Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM HIV/AIDS

Di UPT PUSKESMAS MEUREUBO

UPT PUSKESMAS MEUREUBO


KECAMATAN MEUREUBO
PROGRAM HIV/AIDS
UPT PUSKESMAS MEUREUBO

A. PENDAHULUAN
Dalam rangka mengamankan jalannya pembangunan nasional, demi terciptanya kwalitas
manusia yang di harapkan, perlu peningkatan upaya penanggulangan HIV/AIDS, yang melibatkan
semua sektor pembangunan nasional melalui program yang terarah, terpadu dan menyeluruh. AIDS
(Acuquired Immune Defeciency Sindrom) Merupakan Kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh
Virus HIV( Human Immuno Defeciency Virus) yang akan mudah menular dan mematikan.
Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan berakibat yang bersangkutan
kehilangan daya tahan tubuh, sehingga mudah terinfeksi dan meninggal karena berbagai penyakit
infeksi, kanker dan lain-lain. Sampai saat ini belum ada diitemukan vaksin pencegahan atau obat untuk
penyembuhanya. Jangka Waktu antara terkena infeksi dan munculnya gejala penyakit pada orang
dewasa memakan waktu 5-10 tahun. Selama kurun waktu tersebut walaupun masih tampak sehat, secara
sadar maupun tidak, pengidap HIV dapan menularkan virusnya pada orang lain.
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang di tularkan melalui hubungan seksual.
Infeksi menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan bergonta ganti
pasangan, baik melalui vagina , oral maupun anal.
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih
diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan anak, terutama pada kelompok yang
paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa perinatal.
Hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia

B. LATAR BELAKANG
Strategi penanggulangan HIV-AIDS di tunjukan untuk mencegah dan mengurangi resiko
penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta mengurangi dampak sosial dan ekonomi
akibat HIV dan AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat, agar inndividu dan masyarakat menjadi
produktif dan bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini memerlukan peran aktif multipihak baik
pemerintah maupun masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi dan terdampak, sehingga keseluruhan
upaya penangulangan HIV dan AIDS dapat di lakukan dengan sebaik- baiknya, yang menyangkut area
pencegahan, pengobatan, mitigasi dampak dan pembangunan lingkungan yang kondusif.
Dalam mengupayakan berbagai strategi program untuk meningkatkan akses dan kualitas
layanan bagi ibu hamil, ibu menyusui dan bayi dalam memberikan pelayanan kesehatan di masyarakat,
Puskesmas dituntut bisa memberikan pelayanan sebaik-baiknya sebagai fasilitas pelayanan kesehatan.
Salah satu kegiatan memutus mata rantai penularan adalah meningkatkan peran fasilitas
pelayanan kesehatan dalam penatalaksanaan yang diperlukan untuk eliminasi penularan. Upaya
Eliminasi Penularan HIV, sifilis dan Hepatitis B dilakukan secara bersama-sama karena infeksi HIV,
Sifilis dan Hepatitis B memiliki pola penularan yang relatife sama yaitu melalui hubungan seksual,
pertukaran/kontaminasi darah secara vertical dari ibu kepada anak.
Penularan penyakit-penyakit tersebut ke bayi dapat dicegah dengan imunisasi, skrining dan
pengobatan penyakit infeksi pada ibu hamil. Infeksi HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada anak lebih dari
90% tertular dari ibunya. Prevalensi infeksi HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada ibu hamil berturut-turut
0,3%.
Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan di perlukan peran aktif dari kelompok
populasi kunci yaitu:
1. Orang-orang beresiko tertular atau rawan tertular karena prilaku seksual beresiko yang tidak
terlindung bertukaran alat suntik tidak steril; 
2. Orang-orang yang rentan adalah orang yang karena pekerjaan, lingkungannya rentan terhadap
penularan HIV, seperti buruh migran, pengungsi dan kalangan muda beresiko;
3. ODHA adalah Orang yang sudah terinfeksi HIV .

Seperti di ketahui situasi epidemi HIV dan Aids di indonesia telah memasuki epidemi
terkonsentrasi. Berdasarkan hasi surveilans Terpadu HIV dan Prilaku (STHP, populasi kunci 2007)
menunjukan prevalensi HIV pada populasi terkunci; Wanita Pekerja Seks (WPS) langsung 10,4%, WPS
tidak Langsung 4,6%, Waria 24,45; pelanggan WPS 0.8 %; lelaki seks dengan lelaki (LSL) 5,2 %:
penguna nafza suntik 52,4%.

C. TUJUAN
Tujuan Umum program HIV/AIDS dan IMS di Puskesmas Meureubo adalah pencegahan dan
penangulangan HIV-AIDS di masyarakat, mencegah penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak dan
meningkatkan kualitas hidup ibu dan anak yang terinfeksi HIV dan sifilis dalam rangka menurunkan
kejadian kasus baru HIV pada bayi dan kejadian sifilis kongenital. khususnya di wilayah kerja
Kecamatan Meureubo.

Tujuan Khusus program Hiv-Aids dan IMS di Puskesmas Meureubo adalah :


1 Menemukan Dini Kasus penderita HIV/AIDS, Sifilis dan Hepatitis
2 Mencegah terjadinya kasus baru HIV pada bayi dan terjadinya sifilis kongenital melalui pencegahan
penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak
3 Meningkatkan kualitas hidup ibu hamil dan anak dengan HIV dan sifilis.
4 Meningkatkan pengetahuan kelompok resiko tinggi dan kelompok rentan tertular HIV tentang HIV-
AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)
D. TATA HUBUNGAN PROGRAM

No Lintas Program Lintas sektor Peran dalam Kegiatan UKM KIA/KB


1 Promkes Bekerjasama dalam program pemberantasan dan
penanggulangan HIV/AIDS penyiapan materi
penyuluhan

2 Bidan Bekerjasama dalam mendeteksi Ibu Hamil


3 Laboratorium Bekerjasama dalam melakukan pemeriksaan
4 Tb Bekerjasama dalam mendeteksi pasien Positif TB
5 Dinas Bekerjasama dalam kegiatan penjaringan anak
Pendidikan sekolah, penyuluhan kesehatan reproduksi,
Konselor Sebaya
6 Kader Bekerjasama dalam program pemberantasan dan
Kesehatan penanggulangan HIV/AIDS

7 Pemerintahan Bekerjasama dalam semua program pemberantasan


Desa dan penanggulangan HIV/AIDS

E. SASARAN
Sasaran yang terdapat dikecamatan Meureubo ditahun 2021 meliputi :
1. Ibu hamil sebanyak 741 orang
2. Pasien TB sebanyak 302 orang
3. Penghuni lembaga pemasyarakatan sebanyak 489 orang
4. IMS dan kelompok beresiko lainnya

F. KEGIATAN
1. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada penyelengaraan UKP :
 Test Hiv atas Inisiasi petugas Kesehatan (PITC) pasien yang berkunjung kelayanan klinis
puskesmas Meureubo.
 Melakukan konseling dan test HIV sukarela (VCT) maupun konseling IMS baik rujukan dari
dalam gedung maupun luar gedung Puskesmas Meureubo.
 Merujuk pasien ke unit laboratorium untuk test HIV dan IMS
2. Kegiatan Program HIV/AIDS dan IMS pada Penyelenggaraan UKM :
 Deteksi Dini Penyakit Hiv/Aids, Tb, Malaria dan penyakit menular lainnya pada Ibu Hamil dan
kelompok yang beresiko
G. PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan dalam gedung meliputi :
a) Syarat syarat
1. Membawa dokumen administrasi yang di perlukan
2. Penguna BPJS Harus membawa BPJS
3. Penguna layanan Umum harus membawa KTP,Kartu keluarga
4. Setiap Pelanggan akan di panggil sesuai nomor antrian untuk mendaftar di loket
5. Setiap Pelanggan akan menunggu di ruang tunggu untuk di panggil sesuai urutan pendaftaran.
b) Biaya
Masyarakat yang akan melakukan Test Hiv, Sifilis dan tidak di kenakan Biaya (GRATIS)
c) Waktu –Lama Pelayanan
Waktu atau lama Pelayanan Memakan Waktu 10-30 menit.
d) Proseder Pelayanan
1. Pergi Sendiri atau diantar oleh pihak keluarga
2. Membawa rujukan bila di rujuk oleh fasilitas kesehatan lainya
3. Membawa persyaratan dokumen administrasi
4. Melalui alur pendaftaran
e) Hasil pelayanan yang akan di terima pelanggan :
1. Pelayanan Medis
2. Resep Obat
3. Surat Pengantar pemeriksaan laboratorium
4. Mengetahui hasil laboratorium
5. Surat rujukan
6. Konseling Pratesr dan posttest
f) Kompetensi Petugas
1. Dokter Umum : 4
2. Perawat : 2
3. Konselor : 1
4. Lab : 1
g) Sarana Dan Prasarana
1. Ruang Tunggu
2. Ruang Konseling
3. Alat diagnosis
4. Media informasi
5. Pelayanan Informasi
h) Pelanggan mendapat informasi mengenai :
1. Penyakit yang di derita
2. Tindakan medis yang akan di lakukan
3. Kemungkinan efek samping obat dan tindakan serta cara mengatasinya.

Pelaksanaan kegiatan luar gedung meliputi :


Kegiatan Program HIV/AIDS dan IMS pada penyelengaraan UKM. Melakukan skrinning pada ibu
hamil ,lapas, TB dan kelompok beresiko diposyandu, kelas ibu, dirumah dan dilapas.

H. SASARAN KEGIATAN
a) Konseling dan test terutama pada :
1. Semua yang termasuk dalam kelompok resiko tinggi dan rentan tertular HIV-Aids dan penyakit
Infeksi Menular Seksual (IMS), yaitu wanita penjaja seks (WPS), Lelaki Beresiko Tinggi
(LBT), penguna nafza suntik, waria, LSL, penghuni lembaga pemasyarakatan dan pasangan
beresiko tinggi.
2. Pelanggan yang berkunjung ke puskesmas Meureubo yang menunjukan adanya gejala IMS.
3. Semua Ibu hami baik yang berkunjung ke puskesmas maupun rujukan dari faskes lain.
4. Pasien TB Paru.
b) Merujuk pasien dengan HIV positiv ke layanan CST untuk mendapatkan terapi ARV sebesar 100%

I. SUMBER DANA
Kegiatan ini didanai dari BOK
I. CAPAIAN KEGIATA
J. N
J. REALISASI KEGIATAN
Kegiatan deteksi dini HIV/AIDS, Tb, Hepatitis dan penyakit menular lainnya pada ibu hamil
dan kelompok beresiko tahun 2021 direncanakan dilakukan sebanyak 26 x dalam setahun , meliputi 23
desa biasa dan 3 desa terpencil. sampai dengan bulan Juni 2021, telah dilakukan sekitar 12 x kegiatan,
meliputi 11 desa biasa dan 1 desa terpencil.
K. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN UKM
skrinning HIV/AIDS dan Sifilis di lakukan minimal 1 kali dalam 1 tahun di 26 Desa
Tabel rincian kegiatan tahun 2021

Bulan
No KEGIATAN Ja feb ma Apr mei jun jul agu sep okt nov de JLH
n r s s
1 Deteksi dini
kasus
Hiv/Aids,Tb,Ma
0 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 0 26
laria
danpenyakit
menular
lainnya pada
ibu hamil dan
kelompok
beresiko

Tabel rincian kegiatan bulan


FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI
N URAIAN
Minggu ke : Minggu ke : Minggu ke : Minggu ke : Minggu ke : Minggu ke :
O KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Deteksi dini
kasus hiv/aids,
tbc, hepatitis
pada ibu hamil
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
dan kelompok
beresiko (23
desa biasa & 3
desa terpencil)

DESEMBE
AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER KETERANGAN
R
URAIAN Minggu ke Minggu ke
NO Minggu ke : Minggu ke : Minggu ke :
KEGIATAN : :
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Deteksi dini
kasus hiv/aids,
tbc, hepatitis
pada ibu hamil
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
dan kelompok
beresiko (23
desa biasa & 3
desa terpencil)
Kegiatan tersebut harus dilakukan guna mengejar sasaran tahunan dan mengingat HIV/AIDS
masuk dalam salah satu dari Standar Pelayanan Minimal. Dan mengejar target nasional tentang
penyakit menular.

PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan kegiatan dilakukan oleh pelaksana dalam buku/catatan
2. Pelaporan dilakukan oleh pelaksana program kepada PJ P2 dengan membuat laporan bulanan
3. Evaluasi kegiatan meliputi :
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan

b. Penyampaian pesan dengan bahasa yang mudah di mengerti sasaran

c. Tercapainya indikator SPM Pemberantasan dan penanggulangan HIV/AIDS, yaitu: Kasus


HIV/AIDS ditemukan

L. CAPAIAN KEGIATAN
Capaian kegiatan program HIV/AIDS dari bulan januari sampai dengan agustus 2021 sebagai
berikut :
1. Bulan Januari 80 orang dengan persentase 6,27
2. Bulan Februari 46 orang dengan persentase 9,87
3. Bulan Maret 76 orang dengan persentase 15,83
4. Bulan April 47 orang dengan persentase 19,51
5. Bulan Mei 41 orang dengan persentase 22,73
6. Bulan Juni 78 orang dengan persentase 28,53
7. Bulan Juli 55 orang dengan persentase 32,84
8. Bulan Agustus 186 orang dengan persentase 47,41
9. Bulan Januari 62 orang dengan persentase

Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas
meureubo

Erna Winta, Amd.Keb


NIP 19781205 200701 2 02

Anda mungkin juga menyukai