Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Field Trip adalah sebuah perjalanan lapangan atau ekskursi, yang dikenal sebagai
perjalanan sekolah. Pengertian lainnya field trip adalah perjalanan oleh sekelompok orang ke
tempat yang jauh dari lingkungan yang normal. Tujuan perjalanan biasanya pengamatan
untuk penelitian pendidikan, non-eksperimental atau untuk menyediakan mahasiswa dengan
pengalaman luar kegiatan sehari-hari. Kegiatan belajar mengajar tidak semestinya selalu
dilakukan di dalam kelas, karena hal itu akan membuat peserta didik merasa jenuh dan bosan.
Hal ini memicu pemikiran dosen untuk mencari metode pembelajaran yang tepat untuk
mahasiswa belajar dilingkungan.

Metode pembelajaran yang tepat untuk mahasiswa belajar dilingkungan (lapangan)


untuk melihat langsung fenomena social yang secara nyata dilapangan untuk meninjau hal-
hal di sekeliling lingkungan yang berhubungan dengan materi yang dipelajari. Oleh sebab itu,
metode yang tepat untuk belajar dilingkungan ialah Metode Fieldtrip (karyawisata). Fieldtrip
(karyawisata) adalah pejalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik/mahasiswa
untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman secara langsung dan
merupakan bagian integral dari kurikulum kampus.

Untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa UIN Raden Intan Lampung Jurusan


Manajemen Bisnis Syariah tentang laporan pada mata kuliah Penguatan Kompetensi Lulusan
(PKL), untuk itu di adakannya kegiatan kunjungan atau yang biasa disebut dengan Field Trip
ke berbagai Instansi atau perusahaan yang ada di beberapa kota. Kegiatan tersebut juga
dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama antara pihak kampus UIN Raden Intan
Lampung dengan instansi atau perusahaan dalam perencanaan dan penyelenggaraan pendidik
mampu.

Dengan diselenggarakannya kegiatan Field Trip atau Kunjungan tersebut, semoga


dapat membuat para mahasiswa/mahasiswi lebih memahami bagaimana tugas
penyelenggaraan urusan pemerintah di bidang perencanaan dan pembangunan nasional dan
dapat membandingkan ilmu yang telah dipelajari di kampus dengan keadaan yang terjadi
dilapangan. Karena terkadang teori yang kita dapatkan agak sedikit berbeda dengan keadaan
yang sebenarnya.
1.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan Field Trip tersebut adalah :

• Dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa/mahasiswi mengenai materi yang telah


didapatkan di kampus.
• Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa/mahasiswi.
• Dapat membandingkan teori dengan praktik yang terjadi di lapangan.
• Meningktkan kerjasama antara pihak UIN Raden Intan Lampung dengan instansi atau
perusahaan.

1.3 Manfaat

Manfaat yang penyusun peroleh dari kegiatan Field Trip tersebut adalah :

• Timbulnya jiwa wirausaha dalam bidang Manajemen.


• Mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui bagaimana cara melakukan manajemen
perencanaan pembangunan.
• Sebagai seorang calon lulusan manajemen, penyusun dapat mengetahui beberapa
tekhnik pada saat akan melakukan perencanaan pembangunan terutama dalam hal
mengatur manajemen perencanaan keuangannya.

BAB II

PT PRIMISIMA

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah berdiri dan berkembangnya PT. PRIMISSIMA berawal saat negara kita masih
kekurangan bahan baku untuk pembuatan kain batik halus. Selama ini pemerintah RI
memenuhinya dengan mengimpor dar Negara-negara seperti India, Cina dan Jepang. Lambat
laun, kebutuhan bahan baku tersebut dirasa semakin tinggi yang diserta biaya impor yang
tinggi pula, sedangkan pemerintah perlu menghemat devisa. Pemerintah mulai berfikir
bagaimana dapat memenuhi kebutuhan bahan baku tersebut dan muncullah suatu gagasan
untuk mendirikan perusahaan yang memproduksi kai Grey Dengan kualitas halus yangidentik
dengan kain Grey Cap ”Cent ” Pada saat itu.

Pemerintah RI mengadakan kerjasama dengan perusahaan swasta Nasional,yaitu


Gabungan Koperasi Batik Indonesia ( GKBI ) pada tanggal 22 Juni 1971.Pada saat itulah
berdirilah Pabrik Cambric berkualitas halus dengan nama PT.PRIMISSIMA, berdasarkan
akta Notaris R. Surojo Wongsowidjojo, SH No. 31Tahun 1971 di Jakarta.Setelah diresmikan
oleh Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan danIndustri Sri Sultan Hamengku Buwono IX
yang didampingi MenteriPerindustrian M. Yusuf pada tanggal 2 Februari 1972, pabrik ini
mulai berproduksi dengan kapasitas 4 juta yard per tahun. Tahun demi tahun, permintaan
konsumen semakin bertamabah, sedangkan kapasitas mesin - Mesin persiapan pre spinning
masih belum maksimal, maka pada tahun 1974, PT.RIMISSIMA mengadakan perluasan
Tahap I, dengan tambahan mesin pemintalan 22 mesin dan 11.088 mata pinta, 192 mesin
tenun merek sama.Perluasan ini selesai pada tanggal 7 Agustus 1976 dan diresmikan oleh
PresidenRI Soeharto. Perluasan tahap I disebut Pabrik II dan mampu meningkatkan
produksinya 8.250.000 yard pertahun. Dengan disukung SDM yang terlatih.Disiplin dan
berdedikasi tinggi, peningkatan efisiensi dan pemasaran yangmantap dan bermuara pada
peningkatan kesehatan serta nilai perusahaan, maka pada tahun 1981 PT. PRIMISSIMA
mampu tumbuh dan berkembang denganmembangun pabrik III berkapasitas 16.128 mata
pintal di pemintalan dan 320ATM dipertenunan, sehingga kapasitas seluruhnya menjadi
36.288 mata pintaldan 692 ATM. Pada tahun 1984 oleh Bapak Menteri Hartanto selaku
MenteriPerindustrian, perluasan pabrik ini diresmikan dan mampu meningkatkan

PT PRIMISSIMA didirikan sebagai perusahaan patungan antara Pemerintah Republik


Indonesia dengan Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) dalam rangka pelaksanaan
UU No. 9/1969 dan PP No. 12/1969. Kepemilikan saham tersebut terdiri dari saham
Pemerintah RI sebanyak 52,79% dan saham GKBI 47,21%. Pendirian PT PRIMISSIMA
dituangkan dalam Akte Notaris R. Soerojo Wongsowidjojo, SH. No. 31 tahun 1971, tanggal
22 Juni 1971. Penyertaan pemerintah RI berupa mesin-mesin pemintalan dan pertenunan
serta perlengkapannya yang merupakan grant dari Pemerintah Belanda. Grant tersebut berasal
dari para pengusaha tekstil Belanda yang ditujukan kepada GKBI untuk melestarikan
produksi mori berkualitas tinggi ( Primissima cap ”cent” ). Penyertaan GKBI berupa tanah,
bangunan pabrik, biaya pemasangan, dan modal kerja.

PT. PRIMISSIMA merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan tekstildi
Yogyakarta yang mengutamakan kualitas produknya. Proses produksinya berdasarkan
pemesanan ( order ). Untuk dapat menghasilakan kualitas produk yang baik, misalnya
masalah yang menyangkut penyediaan penggunaan barang, pengurusandan penempatan
tenaga kerja, pemanfaatan saran dan prasarana produksi serta penyempurnaan metode kerja
yang baik. Jika hal tersebut dijalan oleh perusahaan, maka produk yang dihasilkan dapat
selesai tepat pada waktunya dan kualitas produk sesuaidengan apa yang diharapkan oleh
perusahaan.Bagi perusahaan PT. PRIMISSIMA, hasil produksi dan kepuasan
konsumenmenjadi kekuatan besar dalam mencapai keberhasilan untuk merebut pangsa pasar.
Perusahaan harus dapat meningkatkan kualitas produknya sesuai dengan standar kualitas
perusahaan. Kebijakan yang diambil PT. PRIMISSIMA dalam memproduksi barang selalu
memperhatikan kualitas barang yang dihasilkan, karena semua itu merupakan salah satu
faktor terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan. PRIMISSIMA.

2.2 Lokasi Perusahaan

PT. PRIMISSIMA terletak di daerah Medari, kecamatan Sleman Yogyakarta,


tepatnya berada di Jl. Raya Magelang Km. 15. PT. PRIMISSIMA didirikan di atas tanah
seluas 73.194 m2. Dengan luas bangunan 36.300 m2. Peranan lokasi sangat penting bagi
perusahaan dalam menentukan keputusan mendirikan usaha, karena dapat mempengaruhi
kegiatan operasional perusahaan. Faktor - Faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan lokasi
pabrik adalah :

1. Letaknya yang sangat strategis, karena dilalui jalan raya penghubung Yogyakarta dan
Semarang, yang memudahkan untuk keperluan transportasi, baik untuk bahan baku
maupun produk yang akan dipasarkan.
2. Tanah di sekitar perusahaan masih sangat luas dan harga tanah masih relatifmurah,
yang memungkinkan bagi perusahaan untuk mengadakan perluasan perusahaan
dengan memanfaatkan areal tanah yang belum digunakan.
3. Bebas dari banjir, karena permukaan yang sedikit miring yang dan berada dikaki yang
aman dari gunung merapi.
4. Sarana - Sarana yang diperlukan oleh perusahaan, seperti Air, udara
bersih,komunikasi dan transportasi mudah didapatkan.
5. Biaya tenaga kerja relatif rendah dibanding daerah- Daerah lain

2.3 Visi & Misi

Visi Menjadikan PT Primissima sebagai produsen tekstil halus terkemuka diIndonesia


yang produknya memiliki daya cipta nilai tinggi dan mampu bersaing didalam pasar global.

Misi dan Tujuan Perusahaan Sesuai dengan pokok-pokok Pembinaan BUMN, misi
PT. Primissimasebagai perusahaan yang didirikan oleh Pemerintah RI dan
GabunganKoperasi Batik Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikuta.
1. Sebagai agen pembangunan yang berwawasan bisnis, berperan aktifdalam bidang
industri tekstil dan menyediakan bahan baku bagiindustri pembatikan.
2. Sebagai unit ekonomi yang dapat memberikan konstribusi bagi penerimaan Negara
serta pemegang saham lainnya.
3. Menunjang program pemerintah dalam peningkatan ekspor nonmigas, baik langsung
maupun tidak langsung.

2.4 Status Kepemilikan

Modal yang dimiliki PT. PRIMISSIMA terdiri atas grant dari pemerintah Belanda
kepada pemerintah RI dalam bentuk mesin, yang dimana mesin - Mesin tersebut merupakan
saham pemerintah RI. Grant tersebut berasal dari para pengusaha tekstil Belanda yang
ditujukan kepada GKBI untuk melestarikan produksi mori berkualitas tinggi ( Primissima cap
”Cent”). Berdasarkan peraturan pemerintah RI No. 54 Tahun 1970, ditetapkan modal dasar
perusahaan sebesar Rp. 1. 230.000.000,- , yang terdiri atas modal dari Pemerintah RI
sebesar59,35 % dan modal dari GKBI sebesar 40,65 %. Dengan melihat komposisi modal
Join Venture Antara pemerintah RI dengan GKBI, maka PT.PRIMISSIMA ini berstatus
Badan Usaha Milik Negara ( BUMN )

2.5 Mesin Produksi

Pada awal berdirinya (Pabrik I) mesin-mesin produksi PT PRIMISSIMA terdiri dari:

- 18 set mesin pemintalan (Ring Spinning Rieter) dengan 9.072 mata pintal
- 180 set mesin pertenunan (Shuttle Loom Picanol RS 50”)

Dalam perkembangannya telah dilakukan beberapa kali perluasan untuk


meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk, yaitu dengan didirikannya Pabrik II
dan Pabrik III pada tahun 1975 dan 1981.

Jumlah mesin-mesin produksi saat ini adalah :

- 64 set mesin pemintalan (Ring Spinning Rieter) dengan 36.288 mata pintal
- 422 set mesin pertenunan berupa Shuttle Loom dan 104 berupa mesin AJL Picano
(Air Jet Loom)

2.6 Produksi
Sesuai dengan tujuan pendirian perusahaan maka PT PRIMISSIMA saat ini masih
mengutamakan produksi kain dengan bahan baku kapas. Beberapa konstruksi yang dihasilkan
merupakan produk unggulan yang banyak diminati oleh konsumen, baik pasar domestik
maupun pasar luar negeri.Bahan baku yang digunakan sebagian besar diimpor dari Amerika
Serikat, Australia dan Cina. Produksi unit pemintalan berupa benang 100 % cotton, dan hasil
dari pemintalan tersebut seluruhnya diproses lebih lanjut pada unit pertenunan menjadi kain
grey. Untuk mensuplai industri pembatikan, sebagian kain grey tersebut diproses finishing
menjadi kain putih (mori/cambrics).

2.7 Pemasaran

PT PRIMISSIMA mulai memasuki pasar luar negeri pada tahun 1986. Negara-negara
tujuan ekspor meliputi Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Hongkong serta Amerika Serikat
dan beberapa negara Eropa. Namun saat ini belum lagi melakukan ekspor langsung karena
ketatnya persaingan harga dan kualitas. Sedangkan untuk kebutuhan grey dan cambrics lebih
difokuskan ke pasar lokal, demikian juga untuk produk batik sudah dirintis dan dalam tahap
pengembangan, namun belum melaksanakan penjualan dalam jumlah besar.

2.8 Unit Kerja

Proses produksi pada PT. PRIMISSIMA dimulai dari bahan baku kapashalus,
sehingga menjadi kain Grey ( Cambric Yang belum diputihkan ), yaitu proses pemintalan di
Departemen Spinning Serta proses pertenunan dan Grey finishing Di Departemen Weaving.

1. Departemen Spinning (Unit Pemintalan)


Pada Departemen Spinning dilakukan pemrosesan bahan baku kapas menjadi benang.
Pada bagian pemintalan ini, proses kapas menjadi benang meliputi dua proses, yaitu
proses persiapan dan proses penyelesaian.
1) Bagian Persiapan ( Pre Spinning )Pada bagian ini mempersiapkan kapas agar
dapat dipintal. Bagian ini melalui lima proses, yaitu :
a) Proses Blowing
Berfungsi membersihkan kapas press untuk dikembalikan kebentuksemula,
serta membersihkan dari kotoran - Kotoran. Mesin yang dipergunakan adalah
1) Uniflock (Line I) atau Bale Opener (Line II)Unflock fungsinya untuk
mengambil serat kain dicampur dengan hasil dari mesin Rotopic /
Waste Opener Dengan di Supply Ke mesin Monocylinder.sedangkan
Bale Opener Berfungsi membuka dan membersihkan kapas tingkat
pertama,disini kotoran yang besar akan jatuh dan yang halus akan
terhisap oleh Fan dan kotoran metal yang akan di hisap oleh maghnet.
2) Waste Opener / Rotopic Fungsinya sama dengan Bale Opener , hanya
input atau muatannya berupa kapas dari sisa mesin Carding, Drawing
Dan Sliver Lap yang masih dapat dipakai atau diproses lagi.
3) Monoclylinder Cleaner Fungsinya adalah membersihkan kotoran yang
masih tertinggal. Bagian utama mesin ini adalah Cylinder berpakunya
diputar oleh motor.
4) Blending Mesin pencampur kapas agar kualitas lebih merata.5)) ERM
5) Cleaner , Berfungsi membersihkan kotoran dan memisahkannya
sebelum diproses di mesin Carding Serat – Serat panjang diteruskan
ke mesin berikutnya, sedangkan serat – Serat pendek dihisap oleh Fan
b) Proses Carding
Berfungsi memisahkan dan membersihkan serat – Serat, membentuknya
menjadi Silver . Mesin yang digunakan adalah :
1) Flock Feeder, Mesin ini adalah bagian terakhir dari poses blowing
yang berfungsi untuk membersihkan kapas dengan Silinder berpaku.
2) Carding adalah mesin pengurai kapas yang berfungsi untuk
membersihkan kapas yang terakhir dan memisahkan serat – Serat yang
pendek dan mengurai berkas kapas ke dalam bentuk serat – Serat
individu tanpa merusakan berkas tersebut.
c) Proses Combing
Proses untuk menyejajarkan serat dan membuat , silver disamping
membersihkan kotoran serta seleksi serat pendek. Mesin – Mesin yang
dipergunakan antara lain mesin:
1) Sliver Lap
Berfungsi membuat Lap atau jaringan Sliver Untuk memberumpan
pada mesin Comber
2) Mesin Ribbon Lap hasil dari sliver Lap dirangkap agar kualitas bahan
baku pemintalan benang lebih merata.
3) Mesin Comber
Berfungsi untuk menyisir dan memisahkan serat panjang dan pendek,
juga menghilangkan kotoran serta membentuk Sliver.
d) Proses Drawing
Proses menyejajarkan dan meratakan serat, karena serat hasil darimesin
Comber Sudah tidak rata lagi.
e) Proses Roving berfungsi mengubah sliver menjadi roving, dimana 1 meter
sliver akan menghasilkan roving Sepanjang 11,25 meter.

2) Proses Penyelesaian Bertujuan untuk mengubah Roving menjadi benang


dengan kelipatan sebesar 33.333 kali ( 1 meter roving akan menghasilkan
33.333 meter benang ). Mesin – Mesin yang digunakan adalah :
a) Mesin Ring Spinning berfungsi untuk mengubah Roving menjadi
benang, benang yang dihasilkan dalam bentuk cop
b) Mesin Winding berfungsi untuk menggulung benang dari beberapa
Bobbi (gulungan benang dari Ring Spinning ) menjadi bentuk cone
yang panjangnya 106.000 yard dengan beat 1 kg netto.
c) Mesin Doubling ( Fadis ), untuk merangkap benang dua helai atau
lebih.
d) Mesin Pembakaran dan Penggintiran ( Volkmam)Untuk pembakaran
bulu benang dan penggintiran benang

2.9 Kegiatan Selama di PT PRIMISIMA.

Kegiatan kami selama di PT PRIMISSIMA pertama kali kami tiba di lokasi kami di
sambut oleh jajaran-jaran yang bekerja di PT PRIMISSIMA. Kemudian kami di arahkan di
sebuah aula untuk di berikan materi tentang PT PRIMISSIMA. Setelah kami di berikan
materi tentang PT PRIMISSIMA, kami langsung di tunjukkan untuk melihat proses
pembuatan benang yang semula hanya berbentuk kapas kemudian di olah menjadi benang
dan ditenun menjadi sebuah kain. Kami di tunjukan Sebuah gudang dimana gudang tersebut
tempat mesin – mesin yang memproses pembuatan kain. Sangat banyak sekali mesin – mesin
tersebut dan tidak hanya satu jenis mesin tetapi banyak sekali jenis-jenis mesin yang ada di
gudang tersebut. Setelah kami mengelilingi gudang proses pembuatan kain, kami di arahkan
untuk melihat hasil tenun yang sudah menjadi kain dan kain tersebut sudah diprinting
menjadi sebuah kain batik. Banyak sekali corak-corak batik yang di produksi.

Anda mungkin juga menyukai