Laporan Pratikum Biokimia Spektrofotometri
Laporan Pratikum Biokimia Spektrofotometri
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
USWATUL FAJRI
2107101010066
A-05
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021/2022
A. PENDAHULUAN
1. Tujuan
2. Cara Kerja
Tabung 1 2 3 4 5 6
KONSENTRASI 0 1mg/ml 5mg/ml 10mg/ml 15mg/ml 25mg/ml
Volume larutan 0 5
paracetamol
standar
TOTAL 5ml 5ml 5ml 5ml 5ml 5ml
VOLUME
Absorbance
pada λ
3. Hasil Pengamatan
Percobaan ke : 6 ( Enam )
Tanggal Percobaan : 1 Maret 2022
Nama Percobaan : Spektrofotometri
Tabung 1 2 3 4 5 6
KONSENTRASI 0 0,1 mg/ml 0,2 mg/ml 0,6 mg/ml 0,8 mg/ml 1 mg/ml
2. Absorbansi
a) Tabung 1
Absorbansi = 0,814
Perhitungan :
y = 0,4973 x – 0,0116 0,814
= 0,4973x
x = 1,66
b) Tabung 2
Absorbansi = 0,679
Perhitungan :
c) Tabung 3
Absorbansi = 0,565
Perhitungan :
d) Tabung 4
Absorbansi : 0,414
e) Tabung 5
Absorbansi : 0,326
= 0,4973x
x = 0,679
f) Tabung 6
Absorbansi : 0,305
= 0,4973x
x = 0,637
Kadar rata-rata
x 1+ x 2+ x 3+ x 4+ x 5+ x 6
= 6
Asisten
( )
4. Gambar
B. LANDASAN TEORI
Spektrofotometer UV-Vis merupakan salah satu metode instrumen yang paling sering
diterapkan dalam analisis kimia untuk mendeteksi senyawa (padat/cair) berdasarkan
absorbansi foton. Agar sampel dapat menyerap foton pada daerah UV-VIS (panjang
gelombang foton 200 nm – 700 nm), sampel harus diperlakukan atau derivatisasi, antara lain
dengan penambahan reagen dalam pembentukan garam kompleks dan lain sebagainya.
Spektrofotometer UV-VIS merupakan alat utama maka harus di kalibrasi. Kalibrasi
instrumen Spektrofotometer meliputi: akurasi panjang gelombang, akurasi fotometri,
resolution, kebocoran sinar/straylight, base line stability, base line flatnest, dan akurasi
detektor. Latar belakang dilakukan kalibrasi spektrofotometer adalah melaksanakan
ketentuan ISO 17025 (2005) butir 5.5 yang menyatakan bahwa alat uji yang digunakan untuk
menentukan hasil pengukuran harus/wajib dikalibrasi
(Irawan, 2019).
2. Monokromator
Digunakan untuk menghamburkan cahaya kedalam panjang gelombang unsur-
unsurya, yang diseleksi lebih lanjut dengan celah monokromator berotasi sehingga
rentang panjang gelombang dilewatkan melalui sampel.
3. Kuvet
Kuvet atau bejana tempat larutan dibuat sedemikin rupa sehingga dapat meneruskan
sinar yang digunakan dan dinding sel yang akan ditentukan harus tegak lurus terhadap
cahaya yang masuk, kuvet digunakan untuk sinar tampak yang biasanya terbuat dari
kaca atau plastik dan sedangkan ultraviolet digunakan kuarsa.
4. Detektor
Detektor adalah suatu alat yang dapat mengubah energi sinar menjadi listrik dengan
menyerap energi foton sinar yang jatuh dirubah menjadi besaran yang dapat di ukur.
(Rezkianda, 2019)
Panjang gelombang yang digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif suatu zat
biasanya merupakan panjang gelombang dimana zat yang bersangkutan memberikan serapan
yang maksimum (λ maks), sebab keakuratan pengukurannya akan lebih besar. Hal tersebut
dapat terjadi karena pada panjang gelombang maksimum (λ maks) bentuk serapan pada
umumnya landai sehingga perubahan yang tidak terlalu besar pada kurva serapan tidak akan
menyebabkan kesalahan pembacaan yang terlalu besar pula (dapat diabaikan). Serapan yang
optimum untuk pengukuran dengan spektrofotometri UV-Vis ini berkisar antara 0,2 - 0,8.
Namun menurut literatur lain, serapan sebesar 2 - 3 relatif masih memberikan hasil
perhitungan yang cukup baik (untuk campuran), walaupun disarankan agar serapan berada di
bawah 2 untuk hasil yang lebih baik, dengan cara mengencerkan larutan zat yang akan diukur
(Purwanto, 2018)
C. PEMBAHASAN
Tablet paracetamol digirus kemudian ditaruh pada 6 tabung reaksi dan dicampurkan
larutan NaOH 0,1 M dan dihomogenkan. Larutan tersebut dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang 224 nm dilakukab pembacaan sampai 3 kali pengulangan untuk untuk setiap
tabung reaksi dan diperoleh hasilnya. Lalu, dibuat kurva kalibrasi antara absorbansi dengan
konsentrasi larutan standar paracetamol. Dari kurva kalibrasi tersebut diperoleh persamaan
regresi linear, yaitu y =0,4973x – 0,0116. Dengan koefisien korelasi yang dihasilkan sebesar
0,9891 dan mendekati 1 menunjukkan adanya hubungan positif yang sangat kuat antara
absorbansi dengan larutan standar paracetamol. Adanya penyimpangan pada kurva bisa
diakibatkan karena kekuatan ion yang tinggi, perubahan suhu, serta reaksi ikutan yang terjadi.
Persamaan regresi yang telah diperoleh pada kurva kalibrasi larutan standar digunakan untuk
menghitung kadar paracetamol dalam sampel. Diperoleh kadar pada tabung 1 sampai tabung
6 masing-masing adalah 1,66; 1,388; 1,159; 0,856; 0,679; 0,637. Kemudian dari hasil
tersebut didapatkan rata-rata kadar paracetamol dalam sampel adalah 1,063.
C. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk
menentukan kadar paracetamol dalam tablet dapat dilakukan dengan metode UV-Vis
menggunakan kurva kalibrasi dan persamaan garis regresi linier. Persamaan regresi yang
diperoleh adalah y =0,4973x – 0,0116 dengan koefisien korelasi yang dihasilkan sebesar
0,9891. Didapatkan pula hasil kadar paracetamol dalam sampel adalah 1,063.
D. REFERENSI
Irawan, A (2019). Kalibrasi Spektrofotometer sebagai Penjaminan Mutu Hasil Pengukuran dalam
Kegiatan Penelitian dan Pengujian. Indonesian Jurnal of Laboratory. 1(2),9.
Yanlinastuti, Y., & Fatimah, S. (2016). Pengaruh Konsentrasi Pelarut untuk Menentukan Kadar
Zirkonium dalam Paduan U-Zr dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-Vis.
Pengelolaan Instalasi Nuklir, 9(17), 156444.
Purwanto, S. T. (2018). Perbandingan aktivitas antioksidan pada buah apel Manalagi dan produk
olahan sari apel Manalagi dengan metode ABTS (Doctoral dissertation, University of
Muhammadiyah Malang).