Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

NAMA : ANGELIE NOPFITRAH SUNGKAR


NIM : 2107101010197
KELOMPOK : A-08
TANGGAL
PRAKTIKUM : SELASA, 8 MARET 2022

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Judul Praktikum : Uji Spektrofotometri UV-VIS

1.2. Tujuan Percobaan :


- Mahasiswa diharapkan dapat memahami prinsip kerja spektrofotometri
- Mahasiswa dapat memahami prinsip dasar penentuan kadar dengan metode spektrofotometri

1.3. Cara Kerja :

Alat dan Bahan


Alat:
- Spektrofotometer UV-VIS + kuvet
- Tabung reaski
- Pipet ukur, pipet volume 1ml, 5ml, 10ml
Bahan:
- NaOH 0,1M
- Larutan Paracetamol standar baku dalam NaOH 0,1M dengan konsentrasi 1mg/ml, dibuat
dengan melarutkan 25 mg parasetamol tablet yang sudah digerus halus pada NaOH 0,1 N
pada labu 25 ml, diaduk sampai semua molekul terlarut
- Larutan paracetamol yang tidak diketahui konsentrasinya

A. Prosedur pembuatan kurva standar


1. Siapkan 5 tabung reaksi, label dengan 1,2,3,4,5
2. Pipet 5mL NaOH 0,1M ke tabung reaksi 1
3. Pipet 5mL larutan paracetamol standar 0,1M ke tabung reaksi 6
4. Tabung 2-5, tambahkan larutan paracetamol standar untuk membuat konsentrasi sebagai
berikut: BUAT PERHITUNGAN NYA MASING-MASING

5. Setting Panjang gelombang pada λ 224 nm


6. Kalibrasi spektrofotometer dengan larutan NaOH 0,1M untuk menunjukkan A=0
7. Diukur serapan maksimum (A) dari tiap konsentrasi larutan standar baku (tabung 1-6) untuk
memperoleh kurva kalibrasi dengan spektrofotometer uv-vis pada panjang gelombang 224
nm. Prosedur pengukuran disesuaikan alat spektrofotometer yang digunakan Buat kurva
standar

B. Prosedur penetapan kadar parasetamol


1. Lakukan pengukuran serapan maksimum dari sampel minimal tiga kali pengukuran
untuk sumber sampel yang sama dengan waktu pengukuran tidak berjauhan antara masing-
masing sampel dengan waktu pengukuran larutan standar dan dengan alat yang sama

2. Ditentukan kadar sampel dengan cara memasukkan nilai absorpsi pada persamaan linier
yang diperoleh dari kurva kalibrasi

1.4. Hasil Pengamatan

Tabung I II III IV V VI
0.1 0.2 0.6 0.8
Konsentrasi 0 1 mg/mL
mg/mL mg/mL mg/mL mg/mL
Volume NaOH 5 0.5 1 3 4 0

Volume larutan
0 4.5 4 2 1 5
paracetamol standar
5
Total Volume 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL 5 mL
mL
0.30
Absorbance pada λ 0.326 0.414 0.565 0.685 0.814
5

Uji 1 Uji 2 Uji 3


Tabung 1 0.3 0.306 0.31
Tabung 2 0.328 0.33 0.32
Tabung 3 0.419 0.41 0.414
Tabung 4 0.56 0.568 0.569
Tabung 5 0.687 0.68 0.69
Tabung 6 0.81 0.814 0.818
A2 42
A2 42
Rata-rata hasil
Rata-rata absorbansi
Konsentrasi mg/mL pembacaan absorbans
konsentrasi tertentu
spektrofotometri
1.000 1.89 1.59
0.800 0.68 0.98
0.600 0.56 0.26
0.200 0.41 0.11
0.100 0.32 0.02
0.000 0.305 0
BAB 2
LANDASAN TEORI

Parasetamol merupakan derifat asetanilida yang digunakan sebagai analgetik antipiretik.


Parasetamol sebagai obat golongan analgetik-antipiretik yang pada saat ini banyak digunakan oleh
masyarakat. Parasetamol dianggap sebagai zat antinyeri yangpaling aman. Umumnya obat dalam bentuk
cair lebih disukai daripada bentuk padat karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian
dosis, pemberian lebih mudah untuk memberikan dosis yang relatif sangat besar, aman dan juga mudah
diatur penyesuaian dosis untuk anak. (Rosalina, 2018)

Persyaratan kadar merupakan salah satu tolok ukur kualitas suatu obat, obat akan optimal
memberikan efek farmakologinya jika sesuai dengan kadar yang ditentukan. Berdasarkan
gugus kromofor dan auksokrom yang dimiliki suatu obat maka penetapan kadar dalam obat dapat dilakukan
dengan metode Spektrofotometri UV-VIS. (Noviyanto, 2020)

Spektrofotometer UV-Vis merupakan salah satu metode instrumen yang paling sering diterapkan
dalam analisis kimia untuk mendeteksi senyawa (padat/cair) berdasarkan absorbansi foton. Agar sampel
dapat menyerap foton pada daerah UV-VIS (Panjang gelombang foton 200 nm – 700 nm), sampel harus
diperlakukan atau derivatisasi, antara lain dengan penambahan reagen dalam pembentukan garam kompleks
dan lain sebagainya. Spektrofotometer UV-VIS merupakan alat utama maka harus di kalibrasi. Kalibrasi
instrumen Spektrofotometer meliputi: akurasi panjang gelombang, akurasi fotometri, resolution, kebocoran
sinar/straylight, base line stability, base line flatnest, dan akurasi detektor. Latar belakang dilakukan
kalibrasi spektrofotometer adalah melaksanakan ketentuan ISO 17025 (2005) butir 5.5 yang menyatakan
bahwa alat uji yang digunakan untuk menentukan hasil pengukuran harus/wajib dikalibrasi. (Irawan,
2019).

Istilah spektrofotometri atau spektroskopi berkaitan dengan produksi, pengukuran, dan interpretasi
spektra yang muncul akibat interaksi radiasi elektromagnetik dengan suatu materi/zat. Ada banyak metode
spektrofotometri yang dapat digunakan untuk mengurai masalah-masalah analisis. Metode tersebut
berbeda-beda berkaitan dengan jenis zat yang dianalisis (spektrofotometri molekuler atau atomik), tipe
interaksi materi- radiasi yang akan dimonitor/diukur (absorpsi, emisi, atau difraksi), dan daerah spektra
elektomagnetik yang digunakan untuk analisis. Metode- metode spektrofotometri yang berbasis absorpsi,
atau emisi suatu radiasi dalam kisaran frekuensi ultra-ungu (ultra-violet, UV), cahaya tampak (visible light,
Vis), inframerah (infrared, IR), dan radio (nuclear magnetic resonance, NMR) merupakan hal yang umum
dilakukan di laboratorium-laboratorium analisis pangan. (Santoso, dkk., 2020)
Spektrofotometer adalah alat yang digunakan dalam teknik spektrofotometri. Sesuai dengan
namanya spektrofotometer terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer adalah alat yang
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer merupakan alat
pengukur intensitas cahaya yang diabsorpsi. Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur transmitan atau absorban dari suatu sampel sebagai fungsi dari panjang gelombang tertentu.
(Agustin, 2021)

Adapun komponen-komponen didalam spektrofotometer salah satunya adalah kuvet. Kuvet


spektroftometri merupakan alat yang digunakan sebagai wadah suatu sampel yang akan dianlisis nilai
absorbansinya. Pada pengukuran didaerah sinar tampak digunakan kuvet kaca sedangkan pada daerah UV
digunakan kuvet kuarsa. Kuvet yang digunakan harus bersih pada bagian beningnya (transparan) dan hanya
boleh dipegang pada bagian buramnya, hal ini dilakukan karena kuvet dipakai untuk daerah sinar tampak
dan kualitas data absorbans sangat tergantung pada cara pemakaian dan pemeliharaan sel. Sidik jari, lemak
atau pengendapan zat pengotor pada dinding sel akan mengurangi transmisi, jadi sel- sel itu harus bersih
sekali sebelum dipakai. Pengujian dengan spektrofotometri UV-Vis dilakukan dengan cara kualitatif.
Pengujian kualitatif dilakukan dengan mengidentifikasi sampel secara spektrofotometri (Agustin, 2021)

Spektrofotometer UV-Vis dapat melakukan penentuan terhadap sampel yang berupa larutan, gas
atau uap. Untuk sampel yang berupa larutan perl diperhatikan pelarut yang dipakai antara lain:
1. Pelarut yang dipakai tidak mengandung sistem ikatan rangkap terkonjugasi Pada struktur molekulnya
dan tidak berwarna.
2. Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis.
3. Kemurniannya harus tinggi atau derajat untuk analisis. (Noviyanto, 2020)
BAB 3
TOPIK UTAMA (ISI)
3.1. Pembahasan

Pengujian validasi metode dengan penetapan kadar suatu obat menggunakan spektrofotometri UV-
Vis perlu dilakukan karena lebih sederhana dalam alat dan bahan yang digunakan, dibandingkan dengan
alat-alat yang digunakan oleh KCKT. Oleh karena itu pada pegujian ini akan dilakukan penetapan kadar
parasetamol dengan metode Spektrofotometri UV-Vis yang diharapkan hasil pengujian ini menjadi salah
satu data yang dapat digunakan untuk pengujian lebih lanjut dalam penetapan kadar parasetamol

Percobaan dilakukan dengan larutan NaOH 0,1 M. NaOH digunakan sebagai pelarut karena
parasetamol sukar larut dalam air dan dapat larut dalam NaOH. Pelarutan dengan aquades bebas CO2
bertujuan untuk mencegah terbentuknya garam Natrium Karbonat (Na2CO3) yang dapat mengganggu
stabilitas NaOH yang nantinya juga bisa merusak stabilitas dari paracetamol. Penggunaan air suling bebas
CO2 dimaksudkan untuk menghindari terjadinya reaksi antara NaOH dengan CO2 yang dapat menjadi
pengotor dalam proses analisis parasetamol. Larutan NaOH 0,1 M dalam praktikum ini digunakan untuk
menciptakan suasana basa memberikan absorbansi maksimum pada panjang gelombang maksimum.

Tablet paracetamol yang digerus kemudian dicampurkan dengan larutan NaOH 0,1 M dan
dihomogenkan. Kemudian dimasukkan ke dalam 6 tabung reaksi dengan menyesuaikan konsentrasi
paracetamol sesuai yang dibutuhkan. Diperlukan pengenceran dengan larutan NaOH untuk menyesuaikan
konsentrasinya. Larutan tersebut dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 224 nm dilakukan
pembacaan sampai 3 kali pengulangan untuk untuk setiap tabung reaksi dan diperoleh hasilnya.
BAB 4
KESIMPULAN

Berdasarkan prercobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan suatu
kadar yang terkandung dalam suatu zat, salah satunya dalam obat, yang dimana pada percobaan ini
dilakukan percobaan pada parasetamol sebagai obat golongan analgetik-antipiretik dapat dilakukan melalui
metode Spektrofotometri UV-VIS. Parasetamol 25 mg ini digerus kemudian untuk direaksikan dengan
NaOH 0,1 M dan dihomogenkan untuk diperoleh hasil rata-rata pembacaan absorbansi pada beberapa
tabung reaksi yang konsentrasinya sudah diatur sedemikian rupa.
BAB 5
REFERENSI

Agustin, R., dkk. (2021). IDENTIFIKASI HIDROKUINON DALAM SABUN PEMUTIH PEMBERSIH
WAJAH DI TIGA KLINIK KECANTIKAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis. JURNAL ANALIS FARMASI. 6(1), 100.

Irawan, A (2019). Kalibrasi Spektrofotometer sebagai Penjaminan Mutu Hasil Pengukuran dalam Kegiatan
Penelitian dan Pengujian. Indonesian Jurnal of Laboratory. 1(2), 9.

Noviyanto, F., (2020), Penetapan Kadar Ketoprofen dengan Metode Spektorfotometri UV-Vis, Jawa Barat,
Penerbit Media Sains Indonesia.

Rosalina, V. (2018). Analisis Kadar Sedian Parasetamol Syrup Pada Anak Terhadap Lama Penyimpanan
Dan Suhu Penyimpanan. WARTA BHAKTI HUSADA MULIA: Jurnal Kesehatan, 5(1), 1.

Santoso, U., dkk., (2020), Analisis Pangan, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai