Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN PASIEN FRAKTUR

TERBUKA

No. Dokumen :440/SOP/UKP/


UGD/01/PKMBin
No. Revisi : 02
SOP
Tanggal
: 3 Januari 2022
Terbit
Halaman : 1/4
Kepala UPTD Puskesmas
Binakal
UPTD PUSKESMAS
BINAKAL
drg. Lilik Sumarlik, M.Mkes
NIP. 19741202 201001 2 005
1. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang
rawan epifisis baik yang bersifat total maupun parsial.
Fraktur terbuka adalah suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan
lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga
timbul komplikasi berupa infeksi.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan penanganan Fraktur Terbuka di UGD UPTD
Puskesmas Binakal.

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Binakal No. 445/…./…/2022 tentang Tindakan


Keperawatan: Penanganan Pasien Fraktur di Puskesmas Binakal.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer.
5. Prosedur Alat dan Bahan:
1. Tensimeter
2. Thermometer
3. Stetoskop
4. Timbangan Injak
5. Ranjang Periksa
6. Perban
7. Handscone
8. Buku Register Pasien
9. Spalk
Petugas:
1. Dokter Umum
2. Perawat
Langkah-langkah:
1.Tahap Pra Interaksi
a. Petugas mencuci tangan sebelum melakukan tindakan.
b. Petugas menempatkan alat di dekat pasien
c. Petugas memakai APD sesuai prosedur.
2. Tahap Orientasi
a. Petugas memberikan salam dan menyapa nama pasien.
b. Petugas menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Petugas menanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan dilakukan.
3. Tahap Kerja
a. Petugas mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien.
b. Petugas memakai Handscone.
c. Petugas melakukan anamnesis kepada pasien.
- Adanya patah tulang terbuka setelah terjadinya trauma
- Nyeri
- Sukit digerakkan
- Deformitas
- Bengkak
- Perubahan warna
- Gangguan sensibilitas
- Kelemahan otot.
d. Petugas melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien.
- Inspeksi
Adanya luka terbuka pada kulit yang dapat berupa tusukan luka
yang tajam keluar menembus kulit atau dari luar atau oleh
karena tertembus, misalnya oleh peluru atau trauma langsung
dengan fraktur yang terpapar dengan dunia luar.
- Palpasi
1. Robekan kulit yang terpapar dunia luar.
2. Nyeri tekan
3. Terabanya jaringan tulang yang menonjol keluar
4. Adanya deformitas
5. Panjang anggota gerak berkuranng di bandingkan sisi yang
sehat.
- Gerak
Umunya tidak dapat di gerakkan.
e. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan.
Pemeriksaan darah rutin dan golongan darah, untuk menilai
kebutuhan penambahan darah, memantau tanda – tanda infeksi.
f. Petugas menentukan diagnosis.
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan

SOP Penanganan Pasien Fraktur Terbuka Halaman 2/5


penunjang.
g. Petugas memberikan penatalaksanaan kepada pasien.
- Semua fraktur terbuka dikelola secara emergensi.
- Lakukan penilaian awal akan adanya cedera lain yang dapat
mengancam jiwa.
- \lakukan irigasi luka
- Lakukan stabilisasi fraktur
- Pasang cairan dan berikan antibiotica intravena yang sesuai dan
adekuat misalnyaceftriaxone dan segera rujuk kelayanan
sekunder.
- Pembersihan terhadap luka fraktur, dengan cara irigasi denga
cara NaCl fisiologis sercara mekanis untuk mengeluarkan benda
asing yang melekat.
- Balut luka untuk menghentikan perdarahan, pada fraktur dengan
tulang menonjol keluar sedapat mungkin dihindari memasukkan
komponen tulang tersebut kembali ke dalam luka.
- Fraktur dengan luka yang berat memerlukan suatu traksi
skeletal. Fraktur grade II dan III sebaiknya difiksasi dengan
fiksasi eksterna.
- Pemberian antibiotika merupakan cara efektif mencegah
terjadinya infeksi pada fraktur terbuka. Antibiotika yang
diberikan sebaiknya dengan dosis yang besar. Untuk fraktur
terbuka antibiotika yang di anjurkan adalah golongan
cephalosporin, dan dikombinasi dengan golongan
aminoglikosida.
- Pencegahan tetanus : Semua penderita dengan fraktur terbuka
perlu diberikan pencegahan tetanus. Pada penderita yang telah
mendapat imunisasi aktif cukup dengan pemberian toksoid. Tapi
bagi yang belum,dapat diberikan 250 unit tetanus imunoglibulin
( manusia ).
h. Petugas merujuk pasien ke layanan sekunder dengan tetap
mengawasi tanda - tanda vital dan memberikan penanganan awal.
4. Tahap Terminasi
a. Petugas mengevaluasi hasil tindakan.
b. Petugas membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
c. Petugas mencuci tangan.
d. Petugas mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

SOP Penanganan Pasien Fraktur Terbuka Halaman 3/5


6.Bagan Alir
Perawat melakukan Pasien baring
Pasien masuk UGD
pengkajian awal ditempat
klinis sesuai SOP pemeriksaan Dokter

Ada indikasi
Pemeriksaan Dokter melakukan
Ya pemeriksan
laboratorium anamnesa dan
penunjang
pemeriksaan fisik

Tidak

Dokter menegakkan diagnose berdasarkan anamnesa,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang mengacu pada
standar profesi dan standar asuhan ( PMK No.5 Tahun 2014 )

Pasien diberikan Pasien membutuhkan


Ya
rujukan internal atau pelayanan atau tindakan lebih
rujukan eksternal lanjut

Tidak

Pasien diberikan resep obat sesuai


dengan diagnosa yang mengacu
pada standar profesi dan standar
asuhan ( PMK No.5 Tahun 2014 )

Perawat mencatat hasil


pemeriksaan, laboratorium dan
terapi, maupun rujukan kedalam
buku register harian pasien UGD

Pasien diresepkan obat

7. Hal-hal yang perlu - Petugas wajib mematuhi prosedur Tindakan Keperawatan Penanganan
diperhatikan Pasien Fraktur.
- Nilai Tanda – Tanda Vital Dan Keadaan Umum Pasien
8. Unit terkait - UGD
- Poli Umum
- Rawat Inap
9. Dokumen Terkait 1. Rekam Medis
2. Register Pendaftaran
3. Buku Register Harian Pasien UGD
SOP Penanganan Pasien Fraktur Terbuka Halaman 4/5
4. Kertas Resep
5. Surat Rujukan
10.Rekaman Historis No. Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Perubahan Berlaku
1. Kebijakan Kebijakan awal: SK Kepala 3 Januari 2022
Puskesmas Binakal tentang
Layanan Klinis Berorientasi
Pasien berubah menjadi SK
Kepala Puskesmas Binakal
tentang Tindakan Penanganan
Pasien Fraktur Terbuka.
2. Referensi SOP lama menggunakan 3 Januari 2022
referensi Permenkes no.75
tahun 2014 tentang Puskesmas,
berubah menjadi referensi baru
menggunakan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 5 tahun 2014
Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer.
3. Isi Prosedur Prosedur wajib mencantumkan 3 Januari 2022
penyesuaian Juknis pelayanan
puskesmas pada masa pandemi
Covid 19
4. Kepala SOP lama ditandatangani oleh 3 Januari 2022
Puskesmas Kepala Puskesmas drg. Lilik
Sumarlik, M.Mkes.
SOP baru ditandatangani oleh
dr. Lilik Sumarlik, M.Mkes
5. Format SOP Format SOP terbaru mengikuti 3 Januari 2022
format sesuai Surat Keputusan
Kepala Dinas Kesehatan nomor
440/157.A/430.9.3/2022
tentang Format Standar
Operasional Prosedur di UPTD
Puskesmas.

SOP Penanganan Pasien Fraktur Terbuka Halaman 5/5

Anda mungkin juga menyukai