Anda di halaman 1dari 17

MINI RISET

Evaluasi Hasil Belajar Kejuruan Otomotif

Nama kelompok

NAMA MAHASISWA NIM


1. Muhammad Irsan Hasibuan 5191122010
2. Josep adventus
3.
DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Abd. Hasan Saragih, M.Pd
MATA KULIAH : Evaluasi Hasil Belajar Kejuruan Otomotif

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023/2024
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran. Untuk


mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi dan proses analisis dari
evaluasi. Manfaat dari analisis evaluasi untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
pembelajaran dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran. Karena itu begitu
pentingnya guru mengadakan analisis butir soal (distraktor, tingkat kesukaran, daya
pembeda, dan kualitas soal), validasi dan reliabilitas instrument.
Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tak terpisah dari upaya apapun yang
terprogram. Melaksanakan evaluasi pembelajaran merupakan tugas pokok seorang
evaluator dalam manajemen sekolah, namun tidak berati hanya evaluator saja yang harus
memahami model-model evaluasi program pembelajaran tetapi para pendidik dan calon
pendidik serta praktisi lain.
Hasil dari proses penilaian perlu dilakukan analisis, untuk melihat validitas dan efektivitas
instrument, serta untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan proses pembelajaran. Ada tiga
sasaran pokok ketika guru melakukan analisis terhadap hasil belajar, yaitu terhadap guru,
siswa dan prosedur pembelajaran. Fungsi analisis untuk guru terutama untuk mendiagnosis
keberhasilan pembelajaran dan sebagai bahan untuk merevisi dan mengembangkan
pembelajaran dan tes. Bagi siswa, analisis diharapkan berfungsi mengetahui keberhasilan
belajar, mendiagnosa mengoreksi kesalahan belajar, serta Memotivasi siswa belajar lebih
baik.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai analisis soal berupa validitas, daya beda, indeks
kesukaran, dan reliabilitas yang berguna sebagai pedoman bagi pendidikan dalam
melakukan analisis soal terutam untuk soal objektif.
1.2. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan daya pembeda, tingkat kesukaran, validitas, rehabilitas,
signifikansi pada soal ?
- Bagaimana cara menghitung daya pembeda, tingkat kesukaran, rehabilitas dan
validitas pada soal?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan penyusunan makalah ini agar dapat memahami cara menentukan daya
pembeda validitas, dan tingkat kesukaran pada soal, sehingga dengan mengetahui hal
tersebut dapat diketahui apakah soal yang di tes sudah memenuhi syarat penulisan butir
soal yang sudah di tetapkan.
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Pengertian Pendidikan ( Pendidikan Menengah Kejuruan )
Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 )
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang dirinya dan masyarakat.
Pengertian pendidikan menengah kejuruan berdasarkan pedoman dalam Sistem
Pendidikan Nasional merupakan “ pendidikan yang mengutamakan pengembangan
kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis – jenis pekerjaan tertentu ( UU No. 2 Tahun
1989 Bab IV Pasal 11 Ayat 3 ). Pendidikan kejuruan merupakan sub system pendidikan
yang secara khusus membantu peserta didik dalam mempersiapkan diri untuk memasuki
lapangan kerja atau dapat dikatakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan wahana
pendidikan yang memberikan bekal kepada peserta didik untuk dapat bekerja guna
menopang kehidupannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan yang mempersiapkan siswa atau peserta didik secara khusus untuk memasuki
lapangan kerja guna menopang kehidupannya.
Secara jelas misi dan tujuan Sekolah Menengah Kejuruan disebutkan dalam PP No.
29 Tahun 1990, antara lain :
1. Mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja atau lapangan kerja serta
mengembangkan sikap professional.
2. Mempersiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan
mampu mengembangkan diri.
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia kerja
atau dunia industry pada masa sekarang dan masa yang akan dating.
4. Mempersiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan
kreatif.
Di SMK terdapat banyak sekali Program Keahlian. Salah satunya adalah program
keahlian Teknik Otomotif. Tujuan Program Keahlian Mekanik Otomotif secara umum
mengacu pada isi UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 mengenai
Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan Pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara khusus tujuan program keahlian Mekanik
Otomotif adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap
kompeten dalam :
1. Perawatan dan perbaikan motor otomotif ( automotive engine ).
2. Perawatan dan perbaikan system pemindah tenaga ( power train ).
3. Perawatan dan perbaikan chasis dan suspense otomotif.
4. Perawatan dan perbaikan system otomotif ( automotive wiring system ).
2.2 Pengertian Belajar
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang yang terjadi melalui latihan
dan pengalaman dan dapat diamati secara langsung sehingga apabila mengalami suatu
masalah dapat memahami maknanya dan menyelesaikannya dengan sadar dan bertujuan.
2.3 Proses Pembelajaran
Dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran, berbagai komponen pendidikan yang
penting terlibat di dalamnya. Guru, siswa, kurikulum, bahan ajar, interaksi, dan penilaian
hasil belajar adalah komponen utama pendidikan yang menyatu dalam suatu kegiatan
pembelajaran yang menyeluruh ( S. Hamid Hasan dan Asmawi Zainul 1992 / 1993 : 7 ).
Setiap komponen pendidikan saling menunjang dan berinteraksi membangun
bentuk nyata proses pembelajaran dalam suatu system pendidikan. Muhibbin Syah ( 1995 :
132 ) juga menyatakan bahwa proses pembelajaran dan pencapaian hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh :
1. Faktor internal ( factor dari dalam siswa ), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan
rohani siswa.
2. Faktor eksternal ( factor dari luar siswa ), yakni kondisi di sekitar siswa, seperti
guru, lingkungan belajar, fasilitas fisik, dan lain – lain.
3. Faktor pendekatan belajar ( approach to learning ), yakni jenis upaya belajar siswa
yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi – materi pelajaran.

2.4 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran


Evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi
adalah assessment yang berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang
dicapai seorang siswa sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Selain kata evaluasi dan
assessment ada pula kata lain yang searti dalam dunia pendidikan kita, yakni tes, ujian, dan
ulangan ( Muhibbin Syah 1995 : 141 ).
Pengertian tes menurut Muhibbin Syah ( 1995 : 141 ) ialah alat ukur yang banyak
digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar – mengajar atau
untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program pengajaran. Sementara itu, istilah
evaluasi biasanya digunakan untuk menilai hasil pembelajaran para siswa pada akhir
jenjang pendidikan tertentu, seperti ulangan semester dan mid semester.
Ada beberapa tujuan dilakukannya evaluasi, seperti dikemukakan oleh Muhibbin
Syah ( 1995 : 142 ) yaitu :
1. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu
kurun waktu proses belajar tertentu.
2. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.
3. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
4. Untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas
kognitifnya ( kemampuan kecerdasan yang dimilikinya ).
5. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah
digunakan guru dalam proses belajar mengajar ( PBM ).
Di samping memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi – fungsi sebagai
berikut :
1. Fungsi administrative untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku raport.
2. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
3. Fungsi diagnostic untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan
program remedial teaching ( pengajaran perbaikan ).
4. Sumber daya BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan
dan penyuluhan ( BP ).
5. Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan dating yang meliputi
pengembangan kurikulum, metode, dan alat – alat PBM.
( Muhibbin Syah 1995 : 143 )
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang
guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan mengadakan evaluasi, guru akan mengetahui
perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan social, sikap, dan
kepribadian siswa atau peserta didik sehingga mereka lebih dapat terarah menjadi lebih
baik
2.5 Alat Ukur Evaluasi yang Digunakan
Pemilihan alat ukur evaluasi ini harus disesuaikan dengan metode yang digunakan.
“ Alat ukur evaluasi yang berhubungan dengan hasil belajar mengajar dan belajar disebut
achievement test atau tes hasil belajar “ ( Ngalim Purwanto 1992 : 33 ). Tes hasil belajar
ini digunakan untuk menilai hasil – hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada
peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
Sumadi Suryabrata ( 1997 : 2 ) dalam salah satu bukunya mengemukakan tahap –
tahap dalam merencana dan menyusun tes sehingga menjadi tes yang baik. Empat tahap
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan spesifikasi tes
Mencakup hal – hal penting yaitu : menentukan tujuan, penyusunan kisi –
kisi soal, memilih tipe – tipe soal, merencanakan taraf kesukaran soal,
merencanakan banyak sedikitnya soal dan merencanakan jadwal penerbitan soal.
2. Penulisan soal
Soal ditulis setelah penyusunan kisi – kisi soal tes ( pengembangan
spesifikasi tes ) selesai. Ada baiknya jika dibiasakan menulis soal setelah pokok
bahasan selesai diajarkan. Ini dimaksudkan untuk menghindari penumpukan
pekerjaan menulis soal menjelang evaluasi dilaksanakan. Jumlah soal yang ditulis
sebaiknya juga lebih banyak dari jumlah yang tercantum pada kisi tes.
3. Penelaahan soal
Setelah soal – soal yang direncanakan dalam kisi tes selesai ditulis, maka
soal –soal itu perlu ditelaah untuk menimbang apakah soal – soal itu telah
memenuhi syarat – syarat yang ditentukan. Syarat – syarat yang dituntut misalnya :
apakah soal tersebut jelas mengukur jenjang kemampuan yang sesuai dengan tujuan
instruksional khusus atau tujuan evaluasi ( kesahihan isi dan susunan ).

4. Pengujian butir – butir soal secara empiric


Administrasi tes bentuk akhir untuk tujuan – tujuan pembakuan ; biasanya
dilakukan pada tes bentuk obyektif yang dapat dipakai berulang – ulang.
2.6 Penyusunan Butir Soal
Soal merupakan suatu alat penilaian di SMK. Alat penilaian yang baik yang
digunakan sebagai alat ukur menurut Suharsimi Arikunto ( 1997 : 56 ) harus memenuhi
syarat – syarat yaitu valid, reliable, memiliki tingkat kesukaran yang cukup, dan
mempunyai daya pembeda yang baik. Selain itu alat penilaian juga harus praktis, objektif,
dan ekonomis dalam penyusunannya.
Bentuk soal yang digunakan dalam penilaian berdasarkan pada tujuan yang akan
dicapai. Biasanya digunakan bentuk soal pilihan ganda dan uraian dalam berbagai
penilaian.
1. Butir soal pilihan ganda
Butir soal jenis ini intinya menghadapkan sejumlah alternative jawaban
kepada siswa, umumnya antara 3 sampai 5 alternatif untuk setiap soal dan tugas
siswa yaitu memilih salah satu di antara alternative tersebut berdasarkan sesuatu
dasar pertimbangan tertentu. Kemungkinan jawaban yang benar dinamakan key
atau kunci, sedangkan jawaban yang salah bertujuan mempersulit proses
pencapaian jawaban yang benar disebut pengecoh atau distraktor.
Menurut Balitbang Dikbud sebagaimana yang dikutip oleh Suke Silverius
( 1991 : 73 ), penyusunan butir soal pilihan ganda adalah :
a) Pernyataan atau pertanyaan pada pokok soal ( stem ) harus dirumuskan
secara jelas.
b) Menghindari pertanyaan yang bersifat negative ataupun negative ganda, jika
terpaksa digunakan maka harus dicetak miring, digarisbawahi, atau ditulis
seluruhnya dengan huruf besar.
c) Pokok soal berisi materi yang diperlukan saja sehingga tidak menngaburkan
maksud soal itu.
d) Setiap butir soal hanya ada satu jawaban benar atau yang paling benar.
e) Tidak memberikan petunjuk untuk jawaban yang benar.
f) Pokok soal tidak menggunakan kata – kata yang sifatnya tidak tentu, seperti
: kebanyakan, sering kali.
g) Butir soal yang satu tidak bergantung pada jawaban butir soal yang lain.
h) Jawaban yang benar tersebut di antara a, b, c, d, dan e secara acak.
i) Option harus logis, baik dari segi isi maupun dari hubungannya dengan
stem.
j) Option homogeny, baik dari segi isi atau materi maupun panjang pendeknya
pernyataan.
k) Jika optionnya bilangan maka diurutkan dari kecil ke besar atau besar ke
kecil.
l) Menghindari penggunaan option dengan kata “ semua jawaban di atas benar
“, “ semua jawaban di atas salah “, atau sejenisnya.
m) Option harus logis dan pengecoh harus berfungsi.
2. Butir soal uraian
Butir soal jenis ini bersifat umum dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memberikan jawaban yang bebas, sesuai pendapat dan kreativitasnya
serta sikap kritisnya bila menanggapi sesuatu hal. Maka dari itu penilaiannya sangat
subjektif, tergantung dari kemampuan, kepekaan, kecermatan, kejujuran, dan
kondisi pemeriksa tes.
Menurut Balitbang Dikbud sebagaimana dikutip oleh Suke Silverius
( 1991 : 71 ), penyusunan soal bentuk uraian adalah :
a) Menggunakan kata tanya atau perintah “ jelaskan “, “ mengapa “, “ uraikan
“, “ bandingkan “, “ tafsirkan “, “ hitunglah “, “ berilah tanggapan “, dan “
buktikan “.
b) Soal dirumuskan dengan kalimat sederhana sesuai dengan tingkat
kemampuan bahasa siswa.
c) Kalimat dalam soal dirumuskan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
d) Menggunakan kata – kata yang tidak menimbulkan salah penafsiran.
e) Menghindari kata – kata yang dapat menyinggung perasaan siswa.
f) Waktu yang disediakan sesuai dengan banyaknya butir soal.
g) Tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk memilih butir soal yang
akan dikerjakan.
h) Mempersiapkan kunci jawaban atau criteria jawaban sebagai pedoman
penskoran.
i) Memberikan petunjuk pengerjaan yang jelas.

2.7 Analisis Butir Soal


Penilaian hasil belajar pada akhir semester merupakan komponen proses
pembelajaran yang penting. Dari hasil belajar ini guru dapat mengambil kesimpulan
apakah siswa telah mencapai tingkat KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) yang telah
ditetapkan untuk tiap semester. Penilaian ialah proses interpretasi hasil pengukuran untuk
mengambil keputusan.
Alat pengukuran hasil belajar yang baik mengukur sesuai dengan kemampuan
siswa yang sebenarnya, sehingga diperlukan alat ukur yang baik. Soal yang baik harus
valid, reliable, objektif, praktis, dan ekonomis. Selain itu masing – masing soal juga harus
memenuhi syarat daya beda, taraf kesukaran, dan distribusi jawaban seperti yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto ( 1997 : 211 ).
Analisis butir soal bertujuan untuk mengetahui validitas empiris maupun validitas
isi yang berupa kebenaran konsep, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda serta

kebenaran konstruksinya yang dilakukan dengan cara memperbaiki, menyeleksi,


mengganti, atau merevisi.
Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa suatu soal dikatakan baik jika
memenuhi syarat validitas, reliabilitas, obyektivitas, praktibilitas, dan ekonomis. Soal yang
baik juga memenuhi syarat daya pembeda, taraf kesukaran, distribusi jawaban, dan
kesalahan baku pengukuran. Keterangan dari masing – masing maupun butir yang baik
adalah sebagai berikut :
1. Validitas
Suatu soal disebut valid jika soal tersebut betul – betul mengukur apa yang
seharusnya diukur. Rumusnya adalah
Soal bentuk pilihan ganda :
M −M q
r pbi = p √ pq
st
Soal bentuk uraian :

r xy =
∑ xy
Nδxδy

2. Reliabilitas
Suatu soal dikatakan reliable apabila soal tersebut memberikan hasil yang
relative tetap, walaupun dipergunakan berulang – ulang pada subjek yang sama,
soal dapat mengukur secara konsisten. Rumusnya adalah
Soal bentuk pilihan ganda :

KR−20=
k
k−1 [
1−
∑ p(1− p)
( SD) ² ]
Soal bentuk uraian :

α=
n
n−1 (
1−
∑ vi
Vtest )
3. Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal merupakan kemampuan suatu butir dalam
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan yang berkemampuan
rendah. Rumusnya adalah
Soal bentuk pilihan ganda :
( BA−BB )
DP= ( jika jumlah siswa dalam BA = jumlah siswadalam BB )
0,5 N
BA BB
DP= − ( jika jumlah siswa dalam BA ≠ jumlah siswa dalam BB)
nA nB
Soal bentuk uraian :
mean atas−mean bawah
DP=
skor maksimum dari soal
4. Tingkat Kesukaran
Butir soal juga harus memenuhi taraf kesukaran tertentu. Soal yang baik adalah
soal yang tidak terlalu mudah maupun tidak terlalu sukar. Rumusnya adalah
Soal bentuk pilihan ganda :
jumlah peserta yang menjawab benar
TK =
jumlah siswa yang mengikuti tes
Soal bentuk uraian :
mean
TK=
skor maksimum dari soal
jumlah skor pada soal
mean=
jumlah siswa yang mengikuti tes

5. Kesalahan baku pengukuran


Semakin mendekati nol maka semakin konsisten suatu tes. Rumusnya
adalah
KBP=SD √ 1−Koef . Reliabilitas
6. Penyebaran jawaban soal
Penyebaran jawaban adalah distribusi jawaban siswa dalam hal menentukan
pilihan jawaban pada soal bentuk objektif. Paling tidak dipilih oleh 5 % peserta tes.
Lebih banyak dipilih oleh kelompok yang belum paham materi.
Ada beberapa rumus lagi yang diperlukan dalam menentukan syarat – syarat di
atas, rumus tersebut adalah
1. Mencari Standar Deviasi ( Std / SD )

√ ( x i−x )2
n
Std= ∑
i=1 n−1
2. Menentukan Signifikansi
Z=r √ n−1( jika jumlah peserta lebih dari30 orang)

t =r
√ n−2
1−r ²
( jika jumlah peserta kurang dari30 orang )
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. IDENTITAS SEKOLAH YANG DITELITI


Dalam penelitian ini, identitas sekolah yang saya teliti adalah :
- Nama Sekolah : SMK N 2 MEDAN
- Alamat sekolah : Jln. STM No. 12A Medan
- Kelas penelitian : XII TKR 3
- Tanggal penelitian : 17 mei 2023
- Jumlah siswa : 22 orang
- Waktu tes : 60 menit

3.2. MATERI YANG DI TES.


Pokok bahasan yang dites kepada siswa dengan berpatokan terhadap KI dan KD.
Kompetensi dasar yang menjadi acuan dalam penyusunan soal tersebut adalah materi yang
membahas tentang sistem suspensi dan pemindah tenaga. Jumlah soal yang dites terhadap
siswa tersebut terdiri dari 30 butir soal pilihan berganda dan 5 butir soal Esay tes. Banyak
siswa yang mengikuti tes tersebut adalah sebanayak 22 orang.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. SOAL PILIHAN BERGANDA

NAMA SISWA ITEM SOAL


NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Alvan Yandika 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1
2 AZMI FAUZAN 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
3 ALFREDO TARIGAN 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
4 ANDIKA YOSI PRATAMA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0
5 ARI PRATAMA 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1
6 ASRIADI TANJUNG 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
7 CHANDWIKI SAPUTRA 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
8 DAVID EDY 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1
9 EGO PRANATA TARIGAN 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
10 FERRI IRAWAN 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
11 HAFIZ WINATA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1
12 HEPPY KRISTIANZA 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1
13 JUFRI SIREGAR 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1
14 MUHAMMAD FICKRY 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
15 MUHAMMAD VICKRY PRADANA 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
16 RAFRANDO 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0
17 REH MALEM SARAGIH 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1
18 RENALDY 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1
19 RYO FATAH NUR IKHLAS 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1
20 SUHENDRA 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1
21 YOHANNES HUTAJULU 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
22 YUDHA ANTAWA PUTRA 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0
Σ 12 16 16 13 7 17 13 18 13 16 13 11 14 8 20 10 13 12 17 22 12 14 18 11 17
p 0,55 0,73 0,73 0,59 0,32 0,77 0,6 0,82 0,59 0,73 0,59 0,5 0,64 0,36 0,909 0,45 0,591 0,545 0,77 1 0,55 0,64 0,82 0,5 0,77
q 0,45 0,27 0,27 0,41 0,68 0,23 0,4 0,18 0,41 0,27 0,41 0,5 0,36 0,64 0,091 0,55 0,409 0,455 0,23 0 0,45 0,36 0,18 0,5 0,23
pq 0,25 0,2 0,2 0,24 0,22 0,18 0,2 0,15 0,24 0,2 0,24 0,25 0,23 0,23 0,083 0,25 0,242 0,248 0,18 0 0,25 0,23 0,15 0,3 0,18
Σpq 5,88

4.1.1. TINGKAT KESUKARAN

jumlah peserta yang menjawab benar


Tingkat kesukaran soal=
jumlah siswa yang mengikuti tes

Maka :
12
1. TK¿ =0,54 ( Soal ini tergolong Sedang )
22

16
2. TK ¿ =0,72 ( Soal initergolong Mudah )
22

16
3. TK ¿ =0,72 ( Soal initergolong Mudah )
22

13
4. TK ¿ =0,59 ( Soal initergolong Sedang )
22
7
5. TK ¿ =0,31 ( Soalini tergolong Sedang )
22

17
6. TK ¿ =0,77 ( Soal ini tergolong Mudah )
22

13
7. TK ¿ =0,59 ( Soal initergolong Sedang )
22

18
8. TK ¿ =0,81 ( Soalini tergolong Mudah )
22

13
9. TK ¿ =0,59 ( Soal initergolong Sedang )
22

16
10. TK ¿ =0,72 ( Soal initergolong Mudah )
22

13
11. TK ¿ =0,59 ( Soal initergolong Sedang )
22

11
12. TK ¿ =0,5 ( Soalini tergolong Sedang )
22

14
13. TK ¿ =0,63 ( Soal ini tergolong Sedang )
22

8
14. TK ¿ =0,36(Soal ini tergolong Sedang)
22

20
15. TK ¿ =0,90 ( Soal ini tergolong Mudah )
22

10
16. TK ¿ =0,45(Soal ini tergolong Sedang)
22

13
17. TK ¿ =0,59 ( Soal initergolong Sedang )
22

12
18. TK ¿ =0,54 ( Soal ini tergolong Sedang )
22

17
19. TK ¿ =0,77 ( Soal ini tergolong Mudah )
22
22
20. TK ¿ =1 ( Soalini tergolong Mudah )
22

12
21. TK ¿ =0,54 ( Soal ini tergolong Sedang )
22

14
22. TK ¿ =0,63 ( Soal ini tergolong Sedang )
22

18
23. TK ¿ =0,81 ( Soalini tergolong Mudah )
22

11
24. TK¿ =0,5 ( Soalini tergolong Sedang )
22

17
25. TK¿ =0,77 ( Soal ini tergolong Mudah )
22

19
26. TK¿ =0,86 ( Soal ini tergolong Mudah )
22

18
27. TK¿ =0,81 ( Soalini tergolong Mudah )
22

13
28. TK¿ =0,59 ( Soal initergolong Sedang )
22

7
29. TK¿ =0,31(Soal ini tergolong Sedang)
22

21
30. TK¿ =0,95(Soal ini tergolong Mudah)
22

KESIMPULAN:
1. Soal yang tergolong mudah berjumlah 13 atau 43,33% dari jumlah soal
2. Soal yang tergolong sedang berjumlah 17 atau 56,66% dari jumlah soal
3. Soal yang tergolong sulit berjumlah 0 dari jumlah soal

4.1.2. DAYA PEMBEDA


( BA−BB )
daya pembeda= ( jika benar atas=benar bawah )
0,5 N
BA BB
daya pembeda= = ( jikabenar atas ≠ benar bawah )
nA nB
jumlah skor keseluruhan ×100 431× 100
mean= = =68,41
banyaknya siswa yang mengikuti ujian × jlh soal 21×30

siswa yang tergolong kelompok atas:


1. Alvan Yandika
2. Azmi Fauzan
3. Alfredo Tarigan
4. Andika Yosi Pratama
5. David Edi
6. Ferri Irawan
7. Heppy Kristianza
8. Renaldy
9. Ryo Fatah Nuriklas
10. Suhendra
Siswa yang tergolong kelompok bawah:
1. Ari Pratama
2. Asriadi Tanjung
3. Chandwiki Saputra
4. Ego Pranata
5. Hafiz Dinata
6. Jufri Siregar
7. Muhammad Fikry
8. M. Fikry Pradana
9. Rafrando
10. Reh Malen Saragih
11. Yohannes Hutajulu
12. Yuda Antawa Putra

Dari data tersebut dapat dicari daya pembeda sebagai berikut:


BA BB 8 4 96−40 56
DP1 ¿ − = − = = =0,46 Soal ini diterima
NA NB 10 12 120 120
BA BB 9 7 108−70 56
DP2 ¿ − = − = = =0,31 Soal ini diterima
NA NB 10 12 120 120
BA BB 10 6 120−60 60
DP3 ¿ − = − = = =0,5 Soal ini diterima
NA NB 10 12 120 120
BA BB 8 5 96−50 46
DP4 ¿ − = − = = =0,38 Soal ini diterima
NA NB 10 12 120 120
BA BB 3 4 36−40 −4
DP5 ¿ − = − = = =−0,033 Soal ini dibuang
NA NB 10 12 120 120
BA BB 9 8 108−80 28
DP6 ¿ − = − = = =0,23 Soal ini diperbaiki
NA NB 10 12 120 120
BA BB 5 8 60−80 −20
DP7 ¿ − = − = = =0,16 Soal ini dibuang
NA NB 10 12 120 120
BA BB 9 9 108−90 19
DP8 ¿ − = − = = =0,15 Soal ini dibuang
NA NB 10 12 120 120
BA BB 7 4 84−40 44
DP9 ¿ − = − = = =0,36 Soal ini diterima
NA NB 10 12 120 120
BA BB 8 7 96−70 26
DP10 ¿ − = − = = =0,21 Soal ini diperbaiki
NA NB 10 12 120 120
BA BB 6 5 72−50 22
DP11¿ − = − = = =0,18 Soal ini dibuang
NA NB 10 12 120 120
BA BB 8 4 96−40 0
DP12¿ − = − = = =0 Soal ini dibuang
NA NB 10 12 120 120
BA BB 8 7 96−70 26
DP13¿ − = − = = =0,21 Soal ini diperbaiki
NA NB 10 12 120 120
BA BB 5 4 60−40 20
DP14¿ − = − = = =0,16 Soal ini dibuang
NA NB 10 12 120 120
BA BB 10 10 120−100 20
DP15¿ − = − = = =0,16 Soal ini dibuang
NA NB 10 12 120 120
BA BB 3 5 36−50 −14
DP16¿ − = − = = =−0,11 Soal ini diterima
NA NB 10 12 120 120
BA BB 3 9 36−90 −54
DP17¿ − = − = = =−0,45 Soal ini dibuang
NA NB 10 12 120 120
BA BB 8 4 96−40 56
DP18¿ − = − = = =0,46 Soal ini diterima/baik
NA NB 10 12 120 120
BA BB 8 9 96−90 6
DP19¿ − = − = = =0,05 Soal ini dibuang
NA NB 10 12 120 120
BA BB 10 12 120−120 0
DP20¿ − = − = = =0 Soal ini dibuang
NA NB 10 12 120 120
BA BB 4 8 48−80 −32
DP21¿ − = − = = =−0,26 Soal ini dibuang
NA N B 10 12 120 120
BA BB 7 6 84−60 24
DP22¿ − = − = = =0,2 Soal ini diperbaiki
NA NB 10 12 120 120
BA BB 10 8 120−80 40
DP23¿ − = − = = =0,33 Soal ini diterima
NA NB 10 12 120 120
BA BB 4 7 48−70 −22
DP24¿ − = − = = =−0,18 Soal ini dibuang
N A NB 10 12 120 120
BA BB 8 9 96−90 6
DP25¿ − = − = = =0,05 Soal ini dibuang
NA NB 10 12 120 120
BA BB 7 12 84−120 −36
DP26¿ − = − = = =−0,3 Soal ini dibuang
NA NB 10 12 120 120
BA BB 10 8 120−80 40
DP27¿ − = − = = =0,33 Soal ini diterima
NA NB 10 12 120 120
BA BB 4 9 48−90 −58
DP28¿ − = − = = =−0,35 Soal ini dibuang
NA NB 10 12 120 120
BA BB 5 2 60−20 40
DP29¿ − = − = = =0,33 Soal ini diterima
NA NB 10 12 120 120
BA BB 10 11 120−110 10
DP30 ¿ − = − = = =0,08 Soal ini dibuang
NA NB 10 12 120 120

√∑
n
Std= ¿¿¿¿¿
i=1

X1¿ ¿ ¿
X2¿ ¿ ¿
X3¿ ¿ ¿
X4¿ ¿ ¿
X5¿ ¿ ¿
X6¿ ¿ ¿
X7¿ ¿ ¿
X8¿ ¿ ¿
X9¿ ¿ ¿
X10¿ ¿ ¿
X11¿ ¿ ¿

BAB V

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai