SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 dalam Ilmu Syariah
Oleh:
SELLY SELVIANA
NPM. 1721030411
Program Studi: Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H / 2021 M
ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG BAGI HASIL PENGELOLAAN
LAHAN PARKIR OBJEK WISATA
(Studi di Pantai Sebalang Lampung Selatan)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana S-1 dalam Ilmu Syariah
Oleh:
SELLY SELVIANA
NPM. 1721030411
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H / 2021 M
ii
ABSTRAK
MOTTO
َض ِ ّم ْن ُك ْم َوال َ ً يَأَيُّ َها اُلّذِينَ َءا َمنُواْالَتَأ ْ ُكلُ َواْ أَ ْم َولَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِا ُ ْلبَ ِط ِل ا آَِّل أَ ْن تَ ُك ْونَ تِ َجا َرة
ٍ ع ْن ت ََرا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.
(QS. An-Nisa: 29)
iv
PERSEMBAHAN
RIWAYAT HIDUP
1999, merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Sakroni dan
Ibu Rosmini.
Riwayat Pendidikan:
2. SMP Negeri 21 Bandar Lampung, lulus dan berijazah pada tahun 2014
3. SMA Negeri 12 Bandar Lampung, lulus dan berijazah pada tahun 2017
4. Masuk UIN Raden Intan Lampung sejak 2017 hingga sekarang pada Fakultas
Syariah.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr.Wb
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi
judul “Analisis Hukum Islam Tentang Bagi Hasil Pengelolaan Lahan Parkir
salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya, semoga
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi
pada program Strata Satu (S1) Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah),
Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung guna memperoleh gelar Sarjana
Atas bantuan dan dukungan dari banyak pihak yang terlibat dalam proses
kepada:
1. Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri
(Muamalah).
vii
4. Dr. Liky Faisal, S.Sos., M.H. selaku Pembimbing I dan Frenki, M.Si selaku
5. Para dosen Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
6. Lee Min Ho, Park Jimin dan Kim Jong-in terimakasih selalu menjadi
7. Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min Yoon Gi, Jung Ho Seok, Park Jimin, Kim
penulis untuk menulis skripsi ini dan juga lagu lagu kalian yang membuat
8. Aktor dan aktris Korea yang telah bekerja keras dalam drama sehingga dapat
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu penulis meminta maaf atas segala kekurangan
yang ada. Semoga skirpsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan
viii
semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah
diberikan.
Selly Selviana
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
maka perlu adanya uraian penegasan arti dan makna dari beberapa istilah
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh
1
Arti kata Analisis “Kamus Besar Bahasa Indonesia KKBI”, tersedia di
https://kbbi.web.id/analisis (01 November 2020)
2
yang dipahami dan digali dari sumber-sumber (al-Quran dan hadis) dan dalil-
atau lebih, dimana pihak pertama sebagai pemilik modal dan pihak kedua
hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tertentu. Lahan
berwisata. Pantai adalah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat
hukum Islam tentang bagi hasil pengelolaan lahan parkir objek wisata adalah
2
Abd Rahman Dahlan, Ushul Fiqh (Jakarta: Amzah, 2014), 15.
3
Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 224.
4
Warpani S, Rekayasa Lalu Lintas (Jakarta: Bhatara Karya Aksara, 1990).
5
Arti kata Pantai “Kamus Besar Bahasa Indonesia KKBI”, tersedia di
https://kbbi.web.id/pantai (01 November 2020)
3
sebagai mahluk sosial tidak bisa dipisahkan dari kegiatan ekonomi atau dalam
cara-cara yang telah ditetukan yang juga memiliki peranan penting untuk
yang memiliki potensi pada sektor pariwisata dan sumber daya laut untuk
merupakan penghubung lalu lintas dari pulau Sumatera dan pulau Jawa.
wilayahnya dikelilingi pantai yang menjadikan hal tersebut sebagai salah satu
Pantai sebalang adalah objek wisata tepi laut yang berada di Desa
wisata ini terletak pada pepohonan yang ada ditengah laut dan dilengkapi
6
Ibid., 15.
4
fasilitas-fasilitas yang disediakan seperti bean bag, kursi dan meja di area
kepadatan untuk akses keluar masuk kendaraan maka tempat objek wisata
sebalang yang merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah yaitu praktik
pihak pertama sebagai pemilik modal dan pihak kedua sebagai pengelola,
Bagi hasil lahan parkir sangat diminati oleh warga setempat karena
dengan pemilik lahan dilakukan secara lisan dan dalam perjanjian tersebut
jika terdapat keuntungan maka akan dibagi dua sesuai dengan ketentuan yang
tertarik untuk meneliti permasalahan bagi hasil ini dengan penelitian yang
berjudul analisis hukum Islam tentang bagi hasil pengelolaan lahan parkir
Fokus penelitian dalam penulisan ini ialah terletak dalam bagi hasil
sistem bagi hasil pengelolaan lahan parkir objek wisata pantai sebalang dan
analisis hukum Islam tentang bagi hasil pengelolaan lahan parkir objek wisata
pantai sebalang.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
b. Manfaat Teoritis
analisis hukum Islam tentang bagi hasil pengelolaan lahan parkir objek
penulis dan pembaca menjadi lebih baik, sehingga proses pengkajian akan
mencari bahan acuan. Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang
memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan diteliti oleh penulis, yaitu :
“Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik Kerja Sama Bagi Hasil Antara
Pemilik Modal Dengan Pengelola”. Teori yang digunakan ialah akad dan
7
kesepakatan kedua belah pihak, yang menyebabkan kerugian bagi salah satu
pihak dan termasuk perbuatan dzalim, sehingga tidak sesuai dengan ketentuan
hukum Islam bahwa bermuamlah harus adil dan atas keridhan kedua belah
pihak.9
Kedua, Jurnal dari Nur Reyztafirigi Andayani pada tahun 2020 yang
terdapat konsep kerjasama yang sudah jelas dan dibenarkan oleh syara.10
Ketiga, Jurnal dari Israh Maudya Makmur pada tahun 2020 yang
Nelayan”. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa mengenai sistem bagi hasil
9
Melinda, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik Kerja Sama Bagi Hasil Antara
Pemilik Modal Dengan Pengelola”. Skripsi, Bandar Lampung: Jurusan Muamalah Fakultas
Syariah UIN Raden Intan Lampung, 2019.
10
Nur Reyztafirigi Andayani, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bagi Hasil Dalam
Perjanjian Kerjasama Peternakan Sapi”. Jurnal. Vol. 2 No. 3, 2020.
8
ikan, dengan sistem pembagian 30% bagi papalele dan 70% dibagi untuk
pinggawa dan sawi. Namun apabila pinggawa dan sawi tidak mendapatkan
keuntungan dari penjualan tangkapan telur ikan, maka pinggawa dan sawi
Dari ketiga studi pustaka di atas, fokus masalah yang penulis teliti
merupakan tindak lanjut dari karya tulis yang berhubungan dengan bagi hasil
lahan parkir. Dalam skripsi yang berjudul analisis hukum Islam tentang bagi
hasil pengelolaan lahan parkir objek wisata ini bertitik fokus pada perjanjian
dan praktik bagi hasil (mudharabah) pengelolaan lahan parkir menurut hukum
Islam.
H. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
b. Sifat Penelitian
yang saat ini berlaku atau gambaran mengenai realita, sifat-sifat dengan
pengamatan atau penelitian suatu objek. Sumber data adalah subjek dari
a. Data Primer
responden atau objek yang diteliti.15 Sumber data primer adalah pihak-
lahan parkir objek wisata pantai sebalang yaitu pihak pemilik dan
pengelola.
13
Ahmadi Ahmad Anwar, Prinsip-prinsip Metodologi Research (Yogyakarta: Sumbangsi,
1975), 2.
14
Kaelan, Metode Kualitatis Bidang Filsafat (Yogyakarta: Paradigma, 2005), 58.
15
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), 70.
10
b. Data Sekunder
3. Informan
a. Informan Kunci
penelitian ini yang menjadi informan kunci ialah bapak said selaku
b. Informan Utama
pengelola atau juru parkir yaitu bapak Tedi, Alex, dan Agus.
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2009), 137.
11
yaitu:
a. Interview / wawancara
yang berkaitan dengan praktik bagi hasil pengelolaan lahan parkir objek
wisata tersebut.
b. Dokumentasi
lainnya.18
c. Observasi
17
Susiadi, Metode Penelitian (Bandar Lampung: Fakultas Syariah UIN Raden Intan
Lampung, 2014), 178.
18
Ibid., 115.
12
data penelitian.
yang masuk atau terkumpul itu tidak logis dan meragukan. Tujuan
jenisnya, jadi data yang ada merupakan hasil dari observasi dan
19
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya), 54.
13
6. Analisa Data
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan
kualitatif melalui cara berfikir induktif. Metode induktif itu sendiri adalah
yang konkrit, kemudian dari fakta tersebut dapat ditarik kesimpulan yang
sifatnya umum.
I. Sistematika Pembahasan
Bab I tentang pendahuluan. Bab ini terdiri dari beberapa sub bab
seperti penegasan judul, latar belakang masalah, fokus dan sub fokus
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2009), 244.
14
mudharabah, perjanjian dan parkir. Dalam bab ini terdiri dari ketentuan
Bab III berisi tentang deskripsi objek penelitian. Dalam bab ini terdiri
dari dua sub bab yaitu gambaran umum pantai sebalang dan praktik
kerjasama bagi hasil pengelolaan lahan parkir objek wisata pantai sebalang.
Sub bab gambaran umum tentang pantai sebalang terdiri dari sejarah
berkembangnya pantai sebalang, letak geografis dan visi misi pantai sebalang.
Sementara sub bab praktik kerjasama bagi hasil pengelolaan lahan parkir
objek wisata pantai sebalang terdiri dari bagaimana praktik kerjasama bagi
hasil antara pemilik dan pengelola lahan parkir dan akad yang telah dibuat
Bab IV berisi tentang analisa data yang terdiri dari dua sub bab yaitu
pelaksanaan kerjasama bagi hasil antara pemilik dan pengelola lahan parkir
objek wisata pantai sebalang dan analisis hukum Islam tentang bagi hasil
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Mudharabah
1. Pengertian Mudharabah
ِ ُ ض ِل ا
لل ِ َو َءاخ َُرونَ َيض ِْربُونَ فِى ا ُ ْْلَ ْر
ْ َض َي ْبتَ ُخونَ ِمن ف
Allah”
21
Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 223.
22
Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer (Depok: Rajawali Pers, 2018), 150.
17
ungkapan terhadap harta yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain
yang digunakan sebagai modal usaha dan keuntungannya dibagi dua, dan
modal.23
hasil dimana pemilik dana atau modal yang sering juga disebut shahibul
adalah suatu akad kerja sama yang mencakup penyerahan modal dalam
jumlah, jenis, dan kesepakatan tertentu yang diberikan oleh pemilik modal
kepada pengelola modal atau usaha untuk digunakan sebagai sebuat usaha
23
Helmi Karim, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1993), 11.
24
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012),
60.
18
a. Al-quran
1) QS. Al-Mujammil : 20
ِ ُ ض ِل ا
لل ِ ض ِربُونَ فِى ا ُ ْْلَ ْر
ْ َض َي ْبتَغُونَ ِمن ف ْ َواَخ َُرونَ َي
2) QS. Al-Jumu’ah : 10
25
Darsono & Ali Sakti, Perbankan Syariah di Indonesia (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2017), 213.
26
QS. Al-Mujammil: 20
27
QS. Al-Jumu’ah : 10
28
QS. Al-Baqarah : 198
19
b. As-Sunah
yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dari Shuhaib bahwa Nabi SAW.
bersabda:
ِ ت ْلَ ِل ْل َبي
ْح ِ ش ِحي ِْر ِل ْل َب ْي
َّ ط ْالب ُِر ِبا ل
ُ ضةُ َوخ َْل َ َ اَ ْل َب ْي ُح اِلَى اَ َج ٍل َواْل ُمق: ُثَالَ ث فِ ْي ِه َّن اْل َب َر َكة
َ ار
Ibn Abbas bahwa Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan harta
melewati lautan, menuruni jurang, dan membeli hati yang lembab. Jika
membolehkannya.
29
Imam Mustofa, Fiqh Muamalah Kontemporer (Depok: PT Raja Grafindo Persada,
2018), 152.
20
disyariatkannya mudharabah.30
c. Ijma’
modal kepada pihak lain, dan tidak ada riwayat yang mengatakan
30
Ibid., 153.
31
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Jakarta: Amzah, 2015), 370.
21
d. Qiyas
yang miskin dan juga terdapat yang kaya. Disatu sisi, banyak orang
kaya yang tidak dapat mengusahakan hartanya. Di sisi lain, tidak sedikit
orang miskin yang mau bekerja, tetapi tidak memiliki modal. Dengan
kebutuhan hidup serta taraf perekonomian. Dalam hal ini pihak yang
tidak memiliki modal akan sangat terbantu dengan adanya kerja sama
dan pihak pemilik modal juga tidak merasa dirugikan dengan adanya
3. Jenis Mudharabah
pihak yaitu pemilik modal dan pengeloa modal, ulama fiqih membagi akad
32
Sohari Sahrani dan Ruf’ah Abdullah, Fiqih Muamalah (Bogor: Ghalola Indonesia,
2011), 191.
22
pemilik modal.
batasan dan syarat tertentu). Berikut ini penjelasan mengenai kedua jenis
a. Mudharabah Mutlaqah
adalah suatu bentuk kegiatan kerja sama antara pemilik modal (shahibul
33
Muhammad Syafe’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001), 90.
34
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Jakarta: Amzah, 2015), 372.
23
dalam mengelola modal oleh shahibul mal untuk menentukan usaha apa
yang tak terbatas sama sekali. Modal yang diberikan oleh pihak pemilik
minuman keras dan lain sebagainya meskipun memiliki izin resmi dari
b. Mudharabah Muqayyadah
35
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: PT. Bestari
Buana Murni, 2007), 57.
36
Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 227.
24
usaha, waktu dana tempat usaha. Oleh karena itu, pengelola modal
usaha.
dikaitkan dengan masa yang akan datang, seperti “usahakan modal ini
melarangnya.
37
Adiwarman A Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2008), 213.
25
memiliki arti asas atau tiang, yaitu sesuatu yang menentukan sah (apabila
yaitu:39
b. Orang yang bekerja, yaitu mengelola barang yang diterima dari pemilik
modal.
f. Keuntungan.
38
M. Abdul Mujiep, dkk, Kamus Istilah Fiqh, Cet. Ke-3 (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002),
30.
39
Sohari Sahrani dan Ruf’ah Abdullah, Fiqih Muamalah (Bogor: Ghalola Indonesia,
2011), 199.
26
yang keluar dari orang yang memiliki keahlian. Dalam ijab qabul tersebut
tidak disyaratkan adanya lafaz tertentu, tetapi juga bisa dengan bentuk apa
saja yang berkaitan dengan arti mudharabah karena yang dimaksud dalam
akad ini ialah makna serta tujuannya, bukan dari susunan kata atau lafaz
nya.40
mudharabah maka penulis akan megambil jalan tengah yang lebih jelas
b. Adanya dua pihak yaitu pihak pertama sebagai pemilik modal (shahibul
mal) dan pihak kedua sebagai pengelola modal atau usaha (mudharib).
c. Adanya modal
d. Adanya usaha
e. Adanya keuntungan
40
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Alih Bahasa oleh Kamaluddin A Marzuki, Terjemah Fiqih
Sunnah, Jilid XIII (Bandung: Al Ma’arif, 1997), 38.
41
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu, Jilid 6 (Jakarta: Gema Insani, 2011),
92.
27
diketahui oleh pihak kedua. Ijab yang diucapkan oleh pihak pertama
diucapkan dekat kalimat seperti “ya, saya terimaa” atau “ya, saya
setuju”.
pihak kedua. Berdasarkan hal ini, ijab tidak selalu diucapkan oleh
menyetujui.
42
Veithzal Rivai, Islamic Financial Management (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008),
127.
28
1) harus cakap bertindak atau cakap hukum, berakal dan baligh. Namun
c. Adanya modal
1) Modal harus berupa uang atau mata uang yang berlaku di pasaran.
43
Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer (Depok: Rajawali Pers, 2018), 155.
44
Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 229.
45
Veithzal Rivai, Islamic Financial Management (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008),
127.
29
d. Adanya keuntungan
antara pemilik modal dan pengelola modal harus jelas, karena dalam
mudharabah yang menjadi ma’qud alaih atau objek akad adalah laba
46
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Jakarta: Amzah, 2015), 373
47
Ibid,. 364
30
bahwa apabila salah satu pihak atau para pihak yang terlibat dalam
modal.48
tersebut tidak terpenuhi, maka akad mudharabah hukum nya menjadi tidak
sah.
48
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), 139.
31
5. Kedudukan Mudharabah
(objek wakalah).
menanggungnya.
Ditinjau dari segi akad, mudharabah terdiri atas dua pihak, yaitu
pengelolaan modal tersebut maka laba itu dibagi dua sesuai dengan
ditetapkan oleh kedua belah pihak, maka telah terjadi kecacatan dalam
6. Prinsip Mudharabah
kepada aturan syriat Islam dan fiqih muamalah. Yang berarti sesuai atau
sebagi berikut:
tidak memiliki modal. Oleh karena itu, diperlukannya kerja sama antara
sangat terbantu dengan adanya kerja sama dan pihak pemilik modal
yang lemah. Dalam melakukan kerja sama ini dituntut dengan adanya
terpaksa.52
51
Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘ala Madzahib al Arba’ah, Jilid III (Beirut: Daar al-
Fikr, 1990), 48.
52
Helmi Karim, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1993), 14.
34
d. Prinsip keadilan.
terjadi karena akibat dari bisnis, sedangkan pihak pengelola modal akan
7. Hukum Mudharabah
dibawah ini:
“berburulah dengan jaring saya dan hasil buruan akan dibagi di antara
sebab akadnya fasid. Tentu saja, kerugian yang ada pun ditanggung
53
Ibid.,
35
sendiri oleh pemilik modal. Namun, jika modal rusak atau hilang, yang
yang sepadan.54
perjanjian dengan pihak pemilik modal dan jika harta rusak maka
54
Alaudin Al-Kasani, Badai Ash-Shanai Fi Tartib Asy-Syarai, Juz 6 Cet. I (Bairut: Dar
Al-Fikr, 1996), 163-164.
36
jawab atas modal yang ada di tangannya, yakni sebagai titipan. Hal
mendapatkan upah.
55
Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 230.
37
mudharabah batal.56
2) Tasharruf pengusaha
sebagai berikut:
56
Ibid., 231
38
1. Penetuan tempat
kerugiannya.
2. Penentuan orang
57
Ibid., 232
39
3. Penempatan waktu
waktu tertentu.58
1. Hak laba
58
Ibid., 233
40
2. Hak nafkah
59
Muhammad Asy-Syarbini, Mugni Al-Muhtaj, Juz II, 317.
41
mendapatkan apa-apa.
8. Hikmah Mudharabah
dan terdapat sebagian yang lain tidak mempunyai harta tetapi mempunyai
memaanfaatkan harta, oleh karena ini terciptalah suatu kerja sama. Allah
SWT tidak mensyariatkan hanya satu akad saja kecuali untuk mewujudkan
dapat melaksanakan kerja sama, karena hal ini termasuk juga saling
tolong-menolong.
60
Briefcase Book, Konsep dan Implementasi Bank Syari’ah (Jakarta: Renaisan, 2005),
39.
42
bertujuan tidak lain untuk kemaslahatan bagi umat manusia baik di duniia
maupun diakhirat.
sifat kefakiran dan untuk menjalin kasih sayang antar sesama masyarakat.
tasaruf yang umum. Sebagai contoh apabila salah satu pihak yang
yang umum, sedangkan pihak lain menyatakan usaha, tempat dan mitra
61
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqih Islami Wa Adillatuh, Juz 4 (Damaskus: Dar Ar-Fikr,
1989), 868.
44
hanya 30% maka ucapan yang diterima adalah ucapan pihak pemilik
modal karena ia sebagai orang yang ingkar atas kelebihan dari 30% dan
62
Ibid., 868
45
ketentuan:
mudharabah.
Akan tetapi, dalam akad mudharabah tidak bisa fasakh dengan cara
belah pihak atau salah satu pihak. Dalam kondisi seperti itu maka pihak
ucapan pemilik modal karena harta yang diberikan itu adalah harta
modal tersebut.
berikut:65
tetap mengusahakannya.
65
Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 237.
47
hal mudharabah.
dengan dalil bahwa harta orang murtad dibagikan di antara para ahli
warisnya.
66
Ibid., 238.
48
batal. Hal ini karena modal harus dipegang oleh pengusaha. Jika modal
a. Syarat yang ditentukan sudah tidak terpenuhi. Apabila salah satu syarat
atas izin pihak pemilik modal dan ia telah melakukan tugasnya dan
yang hanya berhak menerima upah dan tidak memiliki tanggung jawab
pengelola.
kerugian.
67
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 143.
49
adalah berdagang alat-alat rumah tangga maka pihak pemberi modal dapat
yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu mudharabah juga dapat batal
keuntungan oleh salah satu pihak, jika salah satu pihak lainnya tidak saling
merelakan.68
pihak pemilik modal bisa meminta modal kembali kepada ahli warisnya
68
Helmi Karim, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1993), 16-17.
50
yang diberikan itu bukanlah harta milik pihak pengelola modal melainkan
tetap menjadi harta milik pihak pemberi modal. Apabila hal tersebut
B. Parkir
1. Pengertian Parkir
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, parkir adalah keadaan kendaraan
pengemudinya.70
69
Ibid., 19
70
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
71
PP No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan.
51
disediakan. 72
parkir.
sebagai berikut:
tepi jalan atau tempat lainnya yang di sediakan guna menampung suatu
kendaraa tersebut.73
72
Arti kata Parkir “Kamus Besar Bahasa Indonesia KKBI”, tersedia di
https://kbbi.web.id/parkir (20 Mei 2020)
73
Sukanto, Nafsiologi (Jakarta: Integritas Press, 1985)
52
2. Jenis parkir
74
Warpani S, Rekayasa Lalu Lintas (Jakarta: Bhatara Karya Aksara, 1990)
75
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976)
76
Abu Bakar Iskandar, dkk, Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir
(Jakarta: 1998), 57.
53
pilihan yang terbaik. Terdapat dua jenis parkir di luar jalan yaitu:
1) Peralatan parkir
1) Parkir umum
2) Parkir khusus
3) Parkir darurat
4) Taman parkir
5) Gedung parkir
77
Ibid., 59.
55
penumpang.
barang.
4) Parkir untuk kendaraan roda tiga, empat atau lebih dan bermesin
pihak swasta.
56
pihak swasta.78
78
Ibid., 61.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman A Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan , Jakarta: Raja
Sumbangsi, 1975.
Al-Jaziri, Abdurrahman, Al-Fiqh ‘ala Madzahib al Arba’ah, Jilid III, Beirut: Daar
al-Fikr, 1990.
Mu’ashirah, 2002.
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2012.
Ash Shiddieqy, Hasbi, Pengantar Fiqih Muamalah, Jakarta: Bulan Bintang, 1974.
1990.
2005.
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara,
2015.
Darsono dan Ali Sakti, Perbankan Syariah di Indonesia, Jakarta: PT. Raja
Haroen, Nasroen, Fiqh Muamalah, Cet. Ke-2, Jakarta: Gaya Media Pratama,
2007.
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Raja Grafindo, 2002.
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, Cet. 3, Jakarta: Kencana, 2012.
Mujiep, M. Abdul, dkk, Kamus Istilah Fiqh, Cet. Ke-3, Jakarta: Pustaka Firdaus,
2002.
2008.
Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah, Alih Bahasa oleh Kamaluddin A Marzuki, Terjemah
2011.
2009.
Susiadi, Metode Penelitian, Bandar Lampung: Fakultas Syariah UIN Raden Intan
Lampung, 2014.
Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqh, Jilid 1, Jakarta: Kencana Pranada Media Group,
2009.
Israh Maudya Makmur yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem
Melinda, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik Kerja Sama Bagi Hasil Antara
Pemilik Modal Dengan Pengelola (Studi Pada Toko Wanti Pasar Panjang
Wawancara:
2021.
Said, Pemilik Lahan Parkir Objek Wisata Pantai Sebalang, Wawancara, Tanggal
26 Mei 2021.
2021.