Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KEBUTUHAN KALORI

HARIAN & KALORI MASUK

Dosen Pengampu : Buk Dr. Kartika Ratna Pertiwi

Disusun Oleh :
Ivo Tamara (22541144022)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
A. Analisis Kebutuhan Kalori
1.1 Tujuan
Menganalisis kebutuhan kalori berdasarkan BMI (Body Mass Index).

1.2 Teori
Jumlah kalori yang harus diasup setiap hari bergantung pada beberapa faktor, seperti: usia, tinggi
badan, berat badan, jenis kelamin, gaya hidup, dan kesehatan tubuh secara keseluruhan Laki-laki
aktif berusia 20 tahun tentu memiliki kebutuhan kalori yang berbeaa dengan laki-laki berusia 70
tahun.
Rekomendasi asupan kalori harian bervariasi di seluruh dunia. Menurut Organisasi Pangan dan
Pertanian PBB (Food and Agriculture Organization/FAO). kebutuhan minimal kalori per orang
rata-rata adalah 1.800 kilo kalori. Untuk mendapatkan cadangan energi yang memadai maka
seseorang harus mengkonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, aktif secara fisik serta
menyeimbangkan jumlah kalori yang dikonsumsi dan dibakar setiap harinya.
Body Mass Index (BMI atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai indeks Massa Tubuh (IMT)
merupakan suatu ukuran berat badan terhadap tinggi badan yang umum digunakan untuk
menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori underweight (kekurangan berat badan),
overweight (kelebihan berat badan). dan obesitas (kegemukan) Rumus BMI adalah dengan
membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter.
Berdasarkan kesepakatan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO) tabel
klasifikasi internasional adalah sebagai berikut:

Klarifikasi BMI

Kekurangan berat badan (Underweight) < 18,50

Sangat kurus < 16,00

Kurus 16,00 - 16,99

Agak Kurus 17,00 - 18,49

Normal 18,50 – 24,99

Kelebihan berat badan (Overweight) > 25,00

Preobesitas 25,00 – 29,99

Obesitas > 30,00

Obesitas kelas I 30,00 – 34,99


Obesitas kelas II 35,00 – 39,99

Obesitas kelas III > 40,00

Informasi BMI dapat digunakan untuk memperkirakan resiko kesehatan terhadap berat badan.
Orang yang sangat kurus beresiko terhadap defisiensi nutrisi dan osteoporosis. Orang yang
kelebihan berat badan beresiko terhadap penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, dan
diabetes.

1.3 Alat dan Bahan


Alat :
1. Timbangan berat badan
2. Meteran
3. Kalkulator
Bahan :
Probanduz

1.4 Langkah - langkah


1. Menimbang berat badan (BB)
2. Mengukur tinggi badan (TB)
3. Dengan menggunakan kalkulator menghitung BMI. (BMI = BB/(TB)2)
4. Dengan kalkulator, menghitung Base Metabolic Rate (BMR untuk menghitung
kebutuhan kalori harian dengan rumus berat badan x 24 kalori.
5. Lalu, menghitung Specific Dynamic Action (SDA) atau jumlah yang diperluan mengolah
makanan di dalam tubuh dengan numus 0,1 x BMR. data eksperimen.
6. Mencatatat semua hasil pengukuran dan perhitungan kami pada tabel data eksperimen.

1.5 Hasil

Nama BB TB BMI BMR SDA KET

IVO 50 145 23,78 1,386 0,3186 Normal


TAMARA
B. Analisis Kalori Masuk
1.1 Tujuan
Menentukan status gizi naracoba, merekam diet naracoba selama 3 hari, dan menyusun menu
ideal untuk naracoba.

1.2 Dasar Teori


Status gizi merupakan keadaan status keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan
jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis (pertumbuhan
fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dll). Status gizi menjadi faktor penting
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal karena status gizi yang dimiliki seseorang
dipengaruhi oleh asupan gizi dan kebutuhannya (Suyanto, 2009). Apabila terdapat
ketidakseimbangan antara asupan gizi dan kebutuhan tubuh, maka status yang dimilikinya
tergolong kurang sesuai, bisa jadi terlalu banyak (obesitas) ataupun terlalu sedikit (kurus)
sehingga untuk mencapai status gizi yang baik, maka seseorang haru memiliki keseimbangan
antara asupan gizi dan kebutuhan tubuhnya. Setiap individu memiliki kebutuhan gizi yang
berbeda. Hal ini tergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan
(Par’i, 2007).
Menurut data yang dikumpulkan “Society of Actuaries 1959” sebagaimana dikemukakan D.B.
Jellife dalam “The Assesment of Nutritional Status of Community”, indeks masa tubuh (IMT)
yang ideal menurut kesehatan terbagi menjadi empat penilaian, yaitu lebih dari 110% yang
berarti standar gemuk, 90-110% yang berarti normal, 70-90% yang berarti kurus moderat, dan
kurang dari 70% yang berarti sangat kurus. Pencatatan dan penilaian intake makanan sesesorang
merupakan bagian yang paling sulit dan seringkali mengecewakan dari semua aspek penilaian
status gizi perseorangan. Hal ini dapat disebabkan karena:
1. Sangat sukar melakukan pencatatan tentang apa yang telah dimakan tanpa
pewawancara mempengaruhi jawaban si pasien.
2. Banyak orang tidak dapat mengingat lagi apa yang telah dimakan dan berapa
banyak.
3. Hampir tidak mungkin untuk menentukan dengan pasti jumlah zat gizi dalam
makanan yang telah dimakan.

Tingkat kecukupan zat gizi individu maupun kelompok masyarakat dapat diperoleh
melalui survei konsumsi pangan. Penilaian survei konsumsi pangan ada 2 macam, yaitu
secara kualitatif dan kuantitatif (Gibson, 1993). Penilaian asupan secara kualitatif, seperti food
frequency, dietary history, metode telepon, dan food list. Metode kualitatif biasanya untuk
mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali
informasi tentang kebiasaan makan serta cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut
(Supariasa, 2002). Penilaian asupan secara kuantitatif yaitu dengan food recall dan food record
dimaksudkan untuk mengukur jumlah konsumsi makanan setelah satu hari berakhir. Dengan
meningkatkan hari pengukuran, perkiraan kuantitatif terhadap kebiasaan asupan makanan dapat
diperoleh (Silvia dkk, 2011).

Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi secara optimal diperlukan
makanan yang berkualitan dan berkuantitas. Makanan tersebut harus mengandung semua zat gizi
yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan air dalam komposisi tertentu. Kebutuhan
makronutrien sebesar 70-80 % karbihidrat serta 30-20% berupa lemak dan protein.

Kebutuhan kalori dari makanan tergantung berat badan, jenis kelamin, umur dan aktifitas.
Aktifitas dapat bersifat ringan, sedang dan berat contoh aktifitas ringan adalah pekerjaan juru
tulis dan tata usaha, aktifitas sedang : ibu rumah tangga dan perawat. Sedang aktifitas berat :
sopir, olah ragawan, dan pembantu rumah tangga. Kebutuhan kalori seseorang terdiri atas : BM
(Basal metabolisme) ditambah aktifitas dan SDA (Spesific Dinamic Action). Basal Metabolisme
adalah jumlah kalori yang dibutuhkan seseorang untuk melakukan aktifitas dasar (aktivitas
yangh dikendalikan sistem saraf otonom misal : denyut jantung, pernafasan dan lain-lain).
Laki-laki 30 kalori / kg BB dan perempuan 25 kal/kg BB.

SDA (Spesifik Dinamic Action) adalah tenaga yang dibutuhkan untuk mengolah makanan yang
masuk sampai dapat menghasilkan tenaga sebesar 10 % x (BM + aktifitas). Orang yang
beraktifitas ringan memerlukan kalori 20 % dari BM, yang beraktifitas sedang memerlukan 30 %
dari BM. Sedang yang berktifitas berat membutuhkan 50 % dari BM

1.3 Alat & Bahan


Alat :
Aplikasi nutrisurvey
Alat tulis
Tabel Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
Bahan:
Makanan selama satu hari

1.4 Prosedur
1. Naracoba mengukur tinggi dan berat badan dan kemudian menentukan status gizinya dan
menghitung berat badan idealnya.
2. Naracoba menghitung kalori yang dibutuhkannya.
3. Naracoba merekam diet selama tiga hari dan menghitung kalorinya dan menentukan
kalori tersebut berlebihan atau kurang untuk diri.
4. Naracoba menyusun menu ideal dengan mengacu kalori dan protein yang
dibutuhkan dan memperhatikan kualitas dan kuantitas zat gizi.
1.5 Hasil dan Pembahasan

Hari Waktu Jenis Makanan Jumlah Jumlah Kalori


Makanan (kcal)

1 Pagi & Siang Nasi Putih 100 g 130


Ayam Geprek 100 g 246
Es teh manis 1 Gelas 35

Malam Sate ayam 50 g 157


Lontong 100 g 188,1
Teh panas manis 240 31
Terang bulan 60 g 133,2
Air putih 150 0

Snack Kebab 100 g 226,5

TOTAL 1.146,8

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis kalori harian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa jumlah
konsumsi kalori praktikan selama 1 hari adalah 1.146,8. Jumlah tersebut kurang dari
rekomendasi yang diberikan berdasarkan BMR, yaitu 1.386 kcal. Selanjutnya dilakukan evaluasi
terhadap pola konsumsi makronutrien, yaitu dengan maenambah kuantitasnya. Hasil setelah
evaluasi diperoleh besarnya rata-rata jumlah kalori selama satu hari adalah kurang lebib 1.200
kcal. Dengan demikian hanya kurang 1.86% lagi dari jumlah kalori yang direkomendasikan.

Anda mungkin juga menyukai