Anda di halaman 1dari 1

Tugas Pengganti UTS Ateisme, Sekularisme dan Tantangan Iman Kontemporer

Andreas Subagya Wahyu Pribadi – 196114090

1. Apakah titik berangkat yang sama yang bisa anda tengarai dari kritik Feuerbach, Marx
dan Freud? Bagaimana titik pijak kritik ini bisa ditanggapi secara sehat?
Ludwig Feuerbach berpendapat bahwa agama sebagai proyeksi. Dia adalah murid dari
Hegel yang mana mendasarkan dan menanggapi fenomenologi kesadaran Hegel. Feuerbach
memahami pemikiran Hegel yang mengatakan bahwa di balik pikiran, rasa, kehendak, dan
tindakan manusia tentu ada roh semesta yang menyatakan diri. Hegel mengatakan bahwa
manusia memiliki kesadaran, namun sebenarnya ditangan Roh Semestalah yang menentukan.
Manusia adalah wayang bagi Roh Semesta dan itulah yang menjadi dasar rasionalitas agama
menurut Hegel. Pemikiran dari Hegel itu digunakan oleh Feuerbach, yang mana
menggunakan fenomenologi kesadaran Hegel untuk membuktikan ateisme. Feuerbach
mengatakan bahwa yang nyata dan tak terbantahkan bukan roh, tetapi manusia inderawi.
Pengalaman inderawilah yang nyata, bukan pikiran spekulatif. Hal itu dikarenakan realitas
inderawi langsung menyatakan diri, maka titik tolak yang sah bagi filsafat adalah manusia.
Maka dapat dikatakan bahwa agama dan Allah adalah “ciptaan” angan-angan dari manusia
atau dapat dikatakan bahwa Tuhan dalam agama adalah produk kesadaran manusia.1

Karl Mark berpendapat bahwa agama sebagai candu.

Sigmund Freud berpendapat bahwa agama sebagai neurosis kolektif

Feuerbach, Marx dan Freud adalah tiga kritius agama yang terkemuka dalam tradisi
Jerman dan dalam kiritikannya itu mereka menampilkan kekhasannya masing-masing. Selain
itu, mereka memiliki titik berangkat yang sama ketika menyampaikan kritikan mereka.

1
Xaverius Chandra Hasiholan, “Tuhan Menurut Ludwig Feuerbach,” Jurnal Filsafat Arete : 2

Anda mungkin juga menyukai