” memiliki arti tentang
bagaimana seseorang tampak di hadapan orang lain.
Secara umum, kepribadian seseorang merujuk pada bagaimana mereka tampil dan
memberikan kesan bagi orang lain. Jadi dapat kita simpulkan bahwa definisi
kepribadian secara umum itu bersifat lemah. Sebab, mereka hanya menilai perilaku
seseorang bisa diamati saja dan tidak menganggap bahwa mungkin ciri-ciri tersebut
akan berubah seiring berjalannya waktu.
Selain itu, definisi tersebut juga tergolong lemah karena sifatnya yang evaluatif
atau menilai. Bagaimanapun, pada dasarnya kepribadian seseorang tidak bisa dinilai
dengan “baik” atau “buruk”. Sebab hal itu bersifat netral.

6
Menurut Agus Sujanto dkk (2004), mengungkapkan bahwa kepribadian seseorang
merupakan suatu totalitas psikofisik yang cukup kompleks dari tiap individu. Sehingga
akan tampak dalam tingkah laku mereka yang unik.
Kemudian, kepribadian menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam
Sjarkawim, mengatakan bahwa kepribadian merupakan tingkah laku dan sifat khas
seseorang yang bisa membedakannya dengan individu lain. Selain itu, mereka juga
menuliskan bahwa personality adalah sebuah integrasi dari karakteristik yang
terstruktur, minat, pola tingkah laku, kemampuan dan juga potensi yang dimiliki oleh
seseorang. Itu artinya, kepribadian adalah semua hal dari diri seseorang yang diketahui
oleh orang lain.
Sementara itu, Allport menganggap personality sebagai susunan dari sistem
psikofisik yang bersifat dinamis dalam diri seseorang. Hal itulah yang menentukan
penyesuaian seseorang terhadap lingkungannya. Sistem psikofisik yang dimaksud
meliputi sikap, kebiasaan, keyakinan, nilai, keadaan emosional, perasaan, dan juga
motif yang sifatnya psikologis. Namun memiliki dasar fisik dalam saraf, kelenjar, dan
juga keadaan fisik seseorang.
A) Kepribadian Menurut Psikolog
Menurut teori dari George Kelly, Ia memandang kepribadian seseorang sebagai
cara yang unik dari setiap individu dalam mengartikan pengalaman yang ada di
hidupnya. Sedangkan menurut Gordon Allport menuliskan bahwa kepribadian
sebagai sesuatu yang ada di dalam diri setiap individu yang nantinya akan
membimbing dan juga memberi arahan pada semua tingkah laku seseorang.
lebih detailnya, menurut Allport kepribadian merupakan suatu organisasi yang
bersifat dinamis dari sistem psikofisik individu yang bisa menentukan pikiran serta
tingkah laku seseorang secara khas.
Ia juga menggunakan istilah sistem psikofisik dengan tujuan untuk menunjukkan
raga dan juga jiwa manusia merupakan suatu sistem yang terpadu dan tidak bisa
dipisahkan. Kemudian di dalam kedua hal tersebut selalu terjadi interaksi dalam
mengarahkan tingkah laku diri mereka sendiri.
Sementara istilah khas yang digunakan Allport itu berarti bahwa semua orang
yang ada di dunia ini mempunyai kepribadian mereka sendiri. Tidak akan ada
orang yang mempunyai kepribadian yang sama. Oleh karena itu, tidak akan ada
orang yang berperilaku sama.
Sedangkan Sigmund Freud menganggap kepribadian sebagai sebuah struktur yang
terdiri dari tiga macam sistem, yaitu sistem Id, Ego, dan Superego. Ia juga
mengungkapkan tentang definisi tingkah laku yaitu sebuah hasil dari konflik dan
juga rekonsiliasi dari ketiga sistem kepribadian tersebut.
B) Kepribadian Menurut Para Ahli

7
Setiap individu manusia mempunyai tipe kepribadian yang berbeda. Ada yang
memiliki karakter lemah lembut, periang, dan ramah. Ada pula yang mempunyai
kepribadian lain seperti pemalu, keras kepala, dan lainnya.
Ada banyak sekali tipe kepribadian seperti yang diungkapkan oleh para ahli.
Mulai dari Hippocrates dan Galenus, C.G Jung, Gerart Heymans, dan juga Eduard
Spranger. Para ahli tersebut memberikan sebuah pandangan dan pendapat
mengenai tipe kepribadian dari sudut pandang yang berbeda.
1) Kepribadian Menurut Hippocrates dan Galenus
Menurut kedua ahli di atas, tipe kepribadian manusia dibagi menjadi empat
macam, antara lain:
a. Sanguinis
Tipe kepribadian yang satu ini ditandai dengan adanya sifat yang hangat,
bersemangat, lincah, meluap-lupa, dan individu yang menyenangkan.
Seseorang yang memiliki kepribadian ini lebih mudah terpengaruh dan
mudah dimasuki oleh pikiran serta perasaan yang meledak-ledak. Ti[e
kepribadian sanguinis adalah orang yang sangat ramah terhadap orang lain.
Sehingga mereka akan dianggap sebagai orang yang cukup ekstrovert.
b. Koleris
Tipe kepribadian selanjutnya adalah koleris. Orang yang memiliki
kepribadian ini biasanya akan tampil lebih hangat, aktif, pasif, serba cepat,
berkeinginan keras, dan cukup independen. Mereka akan cenderung lebih
tegas dan memiliki pendirian yang keras. Selain itu, mereka juga mudah
dalam membuat sebuah keputusan bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Mereka tidak memerlukan gerakan dari luar. Malahan, orang yang memiliki
kepribadian koleris akan mempengaruhi lingkungannya dengan pendapat
dan gagasannya, tujuan, rencana, dan juga ambisinya yang tidak pernah
habis.
c. Melankonis
Orang yang memiliki kepribadian melankolis akan cenderung lebih suka
berkorban, tipe perfeksionis, analisis, dan memiliki sifat emosi yang cukup
sensitif. Seorang melankolis akan sangat menikmati keindahan karya seni
dan tak ada seorang pun yang bisa menandingi mereka. Akan tetapi, jika
mereka sedang murung, maka akan menjadi seseorang yang sangat
antagonis.
d. Phlegmatis
Tipe kepribadian berikutnya adalah phlegmatis, yaitu seseorang yang
hidupnya terlihat cukup tenang, gampangan, dan tidak pernah merasa

8
terganggu dengan orang lain. Oleh karena itu, mereka hampir tidak pernah
marah. Mereka adalah orang-orang yang memiliki sifat mudah bergaul dan
paling menyenangkan. Bagi mereka yang memiliki kepribadian ini, hidup
adalah sebuah kegembiraan dan mereka akan cenderung menjauh dari hal-
hal yang tidak menyenangkan. Mereka tampak begitu tenang dan cukup
pendiam. Jadi, mereka jarang terhasut dengan apapun yang ada di
sekitarnya.
2) Kepribadian Menurut C.G Jung
Menurutnya, tipe kepribadian seseorang terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Ekstrovert
Tipe kepribadian yang satu ini biasanya dimiliki oleh orang yang
perhatiannya diarahkan ke luar dirinya sendiri. Ciri atau sifat yang dimiliki
oleh seseorang yang ekstrovert adalah mereka lancar dalam bergaul,
berbicara di depan orang banyak, ramah, suka berteman, dan mudah
menyesuaikan diri di dalam lingkungan baru.
b. Introvert
Seseorang yang mempunyai kepribadian introvert adalah orang yang
berkebalikan dengan kepribadian ekstrovert. Dimana perhatian seorang
introvert lebih fokus ke dalam dirinya sendiri. Sifat yang dimiliki oleh orang
introvert lebih cenderung diliputi dengan kecemasan, kekhawatiran, malu,
canggung, dan lebih suka melakukan apapun sendiri. Mereka lebih sulit
menyesuaikan diri dan jiwanya cukup tertutup.
3) Kepribadian Menurut Gerart Heymans
Berbeda dengan para ahli lain, Gerart Heymans membagi tipe kepribadian
menjadi 7, diantaranya:
a. Gapasioneerden
Ciri-ciri seseorang yang mempunyai kepribadian ini adalah mereka akan
terlihat memiliki sifat-sifat berikut ini. Mulai dari selalu bersikap keras,
egois, ambisius, dan juga emosional. Namun disisi lain, orang yang
memiliki kepribadian gapasioneerden biasanya akan mempunyai rasa
kekeluargaan yang cukup baik. Akan tetapi mereka cenderung lemah dalam
hal tolong menolong.
b. Choleric
Orang yang memiliki kepribadian ini biasanya akan memiliki sifat yang
agresif, pemberani, giat dalam bekerja, optimis, dan suka dengan hal-hal
yang nyata. Selain itu, orang choleric memiliki sifat yang cenderung boros
dan sering bertindak ceroboh.

9
c. Sentimental
Ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian sentimentil yaitu mereka akan
cenderung bersikap emosional, pintar dalam berbicara, senang dengan
kehidupan alam, dan tidak terlalu suka dengan keramaian.
d. Nerveuzen
Orang yang memiliki kepribadian ini akan cenderung mudah naik darah
atau marah, suka memprotes sesuatu, dan tidak mau berpikir terlalu lama.
Namun mereka bukanlah tipe pendendam.
e. Flegmaticiti
Ciri-ciri orang yang mempunyai kepribadian ini biasanya akan memiliki
sifat yang lebih sabar dan tenang, tekun dalam bekerja, mempunyai
pemikiran yang luas, cekatan, dan rajin.
f. Sanguinis
Seseorang yang mempunyai kepribadian ini akan memiliki sifat seperti
anak-anak. Mereka akan cenderung bersikap plin plan dalam mengambil
sebuah keputusan, ragu-ragu dalam melakukan sebuah tindakan, dan lebih
suka menyendiri.
g. Amorfem
Terakhir adalah tipe kepribadian amorfem. Orang yang memiliki
kepribadian ini biasanya bersifat picik, intelektualnya kurang, tidak
memiliki jati diri, tidak praktis, dan mudah terombang ambing. Commented [MOU9]: Nabilla Nur Aufa Rizqi

2. Definisi Korean Pop (K-Pop)


K-Pop adalah kepanjangan dari Korean populer (musik populer Korea) yang
merupakan jenis musik populer yanga berasal dari Korea Selatan. Janis musik ini adalah
jenis musik pop, banyak artis dan kelompok musik populer yang berasal dari Korea
Selatan dalam negeri dan populer di mancanegara. Kegandrungan alat musik K-Pop
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pada demam K-Pop (Korean wave) di
berbagai negara, termasuk Indonesia. K-Pop ada sejak tahun 1960-an, pengaruh dari
musik J-Pop (Japan pop). Menurut pengamatan dari pengamat musik indonesia, yaitu
Bens beo, musik korea bangkit karena adanya pengaruh dari kebangkitan J-Pop. Jika
dalam beberapa waktu lalu musik Jepang bangkit dengan grup musiknya masing-masing,
Korea bangkit dengan kekuatan grup vokal, baik boy hand maupun girl band. Beas Leo
juga menjelaskan bahwa K-Pop sudah dipersiapkan dalam sejak waktu lima tahun yang
lalu, karena Korea Selatan ingin mendapatkan pengakuan atau kebudayaan mereka,
musik Korea mempunyai dua unsur utama yaitu fashion dan musik itu sendiri Biasanya
musik korea mengusung musik dance, hip-hop, serta unsur koreografi dan kostum yang

10
menarik. Disini keunggulan dalam ketampanan dan kecantikan juga di tonjolkan, selain
kualitas pencipta musik oleh mereka sendiri.
Menurut seorang ahli sejarah (Profesor Kim Hong Seok, 2012) yang menjelaskan
bahwa musik K-Pop ini sudah ada sejak era Joseon berkuasa di Korea Selatan,
mengklaim menemukan beberapa fakta dari data-data dan artefak sejarah yang
mempunyai hubungan dengan K-Pop.
Koreografi yang sekarang banyak diperagakan oleh group K-Pop sudah diprediksi
dalam catatan sejarah "Samgukji Wuiji Dongijeon". Disana ditemukan beberapa
kalimat yang menunjukan perkembangan musik era Joseon dimasa depan diantaranya: (1)
"Namyeo Gunchuigamu" yang artinya laki-laki dan perempuan berkumpul untuk
menikmati musik dan tari. (2) "Sujocksangeung" yang artinya menggerakkan lengan dan
kaki beriringan. (3) "Dapjijeoang" yang artinya gerakan berlari di tempat dengan kedua
kaki.
Menurut Profesor Kim Hong Seok, "Variasi genre musik yang ada berasal dari
Jangagwon di Joseon, dan ada genre tertentu dari musik sekarang yang bisa membawa
kepada akar sumbernya”. Musik K-Kop atau Musik Pop Korea, sudah dikenal sejak tahun
1930-an. Berbagai sumber literatur menyebutkan. Kop pertama kali muncul pada tahun
1930 akibat masuknya musik pop Jepang yang juga turut mempengaruhi unsur-unsur
awal musik pop di Korea.
3. Budaya Korean Pop (K-Pop)
Korea merupakan sebuah penamaan dari kebudayaan Korea yang berkembang
pada beberapa dekade terakhir ini. Hallyu mulai digemari oleh penduduk Asia mulai
sekitaran tahun 1990-an terutama di China, Jepang dan beberapa kawasan Asia Tenggara.
Globalisasi merupakan sebuah fenomena dimana terjadi keterkaitan dan ketergantungan
antarnegara dan manusia di seluruh dunia melalui berbagai bentuk, seperti perdagangan,
investasi, perjalanan, budaya populer, dan juga dalam bentuk-bentuk interaksi lain yang
menyebabkan hilangnya atau menyempitnya batas-batas antarnegara (Musa, 2015). Salah
satu fenomena globalisasi di Indonesia dalam bentuk interaksi budaya adalah masuknya
berbagai kebudayaan Korea Selatan di Indonesia.
Berawal dari industri hiburan yakni K-Pop dan K-Drama yang mengawali era
kebudayaan Korea di kancah Internasional. Suksesi Korea dalam industri hiburan turut
mengikutsertakan nilai, pola hidup, kehidupan sosial, sistem dan tradisi serta kepercayaan
yang dianut oleh orang-orang Korea mulai dinikmati oleh masyarakat global. Proses
inilah yang disebut sebagai koreanization. Bahkan hal ini juga turut membawa dampak
positif bagi industri fashion, teknologi, maupun otomotif di Korea Selatan. Tingginya
permintaan atas barang-barang elektronik buatan Korea di beberapa negara di dunia
menjadi pembuktian atas skenario besar yang dirancang untuk menguasai peradaban
manusia (Korean Minister of Culture and Economic, 2013).

11
Budaya Korea memiliki pengaruh kuat terhadap berbagai aspek kehidupan sehari-
hari, mulai dari selera musik, tampilan atau fashion, makanan, dan lain sebagainya.
Musik dari budaya Korea yang paling banyak dikenal adalah musik bergenre pop, yang
biasa disebut dengan Korean pop atau K-Pop. K-Pop sendiri identik dengan
adanya girlband dan boyband yang merupakan sekumpulan perempuan maupun laki-laki
yang berada dibawah suatu manajemen atau agensi.
Kesenangan seseorang terhadap idola atau sebagai fans kerap kali menimbulkan
berbagai dampak negatif maupun positif. Fans seringkali dihubungkan dengan asumsi
bahwa mereka berkaitan erat dengan fanatisme. Menurut Mutaali dan Prastiti (2019),
fanatisme dapat diartikan sebagai suatu keyakinan terhadap objek fanatik yang sering
dikaitkan dengan sesuatu atau rasa senang yang berlebihan pada suatu objek, dimana
sikap fanatik ini biasa ditunjukkan melalui antusiasme terhadap objek yang ekstrem,
emosi, minat yang berlebihan dalam waktu lama, serta seringkali menganggap hal yang
mereka yakini merupakan hal yang paling benar. Commented [MOU10]: Sabrina

2.2 Ciri-ciri
Sebagai penggemar K-Pop biasanya ciri ciri yang sering kali kita temukan adalah
mereka akan melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan hal K-Pop. Seperti
mempunyai barang yang berhubungan K-Pop (album, lightstick, dll), menyukai
Gerakan/dance artist Kpop, sering mendengar playlist lagu K-Pop, barang elektronik
seperti laptop atau handphone bertaburan dengan K-Pop, galeri dipenuhi dengan foto artis
artis K-pop, bahkan seluruh bagian kamar hingga sudut kamar dihiasi dengan hal-hal
KPop. Commented [MOU11]: Nabila, Sabrina

2.3 Faktor Pendorong


Pada era globalisasi saat ini, kemajuan teknologi komunikasi, informasi dan
transportasi yang semakin maju membuat kehidupan masyarakat semakin dimudahkan.
Hal tersebut memungkinkan terjadinya perpindahan manusia, barang, jasa, ilmu
pengetahuan, ide dan kebudayaan melewati batas kedaulatan sebuah negara. Kebudayaan
populer Korea selatan yang dikemas secara modern dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi mampu menarik perhatian masyarakat Korea Selatan
dan masyarakat internasional. Penyebaran kebudayaan Korea Selatan ini di kenal dengan
istilah Korean Wave. Produk-produk Korean Wave adalah serial drama, musik K-Pop,
film, game dan fashion.
Jepang merupakan salah satu negara yang terkena dampak demam Korean Wave
meskipun hubungan kedua negara selalu mengalami dinamika. Perkembangan Korean
wave di Jepang tidak terlepas dari dukungan berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut
antara lain faktor sosial politik dan ekonomi. Faktor sosial Politik yaitu upaya pemerintah
Korea Selatan dalam meredefinisi identitas nasional, kebijakan-kebijakan pemerintah

12
Korea Selatan di bidang kebudayaan, peran media teknologi informasi dan komunikasi
serta pergerakan multikulturalisme di Jepang. Faktor ekonomi antara lain krisis Asia
tahun 1997, Kerjasama industri budaya dan tren transnasionalisasi
broadcasting di Asia Timur. Commented [MOU12]: Razan dan sabrina

2.4 Hipotesis
Hipotesis penelitian: Pengaruh Budaya Korea Terhadap Kepribadian Siswa Kelas 11 IPS
Di SMA Negeri 1 Garut
a. Variabel 1: Budaya Korea
b. Variabel 2: Kepribadian Siswa Kelas 11 IPS Commented [MOU13]: Tharminy Intan Nuraeni

13
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode yang digunakan metode survei. Menurut Nazir (2005), penelitian survei
ialah sebagai penyelidikan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan
mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau
politik dari suatu kelompok atau suatu individu. Dengan menggunakan pendekatan
kualitatif menggunakan wawancara. Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat
mempresentasikan karakteristik penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih
lengkap, lebih mendalam dan bermakna, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.
Tempat pelaksanaan di SMAN 1 Garut, pada tanggal 15 November 2022.

Ada beberapa hal yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian ditempat
tersebut yaitu, alasan yang paling mendasar adalah peneliti melihat banyak siswa kelas 11
IPS yang tertarik bahkan menggemari budaya Korea dimulai dari cara berpakaian,
menyukai musik, drama, film, dan semua hal yang mengenai budaya korea. Itulah yang
membuat peneliti tertarik meneliti sejauh mana budaya korea mempengaruhi kehidupan
sosial dikalangan siswa SMAN 1 Garut.

3.2 Partisipan
Penelitian ini melibatkan Siswa SMAN 1 Garut Kelas XI, yang berlokasi di Jl.
Merdeka No.91. Dipertimbangkannya partisipan tersebut berdasarkan pertimbangan
karena siswa kelas XI IPS cenderung menyukai budaya korea.
Commented [MOU14]: Tharminy Intan Nuraeni

14
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Data Diri Narasumber


a. Narasumber 1
- Usia : 17 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Kelas : XI IPS 3
b. Narasumber 2
- Usia : 17 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Kelas : XI IPS 3
c. Narasumber 3
-Usia : 17 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Kelas : XI IPS 3
4.2 Hasil Data dan Pembahasan Rumusan Masalah
4.2.1 Rumusan Masalah Mengenai Bagaimana Dampak Budaya Korea terhadap
Kepribadian Siswa kelas 11 IPS di SMAN 1 Garut?

1) Pertanyaan : Bagaimana dampak yang anda rasakan setelah menyukai budaya


korea
a. Jawaban Narasumber 1 : Dalam berbicara cenderung menggunakan logat
Korea
b. Jawaban Narasumber 2 : Dalam berpakaian cenderung mengikuti fashion
orang Korea
c. Jawaban Narasumber 3 : Tidak banyak berdampak pada diri saya

4.2.2 Rumusan Masalah Mengenai Bagaimana Bentuk Budaya Korea yang Berdampak
terhadap Kepribadian Siswa kelas 11 IPS di SMAN 1 Garut?

1) Pertanyaan : Apakah anda menyukai hal-hal terkait budaya korea?


a. Jawaban Narasumber 1 : Sedikit suka

15
b. Jawaban Narasumber 2 : Cukup menyukai
c. Jawaban Narasumber 3 : Sedikit menyukai

2) Pertanyaan : Apakah budaya korea memengaruhi kebiasaaan anda?


a. Jawaban Narasumber 1 : Tidak sama sekali
b. Jawaban Narasumber 2 : Ya
c. Jawaban Narasumber 3 : Tidak

4.2.3 Rumusan Masalah Mengenai Apa penyebab terpengaruhnya siswa/siswi 11 IPS


oleh budaya korea?

1) Pertanyaan : Apakah anda mengetahui hal-hal terkait budaya korea?


a. Jawaban Narasumber 1 : Lumayan
b. Jawaban Narasumber 2 : Iya mengetahui
c. Jawaban Narasumber 3 : Tahu tapi tidak banyak

2) Pertanyaan : Apakah anda menykau drama Korea ?


a. Jawaban Narasumber 1 : Aada beberapa yang aku suka
b. Jawaban Narasumber 2 : Suka banget
c. Jawaban Narasumber 3 : Menyukai

3) Pertanyaan : Apa alasan anda menyukai drama Korea dibandingkan drama


lainna?
a. Jawaban Narasumber 1 : Alurnya menegangkan, banyak plot twistnya, seru
untuk ditonton
b. Jawaban Narasumber 2 : Alurnya berkualitas
c. Jawaban Narasumber 3 : Alurnya unik untuk ditonton

4) Pertanyaan : Apakah anda menyukai musik korea dibandingkan musik


Indonesia?
a. Jawaban Narasumber 1 : Lebih menyukai music Indonesia dibandingkan
musik Korea
b. Jawaban Narasumber 2 : Lebih suka musik Korea
c. Jawaban Narasumber 3 : Tidak menyukai musik Korea Commented [MOU15]: Dinda Alsyafira

16
BAB V

PENUTUPAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang "PENGARUH BUDAYA KOREA


TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA KELAS 11 IPS DI SMA NEGERI 1 GARUT"
dapat disimpulkan sebagai berikut, pada masa pandemi Covid-19 para pelajar di seluruh
Indonesia di tentukan untuk belajar di rumah (daring). Pada masa-masa itu lah para
pelajar merasa kebingungan untuk mengisi waktu luangmya di rumah, di samping itu
belajar daring dianggap membosankan bagi mereka. Dalam hal ini termasuk salah satu
celah masuknua budaya Korea yaitu K-Pop dan Drakor ini semakin merajarela di
Indonesia, sehingga tidak aneh jika banyak pelajar yang menyukai budaya Korea ini. Commented [MOU16]: Tharminy Intan Nuraeni

Korean wave ataupun budaya Korea berpengaruh terhadap kebiasaan para


narasumber. Hal yang banyak memengaruhi kebiasaan dari narasumber adalah dari
pengaruh drama korea. Seperti halnya dalam segi fashion, gaya berbicara, dan kebiasaan
lainnya yang mengikuti kebiasaan budaya Korea. Commented [MOU17]: Shelsa dan Dinda

Globalisasi sangat berpengaruh terhadap hilangnya budaya lokal. Sama halnya


dengan datangnya budaya Korea terhadap Indonesia. Datangnya budaya Korea tidak
instan, pasti ada hal yang dapat mempengaruhinya. Hal-hal tersebut biasanya dari
kemajuan teknologi, saat ini teknologi itu tidak ada batasnya sehingga siapapun bisa
memakai teknologi. Yang dimana anak kecil saja zaman sekarang sudah bisa
menggunakan handphone. Dari kemajuan teknologi itulah yang membuat budaya Korea
menjadi tersebar di Indoneisa.

Dari lingkungan pertemanan saja pasti akan terpengaruh, jika saja ada seseorang
yang menyukai budaya Korea seperti kebiasaan, gaya bahasa, musik ataupunn drama di
dalam lingkungan pertemanan tersebut, maka yang lainnya bisa saja terpengaruh
sehingga dapat mengubah kebudayaan yang ada dalam dirinya. Commented [MOU18]: Tharminy Intan Nuraeni

Meskipun begitu narasumber berpendapat bahwa narasumber tidak terlalu keras


untuk mengikuti budaya korea, dikarenakan narasumber berpikir bahwa narasumber tidak
terpengaruh oleh seluruh hal yang berbau korea, dikarenakan mereka juga masih
mengikuti kebiasaan budaya Indonesia dan tidak terlalu fokus atau terpengaruh budaya
luar dikarenakan lebih memfokuskan diri untuk mengikuti identitas aslinya sebagai warga
Indonesia, dan sebagai pelajar yang memfokuskan dirinya untuk masa depannya. Commented [MOU19]: Shelsa dan Dinda

17
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian mengenai "PENGARUH BUDAYA KOREA
TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA KELAS 11 IPS DI SMA NEGERI 1
GARUT", maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Bagi penggemar budaya Korea
Penggemar budaya Korea mestinya menjadikan budaya Korea itu sebagai
pembelajaran. Jadikan status penggemar hanya kegemaran saja, tidak
dijadikan sebagai prioritas utama yang dapat menghilangkan kebudayaan
indonesia dalam diri, dan diharapkan aktif dalam bersosialisasi di lingkungan
selain penyuka budaya Korea.

2. Bagi masyarakat
Masyarakat khususnya orang tua, saudara, dan teman dilingkungan pergaulan
budaya Korea. Harus peduli dengan apa yang jadi kegemaran mereka untuk
mengetahui sejauh mana menyukai budaya korea dan diharapkan adanya
teguran jika apa yang mereka lakukan sudah melewati batas wajar. Dan
diharapkan juga agar menjaga kelestarian budaya asli Indonesia, walaupun
saat ini budaya Korea sudah menjamur dalam kehidupan sehari hari.

3. Bagi penulis selanjutnya


Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan lebih dalam
penelitian yang diambil, sehingga hasil yang didapatkan akan lebih maksimal
dan mendalam. Commented [MOU20]: Tharminy Intan Nuraeni

18
DAFTAR PUSAKA

Trend budaya k-pop di kalangan remaja Indonesia. Diakses pada tanggal 27 November 2022
Pada link :
https://egsa.geo.ugm.ac.id/2021/12/21/trend-budaya-k-pop-di-kalangan-remaja-
indonesia-bts-meal-hingga-fanatisme

Indra, Clara. Pengaruh K-pop Teradap kalangan remaja di kota besar. Diakses pada tanggal
26 Oktober 2022 pada link :
https://lontar.ui.ac.id/detail?id=20446948&lokasi=lokal]

Dewikharisma, Amanda. Makalah budaya korea di indoneia. Diakses pada tanggal 26


Oktober 2022 Pada link :
https://www.academia.edu/29949911/Makalah_budaya_korea_di_Indonesia

Azizah, Lely. Tipe kepribadian Manusia. Diakses pada tanggal 26 oktober 2022 pada link :
https://www.gramedia.com/best-seller/tipe-kepribadian-manusia/amp/

Soraya, Vani. Pengaruh Budaya K-pop Terhadap Sikap Remaja Surabaya. Di akses pada
tanggal 2 November 2022 pada link :
http://eprints.upnjatim.ac.id/5023/1/file1.pdf

Khairunnisa, Dina. Budaya K-pop dan Kehidupan Sosial Remaja. Di akses pada tanggal 2
November 2022 pada link :
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46486/1/DINA%20KHAIRU
NNISA-FITK.pdf

19
LAMPIRAN
Gambar Pendukung

20
21

Anda mungkin juga menyukai