Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KEWIRAUSAHAAN ( KOMUNIKASI DAN

PENJUALAN )

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu :

Ns. Yana Setiawan, SKM.,S.Kep.,M.Kep

Di susun oleh

Kelompok 1 (lampiran)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROFESI


NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN


Jl. Industri Pasir Gombong Jl. Jababeka Raya, Pasir gombong, kec. Cikarang Utara, Bekasi,
E-mail : info@medikasuherman.ac.id Website : info@medikasuherman.ac.id

Nama Anggota Kelompok 1:

1. Cahya Faturohman ( 030320745 )

2. Gita Nanda Fadia ( 030320755 )

3. Friska Rizkitawati ( 030320754  )

4. Desri Ajeng ( 030320748 )

5. Anisa Agustiana ( 030320743 )

6. Fahrian Ramadhan ( 030320753)

7. Dede Purnama Alam ( 030320746)

8. M Immadudin Akbar ( 020319627)

9. Siti Maulidya ( 030320779 )

10. Sri Indah Sofyani ( 030320782 )

11. Warika Nur Assyfa ( 030320783)

12. Laras Nova Pitaloka ( 030320762)

13. Junita Patria ( 030320760 )

14. Putri Alzahra ( 030320772 )

15. Zahra Azhari ( 030320785 )

16. Rian Rizki Fauzi ( 030320776  )

17. Dicky Indriawan ( 03020750 )

18. Meyliana Putri ( 030320766 )

19. Raihan Jamaludin ( 030320812)


20. Ratna Sari ( 030320773  )

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Banyak pada perusahaan-perusahaan melakukan presentasi hanya bertujuan


menyampaikan berupa informasi saja. Informasi/pesan yang disampaikan bisa bersifat
biasa, penting atau bahkan rahasia. Perusahaan mengundang seseorang yang dianggap
pantas untuk menyampaikan informasi sesuai tema yang telah ditentukan. Dalam hal
ini pembicara memiliki keahlian sesuai dengan bidang dan pengalamannya.

Dalam ilmu ekonomi dikenal istilah bisnis yang berarti suatu organisasi yang
menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya. Ada 3 hal penting
dalam bisnis, yaitu semua bisnis menghasilkan barang atau jasa, semua bisnis mencari
keuntungan, dan semua bisnis mencoba meneruskan keinginan konsumen. Sebuah
bisnis memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,
bisnis bisa dijadikan sebuah pilihan karir atau profesi.

Alasan lain yang mendorong kita untuk berbisnis adalah keinginan untuk
memiliki dan untuk menjelaskan kepada konsumen tentang produk yang dihasilkan.
Menjalankan sebuah bisnis bukan suatu hal yang mudah, karena dalam
pelaksanaannya kita memerlukan persiapan yang matang serta memiliki keterampilan
dalam aspek-aspek yang mendukung berjalannya bisnis.

Salah satu keterampilan penting dalam menjalankan sebuah bisnis adalah


keterampilan dalam bernegosiasi. Tidak bisa dipungkiri, dalam bisnis kita tidak bisa
berjalan secara individu. Dalam bisnis, kita akan memerlukan dan akan berinteraksi
dengan orang lain. Keterampilan dalam bernegosiasi akan mempermudah. perjalanan
suatu bisnis, karena kita akan dengan mudah mendapatkan kesepakatan yang sesuai
dengan keinginan kedua belah pihak yang melakukan kerja sama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Selling skill, Memasarkan, Tahapan proses menjual,
Negosiasi, Presentasi dan Relasi?

2. Bagaimana teknik, syarat dan jenis serta tujuan Memasarkan, Negosiasi,


Presentasi dan Relasi ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. SELLING SKILLS
Selling Skills adalah kemampuan seseorang untuk menjual sesuatu barang
atau jasa. Semua orang pasti ingin menjadi penjual yang sukses akan tetapi tidak
semua penjual tahu bagaimana caranya. Untuk menjadi seorang penjual yang sukses
ada beberapa hal yang harus dimiliki, yaitu: talent atau yang disebut dengan bakat.
Bakat yang dimiliki oleh seseorang yang merupakan pembawaan dari lahir
yang mana merupakan potensi atau modal dasar bagi seseorang untuk menjadi penjual
yang sukses. Orang yang sudah memiliki bakat sebagai penjual bisa kita lihat dari
beberapa karakter dibawah ini, misalanya: bertanggung jawab, sopan, mudah bergaul,
cerdas, disiplin, tekun, jujur, rajin, ulet, kreatif, berkomitmen dll. Terlepas dari apakah
orang tersebut bisa memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Talenta tidak hanya
diperlukan bagi seseorang yang ingin menjadi penjual yang sukses saja akan tetapi
dibutuhkan bagi semua orang dalam segala aspek pekerjaan. Melakukan suatu
pekerjaan sesuai dengan talenta akan mempermudah mencapai kesuksesan. Karena
seseorang dapat melakukan pekerjaannya secara maksimal.
Orang yang tidak memiliki bakat menjual bisa menjadi penjual yang sukses
kalau dia mau belajar dan mempelajarinya. Dengan semangat dan keyakinan yang kita
miliki dapat membantu kita membangun sikap mental yang positif, karena segala
sesuatu yang berawal dengan hal-hal yang positif akan mengkasilkan buah yang
positif juga, dan perlu kita ketahui bahwa pada dasarnya semua manusia dilahirkan
positif, hanya terkadang dikondisikan menjadi negative.
Berikut 10 tips untuk mengasah kemampuan menjual yang bisa diterapkan
demi kemajuan bisnis :
1. Temukan tingkat kenyamanan.
Menurut Matthew Schwartz, penulis Fundamentals of Sales Management
for Newly Appointed Sales Manager (AMACOM, 2006), berjualan juga
membutuhkan tingkat kenyamanan tersendiri dan hal itu menjadi kunci pertama
entrepreneur untuk meraih kesuksesan.
2. Tentukan target konsumen.
Mengindentifikasi konsumen bisa membantu memperbaiki strategi
penjualan dan menjadi lebih efisien. Misalkan, usahanya adalah fotocopy. Cari
tahu siapa sesungguhnya konsumen yang ingin dibidik, apakah perusahaan
corporate atau anak sekolah atau mahasiswa
3. Pelajari budaya membeli konsumen.
Setelah mengidentifikasinya, langkah selanjutnya adalah mencari tahu
perilaku konsumen. Contohnya jika menjual produk berharga tinggi, konsumen
sering kali butuh waktu relatif lebih lama untuk membuat keputusan. Itu artinya,
harus merencanakan waktu yang lebih lama juga untuk closing atau melakukan
transaksi.
4. Perlakukan konsumen pertama sebaik mungkin.
Menurut Schwartz ketika mulai menjual, perlakukan konsumen pertama
sebaik mungkin dengan pelayanan ekstra bila diperlukan. Meski transaksi
penjualannya tidak sebesar yang diinginkan, namun bila konsumen itu merasa
puas dengan pelayanan yang diberikan, mereka bisa menjadi ‘duta’ bagi reputasi
bisnis atau perusahaan yang kita didirikan.
5. Sisihkan waktu untuk membangun relasi.
Salah satu kesalahan terbesar entrepreneur adalah gagal membangun relasi
dengan konsumen. Begitulah pendapat Rick Segel, penulis Retail Business Kit for
Dummies (Wiley, 2001). “Hal pertama yang Anda jual adalah diri Anda sendiri.
Jika konsumen tak menyukai Anda, transaksi penjualan takkan pernah terjadi,”
tuturnya
6. Pertahankan relasi.
Ketika telah berhasil menjalin relasi dengan konsumen, cari cara untuk
mempertahankan relasi tersebut. Lakukan hal itu misalnya dengan mengirim
newsletter mengenai bisnis yang dibangun secara regular.
7. Jangan mudah berasumsi.
Menurut Keith Rosen, penulis Coaching Salespeople into Sales Champion
(Wiley, 2008), pelaku bisnis kecil biasanya sering menyabotase penjualan mereka
dengan terlalu cepat berasumsi mengenai apa yang diinginkan atau yang akan
dibayar oleh konsumen. Alih-alih berasumsi, lebih baik tanyakan secara langsung
kepada konsumen tentang apa yang membuat mereka membelanjakan uanganya
dan apa kriteria mereka dalam mengambil keputusan.
8. Buat agenda harian.
Sangat mudah untuk mengabaikan prospek penjualan bila fokus
perusahaan terpecah kepada urusan lainnya yang berkaitan dengan bisnis. Untuk
mencegah terjadinya hal tersebut, buatlah jadwal rutinitas penjualan. Hal itu bisa
diwujudkan dengan menyisihkan satu atau dua jam untuk menangani penjualan
atau membuat target mingguan untuk menggapai 10 klien potensial.
9. Perlihatkan kesuksesan
Situs perusahaan yang bisa menjadi satu-satunya pintu penghubung
dengan konsumen. Tak hanya mampu menambah kredibilitas perusahaan, tapi
upaya itu juga bisa membuat perusahaan terlihat lebih profesional di mata
konsumen. Schwartz merekomendasikan kepada pelaku bisnis untuk memasukkan
testimoni di setiap pengalaman bisnis yang tercipta dengan klien. “Orang-orang
menyukai studi kasus,” jelasnya. “Mereka (konsumen) tidak membeli ucapan,
mereka membeli aksi (Anda).”
10. Menjadi pakar industri.
Menurut pendapat Rosen, memposisikan diri sebagai pemimpin di bidang
yang sedang digeluti bisa meningkatkan penjualan. Dengan cara bisa menulis
artikel, membuat blog atau mempublikasikan usaha ke media untuk membangun
kredibilitas. “Orang-orang ingin memandang Anda sebagai seseorang yang
mengenal dengan baik industri (yang Anda geluti),” jelas Schwartz.

B. Memasarkan Versus Menjual


Marketing adalah kegiatan penting dalam mewujudkan tujuan perusahaan,
yaitu terjadinya transaksi. Di dalam konsep strategi pemasaran terdapat dua bagian
penting, yaitu tujuan promosi dan selling.
Tujuan promosi terdiri dari Jangka panjang adalah kekuatan merek dan jangka
pendek adalah menjual.
Sedangkan kegiatan menjual (selling) adalah salah satu misi dan tujuan
aktivitas jangka pendek dari strategi pemasaran sedangkan visinya adalah
membangun “kekuatan merek” di benak pelanggan.
 Salesman : Menjual Produk atau Bisnis Anda
Seorang salesman itu menawarkan menfaat (benefit), bukan apa yang
dilihat dan disentuh oleh pelanggan (product feature). Salesman menjual manfaat
produk dan binisnya, bukan menjual barang dan jasanya karena fisik produk
adalah sesuatu yang di “deliver” ke pelanggan dan manfaat adalah apa yang
dirasakan oleh pelanggan.
 Salesman itu Menjual Kualitas, Bukan hanya Produk atau Bisnis
Yang dijual oleh salesman adalah dirinya (personal selling), merek produk
(company selling) dan kualitas produknya (quality produk).

Kualitas secara keseluruhan terdiri dari 3 aspek


1. What Will You Dilever? apa yang akan diberikan kepada konsumen yang
melekat pada suatu produk/jasa meliputi:
 ciri-ciri produk atau jasanya,
 fungsinya,
 kemasan atau nilai tambah dari jasa anda,
 warna dan ciri khas dari jasa yang ditawarkan,
 jaminan, dll.
2. Who Will Dilever? siapa yang akan menawarkan produk atau jasa kepada
konseume. faktor kesuksesannya meliputi :
 sikap penjual,
 cara komunikasi,
 gerak tubuh harus baik,
 Mimik wajah dari penjual tidak membuat calon pelanggan malas melihatnya
 pengetahun produk harus dikusai dan bisa membuat calon konsumen yakin,
percaya dan termotivasi untuk membeli produk anda
 semangat dan gairah dalam berkunjung,
 mental pantang menyerah,
 keterampilan dalam membantu calon konsumen,
 kreatifitas dan inovasi dalam membantu kesulitan yang dialami konsumen.
3. How Will You Deliver? bagaimana cara seorang penjual meyakinkan,
memotivasi, dan membuat calon konsumen percaya atas pembelian yang ia
putuskan. Oleh karena itu, penjual membutuhkan selling skill.
a. Cara Orang Mendapatkan Produk
Ada beberapa cara seseorang untuk mendapatkan produk yang ia inginkan :
 membuat sendiri – bila bisa
 meminta atau merayu – bila diperbolehkan
 mamaksa – bila anda tidak mempunyai skill
 pertukaran nilai (barter) – transaksi jual beli

b. Salesmanship Level
Salesmanship level adalah kemampuan untuk menawarkan suatu produk agar
prospek bisa membeli produk dari anda, meliputi :
 Memaksa atau meminta (kurang etis)
 Merayu atau manipulate (kurang etis)
 Bergaining atau barter (bersifat lebih terbuka)
 Motivation (bersifat terbuka)

c. Wirausahawan Sukses Adalah Salesman Sukses


Berikut adalah beberapa hal yang harus dipunyai oleh entrepreneur untuk
menjadi salesman yang kuat :
 Personality
 Knowledge
 Idea and Creativity
 Selling skill
 Concept

d. Faktor Kesuksesan Penjual


Faktor keberhasilan seorang penjual tidak hanya bisa dilihat dari sisi
meningkatnya jumlah dan nilai penjualannya, namun ada faktor lain yang
menjadi kreteria keberhasilan, seperti:
 Konsumen selalu mencari penjual tersebut jika ingin membeli produk
karena merasa yakin, aman, dan tenang.
 Selalu ingin disuplai dari penjual tersebut
 Berkomunikasi secara dekat dan intens
 selalu berhubungan dengan penjual tersebut jika ingin memecahkan
masalah pembelian produk
 Bangga bila ditelpon atau dihubungi penjual
 enggan membeli dari penjual lain
 semua kebutuhan ingin diberikan kepada penjual tersebut
 menolak untuk bertemu dengan salesman lain
e. Motif Membeli Seseorang
Secara spesifik, jenis motif membeli seseorang (secara emosional)
tampak sebagai berikut :
 kebanggaan
 untuk mencintai seseorang
 ingin lebih dikenal dari sebelumnya
 kenyamanan
 keamanan
 bagian dari sebuh komonitas atau kelompok
Secara rasional motif membeli digolongkan sebagai berikut:
 efisiensi
 layanan yang lebih baik, cepat, dan cukup 24 jam
 harga murah, tetapi mutunya bagus
 kualitas yang di dukung dengan data teknis, uji laboratorium, dsb.
 atribut atau faktor pendukung dari produk utama
 kecepatan, yang dihasilkan dari sebuah produk
 akurasi dan presisinya
 kesederhanaan proses membukanya
 kemudahan pemakaiannya
 efektifitasnya
Sedangkan apabila ditinjau dari posisi calon pelanggan dalam fungsi
sebuah organisasi, maka motif pembelian dikelompokkan dalam 5 kategori:
 motif membeli untuk kepentingan pengambilan keputusan (decision
making)
 motif membeli untuk kepentingan bagian pembelian
 motif membeli untuk menggunakan produk tersebut
 motif membeli untuk orang yang menyetujui penggunaan produk tersebut
 motif membeli dari orang-orang yang memengaruhi penganbilan
keputusan perusahaan untuk meminta dan membeli produk tersebut.

C. Tahapan – tahapan proses menjual


Salah satu aspek yang ada dalam penjualan adalah penjualan dengan bertemu
muka (face-to-face selling) di mana seorang penjual langsung berhadapan muka
dengan calon pembelinya. Masalah tersebut menjadi titik-berat dalam pembahasan
tentang proses penjualan berikut.
Tahapan dalam penjualan yang bisa dipraktikkan tenaga penjual atau salesman
dalam penjualan barang atau jasa di antaranya adalah: 
1. Prospecting and Qualifying.
Langkah pertama dalam menjual adalah mengidentifikasi dan mengkualifikasi
prospek. Secara historis, kebanyakan perusahaan akan memberikan tugas
menemukan leads ini kepada tenaga penjualan mereka. Namun sekarang, banyak
perusahaan mengambil tanggungjawab untuk menemukan dan mengkualifikasikan
leads sehingga tenaga penjualan dapat menggunakan waktu mereka untuk
melakukan apa yang dapat mereka lakukan dengan sebaik-baiknya, yaitu:
menjual. Perusahaan dapat memperoleh leads melalui cara-cara berikut:
a. Mencari sumber data (koran, buku telepon) dalam usaha untuk mencari nama-
nama. Perusahaan dapat mendapatkan informasi mengenai perusahaan dan
industri melalui penjual daftar komersial.
b. Membuka kios di pameran perdagangan (trade show) untuk mendorong leads
untuk mampir
c. Mengundang pelanggan yang sudah ada untuk menyarankan nama – nama dari
prospek.
d. Mengolah sumber referral yang lain, seperti pemasok, dealer, sales
representatives bukan pesaing, banker, dan eksekutif asosiasi perdagangan.
e. Menghubungi organisasi dan asosiasi dimana prospek berada atau menjadi
anggota di dalamnya.
f. Terlibat dalam aktifitas bicara atau menulis yang akan menarik perhatian
g. Menggunakan telepon, surat dan internet untuk menemukan leads
h. Kontak dengan pelanggan prospek tanpa janji temu terlebih dahulu (cold
canvassing).
Setelah memperoleh leads, kemudian perusahaan dapat mengkualifikasikan
leads dengan menghubungi mereka melalui surat atau telepon untuk
memperkirakan tingkat ketertarikan dan kapasitas finansial mereka. Leads ini
dapat dikategorikan menjadi hot prospects, warm prospects, dan cool prospects,
dengan hot prospect ditangani oleh tenaga penjual, dan warm prospects ditangani
melalui telemarketing untuk follow-up. Biasanya diperlukan 4 kali kunjungan
pada prospek untuk menyelesaikan sebuah transaksi bisnis.

2. Preapproach.
Pada tahap ini, tenaga penjualan perlu untuk mempelajari sebanyak mungkin
mengenai perusahaan prospek (apa yang dibutuhkan, siapa yang terlibat dalam
kebutusan pembelian) dan pembeli dari prospek (bagaimana karakter personal dan
model pembelian). Tenaga penjual harus menetapkan tujuan kunjungan:
mengkualifikasikan prospek, mengumpulkan informasi, melakukan penjualan
secepatnya. Tugas yang lain adalah: menentukan pendekatan kunjungan yang
paling baik, bisa kunjungan personal, telepon atau surat. Timing yang baik juga
harus dipertimbangkan karena banyak prospek sibuk pada jam - jam tertentu.
Akhirnya, tenaga penjual harus merencanakan keseluruhan strategi penjualan
untuk prospek.
3. Approach.
Tenaga penjualan harus tahu bagaimana menyapa pembeli untuk mendapatkan
hubungan sebagai awal yang baik. Tenaga penjual bisa mempertimbangkan
mengenakan pakaian yang setara dengan yang dipakai pembeli; menunjukkan
kesopanan dan perhatian pada pelanggan; dan menghindari tingkah laku yang
mengganggu, misalnya memelototi pelanggan.
4. Presentation and demonstration
Pada tahap ini, tenaga penjualan memberitahukan mengenai produk kepada
pembeli, dengan menggunakan formula AIDA (attention, interest, desire, action).
Perusahaan dapat memilih 3 tipe presentasi penjualan berikut:
a. Canned approach
Pendekatan ini adalah yang tertua, dimana sales berbicara. Hal ini
berdasarkan pada pemikiran stimulus - respon bahwa pembeli pasif dan dapat
didorong untuk melakukan pembelian dengan menggunakan stimulus kata,
gambar, cara dan tindakan yang tepat
b. Formulated approach
Pendekatan ini juga berdasarkan pemikiran stimulus-respon tetapi
pertama-tama mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan gaya pembelian
kemudian menggunakan pendekatan yang telah dirumuskan untuk tipe-tipe
pembeli tertentu.
c. Need - satisfaction approach
Pendekatan dimulai dengan mencari kebutuhan pelanggan yang
sesungguhnya dengan mendorong pelanggan untuk lebih banyak berbicara.
Tenaga penjual berperan sebagai konsultan bisnis yang diharapkan untuk
membantu pelanggan menghemat uang atau menghasilkan uang lebih banyak.
Presentasi penjualan dapat dikembangkan dengan alat-alat demonstrasi yaitu
booklet, slide, film, audio, dan kaset video, sampel produk, dan simulasi
menggunakan komputer.
5. Overcoming Objections.
Pelanggan biasanya selalu mengutarakan keberatan selama presentasi atau
ketika ditanya untuk order. Keberatan dapat terdiri dari harga, jadwal pengiriman,
atau karakteristik dari produk atau perusahaan. Untuk mengatasi keberatan ini,
tenaga penjual memelihara pendekatan yang positif, yaitu dengan menanyakan
pembeli untuk mengklarifikasi keberatan, menanyai pembeli dengan cara dimana
pembeli harus menjawab keberatannya sendiri, menolak kevalidan dari keberatan,
atau mengubah keberatan menjadi alasan untuk membeli. Mengatur dan mengatasi
keberatan adalah perluasan keahlian dari negosiasi. 
6. Closing.
Beberapa tenaga penjual tidak bisa mencapai tahap ini atau tidak melakukannya
dengan baik. Ada beberapa teknik menutup penjualan.
a. Mereka dapat meminta order
b. Meringkas point-point persetujuan
c. Menawarkan untuk membantu sekretasisnya menulis order
d. Menanyakan apakah pembeli menginginkan A atau B
e. Membuat pelanggan untuk membuat pilihan minor seperti warna atau ukuran
f. Menunjukkan apa yang akan pelanggan lewatkan bila order tidak dilakukan
sekarang
g. Tenaga penjual dapat menawarkan rangsangan untuk menutup penjualan,
seperti harga spesial, ekstra kuantiti, atau hadiah yang bisa didapat.
7. Following up and maintenance.
Diperlukan untuk mengukur kepuasan pelanggan dan bisnis ulang. Tenaga
penjual harus menjadwalkan untuk melakukan follow-up ketika order pertama
sudah diterima untuk memastikan pelaksanaan, petunjuk dan pelayanan yang
layak. Kunjungan ini akan mendeteksi masalah-masalah yang ada, mengukur
kepuasan pelanggan, dan mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan yang mungkin
timbul.
D. Negosiasi
Negosiasi adalah Interaksi sosial antara pihak - pihak yang mempunyai kepentingan
berbeda demi untuk mencapai kesepakatan bersama baik secara formal maupun
informal.
1. Formal yang dimaksud disini yaitu kesepakatan negosiasi yang ditandai dengan
sebuah bukti tertulis. misalnya, negosiasi karyawan dengan pemilik perusahaan.
2. Informal yang dimaksud disini yaitu kesepakatan negosiasi yang hanya disepakati
kedua belah pihak saja tanpa ada bukti tertulis. misalnya, negosiasi antara anak
dengan orang tua.
Pada umumnya negosiasi digunakan dalam sengketa yang tidak terlalu pelik, di
mana para pihak masih beriktikad baik dan bersedia untuk duduk bersama
memecahkan masalah. Menurut pasal 6 ayat 2 Undang Undang nomor 30 Tahun 1999
tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, pada dasarnya para pihak
berhak untuk menyelesaikan sendiri sengketa yang timbul di antara mereka.
Kesepakatan mengenai penyelesaian tersebut selanjutnya harus dituangkan dalam
bentuk tertulis yang disetujui oleh para pihak.
1. Tujuan Negosiasi 

 Untuk mendapatkan atau mencapai kata sepakat yang mengandung kesamaan


persepsi, saling pengertian dan persetujuan.

 Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi penyelesaian atau jalan keluar dari
masalah yang dihadapi bersama.

 Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi saling menguntungkan dimana


masing-masing pihak merasa menang (win-win solution).
Negosiasi dilakukan karena pihak-pihak yang berkepentingan perlu membuat
kesepakatan mengenai persoalan yang menuntut penyelesaian agar mendapatkan
kesepakatan bersama. Negosiasi yang tidak efektif dalam organisasi akan
berdampak :
1. Tidak dapat mempertahankan kontrol emosi dalam diri dan lingkungan
2. Tidak tercapainya tujuan dikarenakan masing-masing pihak belum dapat
mempunyai persepsi yang sama.
3. Timbulnya suatu konflik yang menyebabkan hubungan menjadi kurang baik
4. Timbulnya stress pada orang yang terlibat pada negosiasi.
5. High Cost dalam sisi waktu, pikiran, tenaga dan biaya.
2. Keterampilan-keterampilan dasar Bernegosiasi
Berikut ini, adalah keterampilan -keterampilan dasar dalam bernegosiasi :
 Ketajaman pikiran / kelihaian
 Sabar
 Kemampuan beradaptasi
 Daya tahan
 Kemampuan bersosialisasi
 Konsentrasi
 Kemampuan berartikulasi
 Memiliki selera humor
Karakteristik negosiasi yang baik yaitu:
 Senantiasa melibatkan orang, baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau
perusahaan, sendiri atau dalam kelompok
 Memiliki ancaman terjadinya atau didalamnya mengandung konflik yang terjadi
kesepakatan dalam akhir negosiasi
 Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu, baik berupa tawar menawar (bargain)
maupun tukar menukar (barter)
 Hampir selalu berbentuk tatap muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh
maupun ekspresi wajah
 Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di depan ata sesuatu yang belum terjadi
dan kita inginkan terjadi
 Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah
pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak
sepakat
3. Proses Negosiasi

a. Pihak yang memiliki program (pihak pertama) menyampaikan maksud dengan


kalimat santun, jelas, dan terinci.

b. Pihak mitra bicara menyanggah mitra bicara dengan santun dan tetap menghargai
maksud pihak pertama.

c. Pemilik program mengemukakan argumentasi dengan kalimat santun dan


meyakinkan mitra bicara disertai dengan alasan yang logis.

d. terjadi pembahasan dan kesepakatan terlaksananya program/ maksud negosiasi.


4. Manfaat Negosiasi

Selain mempunyai tujuan, negosiasi juga mempunyai manfaat. Manfaat yang


diperoleh dari sebuah proses negosiasi di dalam pengertian bisnis resmi antara lain
adalah :

a. Untuk mendapatkan atau menciptakan jalinan kerja sama antar badan usaha atau
institusi ataupun perorangan untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha bersama
atas dasar saling pengertian. Dengan terjalinnya kerjasama antar kedua belah
pihak inilah maka tercipta sebuah transaksi bisnis yang saling terkait, sehingga
membuat hidup perekonomian. Dengan kata lain, bahwa suatu proses negosiasi
bisnis merupakan bagian dari suatu proses interaksi guna menghidupkan
perekonomian dalam skala yang lebih luas.

b. Dalam sebuah perusahaan, sebuah proses negosiasi akan memberikan manfaat


untuk menjalin hubungan bisnis yang lebih luas dan juga untuk mengembangkan
pasar, yang diharapkan memberikan peningkatan penjualan. Proses negosiasi
bisnis juga akan menghasilkan harga yang lebih baik dan efisiens, yang
memberikan keuntungan yang lebih besar. Dalam jangka panjang hal ini akan
memberikan kemajuan dari sebuah perusahaan

c. Negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak - pihak yang terlibat
berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan.

E. KOMUNIKASI
Secara etimologis berasal dari bahasa Latin yaitu communicatus yang bersumber
pada kata communis. Kata communis bermakna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik
bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan
makna.
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik
langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media; proses penyampaian
bentuk interaksi gagasan kepada orang lain dan proses penciptaan arti terhadap
gagasan atau ide yang disampaikan, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan,
oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh
gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu
dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.
1. Komponen Komunikasi

a. Lingkungan Komunikasi

 Fisik : Ruang di mana komunikasi berlangsung nyata atau berwujud.

 Sosial-psikologis : Tata hubungan status di antara pihak yang terlibat,


peran yang dijalankan orang dan aturan budaya masyarakat di mana orang-
orang berkomunikasi.

 Temporal (waktu) : Mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau


sejarah di mana Komunikasi.

b. Sumber-Penerima

Lebih dikenal dikenal dengan istilah sumber (komunikator) – penerima


(komunikasi) sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan
bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (atau
pembicara), sekaligus penerima (atau pendengar).

c. Enkoding-Dekoding

Enkoding (encoding atau penyandian) adalah tindakan menghasilkan pesan


(misalnya, berbicara atau menulis) dengan menuangkan gagasan-gagasan kita
ke dalam gelombang suara atau ke atas selembar kertas, maka kita
menjelmakan gagasan-gagasan tadi ke dalam kode tertentu. Sedangkan
Dekoding (decoding atau pemecahan sandi) adalah tindakan menerima
pesan (misalnya, mendengarkan atau membaca) dengan menerjemahkan
gelombang suara atau kata-kata di atas kertas menjadi gagasan, sehingga dapat
di uraikan kode tadi. Pembicara atau penulis sebagai enkoder (encoder) dan
pendengar atau pembaca sebagai dekoder (decoder).

d. Kompetensi Komunikasi
Kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif mencakup hal-hal
seperti pengetahuan tentang peran lingkungan dalam mempengaruhi
kandungan dan bentuk pesan komunikasi yang layak dikomunikasikan kepada
pendengar tertentu di lingkungan tertentu.

e. Pesan

Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan


menerima pesan ini melalui salah satu atau komunikasi tertentu dari panca
indera. Pesan dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu komunikasi verbal
(lisan atau tertulis) dan komunikasi nonverbal (tanpa kata atau isyarat, gerak
dan mimik).

f. Saluran

Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang sekali


komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran, yaitu umumnya kita
menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda secara simultan.
Saluran dalam komunikasi dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu, saluran
suara (berbicara dan mendengarkan), saluran visual (isyarat atau gerakan
tubuh), saluran olfaktori (memancarkan dan mencium bau-bauan) dan saluran
taktil (sentuhan).

g. Umpan Balik

Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan


balik dapat berasal dari anda sendiri atau dari orang lain.

h. Gangguan

Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi


pesan. Gangguan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber
dalam mengirimkan pesan. Gangguan dikatakan ada dalam suatu sistem
komunikasi, hal ini membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan pesan
yang diterima. Gangguan dapat dibedakan dalam tiga jenis yaitu :

 Fisik : Interferensi dengan transmisi fisik isyarat atau pesan lain.


 Psikologis : Interferensi kognitif atau mental.

 Semantik : Pembicaraan dan pendengar memberi arti yang berlainan.

2. Tujuan dan Fungsi Komunikasi

a. Agar menjadi tahu dan memberitahukan.

b. Menilai masukan (input) atau hasil (output) atau suatu pola pemikiran.

c. Mengarahkan atau diarahkan.

d. Mempengaruhi dan dipengaruhi.

e. Mengandung beberapa fungsi insidental, atau netral (yang ridak langsung


mempengaruhi tercapainya tujuan dan hubungan dalam pergaulan sosial).

3. Kegunaan Mempelajari Ilmu Komunikasi

Adapun beberapa alasan yang mendasari kegunaan mempelajari ilmu komunikasi


yaitu :

a. Komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita.

b. Komunikasi adalah merupakan suatu aktifitas kompleks.

c. Komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan/posisi efektif.

d. Suatu pendidikan tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang baik.

e. Komunikasi adalah populer.

4. Komunikasi dalam Organisasi

a. Komunikasi berdasarkan ruang lingkupnya terbagi menjadi 2, yaitu :

1) Komunikasi Makro : Komunikasi yang terjadi antara organisasi tersebut


dengan organisasi lainnya.
2) Komunikasi Mikro : Komunikasi yang terjadi diantara para anggota
organisasi atau dapat disebut sebagai komunikasi interpersonal dalam
organisasi.

b. Komunikasi berdasarkan sifatnya terbagi menjadi 2, yaitu :

1) Komunikasi Formal : Komunikasi resmi yang menempuh jaringan


organisasi struktur formal.

2) Komunikasi Informal : Komunikasi yang menempuh jaringan yang


biasanya jauh lebih cepat dibandingkan dengan saluran-saluran resmi.

c. Komunikasi berdasarkan arah aliran informasinya terbagi menjadi 4, yaitu :

1) Komunikasi ke atas (Upward Communication) : Komunikasi dari bawahan


ke atasan yang mencakup sistem-sistem saran, kebijaksanaan pintu
terbuka, mendengarkan keluhan-keluhan karyawan dan survei semangat.

2) Komunikasi ke bawah (Downward Commucation) : Komunikasi dari


tingkat yang lebih rendah dari suatu organisasi, mencakup pedoman
perusahaan, publikasi ke dalam, memo, papan buletin dan rak informasi.

3) Komunikasi horizontal (Horizontal Communication) : Komunikasi


horizontal terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan sejawat dalam
unit kerja yang sama.

4) Komunikasi Silang (Across Communication) : Komunikasi ini merupakan


penyampaian informasi rekan sejawat yang melewati batas-batas
fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi atasan maupun
bawahannya.

5. Lima Kaidah Komunikasi

Lima kaidah dalam berkomunikasi yang efektif diantaranya adalah :

a. Respect : Menghargai atau menganggap penting keberadaan orang yang diajak


berkomunikasi
b. Empathy : Kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi
yang dihadapi oleh orang lain.

c. Audible : Dapat didengarkan atau dimerngerti dengan baik.

d. Clarity : Kejelasan pesan yang disampaikan.

e. Humble : Bersikap rendah hati dalam menyampaikan pesan atau


berkomunikasi.

F. PRESENTASI

Presentasi adalah komunikasi lisan, atau pidato yang telah dipersiapkan dan
disampaikan dengab cara formal. Presentasi dapat berupa laporan kemajuan,
penjelasan produk/jasa baru kepada klien, kuliah, pelatihan, wawancara pekerjaan
seminar ipmiah, bisnis dan sebagainya yang disampaikan dihadapan khalayak yang
kebih khusus.

Dalam menyampaikan presentasi, sebagai pembicara atau presenter perlu


memahami 5 komponen atau unsur penting yang harus diperhatikan, yakni :

1. Pengirim pesan (sender)

2. Pesan yang dikirimkan (message)

3. Bagaimana pesa tersebut dikirimkan (delivery channel)

4. Penerima pesan (receiver)

5. Umpan balik (feedback)

Menurut Guffey (1991), dalam melaksanakan suatu presentasi, setidak-tidaknya


ada 9 hal penting yang harus dilaksanakan, yaitu :

1. Mulailah dengan sebuah pause (jeda)

2. Menyajikan kalimat pertama yang ada dalam ingatan.

3. Memelihara kontak mata

4. Kontrol kosa kata dan suara


5. Kendalikan tempo dalam berbicara, sebaiknya jangan terlalu cepat

6. Bergerak secara alami

7. Menggunakan alat peraga visual secara efektif

8. Hindari pembicaraan yang keluar dari topik pembahasan

9. Ringkaslah poin-poin utama

Menurut Gumbira Sa’id (2005) terdapat The Eight’s Be untuk melakukan


presentasi secara prima, yaitu :

a. Be front : tepat waktu (lebih awal)

b. Be presentable : hadir, menarik dan bermanfaat

c. Be prepared : mempersiapkan secara matang

d. Be relevant : sesuai dengan apa yang diharapkan audiens

e. Be organized : teratur dan sistematis

f. Be receptive : terbuka dalam menerima kritik dan saran

g. Be throught : jelas dan menyeluruh

h. Be brief : optimal dan sesingkat mungkin

Pada intinya, di dalam melakukan presentasi efektif diperlukan kemampuan


mengatur posisi postur tubuh di depan audiens, kemampuan menggunakan alat bantu,
persiapan, menghadapi kecemasan, penyampaian dan teknik tanya jawab.

G. RELASI

Relasi berarti suatu hubungan kita dengan manusia lain atau dengan teman. Relasi
bisa juga berarti jejaring. Ketahuilah bahwa kita tidak bisa hidup sendiri. Dalam
hidup, kita harus dibantu orang lain. Kita bisa meminta bantuan orang lain untuk
mempromosikan bisnis kita. Namun sangat susah jika kita hanya mengandalkan orang
lain. Maka dari itulah kita memerlukan sebuah relasi.
Relasi adalah hubungan yang terkait dengan aspek emosianal, pertumbuhan dan
perkembangan manusia adalah hasil dari relasi dengan orang lain, hal ini disebabkan
karena :

1. Manusia sebagai makhluk sosial, karena manusia selalu berinteraksi dengan


lingkungannya. Oleh karena itulah manusia tumbuh dan berkembang adalah hasil
dari relasi.

2. Relasi mengandung kadar emosional. Maksudnya manusia tumbuh dan


berkembang dipengaruhi oleh aspek emosional, contohnya apabila orang tua
selalu memarahi anaknya maka didalam perkembangannya anak itu bersifat keras.

3. Relasi mengandung energi dan mental sosial, maksudnya didalam relasi itu
mengandung energi atau motivasi-motivasi, sehingga mempengaruhi
perkembangan manusia.

4. Relasi memberikan pengaruh terutama terhadap sikap dan emosi.

Macam – macam relasi :

a. Relasi Sosial

Relasi yang tumbuh secara alami disebut relasi sosial, sperti orang tua dengan
anak. Relasi sosial sifatnya informal.

b. Relasi Profesional

Relasi secara profesional yaitu, relasi tertentu yang digunakan di dalam


menjalanjan tugasnya seperti guru dengan murid. Relasi profesional sifatnya
formal.

Relasi sosial dan relasi profesional memiliki dimensi yang sama yaitu bersifat
polaristik. Maksudnya polaristik adalah konsentrasi dari pembicara pada bagian
tertentu dari hadirin yang ada contohnya persahabatan dengan permusuhan, cinta
dengan benci.

Felix B mengumpamakan relasi sebagai BRIDGE/jembatan artinya yang dapat


menghubungkan anatara lain :
a. Relasi itu sebagai atmosfir. Yang dimaksud atmosfir adalah suasan artinya
harus bisa memberikan suasana dalam hubungan antara peksos dengan
kalayan.

b. Relasi bisa diumpamakan darah dan daging artinya memberikan hidup,


maksudnya hidupnya peksos dengan kelayan bergantung pada relasi.

c. Relasi sebagai open table atau meja terbuka artinya suatu keleluasaan tersedia
untuk diisi dengan relasi.

d. Relasi itu merupakan interplay yaitu saling pertukaran antara peksos dengan
kalayan.

e. Dalam peksos terjadi saling pertukaran emosional yang sifatnya kooperatif.


emotional cooperatif artinya bekerjasama bukan kepada konflik

f. Relasi memiliki sifat yang dinamik artinya selalu berubah rubah dan
berkembang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada makalah di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Selling Skills adalah kemampuan seseorang untuk menjual sesuatu barang atau
jasa. Semua orang pasti ingin menjadi penjual yang sukses akan tetapi tidak
semua penjual tahu bagaimana caranya. Untuk menjadi seorang penjual yang
sukses ada beberapa hal yang harus dimiliki, yaitu: talent atau yang disebut
dengan bakat.

b. Marketing adalah kegiatan penting dalam mewujudkan tujuan perusahaan, yaitu


terjadinya transaksi. Di dalam konsep strategi pemasaran terdapat dua bagian
penting, yaitu tujuan promosi dan selling. Tujuan promosi terdiri dari Jangka
panjang adalah kekuatan merek dan jangka pendek adalah menjual. Sedangkan
kegiatan menjual (selling) adalah salah satu misi dan tujuan aktivitas jangka
pendek dari strategi pemasaran sedangkan visinya adalah membangun “kekuatan
merek” di benak pelanggan.

c. Tahapan dalam penjualan yang bisa dipraktikkan tenaga penjual atau salesman
dalam penjualan barang atau jasa di antaranya adalah: 

1. Prospecting and Qualifying.

2. Preapproach.

3. Approach.

4. Presentation and demonstration

5. Overcoming Objections.

6. Closing.

7. Following up and maintenance.


d. Negosiasi (perundingan) adalah suatu upaya untuk mengatasi perbedaan pendapat
antara kedua belah pihak.

e. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik
langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media; proses penyampaian
bentuk interaksi gagasan kepada orang lain dan proses penciptaan arti terhadap
gagasan atau ide yang disampaikan, baik sengaja maupun tidak sengaja.

f. Presentasi adalah komunikasi lisan, atau pidato yang telah dipersiapkan dan
disampaikan dengab cara formal. Presentasi dapat berupa laporan kemajuan,
penjelasan produk/jasa baru kepada klien, kuliah, pelatihan, wawancara pekerjaan
seminar ipmiah, bisnis dan sebagainya yang disampaikan dihadapan khalayak
yang kebih khusus.

g. Relasi berarti suatu hubungan kita dengan manusia lain atau dengan teman. Relasi
bisa juga berarti jejaring. Relasi adalah hubungan yang terkait dengan aspek
emosianal, pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah hasil dari relasi
dengan orang lain,

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan saran kepada pembaca


sebagai berikut:

1. Sebagai generasi muda hendaknya kita memiliki pengetahuan yang luas dengan
banyak membaca referensi-referensi yang akurat dan dapat dipercaya.

2. Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita mampu dan mau menyalurkan
ilmu yang dimiliki untuk dibagi kepada sesama sehingga bermanfaat dan tercipta
kelestarian lingkungan hidup.
DAFTAR PUSTAKA

http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2012/06/relasi-itu-penting-mengapa.html?m=1 (08 Des


2015)

http://dr-sihnanto.blogspot.co.id/2014/01/komunikasi-dan -relasi-dalam-pekerjaan.html?m=1
(08 Des 2015)

Soekamto, Toeti dan Drs. Udin Saripudin Winataputra, MA. 2013. Kewirausahaan. Jakarta :
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

http://sariberitacoco.blogspot.co.id/2012/10/tahapan-penjualan-yang-efektif.html

Anda mungkin juga menyukai