Hadits Tarbawi
Hadits Tarbawi
Disusun Oleh:
Muhammad Dzaky (221105011439)
Wildan Nafis (221105011425)
Kelas 2E / Semester 2
Alhamdulillah atas semua nikmat, rasa syukur, dan kemudahan dalam membuat makalah ini
senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan segala limpahan rahmat
dan nikmat, bimbingan dan petunjuk serta hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan
penyusunan makalah dengan judul “Motivasi dalam beramal termasuk dalam Pendidikan”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi.
Kami harap kritik dan saran demi menyempurnakan makalah kami agar lebih baik dan dapat di
gunakan dalam bermanfaat. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan dan penyusunan
makalah ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari Allah SWT.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi semua yang membacanya. Semoga Allah SWT memberikan petunjuk serta rahmat-Nya
kepada kita semua.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB 1 PEMBAHASAN ........................................................................................................... 1
A. Pengertian amal shaleh .......................................................................................................... 1
B. Dasar Hukum ....................................................................................................................... 1
C. Jenis-jenis amal shaleh .......................................................................................................... 2
D. Faktor yang mendukung ........................................................................................................ 3
E. Keutamaan beramal shaleh ................................................................................................... 4
ii
BAB 1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Amal Shaleh
Dalam bahasa indonesia, kata “amal” berarti perbuatan baik atau buruk. Kata shaleh secara
Bahasa artinya “baik”. Dengan demikian amal shaleh secara Bahasa artinya “perbuatan baik”
Amal shaleh terdiri dari dua kata, yaitu amal dan shaleh. Rangkaian kata ini sering ditemukan
dalam berbagai literatur-literatur yang berkaitan dengan agama. Amal berasal dari bahasa Arab, Amal
adalah bentuk Masdar, berarti makna amal adalah perbuatan atau penggunaan segala daya untuk
menghasilkan sesuatu
Secara lebih spesifik, perbuatan atau daya yang dimiliki manusia dapat dibagi menjadi empat jenis
yaitu:
1. Daya jasadi yang bersumber dari jasad kasar manusia, biasanya hasilnya dibagi berupa benda-
benda kasar
2. Daya pikir, yakni daya yang bersumber dari kekuatan pikir manusia, biasanya menghasilkan
sesuatu yang berupa ide dan sebagainya
3. Daya ruhiy, yaitu daya menuntun kita berpikir abstrak sehingga condong kepada ketauhidan
dan rasa cinta kepada seni, atau bisa juga disebut dengan sense atau taste.
4. Daya nafsu, atau yang lebih kita kenal dengan sebutan hawa nafsu
B. Dasar Hukum
Dari pengertian amal saleh yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat dipahami bahwa amal
saleh, jika dikerjakan, selain memberi manfaat bagi diri yang melakukannya, juga memberikan manfaat
terhadap orang lain, dan perbuatan itu dapat diterima oleh akal sehat. Adapun dasar keberadaan amal
saleh ini antara lain firman Allah SWT dalam surah An-Nahl (16) ayat 97, "Barangsiapa yang
mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya
akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik..."
Amal kebajikan ini, menurut fukaha, ada yang tergolong amal jariah dan ada pula yang
tergolong amal ibadah. Yang dimaksud dengan amal jariah ialah perbuatan kebajikan yang dilakukan
secara sukarela dengan mengharapkan rida Allah SWT, dan mendatangkan balasan kebajikan (pahala)
bagi yang melakukannya, meskipun ia telah berada di alam akhirat.
Pahala amal ini terus mengalir kepadanya selama orang yang masih hidup dapat memanfaatkan
hasil kebajikan yang ditinggalkannya di dunia.
Dasar yang umum digunakan fukaha atas keberadaan amal jariah ini ialah hadis Nabi SAW,
1
َ أَ ُْو َولَ ُد، أو ِع ْلمُ ي ْنتَفَعُ ِب ِه،اريَة
.ُصا ِلحُ يَدْعو لَه َ :ُن ثَ ََلث
ِ صدَقَةُ َج ُ َ ع َملهُ ِإ
ُْ ّل ِم َ ُع ْنه َ َِإذَا َماتَُ ابنُ آدم ا ْنق
َ ط َُع
"Apabila anak Adam (manusia) wafat, maka terputuslah darinya semua pahala amal kebajikannya
kecuali tiga macam, yaitu sedekah jariah, ilmu pengetahuan yang bermanfaat, dan anak saleh yang
mendoakannya." (HR. Muslim).
Selain tiga macam yang disebut dalam hadis di atas, terdapat beberapa kebajikan lain yang dapat
digolongkan kepada amal jariah, seperti disebut dalam hadis,
2
Amal Lahiriah adalah perbuatan yang dilakukan dengan anggota badan dan dapat diketahui
melalui pengelihatan atau pendengaran. Amal lahiriah dibagi dua macam, yaitu sebagai berikut:
1. Amal lahiriah melalui ucapan
Contohnya: Menasihati dalam hal kebajikan dan mencegah, Berbicara dengan
pembicaraan yang baik, Membaca Al-Qur'an.
2. Amal lahiriah dengan anggota badan
Contohnya: Menolong orang dalam melakukan kebajikan, melakukan jual beli sesuai
dengan tuntunan Allah SWT. dan Rasul-Nya, Menjenguk orang sakit, dan Mengiringi
jenazah ke kuburan.
3
Amal shaleh merupakan salah satu syarat seseorang mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia
maupun di akhirat. Diantara contoh perilaku amal shaleh yaitu:
a) Melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
b) Membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan, baik berupa moril maupun
material.
c) Menengok teman atau saudara yang sakit.
d) Menyumbang dana bagi pembangunan masjid, madrasah, pondok pesantren, ataupun
fasilitas umum lainnya.
e) Turut bekerja bakti membersihkan lingkungan sekolah.
f) Mendonorkan darah untuk keperluan kemanusiaan dab sebagainya.
Semua perbuatan tersebut, tentunya harus didasari keimanan dan keikhlasan sehingga dihadapan
Allah swt. Dapat digolongkan amal shaleh.
4
akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (QS
al-Ankabut : 7).
o Kelima, dimuliakan hidupnya. "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak
Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS al-Isra': 70).
o Keenam, dijauhkan dari kerugian dan atau kegagalan dalam menjalani kehidupan.
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS al-Ashr:
1-3).
Untuk itu, hanya amal shaleh yang berasal dari keimanan kepada Allaah Subhanahu Wata'ala
keyakinan akan keadilan-Nya, dan hanya berharap akan rahmat-Nya yang akan membawa manfaat dalam
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
5
BAB III
PENUTUP
A. Hikmah
Tidak ada makanan dan gizi bagi hati dan jiwa selain mengenal Allah Subhanahu wa Ta'ala,
mengenal keagungan, ketinggian dan kebesaran-Nya. Sehingga tingkatan dalam maʼrifah adalah; takut
kepada Allah, mengagungkan-Nya, meninggikan-Nya, mendekat pada-Nya, cinta kepada-Nya, rindu
untuk berjumpa dengan-Nya, dan ridha dengan ketentuan-Nya". (Kumpulan risalah Ibnu Rajab II/467).
(DR. Majdi Al-Hilali, Mencintai & Dicintai Allah).
B. Kesimpulan
Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan, sedangkan
saleh berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah, amal saleh ialah perbuatan baik yang memberikan
manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat di akhirat. Islam memandang bahwa
amal saleh merupakan manifestasi keimanan kepada Allah SWT. Islam bukan sekadar keyakinan,
melainkan amalan saleh yang mengejawantahkan keyakinan tersebut. Amal saleh menegaskan prinsip-
prinsip keimanan dalam serangkaian aturan-aturan Allah SWT. Sedangkan amal saleh yang tanpa
keimanan. akan menjadi perbuatan yang tidak ada nilainya di hadapan Allah. Sebagai contoh orang yang
dalam kesehariannya suka memberi bantuan kepada siapa saja yang membutuhkan tetapi tidak dilandasi
dengan keimanan kepada Allah, maka perbuatan tersebut tidak mendapat nilai atau balasan dari Allah
6
DAFTAR PUSTAKA